Prabowo yes, yang gak yes itu kan Gibran. Pemimpin yang mesti dihidari cuma dua. Tipe Zelensky yang menjual rakyat, megara dan lain-lainnya untuk mohon maaf, panggung dia.
Yang kedua jangan sampai kita punya Mulyono baru, Pak. Drama-drama model Pak Mulyono ini dihentikan lah, dihentikan. Dia pemimpin kelas...
Kelas dunia pak, bukan kelas Solo. Bukan kelas yang anaknya kemudian dibebasin ngongkang kaca konstitusi, enggak. Harusnya nih pak ya, kalau si Fafai sadar nih, mundur deh.
Jauh banget. Mana kita tahu di tanah Papua itu sudah ada siapa? Ngapain?
Berapa orang sudah di brainstorm? Berapa orang menyamar jadi apa? Kita tidak tahu.
Jadi kita harus berhati-hati. Kalau memang Indonesia hebat nih, udah jangan cuma memaki-maki begini atau mau ini, mau itu, enggak. Berani gak kita boykot Israel? Produknya semua. Tapi bukan cuma boykot loh.
Lalu kamu harus memproduksi diri sendiri. Selamat datang di channel Abraham Samad Speak Up. Seperti biasanya, hari ini saya menghadirkan narasumber yang luar biasa, netizen. Jauh-jauh datang dari negeri seberang. Ini sahabat saya, Ibu Kony Rahakaudini.
Assalamualaikum. Waalaikumsalam Netizen ini saya mau mengucapkan dulu nih Selamat buat Ibu Kony karena beliau sudah meraih guru besar Profesor di Zain Petersburg University Di Rusia Di Rusia dan kampus aku itu usia saya sudah 300 tahun, penghasil 9 Nobel dunia. Sebenarnya 12 Nobel, tapi karena waktu itu ada efek perang dunia, yang 3 itu tidak diakui. Tapi yang resmi dia penghasil 9 Nobel dunia. So, kampus tua dan rankingnya di Rusia itu antara nomor 1 dan nomor 2 aja terus.
Dan strukturnya itu agak beda, ada 2 kampus di Rusia itu yang langsung di bawah presiden. Termasuk St. Petersburg University, makanya rektor saya itu sudah 15 tahun ya jadi rektor. Karena appointed by the president.
Jadi ini universitas tertua, universitas punya nama yang luar biasa. Luar biasa. Dulu dalam jajaran Eropa juga 10 besar. Sekarang gara-gara kena sanksi dan lain-lain, ya buat dia nggak penting lah. Yang penting dia tetap muncul dan...
Berarti luar biasa nih pengukuhannya sebagai profesor. Kan nggak mudah juga orang meraih profesor di negara Rusia ya. Kalau di Indonesia kan... Terutama lebih susah di Indonesia.
Yang pasti di Indonesia susah banget jadi profesor. Senior aku kayak Bu... Siapa?
Husnul Maria. Siapa? Edi Prasyono. Bruno Pakusnanto kan kayaknya lama banget ya ada yang lama tapi ada yang gampang yang abal-abal ada ya ya itu kalau aku nggak ikutan Oke terima kasih Profesor konyes ini kita mencobanya melihat apa ini konfigurasi apa nih konfigurasi dunia konfigurasi politik dunia menjelang apa ini menjelang pertarungan atau peperangan belum belum seru ada apa tuh prediksi orang bahkan terjadi perang dunia ketiga karena orang-orang apresiden kita terpilih Pak Prabowo menyampaikan kan langsung di DPR Oke beberapa hari yang lalu bahwa perang dunia ketiga sudah diam depan mata gitu Oke kalau menurut Ibu Kony kalau presiden terpilih saja sudah memprediksi bahwa akan ada perang dunia ketiga kan berarti Indonesia siap dong harus banget Oke ah sebenarnya gini menurut saya Pak Prabowo cuma peringatan kesekian kalinya Oke jauh-jauh hari zaman Mas Andri Wijayanto itu masih jadi ketua lemhanas lemhanas apa Pak Andi itu zaman Pak Panglima Yudhor, kami itu dengan Mabes, bikin kira-kira prediksi ke depan tantangan TNI itu apa. Menjelang pertemuan itu saya bertemu dengan ambasador Cina untuk Indonesia.
Ketika kita berdiskusi dia bilang, prediksinya dia perang Pasifik itu atau Cina akan di jahilin Amerika Serikat. Apakah lewat Laut Cina Selatan, apakah lewat Taiwan, itu di 2037. Jadi waktu itu saya nongkrong mas Andi, mas Andi gila nih. bakal peran 2037 mas, kita itu mundur nih bagaimana kita membangun postur membangun organisasi, kesiapan doktrin baru dan lain-lain dan sebagainya jelang perang itu wah serius lu, gue telepon deh katanya Dubez, Cira kan teman beliau juga waktu, sorry, Dubez Cira bilang ke saya 2037, mas Andi telepon 2035, perkiraan beliau jadi ada kemungkinan lebih cepat nih katanya sekitar 2 tahun, itu perkiraan ya perkiraan, dan kalau kita lihat konstelasi hari ini, efek dari timur tengah dan lain-lain, bisa sangat-sangat lebih lebih cepat. Itu kenapa saya pulang sebenarnya sebentar. Saya ini nggak lama pulang, karena diizinkan pertama saya harus permit dari rektor, ada dua tugas saya mau selesaikan.
Karena gini, Pak Abraham, Bapak pegang kartu saya sebagai profesor. Tapi sebenarnya saya juga merangkap sebagai ambasador of education and science-nya RASYA. Jadi saya kesini juga dalam rangka ketemu beberapa rektor kampus besar untuk kita kolaborasi bersama dengan St. Petersburg University.
Oke. Utamanya mungkin setelah kunjungan Pak Prabowo bertemu Pak Presiden Putin. Itu kelihatan sekali beliau sangat bicara tentang bagaimana... ...education dan ilmu pengetahuan ke depan. Jadi kalau Pak Abraham punya ponakan, punya anak, ingin segera ke Rusia, ambil S1, S2, S3, mari kita ke sana.
