Transcript for:
Tantangan dan Peluang Pancasila Global

Buku Pendidikan Pancasila, kelas 11, tahun 2021, bab 1, unit 3, Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Global, part 1. Halo teman-teman, apa kabar? Semoga selalu sehat dan semangat belajar ya! Sebelum memulai pembelajaran, kalian masih ingat materi sebelumnya bukan?

Yaitu tentang penerapan Pancasila dalam konteks berbangsa dan bernegara. Nah, kalau masih ingat, kita akan melanjutkan bab 1 atau bagian 1 Uni 3 tentang peluang dan tantangan penerapan Pancasila dalam kehidupan global. Jika perlu, siapkan alat tulis untuk mencatat pertanyaan dalam aktivitas pada audio ini. Dan jika dibutuhkan, silakan kalian bisa ajak ibu, ayah, atau kakak untuk mendampingi kalian ya. Baiklah, kita mulai materinya.

Unit 3. Peluang dan tantangan penerapan Pancasila dalam kehidupan global. Nah teman-teman, sebelum memulai materi, ada pertanyaan kunci yang akan kita kaji pada unit ini, yaitu di antara lain 1. Jika dipetakan, peluang apa saja yang ada serta bagaimana? cara meningkatkan atau memperbesar peluang penerapan Pancasila dalam kehidupan global.

Kedua, jika dipetakan, tantangan apa saja yang dihadapi dalam penerapan Pancasila di kehidupan global, serta bagaimana menghadapi tantangan tersebut. Baiklah teman-teman, kita masuk pada materi pembelajarannya ya. Pertama, kita pahami dulu soal tujuan pembelajaran. Satu, tujuan pembelajaran.

Pada unit ini, teman-teman diharapkan dapat menerima... penerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks teman-teman. Selain itu, kalian juga mampu mempresentasikan peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global. global kedua aktivitas belajar satu pada aktivitas belajar satu ini kita akan membahas tentang tantangan berpancasila dalam kehidupan global teman-teman kita sedang berada pada abad ke-21 abad ini ditandai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat pertukaran informasi penggunaan internet pemanfaatan data besar atau Big Data dan teknologi dan otomatisasi adalah fenomena yang dapat dirasakan, terutama yang berada di perkotaan. Sejauh memiliki perangkat elektronik atau device seperti smartphone dan laptop, ditambah dengan jaringan internet, dapat membawa teman-teman melanglang buana, berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain, bahkan dengan orang yang sangat jauh sekalipun.

30 tahun lalu, akses dan penyebaran informasi tentu tidak secepat sekarang. sekarang ini apalagi pada era kemerdekaan Indonesia dimana teknologi masih sangat terbatas fenomena ini tentu menjadi tantangan yang perlu teman-teman pecahkan Mari kita membayangkan hal yang sederhana tentang pekerjaan pada tahun 1970-an dan 1980-an orang yang memiliki mesin ketik dan kemampuan mengetik cepat akan dicari banyak orang bisa menjadi pekerjaan yang dapat menghasilkan uang begitu juga juga menjadi law perkoran pada tahun 1990-an, merupakan pekerjaan yang bisa menghasilkan uang. Namun, jika kita hanya memiliki keterampilan itu pada masa sekarang, tentu tidak mudah mencari pekerjaan.

Sebab perkembangan teknologi sedemikian cepat mengubah peluang dan tantangan zaman. Bagaimana teman-teman? Materinya semakin menarik bukan?

Yuk tetap jaga fokus kalian dan simak audio berikutnya. Terima kasih. Bagaimana teman-teman?

Masih semangat kan? Kita lanjut materinya ya. Banyak pekerjaan yang pada abad sebelumnya masih dibutuhkan, tetapi pada abad ini mulai tak lagi dibutuhkan. Salah satu komisi perserikatan bangsa-bangsa PBB pernah melaporkan bahwa sampai tahun 2030 akan ada 2 miliar pegawai di seluruh dunia yang kehilangan pekerjaan karena digantikan oleh teknologi.

