Transcript for:
Ibadah dan Kasih di Christ Chapel

Shalom, selamat pagi. Selamat datang di Christ Chapel Karawaci. Puji Tuhan kita dapat berkumpul kembali di tempat ini untuk beribadah bersama. Mari saya undang untuk bangkit berdiri, kita memuji memuliakan Tuhan, menyanyikan O God beyond all praising. We honor, praise thee, we worship you today And sing the love of magic that shows cannot be made Dan dihormati segera, Mereka akan berhormat dengan kita.

Dan kami mengucapkan kemahiran Anda, Mereka akan berhormat dengan kita. Call to worship. Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi.

Bersukarialah, bersorak-sorai dan bermasmurlah. Bermasuklah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring, dengan akhiri dan sangkat ala yang nyaring, bersorak-soraklah di hadapan Tuhan, Sambaraja. Biarlah gemuru laut serta isinya, dunia serta semua penghuninya. Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan dan gunung-gunung bersorak-sorai serempak di hadapan Tuhan. Sebab ia datang untuk menghakimi bumi.

Ia akan menghakimi dunia dalam keadilan dan bangsa-bangsa dalam kejujuran. Mari kita beribadah kepada Allah Tritunggal. Ala Tritunggal kami sungguh memuji memuliakan engkau. Untuk segala topanganmu dalam semua ciptaanmu Tuhan, dan kami sungguh melihat Tuhan setia sampai hari ini.

Bapak kami sungguh bersyukur roh kudus memimpin kami, pribadi lepas pribadi, untuk datang mempersiapkan hati pikiran kami, bersama-sama berkumpul di gereja Tuhan, memuji memuliakan Tuhan, berdoa bersama-sama membaca firman Tuhan. Sampai nanti kepada puncak pemberitaan firman Tuhan, biarlah Tuhan yang menopang dan terus engkau lah yang dipermuliakan Tuhan. Kami bersatu hati mendoakan hambamu Bapak Pendeta Yuzo Adinarta yang akan memberitakan firman.

Kiranya biarlah Tuhan yang berkarya dalam kehidupan hambamu ini. Engkau yang memampukan, menopang setiap kata-kata yang keluar dari mulut hambamu ini, berkenan di hadapan Tuhan. Dan mendidik kami, kami bertumbuh di dalam firman yang sejati, menjadi pelaku firman, memberitakan Kristus kepada setiap komunitas yang kau percayakan kami layani dan kami berada. Bapak hadirlah dalam ibadah ini, biar engkau lah yang dipermuliakan dari awal, pertengahan, sampai pada akhirnya.

Kami juga berdoa sesuai dengan Tuhan Yesus mengajarkan doa kepada murid-muridnya. Bapak kami yang di sorga, dikuduskanlah namamu, datanglah kerajaanmu, jadilah kehendakmu, di bumi seperti di sorga, berilah kami pada hari ini, makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena engkaulah yang punya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.

Diomisne Terima kasih. Mari kita mengaku kemampuan kita. Kristian, apa yang Anda percaya?

Saya percaya di Tuhan, Bapak-Bapak, Pembuat dari syurga dan bumi. Saya percaya di Yesus Kristus, Tuhan yang hanya dimulai, yang dikuburkan oleh Roh Kudus, lahir dari Virgen Mary, menderita di bawah Pantius Pilate, dikuburkan, mati, dan berhenti. Dia turun ke neraka, hari ketiga dia berasal lagi dari kematian.

Dia berasal ke syurga, dan duduk di tangan Tuhan, Tuhan, dari sana dia akan datang untuk menguji kehidupan dan kematian. Saya percaya pada roh-roh, kisah katolik, komunitas para saint, penyembuhan dari kesalahan, penghidupan dari tubuh, dan kehidupan yang selamanya. Amin.

Mari kita juga sebagai jemaat Tuhan bersama-sama datang kepada Tuhan, mengakui setiap dosa dan kesalahan kita. Mari kita berdoa, Ya Tuhan, kasihanilah kami, ambillah daripada kami dosa-dosa kami, dan dengan penuh belas kasihan, nyalakan api roh kudusmu di dalam diri kami. Ambillah daripada kami hati kami yang membatu, dan berikan kami hati yang lembut, hati yang mengasihi dan mengujamu, hati yang bersuka di dalammu, untuk mengikutimu dan menikmatimu, demi Yesus Kristus. Amin.

Jemaat di persilahkan untuk duduk, mengambil waktu secara pribadi di hadapan Tuhan, mengakui setiap dosa dan kesalahan kita. Amin. Jemaah terkasih, dengarlah jaminan pengampunan daripada Tuhan.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan anaknya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadanya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Amin. Terpujilah Tuhan. Terpujilah Tuhan.

Saat ini kita akan meresponi penyertaan Tuhan serta anugerahnya dalam persembahan kita. Mari kita berikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan sambil menyanyikan betapa kita tidak bersyukur. Tampak kita tidak bersyukur, bertanah air kaya dan suku, maunya luas, turunnya megang. Menghijau padamu, Tuhan.

Itu semua berkat karunia. Itu semua berkat karunia. Allah yang agung, maha kuasa. Itu semua berkat karunia ala yang agung maha kuasa.

Alangkah indah pagi mereka. Alangkah indah pagi mereka. Bermanicaya suya dan cerah.

Ditinggal kicau burung tak henti. Tuhan. pun bagi arun berseri itu semua berkat karunia Allah yang agung maha kuasa itu semua berkat karunia Allah yang agung maha kuasa bumi yang hijau langitnya tenang bumi yang hijau berpadu dalam warna cemerlang hingga jelita damai dan kedut bersagak kita jaya dan terima semua berkat itu semua berkat karunia Allah yang aku maha kuasa itu semua Berkat karunia ala yang abu maha puasa Betapa kita tidak bersyukur Betapa kita tidak bersyukur Bertanda air kaya dan sempur Aunya luas gunungnya megang Mengijau pada bukit dalam Itu semua berkat karunia Allah yang abu maha kuasa Itu semua berkat karunia Allah yang abu maha kuasa Mari kita bersatu di dalam doa, Tuhan kami sungguh bersyukur atas berkatmu, penyertaanmu, serta pengasihanmu Tuhan.

Untuk setiap berkat yang kami terima Tuhan, kami bersyukur boleh meresponinya dengan memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Ipin hati dan pikiran kami serta tangan kami untuk menjadi memberikan persembahan kami yang utuh seluruh hidup kami hanya untuk kemuliaan namamu. Di dalam nama anakmu Tuhan Yesus Kristus kami mengucap syukur dan berdoa. Amin.

Jemaah dipersilakan untuk duduk, kita akan mempersiapkan hati kita untuk berdoa dan mendengarkan firman Tuhan. Mari kita menyanyikan lagu Hymn of Preparation, Speak O Lord. I'm there to rise, just our eyes to see, your majesty love and adore in thee. Words of fire that can never fail Let the truth prevail over unbelief Speak, O Lord, renew our minds Help us, Christ the night of your birth My grace will stand on your promises And my faith will walk as you walk with us Speak, O Lord, fill your churches with And the earth is filled with your glory Mari kita bersatu di dalam doa.