Nah, balik ke konteks dunia. Jadi menurut saya tuh ada yang menarik ya. Pertama, aku tuh harus nyontek. Jadi gini, aku bukan ekonomi ya.
Aku tuh bukan ekonomi. Jadi aku membayangkan beberapa jam dari sekarang, 24 kali berapa jam nih, Pak Prabowo akan nilai nanti jadi presiden. Tanggal 20?
Tanggal 20 kan, aku gak mau hitung tanggal. Hitungnya pakai jam aja. Oke, jam.
Jadi aku tuh tiba-tiba hitung ya. Kira-kira utang kita itu sekarang berapa? Jadi itu problem yang dihadapi ya? Saya ngomong problem aja Beliau akan dilantik Kemudian beliau akan sedang menyusun kabinetnya Sekarang ini dalam 3 hari ini Tapi saya hitung Januari 2014 Hutang kita itu Sorry 2009 ya 2006 Akhir jabatan di 2019 Utangnya sudah 4.500 triliun Pak Jokowi itu Akhir masa jabatan kedua kemarin Ini Inilah 8.502.
Luar biasa. Oh my God. Rincian untuk 2024 ya.
Januari 8,2 triliun. Februari 8,3. Maret 8,262. April 8,33. Julai, berjulai aja nih ya.
8,5 triliun. Artinya apa? Kita itu, utang kita sekitar 71,60 persen.
Itu pinjaman domestik. Rasio utang terhadap PDB itu di bawah ambang batas 60 persen. Makanya dengan...
dengan anggaran negara sebegini ketat, Presiden ini bagaimana harus mengatur keamanan negara, otomatis dalam pertimbangan umum kita, konstelasi tadi, Laut Cina Selatan, di mana ada AUKUS, ada Dekuat, yang sudah bersiap-siap. Jadi kalau Pak Abraham ikuti nelatihan mereka, mereka sudah jelas. Pokoknya target kita peran di Laut Cina Selatan akan terjadi, kita mesti ngapain. Nah, Indonesia ini punya anggaran terbatas.
Sangat dong terbatas. Sekarang kita hitung aja dari utang segitu, kapan jatuh tempo, berapa persen harus dibayar. Kalau nggak salah... Pertanyaan yang penting adalah, pada tahun 2025, ada 90 sumber yang kita baca, itu harus 552,9 triliun hutang.
Berapa sisa untuk kita running negara, untuk presiden terpilih kita ini running negara, sementara Indonesia kan nggak bisa dipindahin. Kalau Indonesia bisa disulap, jangan di sini deh, pusing ya kita pindahin ke tempat lain yang lebih aman. Gutup gitu, kan nggak bisa. Nah artinya apa?
Lokasi strategis kita, kemudian anggaran pertahanan terbatas, itu akan membuat... buat apa ya kesiapan militer kita akan terganggu pastidong nah dan bagaimana Apakah kita sekarang sudah harus berpikir bersama-sama negara kawasan peran dalam stabilitas regional Indonesia harus harus memperkuat buka nih walaupun kita lihat utang begitu besar membesar ekonomi kita semakin terpuruk tapi saya lihat postur APBN kita anggaran pertahanan keamanan untuk di jaman Pak Prabowo nanti agak meningkat daripada tahun-tahun sebelumnya. Apakah menurut Ibu Kony itu tetap tidak signifikan menghadapi ancaman-ancaman yang sifatnya? Enggak.
Kalau dihitung, saya kan pernah terlibat-libat di Kementerian Pertahanan dan mendesain bagaimana anggaran pertahanan kita. Kalau Mas Andi bilang saya, kamu itu terlalu revolusioner. Karena saya nggak percaya kepada minimum essential force.
Dari awal saya sudah bilang, konteks kawasan, konteks geopolitik dunia, nggak menempatkan Indonesia sebagai negara harus minimum essential, tapi harus maximum essential force. Dan kalau kita lihat zaman Presiden Soekarno saja, kita baru negara merdeka, kan ada jalan keluar untuk membuat kita jadi macan terkuat di bagian selatan. Oke.
Kenapa sekarang enggak? Jadi itu yang harus dilakukan ya? Nah, dilakukan sampai begini. Ini seru nih. Tadi malam kalau ditanya ngapain sih buku ini sekarang pulang?
Tadi saya bilang ada tugas dari kampus. Ketika saya bertemu kemarin, beliau itu kasih saya buku bagus. Metode Jakarta. Katanya ini tuh sedang hips banget. Saya juga nggak tahu.
Tapi karena dikasih dan saya baca sekilas. Ini adalah tentang bagaimana Amerika Serikat terlibat pada pembantaian tahun 65 pertama. dan konteksnya ke global situation today. Jadi ini kalau kita ngomong dan baca ini sekilas ya, kalau itu betul, ini kan sekalian penelitian dan ini orang, ini wartawan, sempat tinggal di Indonesia.
Artinya dia tahu banyak dari data-data yang valid lah. Maka menurut saya ini kita tuh harus berpikir, apakah kita sekarang sudah harus memberanikan diri meminta Amerika Serikat. Kan selama ini dia nyerang Irak, nggak ada yang nyerang.
ada yang minta dia tanggung jawab. Nyerang Afganistan, nggak ada yang minta. Libya, semua juga nggak.
Kenapa nggak Indonesia datang dengan buku ini, Metode Jakarta? Kita harus dapat uang nih. Betul nggak?
Kita minta pertanggung jawabannya. Apakah terjadinya pelanggaran hak asasi manusia di daerah 65 itu? Saya ini terus terang bacanya masih sekilas ya.
Tapi dari eagle view yang saya lihat, itu ngeri banget. Kedua, bagaimana ganti rugi terhadap siapapun di... Dianggap atau kemudian kena dampak.
Iya kan? Jadi kayak ganti rugi, kalau ada kalau perang kan ada pampasan perang atau ganti rugi karena perang. Kalau ini enggak.