Di sisi lain, ada banyak jenis pekerjaan baru yang tidak ada pada abad ke-20. Itulah salah satu tantangan yang mesti kita hadapi. Lalu, bagaimana tantangan tersebut berhubungan dengan konteks penerapan Pancasila?

Mari kita lanjutkan pembahasannya lebih mendalam. Diskusikan lebih mendalam dalam kelompok tentang tantangan-tantangan penerapan Pancasila dalam kehidupan global. Masing-masing kelompok memilih satu topik untuk didiskusikan di kelompoknya. Setiap tantangan yang didiskusikan di masing-masing kelompok perlu dikaitkan dengan kehidupan masing-masing anggota.

Misalnya, ketika teman-teman memilih topik tantangan ideologi, tantangan ideologi seperti apa yang sedang teman-teman rasakan? Selanjutnya, kita akan membahas tentang tantangan ideologi. Pada era teknologi informasi ini, Pancasila akan diuji seiring dengan masuknya ideologi-ideologi lain yang merangsak dengan cepat ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Padahal, Pancasila adalah ideologi negara yang harus dipatuhi dan menjadi pemersatu bangsa.

Lalu bagaimana jika ideologi-ideologi lain masuk ke masyarakat Indonesia yang notabene sudah berpancasila? Beberapa hal tentang paham yang mulai masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Radikalisme, Ekstrimisme, dan Terorisme Kata Radikalisme sering diidentikan dengan Ekstrimisme Ekstrimisme kekerasan atau Violence Extremist adalah pilihan sadar Untuk menggunakan kekerasan atau untuk mendukung penggunaan kekerasan Demi meraih keuntungan politik, agama, dan ideologi Ekstremisme kekerasan juga dapat dimaknai sebagai sokongan, pelibatan diri, penyiapan atau paling tidak dukungan terhadap kekerasan yang dimotivasi dan dibenarkan secara ideologis untuk meraih tujuan-tujuan sosial, ekonomi, dan politik. Sementara itu, terorisme dalam Undang-Undang No. 15 tahun 2003 didefinisikan sebagai penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan situasi teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas dan menimbulkan korban yang bersifat massal dengan cara merampas harta benda orang lain yang mengakibatkan kerusakan atau kehancuran objek-objek vital strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, dan fasilitas internasional. Sebagaimana kita tahu, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme mulai menjangkit bangsa Indonesia. Ideologi tersebut tentu saja tidak tumbuh dari tradisi luhur bangsa Indonesia, karena Indonesia memiliki budaya luhur, seperti kekeluargaan, tenggang rasa, gorengan, gotong royong, dan lain sebagainya.

Selain itu, yang tak kalah membahayakan adalah konsumerisme. Konsumerisme adalah paham terhadap gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan. kesenangan, dan sebagainya. Dapat dikatakan pula, paham konsumerisme adalah gaya hidup yang sifatnya tidak hemat. Seringkali kita saksikan di televisi maupun media sosial perilaku-perilaku konsumtif yang berlebihan.

Orang-orang terpapar ideologi ini cenderung akan senang dan bahagia membeli sesuatu sekalipun tidak dibutuhkan. Tujuannya bisa beragam, mulai dari pamer, gengsi, mencari perhatian, hingga sekadar ikut-ikutan. Akibatnya, demi mencapai kebahagiaan yang terletak pada aktivitas membeli barang sesuatu itu, sesuatu yang tidak terlalu berharga, Seorang bisa melakukan apa saja sekalipun melanggar norma dan konstitusi. Paham ekstremisme, radikalisme, terorisme, dan konsumerisme ini tentu bertentangan dengan Pancasila.

Oke teman-teman, kita akan lanjut ke audio berikutnya ya. Tetap fokus dan semangat. Sampai jumpa. Halo teman-teman, apa kabar?