Tuhan berbicara lah kepada kami Tuhan. Kami siap mendengarkan firman Tuhan. Engkau yang pakai kami Tuhan.

Selagi kami mendengarkan, berikan kami hati yang mau belajar, berikan kami hati yang mau mendengarkan firman Tuhan, sehingga engkau dapat berkarya dalam kehidupan kami. Bapak kami juga bersyukur, terus berdoa untuk Bapak Pendeta Yuzo yang akan memberitakan firman. Tuhan kiranya yang berkarya dalam pelayanan beliau, spesifik dalam pemberitaan firman Tuhan yang akan kami dengarkan. Bapak kami juga dengan penuh syukur dan mengingat setiap Gereja-gereja Tuhan, pada pagi hari ini, di hari minggu ini Tuhan, atas perkenanan-Mu dapat beribadah. Kami mengingat dan mendoakan Karawaci Presbyterian Church, Christ Chapel Palembang, Christ Chapel Kupang, Christ Chapel Manado, Christ Chapel Bogor dan Sentul.

Biarlah Tuhan yang terus berkarya, Tuhan yang pakai setiap hamba Tuhan, agar dapat terus memberitakan Kristus di tengah-tengah mimbar. Dan jemaat bertumbuh mengasihi Kristus dan menjadi pelaku firman. Demikian juga untuk setiap gereja Tuhan di seluruh dunia.

Tuhan yang mencertai dan Tuhan yang pakai hambamu dalam memberitakan firman. Bapak kami juga berdoa untuk setiap pemimpin yang melayani kami. Baik itu dari level kota, provinsi, sampai kepada presiden dan jajaran kepemerintahannya Tuhan.

Biarkanlah Tuhan yang terus berkarya. Secara khusus setiap anak-anak Tuhan yang boleh Tuhan tetapkan di dalam berambil bagian dalam pemimpinan ini Tuhan. Engkau yang pakai roh kudus yang berbicara dan menegukan hati mereka untuk menjadi pembeda, untuk menjadi terang di dalam komunitasnya Tuhan.

Kami juga sebagai warga negara turut memberikan support yang positif, turut memberikan doa kami secara konsisten biar Tuhan terus dinyatakan di dalam negara ini. Tuhan kami juga berdoa untuk setiap para mahasiswa di dalam masa proses belajar mereka. Mereka dipersiapkan untuk menjadi misioneri yang memberitakan firman Tuhan dalam setiap platform pelayanan Tuhan percayakan nantinya.

Bersyukur untuk setiap proses ujian yang sudah selesai ataupun bagi mereka yang sedang mengerjakan tugas lainnya ataupun ujian. Biarkanlah Tuhan mereka memberikan yang terbaik sebagai respon hati mereka terhadap kesempatan belajar yang Tuhan boleh sediakan di tempat ini. Bapak kami juga berdoa setiap dosen, staff, guru-guru, Tuhan yang terus pakai, pakai hati dan tangan mereka Tuhan, untuk terus menginjili di setiap kesempatan yang Tuhan boleh berikan mereka memimpin murid-murid serta mahasiswa di kelas-kelas mereka.

Terima kasih Tuhan. Kami juga mengingat mungkin ada di antara, di bagian dari kami Tuhan yang saat ini sedang berbeban berat, ada di antara kami yang berduka, bersusah hati. Ada di antara kami yang sakit lemah tubuh Tuhan atau bergumul dalam relasinya dengan orang tua, sahabat, ataupun orang yang dikasihi yang sehingga mendukakan hati mereka. Engkau lah yang mendengarkan doa mereka Tuhan, pimpin hati mereka, balut hati mereka Tuhan yang sedang terluka.

Biarkanlah di setiap masa-masa sulit ini, kami terus berdoa mengingat Tuhan satu-satunya sumber pengharapan kami. Tuhan yang bekerja. Dan kami juga mengingat Tuhan, itu setiap bagian dari kami ada yang bersuka cita. Ada di antara kami yang boleh Tuhan berikan anugerah kelahiran anak di tengah-tengah keluarga kami ataupun cucu. Ada di antara kami yang baru berulang tahun.

Ada di antara kami yang baru mendapatkan pekerjaan yang sudah dinantikan sejak lama. Puji Tuhan, terpujilah Tuhan, biarkan dalam sukacita gegap gempita hati kami, roh kudus tetap menjaga hati kami agar terfokus kepada Tuhan. Bukan kepada fenomena dukacita ataupun sukacita, tapi hidup kami yang mengenal Tuhan, yang kami percaya kami diselamatkan dan terus memproklamasikan Kristus.

Inilah yang menjadi sukacita sejati kami. Terima kasih Tuhan, terima kasih. Biar engkau lah yang berkarya.

Dan dipuji dan dimulai dalam setiap kehidupan kami Kami serahkan doa ini Hanya ke dalam tanganmu Tuhan Dalam nama Kristus kami berdoa Amin Kami undang kesedihan untuk Bapak Pendeta Yuzo Kami undang jemaat untuk bangkit berdiri Dengan postur berdiri kita akan Mendengarkan Tuhan berfirman. Hari ini pemberitaan firman Tuhan didasarkan dari satu teks dalam kitab suci, yaitu dari 1 Yohanes pasal yang ketiga, ayat yang ke-11 sampai dengan ayat yang ke-18. 1 Yohanes pasal yang ketiga, ayat 11 sampai dengan ayat yang ke-18. Demikian bunyi firman Tuhan, hai umat Allah, dengarlah suaranya.

Sebab inilah berita yang telah kamu dengar sejak semula, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi. Bukan seperti kain yang berasal dari si jahat dan membunuh saudaranya. Mengapa yang membunuhnya?

Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan saudaranya benar. Janganlah heran saudara-saudara apabila dunia membenci kamu. Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup yaitu karena kita mengasihi saudara kita.

Siapa yang tidak mengasihi, ia tinggal di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya adalah pembunuh manusia. Dan kamu tahu bahwa tidak ada pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Dengan inilah kita mengenal kasih, yaitu bahwa Kristus telah menyerahkan nyawanya untuk kita. Jadi, kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Siapa yang mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan, tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih Allah dapat tinggal di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Mari kita berdoa.

Tuhan, perintah-Mu saling mengasihi. Bukan pertama kali kami dengar, kami sudah mendengarnya berkali-kali, sampai kami pun merasa ini hal yang terlalu biasa. Tetapi hari ini Tuhan ajar kami untuk rendah hati, betul-betul mendengarkan isi hatimu, dan bukan hanya mendengar, namun upahlah hati kami untuk menjadi para pelaku firman.

Karena bukan mendengar yang menolong kami bertumbuh, tetapi mendengar dan melakukan yang membuat kami menjadi semakin serupamu. Inilah kami yang lemah ini, tolong kami untuk mendengarkan suaramu yang kudus. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Silahkan duduk suruh aku. Kira-kira 14 tahun yang lalu, gak enak ngomongnya sih 14 tahun lama banget gitu ya. 14 tahun yang lalu, saya pulang ke Surabaya bertemu dengan mama saya. Mengetahui saya datang masuk ke kamar beliau, mama saya senang sekali.