Bagaimana dia mesti juga, kita mesti minta apakah mereka, Amerika Serikat harus minta maaf. Afsar diplomatik pada Indonesia dan itu tidak usah dibayar langsung tunai kalau memang nggak ada uang. Tapi dibayarnya pakai tadi.
Apakah latihan? Latihan militer. Kan latihan militer itu mahal, Pak.
Ya kan? Ekserses-ekserses militer. Kemudian di... dibantu dengan alat utama sistem senjata untuk paling tidak mengalami tanpa patrol. Alat perang kita dikirimin gitu, dibayar pakai alat perang.
Semacam itu. Jadi ini kan kita ceritanya mau bantu nih, walaupun kita nggak yakin ngomong sih. Tapi kan boleh-boleh aja, namanya kita memberikan ide. Karena kalau saya jadi presiden nih, saya bayangin hutang saya segini, saya jadi presiden langsung pertama-tama saya pening dong. Ini gimana nih?
Bagaimana menanggulanginya ya? Bagaimana menanggulanginya dengan hutang segini besar perkembangannya. Kedua, saya pengen tahu kenapa dia berkembang pesat sekali. Oke.
Yang ketiga, diduga dia akan bayar pertama ini, begitu dilantik, maka utang pertama yang harus dibayar tahun depan, itu 552 triliun. Sisanya itu berapa untuk running negara, termasuk tadi defense, untuk mempertahankan diri kita dari ancaman kawasan yang, kalau sekarang baca apapun, sudah diduga isu apakah Taiwan, apakah isu Laut Cina Selatan. Tapi kalau saya bilang, even China sama Laut Cina Selatan nggak ngapa-ngapain, jadi, Dampak Timur Tengah yang terus akan, kalau nggak bisa kita stop, ini akan kemana-mana. Masuk ke Asia Tengah, masuk ke kita juga akhirnya.
Jadi konflik di Timur Tengah antara Iran, Israel, Libanon, dan Palestina itu akan berdampak langsung ke Indonesia? Pasti dong, pasti. Ini bolanya itu akan besar.
Makanya saya bilang yang lebih mengerikan kalau menurut saya ini kalau akhirnya SIA dan Sunni bergabung. Sekeren. Ini kita nggak tahu loh.
Contoh ginilah, ada yang kemarin ngomong gini kan, dengan rame-rame. Kami ada korban. By the way, kita turut simpati ya.
Ada korban dari tentara kita yang sedang bertugas menjadi korban ya. Tapi kalau saya terus membaca banyak komentar orang. Oh kita tutup aja Malaka. Ya kan supaya apapun yang terlibat dengan mereka ini akan terganggu gitu. Karena ini kan kita urat nadi kawasan.
Ada wacana begitu. Ada wacana kan, bapak baca kan. Jadi wacana tentang menghukum Israel dengan cara begitu.
Kalau aku bilang ya itu backfire ke kita lah. Pertama itu kan lautan kita. Itu adalah lautan bebas. kebiasaan kan, mirip masyarakat dunia. Kedua, even though kita mau, oke kita juga gak perkasa nih, sekarang gua tutup Malacca, Kalau, macem-macem.
Kita bisa tutup pakai apa? Seberapa banyak kita bisa patrol, ngusir-ngusirin orang di situ, dan lain sebagainya. Akan mahal berapa lama kita mesti operasi udara. Operasi laut juga. Udah pasti operasi lautnya kan.
Operasi udara kan pengintaiannya kan. Kan sangat mahal Pak. Gak mungkin? Bukan gak mungkin. Secara anggaran?
Kalau anggaran kita sekarang gak mungkin lah. nggak mungkin banget lah. Sekarang dari uang semua yang kita ada dipotong tadi bayar hutang tahun depan 552 triliun. Oke. Saya tuh wonder loh gimana caranya Menteri Keuangan kita besok menjaga ini semua agar kita bisa tetap normal gitu.
Dengan sekali lagi oke tingkatnya. Biar dulu berarti Jokowi ini, Mulyono memberikan beban berat bagi Presiden Prabowo ya? Kayaknya bukan cuman Mulyono ya Pak. Kita pernah bahas disini loh. Oke.
Sayang dia nggak menegurin kita sih. Jokowi Coba waktu itu didengerin kita, Pak. Anaknya ini sekarang kan jadi masalah.
Emang Tuhan tuh nggak tidur, saya bilangin juga. Loh kita lagi antang-antang di Rusia, Pak. Aku pas bangun, apa nih? Fufu Fafa? Saya tuh heran setengah mati.
Kok ada ya bisa nasib orang yang merasa dia sudah di jalan tol, super highway ini. Udah terbang, udah nggak jalan di jarak daratan lagi. Tiba-tiba terpental dan akan terpental.
Kalau saya dengar wawancara Bapak dengan Rosulio, saya juga dengar Rosulio di beberapa podcast. podcast lain berat atau kita akan dibilang dan ditetapkan dunia betapa bodoh kita kalau pura-pura enggak tahu karena ternyata nomornya berhubungan dengan nomor telepon dia saat pendaftaran pendaftaran di mana wali kota jadi nggak bisa dipungkiri sekarang nih pertama saya pungkiri kedua sampai mana sih dia mau bohong yang ketiga sampai kemana sih saya aja yang baca calon presiden kita yang akan dilantik di kata-katanya seperti itu tidak pantas inilah kalau mau mau dianggap ya kan banyak orang berpikir kita bersebrangan banyak orang melihatnya bersebrangan padahal pada awal saya bilang kita bahas ini kan ibu kony kan sampai bersahabat ya dengan Pak Prabowo saya enggak bersahabat tapi paling enggak saya enggak ada masalah pernah ada masalah yang waktu saya meluruskan soal 1760 triliun cara belanjanya dan beliau orang sportif saya dipanggil waktu itu ke kementerian pertama ada pada school ada Pak sahroni dan kita berdiskusi dan akhirnya tiba-tiba dibanyakan juga 1760 triliun itu artinya beliau mendengar dong gak lama dari itu Saya kena Covid, saya kena Covid yang berat pak, yang Delta kalau nggak salah namanya. Dan saya tuh harus di karantina full di rumah sakit angkatan udara, di Halim. Itu beliau dari Perancis pak, itu kirim saya obat. Pak Prabowo tuh kayak begitu, kayak memang dia sama kucingan.