Semoga kalian selalu sehat dan tetap semangat belajar. Kalian sudah siap untuk melanjutkan audiobook pada bab satu ini? Baiklah, kita lanjutkan materinya ya.

Teman-teman masih ingat tentang tantangan ideologi? Nah, kali ini kita akan membahas tentang apa itu dampak hoax dan post-truth. Salah satu dampak lain dari meningkat pesatnya teknologi informasi adalah banjirnya informasi. Sebelum era media sosial seperti sekarang, informasi disampaikan hanya melalui lembaga-lembaga tertentu, baik dalam siaran radio, televisi, dan juga website. Namun teman-teman, pada era sekarang ini, setiap dari kita menjadi konsumen dan produsen informasi sekaligus.

Disebut konsumen karena kita juga menerima dan menyerap beragam informasi dari berbagai kanal, baik berupa radio, televisi, maupun media sosial seperti Facebook, Twitter, dan juga YouTube. Kita semua juga bisa menjadi produsen informasi karena kita menyiarkan apa yang kita ketahui kepada publik luas melalui media sosial yang kita punya. Lalu, dampaknya apa?

Pertama, karena banjirnya ini informasi tersebut, kita disuguhi bermacam-macam informasi baik yang penting ataupun yang tidak penting, baik yang valid kebenarannya ataupun yang tidak. Memang teman-teman berada di dalam dunia teknologi informasi yang sangat sangat pesat ini ibarat kita berada dalam hutan belantara kita bisa menjumpai apapun mulai dari yang kita butuhkan sampai hal-hal yang tidak kita butuhkan mulai dari hal-hal yang bermanfaat sampai hal-hal yang berbahaya akibatnya kita seringkali kebingungan untuk menentukan mana jalan keluar dan mana jalan yang menyesatkan hai hai Karena itulah banyak kita jumpai beredarnya hoax atau informasi palsu di media sosial kita. Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo telah mengidentifikasi 3.901 berita palsu atau berita bohong selama periode Agustus 2018 hingga November 2019. Ini tentunya berbahaya. Dalam ilmu komputer, dikenal istilah garbage in dan garbage out.

Artinya, jika yang kita terima atau kita konsumsi adalah sampah, maka sampah pula lah yang kita keluarkan. Kedua, dampak lanjutan dari beredarnya hoax tersebut membawa kita pada suatu kondisi yang disebut dengan post-truth atau pasca kebenaran. Dalam kamus Oxford, makna post-truth adalah dikaburkannya publik dari fakta-fakta objektif.

Adapun post-truth adalah kondisi di mana fakta objektif tidaklah terkait dengan fakta objektif. lagi memberikan pengaruh besar dalam membentuk opini publik, tetapi ditentukan oleh sentimen dan kepercayaan. Dalam anggapan mereka, kebenaran itu adalah hal-hal yang disampaikan berulang-ulang, sekalipun salah.

Misalnya, ketika seseorang membenci kelompok tertentu, berita tentang keburukan dari kelompok tertentu akan dianggap sebagai kebenaran. Tak peduli siapa pembuat berita, tak mengecek apakah beritanya benar atau tidak. Sebaliknya, jika ada informasi-informasi baik tentang kelompok yang dibenci tersebut tidak dipercayainya, sekalipun itu benar dan valid.

Ketiga, dampak yang lebih jauh adalah masyarakat mudah diprovokasi, diadu domba, dihasut, dan ditanamkan benih kebencian melalui informasi-informasi palsu yang terus-menerus disampaikan sehingga dianggap sebagai kebenaran. Akibatnya, Nah, permusuhan sesama bangsa Indonesia, kebencian kepada bangsa lain, upaya untuk memecah belah bangsa, dan sejumlah dampak negatif lainnya dapat dengan mudah terjadi di tengah-tengah kita. Sungguh berbahaya ya teman-teman? Bagaimana teman-teman? Apakah kalian semakin penasaran dengan materi ini?