Sini, sini mama tunjukin kamu, mama punya HP baru. Dia keluarkan dari lemarinya HP dari, kok masih berada di kotaknya Surabaya. Dari kejauhan saya lihat, waduh Apple Croak ini logonya. Bantu mama pelajari lalu ajarin.

Tangan saya sampai bergetar, saya tidak pernah punya HP dengan Apple CROA itu. Saya buka, saya pelan-pelan, wow, logonya di belakang Apple CROA itu. Saya pencet sedikit lebih lama power button-nya dan kemudian menyala, keluar logo itu pula dan kemudian menyala.

Saya teringat-ingat teman saya berkata bahwa, kalau... itu adalah iPhone. Salah satu fitur keunggulannya adalah screen-nya.

Layarnya itu sangat sensitif. Pekah. Maka tanpa menunggu lebih panjang lagi, saya gerakkan layarnya. Aneh sekali. Yang saya alami adalah ini layarnya kok sulit bergerak.

Saya gesek lagi kok gak bergerak. Cuman goyang dikit. Saya buka laptop saya, saya cek apakah ada pengaturan sensitivity touchscreen Google, jebret, nggak ada suruh aku. Nggak ada settingnya.

Lalu kemudian saya mulai lihat-lihat-lihat, saya mulai curiga suruh aku. Saya lihat di tengah Apple Kroak itu ada garis tengah gitu, wah apa ini. Kemudian saya baca lagi di belakang itu, ternyata ada satu huruf tambahan di depan iPhone, huruf C. Caiphone, bukan iPhone.

Saya lihat lagi kotanya, benar. Dia tidak berbohong, dia Caifun, bukan iPhone. Dan saya yakin kalau hari ini saudara mencari merek yang sama, mungkin dia sudah lebih canggih daripada 14 tahun yang lalu. Tapi tetap, Caifun bukan iPhone, iPhone bukan Caifun.

Ada fitur-fitur yang berbeda, yang tidak bisa disamakan. Surah kebulan yang lalu kita mempelajari bahwa orang-orang Kristen, anak-anak Allah ini adalah mantan-mantan pendosa. Pendosa, tapi mantan.

Dan dalam surat 1 Yohanes ini, sangat care, sangat concern untuk membedakan diantara keduanya manakah mantan pendosa, manakah pendosa. Manakah anak-anak Allah dan manakah anak-anak dunia. Dari mana mereka dibedakan. Maka dari bulan lalu, suruh aku kita mempelajari minimal itu ada dua yang kita sudah bahas, yaitu mantan pendosa dan pendosa.

Anak-anak alat dan anak-anak dunia itu dibedakan dari pertama respons mereka terhadap tawaran keselamatan Kristus. Mantan pendosa itu adalah orang-orang yang menerima, merespons dengan positif, menaruh pengharapan kepada Kristus, menerima uluran tangan keselamatannya dan mengakui dosanya di hadapan Kristus untuk mendapatkan penemusan. Sementara anak-anak dunia, mereka tidak menerima.

Mereka mau bisa menjadikan Kristus hanya sebagai simbol agama, tetapi tidak pernah mereka menaruh pengharapan kepada Kristus dan mengakui dosa mereka dengan sungguh-sungguh. Tanda kedua adalah respons terhadap dosa. Mantan pendosa masih bisa jatuh dalam dosa, dalam situasi tertentu, dalam kondisi kelemahan tertentu, namun mereka tidak berkanjang dalam dosa.

Yang kita pelajari. Dari 1 Yohanes pasal yang ketiga ini. Di ayat yang pertama sampai dengan ayat yang ke-9.

Tetapi para pendosa terus-menerus menyukai, menikmati dosanya. Kalaupun mereka menjauhi dosa-dosa tertentu. motifnya juga karena dosa supaya tidak kelihatan orang. Tetapi tidak ada kepekaan dalam dirinya, kepekaan rohani bahwa dosa itu menyakiti Allah.

Hari ini kita akan mempelajari tanda yang ketiga bagaimana anak-anak Allah dibedakan dari anak-anak dunia. Bagaimana mantan-mantan pendosa dibedakan dari para pendosa. Yaitu tanda ketiga.

ketiganya adalah kasih kepada sesama. Pertanyaan saya adalah, mengapa diantara sekian banyak tanda, kasih kepada sesama ditonjolkan? Mengapa tidak misalnya, excellency in works? Mengapa bukan kesungguhan hati mengerjakan pekerjaan?

Nah itu juga ada tandanya, tetapi bukan itu yang ditonjolkan di sini. Kasih kepada sesama. Mengapa kasih kepada sesama?

Ayat 11 sampai ayat 16a mengajak kita untuk melihat ada beberapa alasan mengapa kasih kepada sesama ini lebih daripada yang lain. Ayat 11 mengatakan bahwa Wahua Inilah berita yang telah kamu dengar sejak dulu, sejak semula, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi. Berarti ini bukan hal yang baru, yang terus-menerus ditekankan oleh Yesus Kristus kepada para muridnya. Ya memang benar, Tuhan memberikan banyak sekali perintah, banyak sekali nasihat-nasihat.

Tetapi di antara perintah dan nasihat-nasihat itu, perintah untuk mengasihi sesama itu sangat penting dan terus-menerus diulangi. Yohanes 13 ayat 34 sampai 35 misalnya. Tuhan Yesus berkata, aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi. Sama seperti aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Bahkan, tambah Kristus, dengan demikian semua orang akan tahu.

Dengan demikian, semua orang bisa membedakan. Dengan demikian, setiap orang, semua orang yang tidak mengenal Kristus sekalipun, akan menyadari Anda seorang yang berbeda. Yaitu, bahwa kamu adalah murid-murid kun, yaitu jikalau kamu saling mengasihi. Yohannes 15 E 12 berkata demikian, Inilah perintahku, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti aku telah mengasih kamu. Mengapa mengasihi?

Karena sejak semula ini menjadi trademark, brand, fitur, diantara sekian banyak fitur, fitur utama. Kalau fitur mobil, disebut mobil. Dia berjalan dengan kecepatan yang cukup tinggi dan bisa berjalan jauh, dia mobil. Fitur pesawat terbang, ya dia terbang.

Kalau tidak terbang, dia bukan pesawat terbang. Apa fitur utama orang Kristen? Anak-anak Allah dibedakan dari anak-anak dunia. Sekalipun bisa diimitasi, tetapi fitur itu selalu ada, yaitu saling mengasih, mengasih sesama.

Dan dalam 1 Yohanes pasal 4 ayat yang ke-7, satu pasal dari yang kita tadi sudah baca surahku, Rasul Yohanes mengulang lagi dan berkata, Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita itu saling mengasihi. Sebab apa? Kasih itu berasal dari Allah.

Dan setiap orang yang mengasihi, dia lahir dari Allah dan mengenal, bergaul dengan Allah. Dan ini sepadan dengan ayat 12 dan 13 yang dikatakan di sana. Kontrasnya adalah bukan seperti kain yang berasal dari si jahat yang membunuh saudaranya. Mengapa ia membunuhnya? Karena memang dia jahat.