jadi akhir lagi sama orang karya tapi masalah ini orang-orang yang kau sebelumnya sekeliling dia Pak sekeliling istana waktu itu yang menganggap bahwa bahaya nih bahaya nih gitu kan pecah ini pecah pecah pecah maka seolah-olah bukoni anti Prabowo no no kalau mereka mereka dengarkan dari awal kita bicara saya kan bilang Prabowo Yes yang gak Yes itu kan Gibran dan sekarang saya enggak tahu Pak Jokowi nonton ini enggak ya kalau dia nonton harusnya dia nyesel dunia herat Pak kalau aja dia dimaksud dengerin kita ya kan enggak separah ini Pak sekarang lebih malu mana lebih malu dulu dia mundur anaknya nggak jadi masuk daripada udah sampai tinggal mau dilantik nih seluruh dunia ahli-ahli it semua mempersoalkan mempersoalkan, kita satu-dua aja, Pak, jangan anak yang lain. Katanya anak yang di Jauhudun, di Mato itu juga ada masalah. Anak yang kemarin juga gara-gara hamil ada masalah.
Yang ini aja deh. Ini gimana, Pak, dari faktor sebagai pemimpin berkata seperti itu, mengatang-ngatai parternya, which is presidennya, kita aja yang dianggap berseberangan, gak pernah mengatai-ngatai urusan seperti itu. Kita harus menghormati presiden, kan?
Menghormati sangat, lah. Calon waktu itu, cuma... masih calon dong coba saya kebayang saya kebayang jadi ya saya berharap aja itu omong-omong gue tuh ada aja caranya lu keluar gitu oke semesta alam semesta bergerak Oke bukunya kita kembali nih kita lihat ancaman perangnya di depan mata kita tapi saya sebenarnya enggak mau makasih lah begitu karena udah terlanjur calon presiden kita menyatakan buat ancaman perang di depan mata kita karena adanya konflik Timur Tengah itu ya macam-macam beliau kan berpikir tentang aspek Rusia-Ukraina, aspek Korea juga, kan segala macam isu di kawasan yang dibangun oleh framing barat lah, kalau saya bilangnya.
Dalam keadaan begitu, Ibu Kony, kalau melihat kondisi Indonesia, siap nggak kita menghadapi situasi global seperti itu? Indonesia ini, masalahnya kita tuh ada berkat Tuhan terus. Bahasa-bahasanya tuh kayak di-bless terus. Oke, ada anugerah.
Ada anugerah di bumi pertiwi yang tercinta. Saya nggak tahu apakah dulu para karuhun, kalau orang Sunda bilang karuhun. Denek moyang kita. Leluhur kita itu pernah bahas sangat banyak. Berbuat baik.
Saya nggak tahu juga. Indonesia itu selamat-selamat aja loh Pak. Selamat-selamat ya. Iya dong.
98 harusnya kita leluhur lantak. Berantakan. Survive. Nah sekarang sih moga-moga juga survive. Tetapi kan kita nggak boleh berharap dari moga-moga tadi.
Makanya harus ada yang dipikirkan. Salah satunya tadi. Kalau kita lagi iseng baca buku Metode Jakarta ini.
Ini kan bisa jadi salah satu tool secari uang. Tidak uang dalam tanda kutip bentuk cash ya. Tetapi bagaimana. karena seperti dulu Bung Karo, Bung Karo kan nggak punya uang amat tapi kemudian membangun kekuatan pertahanan terbesar di bagian selatan orang mikir tetap kepada kita itu bisa kita kejar dengan tadi, mengejar dosa Amerika Serikat dan saya pikir, saya ini pro Trump, Pak saya itu pro Trump banget, karena menurut saya Trump... pro Trump, pro Putin ya?
oke, oke lanjut saya ngomong-ngomongin itu ya, pas ada yang komentar gini loh bukoh ini mana mungkin bisa tiba-tiba jadi guru besar di Saint Petersburg Uni gitu kan berapa bulan di sana? saya kan baru peribah 7-8 bulan jadi ini kami curiga ibu ini KGB yang ditanam jadi ini Pak Abram ya banyak orang curiga netizen ibu kau ini agennya KGB Pak Abram, Pak Abram ini lucu sekarang namanya FSB by the way, saya itu dulu Pak karena sekolah saya di Israel saya dianggap Mossad jadi Ibu Kony ini dituduh agen KGB, agen Mossad agen Mossad udah yang mereka gak tau saya itu sebenarnya MI6 Pak Hai kalau-kalau kalau Intel beneran bisa kebaca jadi oke kalau Ibu kau lihat sebenarnya Indonesia tetap punya kesiapannya karena ada anugerah selalu diberikan ya itu ada satu hal tetapi Jadi gini Pak ya, kalau dalam pertahanan itu, itu banyak hal yang terkait. Anggaran itu satu hal lah.
Jadi kalau cuma ribut anggaran-anggaran, enggak lah. Oh jadi bukan anggaran faktor pertama? Enggak, seperti saya bilang, kalau ini bisa kita pakai jadi tools kita nih, ini saya pengen ada yang baca nih ya. Ini bisa jadi sebuah bukti Amerika itu cewek-cewek terhadap Indonesia dan Brazil mengacak-acak kita. Menggunakan waktu itu momen Soekarno dan Soeharto.
Tetapi kalau saya bilang berikutnya, kita mesti pikirkan Pak, kita itu mesti merubah doktrin pertahanan kita. Kalau kita memang concern terhadap ancaman dunia. Karena kita nggak bisa ngomong ancaman dunia tapi yang diurusin Angkatan Darat aja.
Jangan dulu, kita luruskan. Doktrin sekarang sudah tidak tepat lagi dipakai? Tidak, karena sekarang sangat inward looking. Oke, sangat inward looking. Saya gak bilang sama.