Yuk tetap semangat dan simak baik-baik adil selanjutnya ya. Sampai jumpa! Nah teman-teman, selanjutnya kita akan mendengarkan tentang apa saja sih yang menjadi tantangan global.

Betul, bahwa kita semua adalah warga negara Indonesia. Itu dapat ditandai dengan sejumlah identitas keindonesiaan. Mulai dari kartu tanda penduduk, bendera merah putih, lambang Garuda Pancasila, bahasa Indonesia, serta bahasa daerah yang digunakan. Selain sebagai warga negara Indonesia, kita juga menjadi warga negara dunia.

Indonesia sebagai negara dan bangsa tidak dapat mengisolasi diri, tidak bergaul dengan bangsa-bangsa lain dari negara lain. Terlebih dengan bantuan teknologi informasi, sekat-sekat batas negara itu menjadi tipis. Ketika kita dapat menggunakan bahasa internasional, seperti bahasa Inggris, tentunya kita berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain yang menggunakan bahasa yang sama. Tak hanya berkomunikasi, pada saat bersamaan, kita juga bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Persaingan ini juga terjadi dalam bidang pekerjaan.

Karena itu, kita harus memiliki kompetensi dan keterampilan yang setara dengan bangsa-bangsa lain sehingga dapat bersaing pada abad ke-21 ini. Lalu, Keterampilan apa saja yang dibutuhkan pada abad ke-21 ini? Kecakapan apa yang diperlukan untuk menghadapi abad 21? Pertama, literasi dasar, yaitu kemampuan menggunakan core skill untuk kehidupan sehari-hari.

Contohnya, 1. Literasi membaca, 2. Numerasi, 3. Literasi IPA, 4. Literasi TIK, 5. Literasi Finansial, 6. Literasi Budaya dan Bermasyarakat, 2. Kompetensi, yakni kemampuan peserta didik menyelesaikan permasalahan kompleks. Contohnya, 1. Berpikir kritis, 2. Kreatif, 3. Komunikasi. 4. Kolaborasi Terakhir, yang ketiga, karakter, yaitu kemampuan peserta didik menghadapi perubahan pesat pada lingkungan.

Contohnya, 1. Ingin tahu 2. Inisiatif 3. Gigih 4. Adaptif 5. Kepemimpinan 6. Kepekaan sosial dan budaya Untuk dapat bersaing dan berkontribusi dengan baik dalam skala global, pada abad ke-21 ini kita perlu memiliki sejumlah kecakapan, literasi, kompetensi, dan karakter. Pada abad ini, Kita tidak hanya cukup pintar menghafal teori-teori, rumus-rumus, dan definisi-definisi, tetapi juga perlu memiliki kompetensi untuk memecahkan masalah, melakukan kolaborasi, dan kerjasama. Teman-teman juga perlu karakter untuk terus belajar dan gigih, sehingga bisa beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Tak hanya terkait dengan kompetensi penting pada abad ke-21, dunia hari ini menghadapi sejumlah tantangan global yang tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri.

Krisis lingkungan, pemanasan global, pandemi, kekerasan, dan perang global adalah beberapa contoh tantangan global yang tidak bisa ditangani sendiri, melainkan membutuhkan kerjasama dan kolaborasi lintas negara dengan melibatkan semua pihak. Analisis SWOT Pesatnya perkembangan teknologi memberikan banyak peluang sekaligus tantangan, terlebih dalam hal menerapkan Pancasila. Berikan analisismu mengenai kaitannya dengan tantangan dan peluang penerapan Pancasila.

Perkembangan teknologi dan penerapan Pancasila. Tuliskan apa strength atau kekuatannya, kemudian apa weakness atau kelemahannya, lalu, Apa opportunity atau kesempatan? Dan treats atau tantangan?