Dalamnya jahat, keluarnya jahat. Habel sebaliknya adalah orang benar. Orang benar, perbuatannya benar. Ayat 13, janganlah heran saudara-saudara apabila dunia membenci kamu.

Kenapa? Dunia tidak mengenal Allah. Kita sudah pelajari di dalam pasal 3 perikob sebelumnya. Dunia tidak mengenal kamu karena dunia tidak mengenal Allah. Dunia yang tidak mengenal Allah adalah dunia yang terus-menerus mempromosikan untuk membenci sesamanya.

Sesuatu aku mengapa mengasih sesama? Karena kasih itu lahir dari Allah, kasih itu berasal dari Allah, kasih itu bertumbuh lewat pengenalan kita akan Allah. Dan ayat 14-15 mengatakan kita tahu, ayat 14 ya, kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi. Saudara kita, jadi mengasih sesama itu menjadi sebuah indikator yang penting bahwa kita ini memiliki hidup kekal, hidup yang sudah bergaul dengan Allah.

Tidak lagi hidup di dalam kematian daging bersama dengan daging. Hidup menurut pikiran-pikiran dunia. Kita tahu, Nasurah kata tahu disini menarik sekali karena dipadankan, dikontraskan dengan ayat 16. Kata mengenal, kata tahu itu menggunakan kata oidamen, kata dasarnya adalah eido. Eido ini adalah pengetahuan karena pengalaman sensasional. Pengetahuan karena pengalaman melalui panca indera.

Saya tahu Amerika bukan cuma dari apa kata orang, bukan cuma melihat apa yang ada di TV, di film-film. Tetapi saya pernah tinggal di sana misalnya, saya tahu Amerika sekalipun saya belum keliling semua. Tetapi pang tidak sebagian saya pernah ke sana, nah saya menggunakan kata saya tahu. Nah di sini ayat 14 dikatakan kita tahu, kita melihat, kita merasakan, kita mengalami bahwa kita itu sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup karena Kita itu mengasihi sesama. Kita bisa tahu, kita bisa merasakan, kita bisa membedakan, karena fitur itu, mengasihi sesama itu sangat jelas.

Kita tahu. Dan kemudian di ayat 16 dikatakan, dengan inilah kita mengenal kasih. Yaitu bahwa Kristus telah menyerahkan nyawanya untuk kita.

Artinya suruh aku, Bahwa saudara dan saya bisa tahu bahwa kita itu sudah berpindah dari maut kepada hidup karena kita itu ternyata muncul kasih dalam diri kita. Nah muncul kasih ini dijelaskan dalam ayat 16, kita itu mengenal kasih itu. Itu karena kita sudah menerima Yesus Kristus yang telah mati menyerahkan nyawanya untuk kita. Sebagian dari kita mungkin bingung, ini tahu? Ini mengenal?

Apa maksudnya? Nah kalau kita samakan, sinonimkan, memang kita akan bingung ngapain? Redundant. Tetapi kata mengenal di sini menggunakan kata dasar yang berbeda, yaitu egnu. Egnu berbeda dengan eido, kalau eido itu mengenal berdasarkan pengalaman sensasional dengan Senses kita.

Tetapi egno. Ini sama dengan yada. Dalam perjanjian lama.

Artinya mengenal karena berelasi. Mengenal karena bergaul karib. Egno.

Atau ginosko. Egno. Nah sehingga dikatakan kita bergaul karib dengan kasih.

Sehingga orang-orang yang hidup baru. Mendapatkan hidup baru dari Allah. Dilahirbarukan oleh roh kudus.

Melalui pemberitaan Injil Yesus Kristus, orang tersebut mulai menjalin relasi dengan Allah. Bahkan bergaul karib dengan kasih Allah. Dimulai dari pemberitaan Injil Yesus Kristus yang mati mengampuni dosa-dosa kita.

Dia mengenal bergaul karib dengan Allah. Sehingga orang-orang seperti ini, suruh aku, dia dari kasih kepada kasih, dia akan bertumbuh. Kasihnya kepada Allah bertumbuh lewat kasih Allah kepadanya.

Dan sehingga kasih Allah kepadanya ini semakin dikenal, dia bergaul karib, dia dipenuhi oleh kasih itu. Sehingga kasih itu melebar, melimpa ruah kepada sesama di sekitarnya. At the end of the day, suruh aku, kita akan setuju dengan apa yang dikatakan dalam 1 Yohanes 4, 8, dan 10. Di sana dikatakan siapa yang tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah.

Mengenal di sana menggunakan kata egnu lagi. Barang siapa tidak mengasihi, dia tidak bergaul dengan Allah. Sebab Allah adalah kasih. Dan inilah kasih itu, bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan mengutus anak-anaknya sebagai pendamaian bagi... dosa-dosa kita.

Jadi mengapa kasih menjadi fitur yang membedakan? Karena kasih itu adalah bukti seseorang bergaul dengan Allah. Saudara dan saya tidak bisa membagikan kepada sesama apa yang kita tidak pernah punya. Hanya orang-orang yang bergaul dengan Allah, mengalami kasih Allah, mereka bisa membagikan kasih Allah kepada orang lain.

Richard Wumbran, seorang pendeta Rumania dan pendiri dari The Voice of the Martyrs, dia menulis sebuah buku tipis kesaksian autobiografi, Tortured for Christ, yang merekam bagaimana dia mempertahankan iman oleh anugerah Allah di penjara komunis selama 14 tahun. Tortured for Christ. Karena imannya dia di penjara, dia mengalami penyiksaan yang tak terbayangkan karena memberitakan Injil dan menolak untuk menyangkal Kristus.

Tetapi meskipun mengalami perlakuan yang brutal dari penyiksa-penyiksanya selama 14 tahun, herannya Wumran ini berdoa untuk para penyiksanya. Dan di dalam doanya yang sengaja dia ucapkan, Dia menyatakan dia mengampuni para tentara-tentara itu. Mengingatkan kita kepada doa Tuhan Yesus di kayu salib.

Bapak ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Stefanus meneladani Krisus menyatakan doa yang sama. Ampunilah mereka ketika dia sedang dirajam batu. Bumberan melakukan hal yang sama. Sampai pada suatu kesempatan...

Seorang penjaga itu tidak tahan, dia bertanya kepada Wumberan, kamu itu sudah kami siksa, kami cidrai, kami hina, kami lecehkan, tapi mengapa engkau berdoa untuk kami? Engkau juga berdoa untuk saya? Lalu Wumberan menjawab, saya mengasih anda, karena Tuhan mengasih anda.

Saya tidak dapat membencimu. Karena saya mengenal Allah dan Allah. adalah kasih.

Mengapa kasih? Allah adalah kasih dan Allah yang adalah kasih ini telah mengasih kita melalui Yesus Kristus dan melalui Yesus Kristus bergaul karib dengan dia, maka kasih kita akan meluber sampai kepada sesama. Tapi pertanyaan kita berikutnya suruh aku, kasih yang seperti apa?