Tetapi kalau sekarang kita melihat tantangan ke depan seperti apa, kita nggak boleh nggak sudah harus merubah visi kita menjadi outward looking defense. Ini sudah dirancang oleh zamannya Panglima Yudo Margono. Karena Panglima Yudo itu kan beliau angkatan laut.
Jadi memang angkatan laut dan angkatan udara itu visinya selalu keluar. Ancaman kan dari luar. Beda nih kalau dengan angkatan darat yang doktrin kita itu nunggu dipentung baru kita mentung. Nggak boleh.
Kalau di angkatan laut, apalagi di angkatan udara, itu orang baru kepikiran mentung kita nih, kita pentung duluan. gitu dokternya dokter harus begitu walaupun kita saya nggak bilang kita harus offensive ya saya menyebutnya offensive-passive offensive-passive tuh kalau offensive orang lagi anteng-anteng negara orang Libya lagi baik-baik diserbu Iraq itu offensive offensive tapi kalau passive dia kita cuma lihat gini oh negara mau niat jahat sama gue nih gitu kan sama negara gue atau rakyat gua kita attack duluan nah mungkin yang saya bilang ofensif pasif lebih kerusia sekarang ya oke dia kan nggak memulai dia dimulai nah sekarang dia bales udah semuanya gitu loh dia membalas ke NATO, Ukraine ini kan cuma gara-gara Nahamid juga kita tuh jangan sampai punya Molionov kedua dan jangan sampai punya Zelensky kedua Pak itu pokoknya dalam era abad 21 pemimpin yang dihidari cuma dua tipe Zelensky yang menjual rakyat negara dan lain-lainnya untuk mohon maaf panggung dia karena kau dihitung usia dia harus berpikir udah deh banyak sekali yang pemimpin dia bilang udah lu ngalah aja sama Rusia memang salah gitu dari pertama kamu juga nggak apa-apa orang Rusia juga apa-apa kok gara-gara kamu undang NATO masuk harusnya ngamukkan yang kedua jangan sampai kita punya mulia baru jadi Pak Abraham saya inget ya waktu saya kecil tuh nenek saya bilang gini kamu kalau nikah dan anak nanti kalau nikah cari ya bibit-bibit bobot Jadi keluarga kita itu pak Atau apalagi anak saya Temen saya main ke rumah aja ditanyain semua Bapak kamu siapa? Kamu anak dimana?
Rumahmu dimana? Terus kalau kita denger kan sebel banget pak Tapi setelah kejadian Pak Mulyono ini Mimpi bebet-bebet bau itu penting loh pak Bener penting loh Oke tahan disitu Ibu kony ingin mengatakan bahwa Mulyono ini tidak jelas asal-usulnya Ya pokoknya bebet-bebet bau itu seperti ini hasilnya Coba Ngeri kan? Oke Kan bukan saya aja pak yang kecewa Oke Jadi itu penting ya bagi seorang pemimpin Kalau buat anak kita menikah aja penting bibit-bibit bobot, apalagi buat pemimpin negara. Kan itu logiknya. Berapa besar sih kita nikahkan anak, dia akan memimpin keluarga sebesar apa?
Mungkin dua anak kecil lahir. Ya kan kita KB, Pak. Betul nggak? Lah, negara berapa ratus juta orang, lalu kita ngecek bibit-bibit bobot dia.
Ngeri, Pak. Jadi kita harus menghindari dua tipe pemimpin. Oke, pertama. Zaleski, kedua Mulyono.
Mulyono ini kan pintar menjual esat, dan itu saya sesalkan. Ternyata saya pikir, saya itu orang yang sudah cukup matang untuk tidak ditipu oleh penampilan. Tapi saya adalah kaum tertipu. Penampilannya kan Pak, polos, baik, masuk-masuk God. Masuk-masuk kampung, masuk-masuk sawah, masuk-masuk apa lagi.
Tidak tahu lagi masuk-masuk apa saja, tidak mungkin. Sekarang coba kita lihat. Penampilannya dia begitu.
Anaknya terbang pakai pesawat yang mungkin cuma Elon Musk yang bisa pakai dan beberapa orang lain. Ibu gue ini tidak pakai private jet. dari kesini?
Aduh, masih jawab tuh pak. Saya emang cuma seorang pengajar biasa. Oke, kita masuk.
Seorang pengajar. Ibu Kony ini kan beda banget. Ibu Kony di luar, di dunia akademik.
Itu kan di dunia luar, dunia akademik itu sangat dihargai. Sangat dihargai kebebasannya. Bagaimana Ibu Kony melihat dengan konteks di Indonesia?
Karena Anda kan termasuk di buru nih. Di buru ya? Di buru ya?
Mau ditersangkakan. Karena bersuara lantang. Gini, itu menarik ya.
Jadi gini, saya senang Pak Abraham Samad tanya itu. Kalau Pak Abraham Samad mau berkenan mampir di Instagram saya, itu ada satu momen, saya itu pakai kerudung Pak. Karena saya itu baru menghadiri upacara gereja ortodoks di gereja terbesar di St. Petersburg namanya Kazan Sabur. Dan itu memindahkan Abu Alexander Nevsky, tokoh agama termuka-muka dari gereja Kazan kepada gereja lain.
lainnya itu kayaknya pacar yang harus dilakukan 300 tahun saya ditelepon oleh kantor gubernur kamu ikut enggak saya pikir dari Indonesia dibilang gua murtad lagi tiba-tiba tapi udah aku udah nggak perlu dicap apa aja udah udah kepala dicap mosat udah KGB udah murtad dicap kabur udah jadi udah cepat yang banyak itu kan yang penting gue jadi guru besar anyway terus saya pakailah saya kesana Pak Oke jadi waktu kita itu kan kalau di kita kan udah jelas Pak begitu datang anggota dewan datang gubernur datang ini datang kardinal udah saya di barisan keberapa tahun Ternyata Bapak apa yang terjadi Begitu kita dari waktu di gereja Kita semua berdoa gitu kan Nah terus kan mesti prosesi jalan kaki Pak Memindahkan abu ini Kita dengan para kardinal seluruh Rusia Bukan cuma dari St. Petersburg Bapak tahu urutannya? Rektor Kebetulan rektor saya Karena kami Ini kampus tertua di Rusia. Rektor saya bersama kardinal utamanya Rusia. Baru para kardinal dan lain-lainnya. Baru kita para guru besar.