Nah teman-teman, kini kita masuk pada poin ketiga, yaitu refleksi. Setelah melalui proses belajar hari ini, saatnya teman-teman melakukan refleksi terhadap diri sendiri dengan mengisi tabel refleksi 321 berikut ini. Silahkan kalian buat 3 kolom.

Kolom pertama, kalian isi dengan 3 fakta baru yang didapat. Kemudian kolom kedua, isi dengan 2 hal yang ingin ditanyakan. Dan kolom ketiga, diisi dengan 1 pendapat kalian terkait materi ini.

Teman-teman, berlanjut ke audio selanjutnya ya. Tetap fokus dan tetap semangat. Halo teman-teman, apa kabar? Semoga selalu sehat dan semangat belajar ya. Teman-teman tentu masih ingatkan pelajaran sebelumnya.

tentang peluang dan tantangan global. Nah, kali ini kita akan masuk poin keempat, yakni rangkuman. Bisa teman-teman catat ya? A. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak positif sekaligus tantangan bagi eksistensi ideologi Pancasila.

Dengan segala kemudahan akses informasi, menjadikan banyak paham yang tidak sejalan dengan Pancasila, dapat dengan mudah masuk ke masyarakat Indonesia. Contohnya, paham radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme yang mengancam persatuan Indonesia. B, pada era digital, setiap orang dapat menjadi produsen sekaligus konsumen informasi.

Dalam situasi saat ini, masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi yang valid dikarenakan banyak beredar adalah post-truth yang dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia. C. Sebagai warga Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, kita juga tidak terlepas dari peran sebagai warga dunia yang menuntut kita harus mampu bersaing di kancah global dengan cara membekali diri agar memiliki sejumlah kecakapan seperti literasi, kompetensi, dan karakter. Teman-teman, tetap fokus dalam menyimak buku audio ini ya.

Selanjutnya, kita akan masuk ke poin berikutnya, yakni poin kelima, yaitu 5. Aktivitas Belajar 2. Peluang Berpancasila Dalam Kehidupan Global Setelah mengkaji dan mendiskusikan tentang penerapan Pancasila dalam kehidupan global, saatnya kita mengkaji peluang yang kita miliki untuk dapat berpancasila di kehidupan global. Kita perlu terus menampilkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam konteks global, sehingga Pancasila dapat hadir memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan global. Untuk itu, teman-teman perlu 1. Memahami Pancasila dengan baik dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mampu menggunakan Pancasila sebagai penyelesaian masalah yang terjadi. Ada beberapa langkah yang perlu teman-teman lakukan, yaitu Jika teman-teman mengalami kesulitan, jangan malu untuk meminta bantuan teman, guru, kakak, atau orang tua di rumah ya.

A. Secara jujur, Teman-teman perlu bertanya pada diri sendiri. 1. Nilai atau value, karakter, kompetensi, dan keterampilan apa yang teman-teman miliki sehingga dapat menjadi kekuatan bagi teman-teman untuk berpancasila dalam kehidupan global.

  1. Nilai, karakter, kompetensi, dan keterampilan apa yang belum teman-teman miliki dan perlu teman-teman miliki. pada masa mendatang sehingga teman-teman dapat menerapkan Pancasila dalam kehidupan global. Tuliskan jawaban pada lembar kerja yang terdiri atas kelebihan dan kelemahan. Untuk kelebihannya yang meliputi karakter, nilai, kompetensi, dan keterampilan. Begitu juga untuk kelemahannya meliputi karakter, nilai, kompetensi, dan keterampilan.

B. Teman-teman perlu menggali kekuatan atau kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang dapat digunakan untuk berkontribusi dalam kehidupan global. Apa saja ya kira-kira? Tuliskan jawaban teman-teman ya. Bagaimana teman-teman?