Kasih yang seperti apa? Yang seharusnya menjadi fitur Kristiani, bukankah semua orang bisa mengasihi? Orang-orang yang tidak mengenal Allah juga bisa mengasihi. Anak mengasihi orang tuanya, tidak harus percaya Tuhan Yesus Kristus untuk bisa memberikan kasih yang tulus dari anak kepada orang tua, bukan? Rakyat mengasihi pemerintah yang sudah berjuang untuk mereka.

Kasih itu kasih yang real. Saudara ditolong orang ketika kecopetan, dibantu ngejar. Sampai akhirnya uang itu kembali dan tidak.

Tidak berubah jumlah uang di dalam dompet yang dikembalikan kepada Anda. Anda mengucap syukur, Anda berterima kasih. Anda mengasihi dia. Anda ingin memberikan sesuatu kepadanya, Anda merasa dia berjasa kepada Anda.

Itu kan juga kasih. Apakah kasih seperti itu? Standarnya apa?

Suruh aku saya mendengarkan banyak sekali kisah-kisah tentang kasih yang dilakukan oleh orang yang tidak mengenal Allah sekalipun. Yang kadang-kadang kalau saya bandingkan dengan kisah dari keluarga-keluarga Kristen, saya malu. Ada banyak orang-orang Kristen sulit sekali mengasih sesamanya, mengampuni mereka. Mengampuni orang tua yang sudah melukai mereka sejak kecil.

Sebagian kita mungkin masih bergumul dengan ini. Tetapi ada orang-orang yang tidak mengenal Allah yang sedemikian berbaktinya kepada orang tua mereka, padahal orang tua mereka telah melakukan hal-hal sama yang jahat. Jadi, kasih seperti apa? Yang membedakan anak-anak dunia dari anak-anak Allah.

Dalam ayat 16b sampai ayat 18, saya bacakan sekali lagi, demikian bunyi firman Tuhan. Jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Ayat ini dibaca, diberikan setelah bagian A itu.

Dengan inilah kita mengenal kasih, yaitu bahwa Kristus telah menyerahkan nyawanya untuk kita. Jadi kita pun... wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Siapa yang mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan, tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tinggal di dalam dirinya?

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Setelah aku jelas sekali dalam 6B ini dan 6A mengatakan bahwa... Kita mengasihi karena Kristus telah mengasihi kita. Mengasihi, menyerahkan nyawa seperti Kristus.

Menyerahkan nyawanya bagi kita. Artinya suruh aku, kasih seperti apa? Kasih seperti Kristus.

Kristus menjadi standar, Kristus menjadi teladan, dan bahkan Kristus menjadi sumber dari kasih itu. Dengan demikian, tidak ada kasih dunia. yang sama dengannya, karena dunia menolak Kristus. Dunia tidak menggunakan Kristus sebagai standar kasihnya.

Yohanes 13 ayat 34 tadi saya sempat bacakan, dikatakan, sama seperti aku telah mengasih kamu, demikian pula kamu harus saling mengasih. Jadi standarnya apa? Kita mengasih sesama seperti apa?

Seperti Kristus telah mengasih kita. Bukan seperti Mahatma Gandhi misalnya, bukan seperti Melinda Gates dan Bill Gates yang memberikan puluhan juta US Dollar untuk kegiatan kemanusiaan, bukan seperti Warren Buffet, George Soros, saudara dan saya mungkin juga gak mungkin ngikutin mereka. Tetapi standar yang diberikan Allah itu adalah Kristus.

Di dalam Yohanes 15-12 juga mengatakan hal yang sama, sama seperti, saling langkau mengasihi seperti kasih Kristus. Nasurahku yang terkasih dengan Tuhan, kasih Kristus itu kasih yang seperti apa? Tidak ada jalan lain untuk kita semakin familiar dan mengenal tentang kasih Kristus, selain apa yang dinyatakan Alkitab tentang Kristus, bukan?

Kristus menyerahkan nyawanya untuk kita, oke. Satu hal yang kita bisa tahu bahwa standar kasih Kristus itu ditentukan juga dari penerima kasih itu. Soalnya, mengasih orang yang mengasih kita itu biasa, betul ya?

Mengasih orang tua yang mengasih Anda itu biasa, mengasih sahabat yang baik kepada Anda itu biasa. Tetapi apa yang dilakukan Kristus? Kristus menyerahkan nyawanya justru untuk orang-orang yang berdosa. Untuk orang-orang yang menindas kebenaran dengan kelaliman.

Untuk orang-orang yang mengabaikan dia seumur hidup mereka. Kristus justru mati untuk orang-orang yang lemah. Orang-orang yang tidak akan membawa keuntungan sedikitpun bagi Kristus.

Kristus mati bagi orang-orang fasik, Roma 5 ayat 9 mengatakan dia mati bagi kita bahkan ketika kita masih menjadi musuh-musuh Allah, Kristus mati untuk musuhnya. Dan kita mengingat dalam khutbah di bukit, Matius pasal yang kelima, Tuhan Yesus berkata, kasihlah siapa? Musuhmu, kasihlah musuh-musuhmu.

Dan kemudian dia memberikan penjelasan mengapa mengasih musuh-musuhmu, yaitu bahwa apa untungnya engkau memberi salam kepada orang yang memberi salam kepadamu. Apa bedanya engkau dengan orang yang tidak mengenal Allah, kalau kasih kita itu hanya kepada orang yang mengasih kita balik. Itu bukan hal yang jelek, itu hal yang wajar, natural, alami, tetapi kasih Kristus mestinya melampaui itu.

Itu juga baik, harus kita lakukan, tetapi tidak berhenti pada standar dunia. Saudara dan saya diajak untuk mengasihi seperti kasih Bapak yang adalah sempurna. Hendaklah kamu sempurna seperti Bapakmu yang di surga yang adalah sempurna. Yang mencurahkan hujan, memberikan matahari kepada orang yang baik dan orang yang jahat. Seperti Kristus.

Surah kasih Kristiani, kasih Kristus ini, standar yang agung seperti ini, tidak terlihat ketika semuanya lancar. Surah punya uang, surah kasih uang, biasa-biasa saja. Tetapi ketika saudara tetap memberi di dalam kekurangan, itu ilahi.

Seorang mengampuni orang yang minta maaf lebih dulu kepada saudara dan betul-betul menunjukkan pertobatan menurut saya itu biasa-biasa saja. Tetapi ketika saudara melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang bahkan tidak mampu minta ampun, itu kasih Kristiani. Sebelum dia minta ampun, saudara mengampuni dia lebih dulu. Seorang kesetiaan seorang suami, seorang istri tidak bisa diukur ketika mereka terus bersama lovebirds yang jalan kemana-mana. Kasih itu baru terlihat betapa dalam, betapa tinggi komitmennya ketika mereka berjauhan.

Kasih terlihat terang. Bukan ketika semuanya terang, tapi ketika di dalam kegelapan. Itulah sebabnya dalam Matius 25, Tuhan Yesus berkata, siapakah orang-orang yang masuk dalam klub domba dibandingkan dengan klub kambing, yaitu mereka yang ketika aku lapar, mereka memberikan aku makan, ketika aku haus, mereka memberikan aku minum, ketika mereka telanjang, mereka memberikan aku pakaian.