Baru politisi itu di belakang, Pak. Para menteri politisi di belakang, ya? Itu pun setelah musik-musik.
Jadi kan di belakang saya itu ada yang bawa-bawa lagu-lagu suci-suci yang ortodoks. Ya kan? Di belakang mereka?
Di belakang. Itulah kenapa Rusia itu bisa sangat maju, Pak. Dia ini kena berapa?
Sekarang itu kalau Bapak lihat aja di Google. Negara dengan sanksi paling besar. Siapa?
Rusia. Setelah Rusia siapa? Iran.
Oke. Dan berikutnya dari... dan berikutnya.
Pak, bagaimana mungkin dia survive? Ketika McDonald ditutup, dia nggak pakai nangis, nggak pakai curhat. Nggak.
Besok pagi dia ganti aja namanya. Sama. Mozilla ditutup, apapun juga.
Bank. Banknya kan ditutup. Swift Code. Iya kan?
Bikin Swift Code sendiri. Apa aja yang dibuat ke mereka, mereka bangkit itu loh. Dan nggak ada, Pak. Di sana tuh nggak ada gini. Playing victim.
Nggak ada. Nggak ada. Di sini tuh makanya, hmm, kalau orang playing victim kayaknya mesti sering-sering ke Rusia biar belajar. Tidak ada.
Pejabat negara itu playing victim. jadi bagaimana pokoknya solving problem untuk rakyat solving problem untuk rakyat Pak Abraham Samad, Pak Abraham sangat kaget lihat rumah saya disana beneran rumah saya tuh keren banget itulah fasilitas dari bagaimana seorang pemikir menghargai akademisi itu saya itu sambil ditanya udah setelah rumah saya begitu bagus makanya Pak Abraham Samad kalau kesana mesti mampir ke rumah insya Allah saya itu punya piano room punya segala macam udah kayak main piano juga mau mobil apa itu penghargaan mereka ya penghargaan mereka karena yang digunakan itu kemudian apa yang mereka tuh ketika mengundang kita mereka tahu akses kita kemana disini kan jadi aksesnya anak kemana nih sebenarnya dia tuh dunianya seperti seluas apa Oke kan saya juga kaget Pak sebenarnya saya ditawarin guru besar saya juga guru besar tiga kampus besar oke di Moskow ya kan kampus Kementerian Luar Negeri itu tersebut macam seperti sekolah kem lulah gitu kan kemudian sempet tersebut University ketiga Karena background saya muslim, dianggapnya saya itu ingin ke tempat yang muslim terbesar. Kazan University. Yang sekarang nanti ada Bricks bulan depan itu.
Tapi kan saya dari awal suka Saint Petersburg. Kedua, hidup di Saint Petersburg itu Pak, kayak hidup di Eropa. Karena nggak ada wajah Rusianya, wajahnya sangat Eropa.
Jadi Ibu Konit mencoba membandingkan bahwa kreatif penghargaan orang yang hidup di dunia akademisi itu lebih tinggi pengharganya di Rusia. Daripada di Indonesia. Bayangkan saya sedang berbangga-bangga cerita pada anak saya, pada keluarga, pada keluarga murid-murid saya di sana, anak-anak Indonesia di sana. Tiba-tiba saya baca Pak Abraham Samad, ada video tuh.
Pak Abraham Samad, Pak Refli Harun, Pak siapa tuh digerebek di Kemang. Ini negara saya ini jadi apa ya? Ada para pemikir, bukan cuma pemikir loh.
Para orang yang sudah ekspert pernah berpengalaman, mau berdiskusi, tukar pendapat. Tentang negara. Tentang negara dan itu dijamin oleh undang-undang.
Saya lupa pasalnya lah. Bapak lebih tahu pasal berapa kita boleh berpikir dan berpendapat. Kok digerebek begitu aja?
Oleh preman? Saya nggak tahu oleh siapa, tapi itu juga katanya preman. Kemudian katanya ada juga video-video premannya salaman sama polisi.
Preman yang disuruh? Tapi kemudian ada juga saya baca polisi sedang mencari para preman. Jadi udah nggak ngerti lah.
Jadi kadang-kadang saya tuh pikir Indonesia ini kok jadi sinar main drama ya sejak Molyono? Kenapa jadi ketularan ya? Kayaknya ini mesti di-stop deh.
Saya dengan segala hormat minta Pak Prabowo drama-drama model Molyono ini. PR kita terlalu banyak Apalagi nih Indonesia ini kan katanya by undang-undang By undang-undang ya Harus membebaskan Palestina Mereka sebutnya free Palestine Selama di Papua masih ada isu Papua ingin berdekat, saya gak akan pernah bilang free Palestine Karena itu akan backfire Kepada Indonesia, free Papua That is my principle, jadi gak akan pernah keluar dari mulut saya Free Palestine Karena saya menjaga Papua saya Ketika kita bisa ngomong free Palestine, kita tuh udah harus siap dunia akhirat lahiran batin. Oke?
Ini ya, yang pada punya gadget, coba jangan main-main nonton-nonton yang gak penting ya. Coba deh, chat GPT tuh gak jelek-jelek banget. Saya tuh gak terlalu sepakat kalau chat GPT dibilang jelek. Tergantung kita aja pake buat apa. Sekarang CGPT aja.
If you are the president of Republic Indonesia, which one you have to tackle first? Free Palestine? Atau urusan negara lu?
Dengan ancaman kawasan hari ini? Google aja nih kalau saya bohong. Atau CGPT aja.