Kalian masih semangat kan? Kita lanjutkan materinya ya, yaitu tentang bangsa yang religius, ramah, dan damai. Teman-teman, kita patut berbangga menjadi bangsa Indonesia. Di antara karakteristik kuat yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah religiusitas, keramahan, dan mencintai perdamaian. Di Indonesia ada banyak agama atau kepercayaan.

suku, ras, dan bahasa yang kesemuanya dapat hidup rukun. Kita masih memiliki sejumlah tradisi yang memberi semangat kerukunan dan perdamaian. Misalnya, di Bali ada tradisi ngejot, yaitu tradisi berupa pertukaran makanan antar pemeluk agama yang berbeda. Tradisi ini dilakukan menjelang Hari Raya Galungan.

Pertukaran makanan ini hanyalah simbol, esensinya adalah keakraban, dan kekeluargaan sesama mereka, sekalipun berbeda agama. Selanjutnya di Maluku, terdapat tradisi Pela Gandong. Pela diartikan sebagai suatu relasi perjanjian persaudaraan antara satu negeri dengan negeri lain yang berada di pulau lain dan kadang menganut agama yang berbeda. Sedangkan Gandong itu sendiri bermakna adik.

Perjanjian ini diangkat dalam sumpah yang tidak boleh dilanggar. Pada saat upacara sumpah, campuran sopi atau tuak dan darah dari tubuh masing-masing pemimpin negeri akan diminum oleh kedua pemimpin setelah senjata dan alat-alat tajam lain dicelupkan atau dilakukan dengan memakan siri pinang. Hubungan pela ini terjadi karena suatu peristiwa yang melibatkan beberapa desa untuk saling membantu.

Dalam ikatan pela, terdapat rangkaian nilai dan aturan mengikat dalam persekutuan persaudaraan atau kekeluargaan. Kemudian di Papua, ada tradisi bakar batu. Tradisi ini dilakukan ketika terjadi konflik antar suku untuk mencari solusi.

Tradisi ini mengandung filosofi kesederhanaan, ucapan syukur, dan perdamaian. Selanjutnya masyarakat Dayak, mereka memiliki tradisi Bahaum. Bahaum merupakan kata lain dari Musyawarah, sebuah budaya yang dimiliki tiap suku, tetapi dengan sebutan yang berbeda.

Selain itu, masyarakat Dayak juga memiliki kata yang mempersatukan setiap suku yang ada di Kalimantan Barat, yaitu Adil Kak Talino, Bacuramin Kak Saruga, Basengat Kak Jubata. Artinya dalam hidup ini kita harus bersikap adil, Jujur dan tidak diskriminatif terhadap sesama manusia, dengan mengedepankan perbuatan-perbuatan baik seperti di surga, berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa. Teman-teman, sebetulnya masih ada banyak tradisi lain yang menggambarkan perdamaian atau bertujuan menyelesaikan konflik sehingga warga dapat hidup rukun. Kalian dapat menggali sejumlah tradisi di daerah kalian yang menurut kalian dapat menjadi pemersatu antarbangsa. Teman-teman, selain kekayaan tradisi tersebut, bangsa Indonesia juga bangsa yang religius.

Bangsa yang memiliki spiritualitas tinggi karena keyakinan dan kepercayaannya kepada Tuhan yang Maha Esa. Karena keyakinannya yang tinggi kepada Tuhan, ajaran-ajarannya juga dilaksanakan dengan baik. Bangsa Indonesia Memandang manusia memiliki dua dimensi, jiwa dan raga atau jasmani dan rohani.

Kedua dimensi tersebut harus seimbang. Karena itulah bangsa Indonesia tidak pernah mendahulukan raga atau jasmani daripada rohani atau jiwa. Selanjutnya, kita beralih pada materi berikutnya ya teman-teman, yaitu Pancasila sebagai kekuatan.

