Itu hanya 3,4 persen, bahkan gen Asia Timur atau Tiongkoknya itu lebih besar, 4,19 persen. Jadi ini mengejutkan buat saya. Ada 1,8 persen dari DNA saya itu kayak etnis Mesoamerikan samaan dan keren. bayu gitu ya juga ya ternyata ada Vietnam gitu mungkin karena aku namanya mungkin karena itu juga aku senang banget masakan Vietnam dari Arab minimal dari presentasi dengan hai hai Kalau nggak salah 64% itu Indonesia, Filipina, sama Malay. Lalu 33% Thai and Cambodia.
Lalu 1,8% itu Mesoamerikan. Itu kayak kalau nggak salah sih kayak Peru, Bolivia, Argentina dan lain-lain itu sama anehannya. Sempat nanya cuma ya kalau dirunut sampai kira-kira 4 generasi kebelakang sih nggak ada.
Nggak banyak orang yang 100% etnis tertentu. Jadi mungkin saya juga mengiranya kayaknya kalau saya nggak mungkin 100% karena ayah, ibu aja udah beda suku. Masih. Merasa Indonesia lebih Indonesia sih.
Cuma ya itu karena setelah tahu mungkin jadi merasa kayak mungkin untuk orang-orang apalagi yang kalau sering baca berita atau dengar soal rasis atau apa. Sedangkan mungkin hampir seluruh manusia itu ada etnis-etnis lain di dalam DNA-nya. Jadi kayak seharusnya nggak ada lagi kayak gitu. Saya orang Indonesia gitu kan. Itu sebuah konstruksi yang administratif.
Karena dunia itu harus ada negara, harus ada pendataan administrasi, disitulah kita harus mengidentifikasi diri kita itu siapa. Dan itu kan merujuk pada sebuah bentukan, sebuah konstruksi yang kita bikin sendiri, yang manusia bikin sendiri. Geografis, secara geografis, secara demografis, aku ini siapa.
Kebetulan... Mungkin karena perjalanan nenek moyangku, ya aku nembloknya di wilayah yang sekarang dinamai dengan Indonesia Nusantara gitu. Itu aja dan ya kita manusia gitu yang sama-sama punya rumah di dunia ini.
Jadi kalau dari sisi keturunan, sebetulnya memang yang kuat atau yang dekat dan lekat dengan garis keturunan dan darah saya itu sebetulnya dari Hadramut, dari Yaman. Tapi ternyata tes DNA-nya menunjukkan gen timur tengahnya 3,4 persen, jadi lebih Cina dari Arab sesungguhnya. Ternyata ada 10 percampuran DNA, 10 nenek moyang dari beragam buyut. Menurut saya itu sesuatu yang memang menunjukkan kita memang bukan tidak bisa diping-point hanya dengan satu asal atau satu tanah saja. Kita adalah apa yang kita pilih untuk kita menjadi.
Bagaimana cara mengatasi kelebihan Indonesia? Merupakan bagian dari alur kedatangan migrasi orang-orang keluar dari Afrika. Cuma dengan banyak sekali gelombang migrasi yang datang ke Indonesia, tidak hanya sekali.
tapi berkali-kali. Orang yang pertama kali datang ya, orang yang pertama kali datang di Indonesia itu adalah orang-orang yang sekarang kita bisa lihat mereka-mereka yang memiliki keturunan Papua ya, yang berada di wilayah Papua sekarang. Itu mereka yang pertama kali datang mendiami wilayah Indonesia geopolitik saat ini ya tapi pada saat itu wilayah Arkitella dulu.
Gelombang terakhir itu adalah pada masa historical. Pada masa sejarah, itu trader yang dari China, yang dari Middle East, dari Arab, dari India, yang sekarang jejak genetiknya sangat jelas bisa kita lihat di populasi-populasi yang ada di Indonesia. Terima kasih. Kita tahu semua sejak 2017 semakin runcing, motif yang macam-macam, dan itu yang membuat kita di historia kemudian berpikir kita harus membuat sesuatu untuk membuka mata orang bahwa Indonesia itu satu konstruksi politik yang ditemukan, yang diciptakan pada awal abad 20. Sehingga istilah asli, tidak asli, pribumi, non-pribumi itu tidak bisa selagi berlaku, melainkan seorang individu, warga negara Republik Indonesia itu diakui karena status hukum dia memang warga Republik Indonesia, warga negara Republik Indonesia.
Dan di dalam konstitusi kita tidak ada satu keharusan, seorang warga negara Indonesia itu harus memiliki satu etnis yang seragam, memiliki satu agama yang sama, memiliki satu ras yang sama, tidak ada. Keberagaman itu... itu sesuatu yang harus diakui dan justru dirayakan.
Saya merasa sekarang tendensi orang melihat keragaman atau perbedaan sebagai sesuatu yang menakutkan dan kemudian disembunyikan dan khawatir justru akan menjadi pemicu keretakan. Justru menurut saya kita harus mengucapkan keberagaman itu dengan cara yang memang membicarakan ini secara terbuka. melakukan berbagai eksperimen seperti apa yang dilakukan TISDNA itu untuk lagi-lagi membuktikan premis betapa beragamnya kita dan tidak ada satu yang bisa mengklaim sebagai orang Indonesia asli.
Itu untuk menunjukkan... dan membuktikan premis betapa kita orang yang begitu berbeda-beda. Dan sekali lagi memperkuat keyakinan bahwa Indonesia itu bukan soal garis keturunan atau dari mana kita berasal. Yang menjadikan kita Indonesia adalah niat dan upaya bersama untuk membuat negeri ini bisa menjadi rumah untuk semua.