Si CGPT kan gak bisa bohong. Dia mesin kan, robot. Dia akan jawab, beresin urusan dalam negeri dulu, baru ngurusin Free Palestine. Karena apa? Karena sekarang aja pak, karena impact tadi spill over dari the world that will come di region kita yang ada di sini AUKUS, dari sini Dekuat, ada 5 Power Defense Range.
Menjadi anggota ASEAN, gimana kita mengendal? Kalau kita negara non-block itu, negara non-block itu sangat bagus tapi sangat mahal. Tapi bukankah Bu Kony sebagai negara yang hidup menjalin hubungan dengan negara lain, kita harus berperan aktif dalam perdamaian dunia.
Iya, betul. Saya nggak bilang itu salah. Itu perintah Soekarno bagaimana.
Tapi ingat dong, ketika Presiden Soekarno ngomong kita harus berperan aktif dalam perdamaian dunia dan kita harus membebaskan Palestina. Siapa? untuk Presiden Soekarno. Dia pemimpin kelas dunia, Pak. Bukan kelas Solo.
Bukan kelas yang anaknya kemudian dibebasin ngongkaca-ngakaca konstitusi. Enggak. Dia Presiden yang dia ngomong, Bapak mesti lihat file, bagaimana dia disambut di Rusia. Ketika dia datang. Pak, ini negara muda.
Datang ke negara antah-berantah yang besar sekali waktu itu. Negara super power. Soviet dong. Disambut juga kayak apa. Bapak mesti lihat.
Bapak main-main ke Andri, Arsim Nasional. Lihat filmnya. Yang kedua, Pak.
Seorang Soekarno ini, si ganteng pemimpin. Brainy ini, bisa lihat ini Ini gue gak mau kesini lagi Kalau lu bikin tuh si masjid Saint Petersburg jadi gudang Gue perlu sholat Kalau lu gak ubah itu jadi masjid lagi Gue gak mau kesini lagi Itu kata Soekarno Langsung apa presiden negara adikuasa itu Adidaya itu Dirubah, makanya sekarang itu masjid Saint Petersburg pak Itu begitu menghormati Kalau gak ada Soekarno itu gak mungkin jadi masjid Jadi gudang Yang kedua saya kemarin kan ada kunjungan Ibu Mega Nah ini saya mau cerita Ibu Mega ya Ibu Mega itu berkunjung dan menjadi, aduh saya tuh senang banget di buku salah. Jadi gini, ibu itu bukan cuma dapat honoris causa.
Beliau itu bicara, diundang bicara sebagai tokoh the governor of Brin, ya. Advice to Brin, ya. Jadi bagaimana beliau itu berbicara tentang ke depan ini kita harus kerjasama apa dengan Rusia tentang ilmu pengetahuan dan tentang ke depan Indonesia.
Bayangin loh. Perempuan, ujuk-ujuk datang ke kampus tertua ini. Kan saya udah bilang sama ibu, Bu, kita bahasnya AI, Bu.
Kita bahasnya ini. Begitu rapat, Ibu ngomong apa? Enggak.
Kalau kamu negara besar, kata Ibu, Ibu Kuala itu keren banget memang. Kalau kamu negara besar, kamu harus tahu solving gimana vulkanobawah laut Indonesia. Itu kita semua kaget loh.
Karena vulkanobawah laut, nggak ada yang bikin vulkanobawah laut. Ibu itu. Nah, kemudian Ibu bicara tentang AI. Di, apa Pak?
Forum Rektor. Apa sih orang bacanya Forum Rektor? Pak, Forum Rektor dari sebuah kampus yang sudah 300 tahun, itu bener-bener like... sektor kelas-kelas kampus dunia juga bukan kelas-kelas mohon maaf ya gitu bukan kelas apa tadi kampus yang bisa ngasih orang-orang harus kau satu kampusnya di hotel enggak nggak kayak gitu gabal-gabal Nah jadi itu buat kita harus kebanggaan jadi ternyata Bung Karo itu mewariskan itu yang kedua dari situ Ibu kan berkunjung ke Uzbekistan saya akhirnya ikut tadinya saya kan nggak bisa ikut tapi akhirnya saya ikut Kenapa karena ibu itu mau berkunjung ke makamnya Imam Bukhari Ya ampun Pak itu Bapak pernah ya? Sekarang Pak, itu lagi diperluas, kita kayak kita ke Makkah.
Jadi wingnya makin lama makin besar, makin besar. Nah sekarang lagi pembangunan kesekian Pak. Sehingga waktu Ibu datang tuh semua disuruh berhenti karena Presiden kelima datang. Dan kita kemudian bisa berdoa, Bapak tau apa yang terjadi? Dibangunkan museum kan?
Ditulis kok itu tanpa Soekarno, gak ada itu makam Imam Buhari. Kemarin menterinya tuh mendampingi Ibu, langsung ngomong, Ibu ada ide apa nih? Madam Presiden ada ide apa supaya Imam Buhari semakin dikenal?
Ibu bilang, ini kan bukan cuma samarkan Pak Ada Bukhara, ada apa Harus bikin seperti Wali Songo kata Ibu Jadi dibuat satu visit itu Adalah visit juga ke yang lain Bapak bayangkan gak Itu buat saya Pak ya Dulu bapaknya didengerin orang Sekarang anaknya yang sudah tidak presiden lagi Tetapi karena pemikirannya Didengarkan sebuah negara Dan minta pendapat dari beliau Harusnya nih Pak ya Kalau si Fafad sadar nih Mundur deh Jauh banget. Oke, Bu Poni. Kembali lagi. Jadi ini kan saya udah paham nih cara berpikir ini, Bu Poni.
Kita tetap harus berperan ya dalam isu perdamaian nasional. Jadi tadi saya tumpang, saya paham. Jadi gini, oke. Betul isu perdamaian.
Tadi saya udah bilang kan Bung Karno itu bisa jadi terhebat di bumi bagian selatan. Pertahanan kita karena kerjasama. Kemudian apa? Jangan ngomong anggaran.
Ngomongnya apa? Bagaimana training kita mau dibangun? Training para prajurit.
Oke. Oke. Ekipmen yang harus dibeli itu apa?