Jika kita mengkaji nilai-nilai Pancasila secara mendalam, kita akan tahu bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan menjadi modal penting dalam kehidupan global ini. Dengan nilai ketuhanan, bangsa Indonesia tidak terjebak pada paham materialisme yang menempatkan materi di atas segala galanya. Nilai-nilai agama yang dipegang teguh bangsa Indonesia menjadikan ia memiliki ahlak yang mulia, baik ahlak kepada sesama, kepada alam semesta maupun ahlak sebagai warga negara.

Adapun dengan sila kedua, bangsa Indonesia memahami dan menghargai setiap orang, sehingga ini menjadi modal penting untuk melawan segala bentuk yang tidak memanusiakan manusia, seperti melakukan diskriminasi, perundungan atau bullying, stereotip, dan kekerasan. Kemanusiaan yang diberi sifat adil dan beradab akan membawa bangsa Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi tradisi dan adat istiadat yang berlaku. Lalu, bagaimana dengan bahasa selanjutnya ya?

Baiklah teman-teman, untuk kali ini kita cukupkan dulu ya materinya. Nanti kita akan lanjutkan pembahasannya pada audio selanjutnya. Sampai jumpa dan tetap semangat! Halo teman-teman, apa kabar?

Semoga selalu sehat dan semangat belajar ya. Baiklah teman-teman, pada kali ini pembahasannya adalah lanjutan materi sebelumnya, yaitu tentang Pancasila sebagai kekuatan. Kita lanjutkan pembahasan pada sila ketiga ya. Dengan sila ketiga, bangsa Indonesia memiliki semangat nasionalisme yang tinggi, sekalipun berbeda suku, etnis, bahasa, dan juga agama. Meski demikian, bangsa Indonesia tetap dapat merajut persatuan demi kemajuan negara Indonesia.

Dengan sila keempat, bangsa Indonesia selalu mendahulukan musyawarah, sehingga segala bentuk perilaku main hakim sendiri tidak dibenarkan. Segala keputusan menyangkut kepentingan masyarakat luas selalu dilakukan melalui jalan. Ada pun dengan sila kelima, bangsa Indonesia senantiasa bersikap adil bahwa setiap manusia memiliki hak asasi yang sama.

Masyarakat mudah membantu orang lain yang berada dalam kesusahan, kemiskinan, dan juga dalam keadaan lemah. Pada sila kelima ini, kita difokuskan pada masalah keadilan. Ada pun tentang hak asasi, itu dibahas pada sila kedua. Teman-teman, nilai-nilai Pancasila tersebut bukan hanya menjiwai produk peraturan perundang-undangan Indonesia, tetapi telah menjadi tradisi yang berurat akar dalam masyarakat Indonesia.

Semoga kita bisa mengaplikasikan pesan-pesan yang ada dalam Pancasila ya teman-teman. Selanjutnya kita akan membahas tentang meningkatkan keterampilan diri. Untuk meningkatkan peluang menerapkan Pancasila dalam kehidupan global, teman-teman perlu membekali diri dengan berbagai keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad ini.

seperti kolaborasi, komunikasi, literasi, dan lain sebagainya. Kolaborasi sangat dibutuhkan karena ada banyak hal yang tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri. Kehadiran sejumlah startup di Indonesia misalnya, pada umumnya dilakukan secara kolaboratif, dengan melibatkan banyak orang untuk sama-sama berkontribusi demi mencapai tujuan bersama. Komunikasi juga memiliki peran yang sangat penting.

Komunikasi di sini bukan hanya sekedar menguasai bahasa asing, tetapi juga mengerti tradisi tempat bahasa itu berkembang. Karena bahasa adalah salah satu wujud dari kebudayaan. Dengan kemampuan komunikasi, teman-teman dapat menyampaikan pesan dengan baik. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, teman-teman juga dapat terhindar dari salah paham dengan orang lain yang dapat menyebabkan perselisihan.