Kalau dalam bahasa sehari-hari, ketika mereka terbelakang dalam pendidikan, Kamu tetap mendedikasikan dirimu untuk mereka. Ketika mereka tidak menghargai pelayananmu di rumah sakit, engkau tidak dianggap dingin, tidak pernah disapa, engkau tetap mengasih dan melayani mereka yang terbaring, itu bahkan beserta dengan keluarganya, engkau adalah domba. Ketika aku telanjang, kau berikan aku pakaian.

Ketika aku orang asing, kau berikan aku tumpangan. Ketika tidak ada orang yang menerima aku, engkau menerima orang tersebut. Lalu orang-orang itu akan bertanya, Tuhan kapan kami melihat engkau lapar, haus, terbaring, tertindas oleh ketidakadilan? Kapan? Kalau kami lihat, pasti kami akan berikan ekstra.

No, no need. Tetapi apa yang kamu lakukan kepada saudaraku yang paling hina. Luar biasa ya Tuhan Yesus dalam TB2 itu jelas sekali mengatakan saudaraku yang paling hina. Ini artinya sesama manusia di dalam pikiran Tuhan Yesus.

Kamu melakukan untuk aku. Yaitu kasih yang dari ala yang sudah diterima itu meluber keluar kepada sesamanya. Mereka lah yang mengasihi Allah dan mengasihi sesama, mereka lah anak-anak Allah. Surahku ada banyak sekali contoh dalam kitab suci.

Bagaimana Tuhan Yesus itu mengasihi orang-orang yang terpinggirkan, orang-orang yang tertindas, orang-orang yang didiskriminasi. Tuhan Yesus mengasihi para perempuan, Tuhan Yesus mengasihi... Para janda, dia mengasih anak-anak, dia mengasih bahkan pemungut cukai, dia mengasih orang yang kerasukan setan, yang sudah dijauhi oleh masyarakat. Kasih Kristus tidak diukur ketika dia menjamu orang-orang kaya, tetapi kasihnya diukur ketika dia peduli kepada orang-orang yang terlantar, orang-orang miskin, orang-orang yang membenci dia.

Di atas kayu salib pun dia masih berkata, Tuhan ampunilah mereka, Bapak ampunilah mereka. Saya berikan contoh, misalnya kepada perempuan yang menderita pendarahan selama belasan tahun. Udah masih ingat kisah itu? Perempuan ini sudah dijauhi oleh masyarakat, bahkan dijauhi oleh keluarganya, suruh aku.

Karena apa? Karena hukum Yahudi, hukum Taurat. Memerintahkan bagi seseorang yang terus-menerus mengeluarkan lelehan darah. Dia tidak boleh bergaul dengan orang lain karena dia akan menajiskan orang lain melewat kenajisannya. Maka orang-orang seperti ini akan diisolasi sampai sembuh.

Bahkan setelah sembuh, dia harus merakukan ritual penyucian selama tujuh hari. Bagaimana dengan wanita ini yang setiap hari dia mengeluarkan lelehan darah, dia sakit pendarahan. Saya yakin sekali, orang tuanya sudah mencari tabib-tabib yang terbaik, yang semampu mereka. Kalau ada siloam, mereka bawa ke siloam.

Dia sudah coba segala sesuatu, tetapi tidak berhasil. Sehingga gadis ini yang akhirnya menjadi dewasa ini, dia tidak tahan, suruh aku. Siapa yang tahan terus-menerus bertahun-tahun tidak boleh keluar.

Dia keluar lah dia, waktu dia keluar mungkin awal-awal dia coba keluar pasti orang-orang, ii tidak boleh keluar, masuk balik. Lama-lama dia jago menyelinap, sampai akhirnya melarikan diri. Dia menggunakan kerudung supaya tidak ada orang pun di daerahnya yang tahu, mungkin dia akan pergi keluar kota, supaya dia menjadi orang asing di sana.

Dia menggunakan pakaian yang berlapis-lapis supaya kalaupun darah itu keluar, tidak akan tembus sampai keluar dan dilihat orang. Ketika dia mencuci pakaiannya, dia tidak bisa mencuci pakaian di sungai sama seperti wanita yang lain. Dia akan tunggu, tunggu waktu dimana tidak ada orang.

Atau mungkin dia akan ambil ember yang besar, dia pindahkan cukup jauh supaya aman. Hari itu Tuhan Yesus lewat, dia mendengarkan Injil. Di dalam kesederhanan imannya dia berkata, Pegang saja punca jubahnya. Kenapa punca jubahnya? Ujung jubahnya itu.

Kalau dia pegang yang bukan ujung. Yang masih bersentuhan dengan tubuh. Orang tersebut, kalau ketahuan, dia dipegang oleh seorang yang najis, orang tersebut pun jadi najis. Maka di dalam pengertian yang terbatas, aku pegang pucuknya saja. Supaya aku tidak doing something harmful to Jesus.

Supaya aku tidak menajiskan Yesus, tetapi pada saat yang sama, aku tetap harus menyentuh dia. Aku ingin dekat dengan dia. Nah di dalam kesederhananya, dia berjuang, bergumul supaya orang lain tidak tahu suruh aku. Dia mendekat, mendekat, mendekat, dia menyelinap, menyelinap, dia pegang jubahnya.

Apakah Tuhan Yesus tidak tahu? Tahu dia. Apa yang Tuhan Yesus katakan? Dia bertanya, siapa yang baru saja memegang jubahku? Surah, kalau surah baca Alkitab, membaca Tuhan bertanya.

Pasti dia tidak sedang menanyakan informasi. Karena Tuhan maha tahu. Kepada Adam dia bertanya, Adam dimanakah engkau? Emang Tuhan enggak tahu Adam dimana?

Pertanyaannya bukan informatif. Pertanyaan itu bersifat formatif. Pertanyaan yang mengajar.

Pertanyaan yang menantang orang itu melakukan refleksi lebih dalam. Pertanyaan-pertanyaan yang membawa seseorang Untuk keluar dari level keduniawiannya, datang kepada Allah. Nah saat itu Tuhan Yesus mengajar murid-muridnya, siapa yang memegang jubahku. Murid-muridnya hanya bisa berkata, Tuhan ini kerombolan banyak sekali orang ini berbondong-bondong mendekat engkau. Ya pasti sudah ada puluhan, paling mungkin bahkan ratusan Tuhan yang sudah bersentuhan dengan engkau.

No, bukan itu yang aku maksud. Murid-murid bertanya, siapa-siapa? Sampai akhirnya wanita itu tidak tahan dan Tuhan Yesus tahu.

Kenapa Tuhan Yesus berhenti? Supaya wanita itu speak up, ngomong. Kenapa wanita itu diminta Tuhan Yesus ngomong? Supaya dia dideklarasikan dia tidak najis lagi. Mengapa Tuhan Yesus melakukan itu kepada wanita yang sudah dijauhi?

Dijauhi manusia, dijauhi masyarakat, dijauhi keluarganya. Dia sendiri benci dirinya sendiri. Tetapi Tuhan Yesus justru datang menghampiri dia.

