Intro Hai, jumpa lagi dengan saya, Edu. Kali ini kita akan membahas tentang kecerdasan majemuk. Oke, kita mulai ya.
Pernahkah kalian merasa minder gara-gara nilai mata pelajaran kalian tidak bagus? Atau pernahkah kalian merasa tersisikan oleh... hanya karena nilai matematika kalian pas-pasan?
Ataukah ada orang tua yang khawatir karena putra dan putri mereka tidak mempunyai nilai yang bagus pada beberapa mata pelajaran, yang akhirnya khawatir akan masa depan anaknya? Mulai saat ini, saat ini buang jauh-jauh pandangan seperti itu. Tetapi, terlebih dahulu kita harus memahami terhadap teori kecerdasan majemuk.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa orang yang cerdas memiliki arti pintar dan diukur pada nilai mata pelajaran yang bagus dan nilai tes IQ yang tinggi. Hal inilah yang membuat para remaja merasa minder jika mendapati nilai mata pelajaran dan nilai tes IQ-nya rendah. Padahal, nilai mata pelajaran dan nilai IQ yang tinggi bukan mencari menjadi tolo ukur kesuksesan seseorang. Jika kita masih berpedoman bahwa kecerdasan hanya dilihat dari nilai mata pelajaran di sekolah yang bagus, maka persepsi kecerdasan seperti ini sangatlah sempit. Potensi kecerdasan bukan hanya diukur dari seberapa mampu seseorang mengerjakan soal-soal di sekolah, seberapa paham seseorang akan ilmu matematika.
Karena itu hanya salah satu dari beberapa potensi kecerdasan manusia. Sedangkan, kecerdasan sendiri terdiri dari 9 jenis kecerdasan. kecerdasan, atau yang disebut dengan kecerdasan majemuk.
Teori kecerdasan ini dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang pakar pendidikan dan psikologi. Teori ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1983 dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind, yang di dalamnya mengembukakan tujuh teori kecerdasan. Setelah itu, pada tahun 1990, jumlah kecerdasan majemuk menjadi delapan dengan tambahan kecerdasan naturalis. Perkembangan selanjut Howard Yudner memunculkan adanya kecerdasan yang ke-9, yaitu kecerdasan eksistensial. Oke, kita mulai dari kecerdasan yang pertama, yaitu kecerdasan bahasa atau linguistik.
Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal berkomunikasi lisan dan tulisan, mengarang cerita, diskusi, dan mengikuti debat suatu masalah. Belajar bahasa asing, bermain game bahasa, membaca dengan pemahaman tinggi, mudah mengingat ucapan orang lain, tidak mudah salah tulis atau salah eja, pandai membuat lelucon, pandai membuat puisi, tepat dalam tata bahasa, kaya dengan kosa kata, dan menulis secara jelas.
Orang yang mempunyai kecerdasan ini dan mampu memaksimalkannya, ada beberapa pekerjaan yang cocok bagi mereka. baginya, diantaranya adalah sebagai pengacara, penerjemah, pembawa acara, penulis maupun penyair, sekretaris, editor, wartawan, orator, dan lain-lain. Untuk mengasah kecerdasan ini dapat dilakukan dengan kegiatan membaca, membuat tulisan, mendengarkan, melatih berdiskusi dan berdebat, membuat cerita, ataupun berpidato. Yang ke- Kedua, kecerdasan logika matematika. Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik, serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang.
Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam menghitung dan menganalisis hitungan, menemukan fungsi-fungsi dan hubungan, memperkirakan, memprediksi, bereksperimen, menurut saya, mencari jalan keluar yang logis, membuat langkah-langkah, bermain permainan yang menggunakan strategi, berpikir abstrak dengan menggunakan simbol abstrak, dan menggunakan algoritma. Profesi yang cocok untuk orang yang mempunyai kecerdasan ini adalah ilmuwan, ahli statistik, akuntan, ahli matematika, programmer komputer, dan lain-lain. Untuk mengasah kecerdasan ini dapat dilakukan dengan berhitung, man... menimbang, mengurutkan, mengklasifikasi, mengkonstruksi, permainan logika matematika, mengasah kemampuan dalam berpikir sebab-akibat, dan lain-lain. Yang ketiga, kecerdasan visual spasial.
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsikan dunia visual spasial secara ...akurat dan mentransformasikan persepsi awal. Seorang yang memiliki kecerdasan ini tenderung menyukai arsitektur, bangunan, dekorasi, apresiasi seni dan desain. Mereka... Mampu menggambar dengan sangat baik Memindahkan bentuk dalam angan-angan Menyukai dan efektif dalam membuat dan membaca chart Peta Koordinasi warna Membuat bentuk Patung Desain tiga dimensi Serta dapat membayangkan secara detail benda-benda Profesi yang cocok bagi orang dengan kecerdasan ini adalah Pelukis Desainer Pematung Dekorator interior Arsitek Ahli tata kota Dan lain-lain Untuk mengasah kecerdasan ini Dapat dilakukan dengan membuat kombinasi warna dalam lukisan Membuat coretan membuat arah, bentuk, dan ruang maupun yang lainnya.
Yang keempat, kecerdasan musikal. Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola titi nada. Warna nada, juga kemampuan mengapresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Seseorang yang mempunyai kecerdasan ini juga mudah mengenal ritme, mudah belajar atau mengingat irama dan lirik, mendengarkan dan mengapresiasi musik, memainkan instrumen musik, mengenali bunyi instrumen, mengetukkan tangan dan kaki, serta memahami struktur musik. Profesi yang cocok bagi orang yang mempunyai kecerdasan ini adalah komposer, pencipta lagu, penyanyi, dan kritikus musik.