Karena itu teman-teman, semua yang didapat di bangku sekolah adalah modal awal yang perlu dikembangkan lebih lanjut oleh kalian. Jangan berpuas diri ya dengan capaian di sekolah, karena ada banyak orang-orang sukses yang saat itu di bangku sekolah tidak termasuk orang yang mendapatkan ranking kelas, tapi mereka sukses di dunia luar. Salah satu yang membuat mereka sukses adalah mental untuk terus belajar, selalu ingin tahu, dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Semangat teman-teman! Selanjutnya, kita akan beralih pada tugas berikutnya yaitu proyek video Teman-teman, kemajuan teknologi dapat menjadi peluang untuk menyebarluaskan nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila Serta mengingatkan kembali pentingnya bernegara yang bercermin pada Pancasila Mari kita manfaatkan Selanjutnya, tugas teman-teman saat ini adalah membuat video pendek berdurasi maksimal 5 menit dengan tema Seberapa Pancasila Aku. Adapun standar penilaiannya adalah sebagai berikut.

A. Menjelaskan. B. Menunjukkan strategi menghadapi tantangan.

C. Melakukan hal-hal yang menunjukkan penerapan Pancasila. Tetap semangat ya teman-teman.

Nah, kali ini kita masuk poin ke-6, yakni rangkuman. Bisa teman-teman catat ya? A.

Indonesia memiliki keragaman adat dan budaya, serta dikenal dengan bangsa yang mencintai perdamaian. B. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menjadi kekuatan bagi rakyatnya. untuk menjalankan kehidupan dengan menjunjung nilai-nilai yang luhur agar tetap dapat berkompetisi secara global.

C. Masyarakat Indonesia harus membekali diri dengan berbagai keterampilan seperti kolaborasi, komunikasi, literasi, dan lain sebagainya. Keterampilan ini penting untuk menjadi bekal agar dapat meningkatkan peluang penerapan Pancasila secara global serta berkompetisi. dengan warga dunia lainnya.

Lanjut ke poin ke-7. Refleksi ya, teman-teman. Nah, setelah melalui proses belajar hari ini, saatnya teman-teman melakukan refleksi terhadap diri sendiri dengan menjawab pertanyaan yang dapat membantu teman-teman untuk berefleksi.

Tulislah pada buku teman-teman jawaban dari pertanyaan berikut. A. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah...

B. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah... Atau, saya ingin mengetahui lebih dalam tentang...

C. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari... Oke teman-teman, berlanjut ke poin 8. Uji pemahaman ya! Tulislah pada buku teman-teman jawaban dari pertanyaan berikut.

A. Kemajuan teknologi memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan berbangsa, terutama dalam penerapan Pancasila. Jelaskan. B. Sebagai warga negara Indonesia, bagaimana sebaiknya kita menyikapi perkembangan teknologi?

C. Sebagai pelajar, Apa saja yang dapat teman-teman lakukan untuk meningkatkan peluang penerapan Pancasila dalam kehidupan global? D.

Apa saja tantangan yang dihadapi dalam penerapan Pancasila dalam kehidupan global? Serta, bagaimana menghadapi tantangan tersebut? E. Sebagai warga negara Indonesia dan warga dunia, bagaimana sebaiknya sikap kita dalam menghadapi tantangan kehidupan global? Nah, sekarang kita masuk poin terakhir pada unit ini, yakni aspek penilaian.

Pada unit ini, teman-teman akan dinilai melalui beberapa aspek berikut. Penilaian pengetahuan meliputi, 1. Menganalisis permasalahan, 2. Pemahaman materi, esai dan mencatat informasi penting, 3. Analisis WOT. Penilaian sikap meliputi 1. Observasi guru 2. Penilaian diri sendiri 3. Penilaian teman sebaya Penilaian keterampilan meliputi 1. Partisipasi diskusi 2. Proyek video 3. Efektivitas penyajian video Nah teman-teman Pada audio selanjutnya akan masuk materi bab 1 unit 4 tentang proyek gotong royong kewarga negaraan. Teman-teman tetap fokus dan semangat ya. Sampai jumpa.