Tuhan Yesus bisa menyembuhkan dia dimanapun. Dan bisa kapanpun. 10 tahun sebelumnya, 5 tahun sebelumnya, 5 tahun kemudian, 10 tahun kemudian.

Bisa. Tuhan Yesus bisa menyembuhkan dia secara remote. Tetapi Tuhan Yesus sedang menunjukkan kepada para muridnya. Ini yang kamu harus lakukan.

Kalau engkau ingin mengasihi sesamamu. Angkatlah mereka yang tertindas, perdamaikan mereka yang bermusuhan, bebaskan orang-orang yang sedang dijajah oleh kebodohan, dijajah oleh kemiskinan yang terstruktur, masif, dan sistematis. Saya rindu sekali diantara kita ini nanti bukan hanya menjadi para perawat.

Bukan hanya menjadi para guru, bukan hanya menjadi para psikolog, ataupun bisnismen, orang tua, bagi anak-anak, dan lain-lain. Saya rindu saudara semakin giat mengasih sesama seperti Kristus mengasih. Pekah terhadap ketidakadilan dan berbuat sesuatu untuknya. Kalau saudara perhatikan dalam...

Alkitab kita. Alkitab kita ini sebenarnya adalah dokumen anti-kolonial. Dalam perjanjian lama sampai perjanjian baru. Dalam perjanjian lama, orang-orang Israel di dalam kondisi terjajah.

Sampai mendekati perjanjian baru, mereka dijajah oleh Romawi. Yesaya Yeremia menyerukan suara Tuhan di tengah. penindasan bangsa-bangsa atas orang percaya. Di perjanjian baru mereka ditindas oleh orang Romawi. Tetapi terlebih lagi dari semuanya itu, semua orang ditindas, dijajah, dikontrol, dibodohi oleh dosa.

Saudara dan saya dipanggil untuk menjadi agen-agen Kristus. Untuk mebebaskan mereka Dari dosa-dosa itu bukan dengan menjadikan kita juru selamat, tetapi membawa mereka, menunjukkan mereka kepada juru selamat yang sesungguhnya itu. Saudara dan saya dipanggil untuk menjadi pelang. Saudara dan saya bukan juru selamat, tapi kita menjadi pelang, witness, tanda yang menunjuk kepada Kristus lewat perbuatan kita sehari-hari. Kasih krisis itu kasih seperti apa?

Kasih kepada kaum tertindas, kaum yang lemah dan hina. Tetapi juga kasih yang bukan hanya dikatakan, namun kasih di dalam perbuatan dan kebenaran. Dan ini dikatakan oleh Rasul Yohanes di ayat 18 surahku.

Endaklah kita tidak mengasih hanya dengan bibir dan lidah, tetapi mengasih dengan perbuatan dan kebenaran. Siapa di sini yang kalau punya pacar, setelah seleksi pacar Anda hanya dengan standar kualifikasi kamu boleh jadi pacarku asal syaratnya satu, komitmen. Ngomong I love you ke aku setiap hari minimal lima kali dan itu cukup.

Ada? Ada di sini yang mau seperti itu? Silahkan angkat tangan.

Ada yang mau, Tuhan juga tidak melakukan itu kepada Anda dan saya. Dia menyerahkan nyawanya, nefesnya, syukenya, penyumanya, semua dia berikan. Dia meninggalkan singgah sana. Tidak menganggap kestaraan dengan Bapak sebagai hal yang harus dipertahankan.

Tetapi merendahkan dirinya begitu rupa, menjadi manusia, mengambil rupa seorang hamba taat sampai mati di kaisalip, untuk siapa? Saudara dan saya. Kasih seperti inilah yang Tuhan ingin saudara dan saya praktikkan. Bukan cuma diomongkan. Ku kasih kau dengan kasih Tuhan.

Kalau nyanyi tak gampang. Kita sampai pada pertanyaan terakhir. Iya Pak, mengasih itu memang baik, mulia, Tuhan kehendaki.

Problemnya itu cuma satu, sulitnya itu loh minta ampun. Betul? Sulit sekali meneladani Kristus.

Mengapa ya? Sulit sekali meneladani Kristus. Suruh aku ada beberapa hal yang dalam perenungan saya, saya sempat mencatat.

Yang pertama adalah kita ini mantan pendosa. Memang orang yang menerima krisis bukan pendosa lagi, tapi kita ini mantan pendosa, artinya apa? Kita masih bergumul melawan struktur jiwa manusia kita yang lama ini.

Kita sudah pernah disakiti, maka respons otomatis kita by default itu adalah menyakiti orang lain. Sulit sekali buat kita mengampuni kalau kita itu berasal dari keluarga yang terus-menerus menyakiti. Beberapa hari yang lalu saya menerima DM dari salah seorang.

Apa yang harus saya lakukan? Saya sudah berdoa puluhan tahun untuk keluarga saya. Papa, mama terus berantem. Ya pendek kata keluarganya toksik, terlilit hutang, terus mengucapkan kalimat-kalimat yang saling menyerang dan kadang terjadi kekerasan fisik domestik di dalam rumah tangga. Belum lagi kekerasan yang dilakukan oleh dep kolektor yang main fisik.

Saya sudah berdoa terus-menerus kepada Tuhan, apa yang harus saya lakukan. Ada orang-orang seperti ini di tengah-tengah kita. Sulit sekali bagi kita untuk melawan struktur jiwa manusia lama kita itu. Ada yang seorang mungkin pernah mengalami sexual abuse. Atau oleh pacar Anda, atau oleh paman Anda, keluarga Anda.

Kita masih menyimpan luka-luka itu. Sehingga untuk mengasihi sesama seperti Kristus kehendaki itu tidak bisa ternyata dilakukan dengan kekuatan kita sendiri. Tetapi hanya bersandar kepada Allah anugerah dan kekuatannya. Saudara dan saya dimungkinkan untuk keluar dari rawa hisap itu.

Hanya dengan itu belasan tahun saudara sudah coba. puluhan tahun sudah coba dengan kekuatan sendiri sudah terbukti tidak bisa suruh hanya sampai pada level baik menurut manusia tetapi masih menyimpan dosa-dosa lama maka kita perlu suruh aku mendekat kepada Allah bersandar pada anugerah dan kekuatannya dan untuk bersandar ini suruh aku kita memerlukan disiplin-disiplin dan latihan-latihan rohani tidak bisa hanya jadi orang-orang Kristen biasa yang cuman Datang duduk dengar diam dadah. Nggak cukup. Kita memerlukan orang-orang di sekitar kita yang melatih kita, mendisiplin kita melalui kampus ini, di asrama, dormitori, ada pemimpin, ada DP.

Ada RE, ada pemimpin kamar, suruh aku Tuhan tempatkan mereka bukan sia-sia, bukan untuk hal yang sia-sia. Tapi ada maksud-maksud tertentu, di dalam kelemahan mereka Tuhan tempatkan mereka masuk beririsan dengan kehidupan Anda. Kita membutuhkan mereka untuk melatih, bersama-sama berlatih. Sehingga tujuan utama pelatihan itu bukan nambah knowledge, nambah knowledge kita sudah punya banyak.