Untuk mengasah dan memaksimalkan kecerdasan ini adalah dengan menyanyi bersama, tepuk bernada, latihan membedakan bunyi dan suara di sekitarnya, membuat lagu, memainkan alat musik, dan Yang kelima, kecerasan kinesthetik. Kecerasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. Seseorang yang optimal dalam kecerasan ini mampu menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan.
Mereka cenderung menyukai dan efektif dalam hal mengekspresikan dalam mimi atau gaya, atletik, menari, dan menata tari. Kemampuan koordinasi Profesi yang cocok bagi orang yang mempunyai kejerasan ini adalah atlet, penari, aktor, pelaku pantomin, ahli terapi fisik, dan lain-lain. Untuk mengasah dan memaksimalkan kejerasan ini dengan cara berolahraga, senam irama, menari, berlari, berjalan satu kaki, meniti titian, melompat, berguling, dan lain-lain.
Yang keenam, kecerdasan interpersonal. Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain. Seseorang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal mengasuh dan mendidih orang lain, berkomunikasi, berinteraksi, berempati dan simpati, memimpin dan mengorganisasikan kelompok, bertambah, teman, menyelesaikan dan menjadi mediator konflik, menghormati pendapat dan hak orang lain, sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain, dan handal bekerjasama dalam tim.
Profesi yang cocok bagi orang yang mempunyai kecerdasan ini adalah negosiator, pekerja sosial, jururunding, guru, motivator, administrator, manager, dan lain-lain. Untuk mengasah kecerdasan ini adalah dengan melakukan kegiatan berinteraksi dengan orang lain, aktif berorganisasi, baik di sekolah maupun di luar sekolah kegiatan bermain bersama menyelesaikan tugas secara berpasangan maupun berkelompok dan lain-lain yang ketujuh, kecerdasan intrapersonal kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, serta pengetahuan tentang kekuatan dan dan kelemahan diri. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini mampu memilah-milah berbagai emosi, kemudian mengelompokkannya, mengungkapkan dalam bentuk simbol.
Mereka cenderung menyukai dan efektif dalam hal berfantasi, bermimpi, menjelaskan tata nilai dan kepercayaan, mengontrol perasaan, mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda, menyukai waktu untuk menyendiri, berfikir dan merenung, Mereka selalu melakukan... introspeksi dan kelemahan diri, pandai memotivasi diri, menentukan tujuan diri yang realistis dan memahaminya. Profesinya yang cocok bagi orang dengan kecerdasan ini adalah psikolog, konselor, ahli terapi, dan lain-lain.
Untuk mengasah kecerdasan ini, dapat dilakukan dengan membuat catatan harian, memberikan kesempatan untuk saling mengungkapkan, mengerjakan tugas sendiri, mencari solusi. dan mendorong untuk mandiri, menghargai pilihan orang lain, mendengarkan cerita dan ide-ide orang lain, membuat catatan penting, dan lain-lain. Yang kedelapan, kecerdasan naturalis. Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal.
Peseorang yang mempunyai kecerdasan naturalis cenderung menyukai dan efektif dalam menganalisis persamaan dan perbedaan, menyukai tumbuhan dan hewan, mengklasifikasikan flora dan fauna, mengoleksi flora dan fauna, menemukan pola dalam alam, melihat sesuatu dalam alam secara detail, menjaga lingkungan, memahami ketergantungan pada lingkungan. Profesi yang cocok bagi orang dengan kecerdasan ini adalah dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, Pengurus organisasi lingkungan hidup Kolektor flora dan fauna Petugas kehutanan Ahli farmasi Ahli geodesi Geografi Pekerjaan dalam bidang pertanian dan lain-lain Untuk mengasah kecerdasan ini Dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan berkebun Memelihara binatang Menciptakan permainan yang berkaitan dengan unsur-unsur alam Seperti membandingkan berbagai bentuk daun dan bunga Mengamalkan mengamati perbedaan bentuk pasir, tanah, gerikil, mengoleksi biji-bijian, mengamati karakteristik binatang tertentu, dan lain-lain. Yang kesembilan, kecerdasan eksistensial atau kebermaknaan.
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan berpikir sesuatu yang hakiki, menyangkut eksistensi berbagai hal, termasuk kehidupan dan kematian, kebaikan dan kejahatan. Eksistensi muncul dalam bentuk pemikiran dan perenungan. Seseorang yang yang mempunyai kecerdasan eksistensial cenderung mempertanyakan hakikat kehidupan, mencari inti dari setiap permasalahan, merenungkan berbagai hal atau peristiwa yang dialami, memikirkan hikmah dan makna dibalik suatu peristiwa atau masalah. Seseorang yang mempunyai kecerdasan eksistensial ini seperti filsuf, ulama, pendeta, dan lainnya. Untuk mengasah kemampuan pada kecerdasan ini adalah berani berpendapat dengan cara pandang yang berbeda.
perhatian terhadap kebermanfaatan manusia di alam semesta, berpikir secara abstrak, mengikuti secara aktif organisasi keagamaan, dan lain-lain. Nah, itulah sembilan kejelasan majemuk yang ada pada diri seseorang. Pada dasarnya, kejelasan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan keahlian untuk menyelesaikan masalahnya.
Hakikatnya, setiap individu memiliki kejelasan majemuk. Akan tetapi, kombinasi dan porsi kecerdasan yang dimiliki setiap individu tidak sama, tergantung pada bagaimana cara mengembangkan segala kecerdasan yang telah ada. Untuk mengetahui porsi kecerdasan yang dominan pada diri seseorang, akan Edu sampaikan pada video selanjutnya. Sampai jumpa!