Yang perlu dilakukan adalah membangkitkan kesadaran-kesadaran. Kesadaran-kesadaran bahwa kita itu butuh Allah. Kesadaran-kesadaran bahwa Allah itu ada di sekitarku. Kesadaran-kesadaran bahwa saya perlu meminta anugerah Allah setiap hari untuk dimampukan menjalani hidup yang menyenangkan dan berkenan bagi dia. Together we achieve more.

Nggak bisa sendirian. Tuhan Yesus minta 12 muridnya berdoa bagi dia. Daniel disertai oleh Sadra Mesa dan Abed Neku. Daud pun membutuhkan seorang Yonatan.

Seolah kita perlu tindakan konkret dan kreatif untuk bersama-sama keluar dari lumpur wisap itu. Benar kita mantan pendosa. Tetapi Tuhan memberikan sarana-sarana anugerah.

Pertanyaannya adalah mau atau tidak mau. Saya membayangkan, saya membayangkan. Saya share tadi di ibadah satu juga. Tapi hari ini saya berikan sedikit twist.

Saya membayangkan kalau kita betul-betul ingin menjadi pelaku firman, kita pulang dari sini, kita mau menunjukkan kasih kepada sesama, tetapi sekali lagi kasih kepada sesama, bukan hanya kepada sesama Kristen. Tapi kepada orang-orang lain yang kita jumpai di keluarga kita, orang-orang di pinggir jalan mungkin, apa yang kita bisa lakukan? Saya tahu sebagian dari saudara akan pergi ke Supermall, karena saya sering mendapati di sana.

Sering ketemu karena saya juga begitu, rutenya. Tapi coba pikirkan, dua-tiga orang, patungan, membelikan satu teh bubble. Kemudian berikan kepada salah seorang petugas resto satpam mungkin atau siapa. Berikan.

Pak, saya mau kasih ini ke Bapak. Kami mau beri ini ke Bapak. Sambil kami menanyakan apakah ada yang Bapak mau kami doakan. Simple. Seorang tidak sedang melakukan kristenisasi.

Apalagi orang reform, tidak percaya kristenisasi. Karena orang hanya bisa jadi Kristen karena anugerah, bukan karena diiming-iming dan lain-lain. Betul ya?

Lakukan, konkret, nyata, kasih itu dalam perbuatan, bukan cuma perkataan. Jangan bilang, Pak Satpam kami mengasih kamu, dia tidak bisa tidur nanti. Tapi dekati dia, Pak kami berdua, bertiga ingin memberikan ini kepada Bapak.

Sambil kami ingin berdoa. Apakah ada yang kami bisa doakan? Sederhana. Kalau itu dilakukan 2-3 orang, apa yang akan terjadi kalau dilakukan oleh 2.000 orang?

Apa yang akan terjadi dengan Karawaci? Apa yang akan terjadi dengan pasar-pasar yang kalian kunjungi? Ketika anak-anak Tuhan tidak keluar dari gedung gereja hanya untuk menjadi konsumen dan murid-murid dunia, tetapi menjadi agen-agen berkat Tuhan dan murid-murid Kristus.

Mari kita berdoa. Sambil menundukkan kepala dalam keheningan, hampirilah Allah yang ada dalam hatimu. Saya akan memberikan beberapa pertanyaan yang mungkin akan menolong Anda berinteraksi, bergaul dengan Tuhan di masa-masa singkat ini. Dengan begitu banyaknya orang di sekitar kita yang membutuhkan kasih Allah lebih daripada yang lain, bagaimana respons kita terhadap perintah Allah yang sudah sejak semula diberikannya? Yaitu, kasihlah sesamamu.

Apa respons kita? Hanya mengingatnya, mengingat dan melupakannya, mengabaikannya. Alasan apa yang biasa kita gunakan untuk menghindari perintah Allah tersebut?

Apa alasan favoritmu? Saya lupa? Saya belum mengalami kasih Allah?

Yang besar itu? Tanyakan kepada dirimu, mengapa? Hal itu terus-menerus menjadi alasan.

Maukah Anda dan saya lebih sungguh-sungguh mengenal? Mengalami dan dipenuhi kasih Allah. Hingga kita ingin mengasihi Allah dan sesama lebih dan lebih lagi.

Bagi rekan-rekan yang masih bergumul untuk mengampuni orang-orang yang selama ini melukai Anda. Ingatlah, Kristus telah hadir dalam hidupmu. memberimu hidup yang baru.

Dia mengerti setiap tetesan air matamu. Dia melihat dengan jelas lebih dari engkau menyadarinya luka-luka batinmu. Dan dia mau menyembuhkannya.

Maukah engkau membuka diri baginya? Biarlah kasihnya membalut dan menyembuhkanmu. Maukah Tuhan ini kami terluka, terbelah, terpecah. Namun kami bersyukur Kristus menghampiri kami, membalut, merawat.

bahkan membangkitkan kami untuk menolong orang lain yang mengalami hal yang sama. Pimpin kami Tuhan untuk mengasih Engkau, mengasih sesama lebih lagi. Tidak ada yang tersembunyi bagimu.

Ini kami Tuhan, utuslah kami. Menjadi berkat bagi sesama di sekitar kami. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Yudhuslamat kami yang hidup. Kami naikkan doa ini. Semua yang percaya katakan, Jadi orang-orang yang membawa orang kepada Kristus, Sang Juru Damai yang sejati.

Make me a channel of your peace. Mari kita sambil jembat tangan satu dengan yang lain. Kita adalah saudara dan saudari. Biarkan kita menjadi channel keamanan Tuhan.

Dying that we're born to eternal life Oh master granted our life may never cease So much to be consoled as to console To be Seraku pulanglah, jadilah puri Kristus yang bukan asal-asalan hidup di dunia ini. Tapi jadilah pembawa damai. Pembagi kasih Allah, pengampun, penyayang, orang yang mau mengerti kesulitan orang lain, penghibur, sehingga nama Tuhan dipermuliakan, sehingga Kristus dihadirkan secara nyata bukan hanya dengan perkataan dan lidah.

Dan terimalah janji berkat Tuhan. Kiranya kasih karunia Allah yang tak berkesudahan, kasih Kristus yang menebus dan mengubahkan hidup. Kasih dari roh kudus yang menyertai, yang membangkitkan semangat, dan mendekatkan kami kepada Kristus. Menyertai engkau sekalian, menjadi pelita-pelita dunia, pembawa-pembawa pengharapan, mulai sekarang, sampai selama-lamanya. Amin.

Segala kemuliaan hanya bagi Allah. Praise God, praise Him, all He loves Pesca! Silakan duduk, Tuhan memberkati.

Bagi rekan-rekan yang mempunyai beban yang sangat berat, yang membutuhkan layanan doa dari para penatua, silakan maju ke depan, penatua siap melayani Anda. Tuhan memberkati. Selamat pagi Jemaat yang dikasih Tuhan. Sebelum meninggalkan ruangan ibadah ada sedikit pengumuman yang hendak disampaikan.