Jadi bukan karena ada anggaran beli ekipmen, enggak. Oh dibalik? Ekipmen apa yang kita mesti punya, cari anggarannya gitu kan.
Jadi dibalik ya? Iya. Lalu bagaimana tentang sistem personil kita dibina?
Iya kan? Kemudian bagaimana infrastruktur dibangun? Infrastruktur kan nggak selamanya cuma beli Pak. Tapi misalnya gini, kita beli alat yang canggih. Misalnya alat cyber.
Atau alat-alat apa yang sangat sensitif. Termasuk kapal selam. Itu kan penempatannya juga, infrastrukturnya harus jelas Pak.
Anggabin. bisa di tempat Barangan atau tempat itu ya. Atau berbahaya misalnya tidak bisa terjaga dengan baik.
Kemudian apalagi doktrin kita mesti berubah. Tadi kan saya udah bilang dari doktrin yang defensif-pasif. Kan dulu kita sekarang kan defensif-pasif doktrin. Harus ofensif-pasif. Harus ofensif-pasif karena kita udah...
Kita mesti ngukur, eh ini spill overnya udah bisa kena Natuna nih. Kita jangan sampai kena Natuna, misalnya. Jadi konsep itu dipakai Rusia?
Offensive-passive? Menurut saya itu yang sekali lokal Rusia. Makanya begitu NATO baru macem-macem masuk ke Korea, dia kejar duluan. Eh, entar dulu lo mau kemana? Kan begitu.
Oke. Gitu. Kita masih bikin begitu juga. Eh, lo mau kemana nih? Itu kadangnya ke gue.
Gitu misalnya. Kemudian apa tadi? Doktrin ya.
Kemudian logistik. Karena gini, perang itu mahal di logistik, Pak. Kita bisa beli alat, bisa beli apa, bisa deploy. Tapi kan untuk keberlangsungan operasi itu kan perlu logistik sistem yang benar. Jadi logistiknya harus dihitung betul ya?
Dihitung betul. Dan yang paling penting juga organisasinya seperti apa. Menurut saya organisasi TNI hari ini juga mesti jelas. Orang jangan cuma kerja jabatan. Oke.
Tapi kerja profesionalitas. Pak. Apa bedanya itu kejar jabatan dengan kejar profesionalis?
Ada kok saya ngerasa, gak tau ya. Ini kalau saya dengar paparan Mas Andi ya. Bukan paparan saya. Mas Andi bicara. Jadi Mas Andi itu kemarin dengan studio 45-nya merasa Jokowi itu mengacak-acak tentara dengan like-dislike.
Nah itu udah gak boleh Pak. Jadi like-dislike itu udah gak boleh ada. Karena kalau aku lebih kepada gini. Kalau kamu memang pasukan khusus yaudah kamu di pasukan khusus aja. Jadi sesuatu pun di pasukan khusus.
Jangan diacak lu ke Unhan dulu. Atau lu ke mana dulu. Untuk dapet bintang.
Atau lu dokter dulu. dulu supaya enggak enggak gitu enggak gitu enggak gitu gitu Saya enggak masalah orang ngejar dokter ngejar Master tapi al-yurish gitu you're going to be serious on it gitu karena kan nggak bisa kalau hanya untuk dapat mencari itu hanya untuk mengejar sesuatu lainnya jadi itu harus dibedakan ya ngejar apa tadi tuh ngejar jabatan atau apa itu dia cacat itu Pak kalau saya bilang jadi sistem keadaan yang diacat pembinaan pembinaan pelatihannya itu harus jelas. Jadi menurut Ibu Kodi sekarang amburan? Bukan menurut saya, menurut Mas Andi Wijayan. Saya baru dengar paparan yang kemarin.
Maka itu harus direview ke depan? Harus direview, karena Pak Jokowi itu menurut beliau merusak sistem itu. Termasuk sistem merit, sistemnya di... Everything, dia bisa like this.
Dia bisa motong angkatan berapa biji karena dia suka seseorang, dia bisa pertahankan. Padahal kan dalam angkatan itu kan tetap aja faktor senioritas, faktor jendang karir, faktor itu kan sangat penting. Itu yang harus dijaga ya? Ya harus dibenahi, harus dibenahi. Pokoknya yang model-model kemarin ditabrak-tabrak kiri-tabrak kanan oleh Mulyono itu, nggak boleh terulang, itu kira-kira lah.
Jadi benar-benar profesional, kita kan pesan reformasi 98 apa sih Pak? Kenapa dipisahkan TNI-PORI? Karena untuk membangun profesionalitas TNI.
Dan kalau saya ditanya hari ini, kita udah nggak boleh namanya TNI lagi Pak. Tentara Nasional Indonesia, apanya yang mesti dijaga? Kita baik-baik aja kok, secara nasional.
Oke. Kita harus menjadi angkatan perang Republik Indonesia. Angkatan perang yang siap menjaga kita ketika tadi, kalaupun kita nggak berperang sama orang, spillover perang itu jangan sampai mengenai kita, direct or indirectly.
Oke, menarik. Kalau kita bicara tentang TNI, bicara tentang kepolisian, saya ingin mengoreksi sedikit. Dulu waktu reformasi itu kan kita ingin mendudukan kembali TNI, ke porsi sejatinya. Kita cabut Wipungsia Brinya.
Kemudian kita letakkan dia. dia menjadi TNI yang profesional. Tapi apa yang sesungguhnya terjadi sekarang, Bukoni, kalau saya lihat, difungsi ABRI yang ada di Jaman Orde Baru itu berpindah. Kemana, Pak? Ke polisi.
Ada riset yang saya baca menarik, judulnya The Rise of Polri. Jacqueline Baker. Pernah baca? Belum.
Tapi itu orang mesti diundang di podcast Bapak. Saya juga pengen dengarkan. Seberapa jauh sekarang itu swift dari DFI ke jadi DFP, dong.
Iya. Iya, kan? Kalau itu memang terjadi, itu memang kita mesti benahin.
Kalau enggak, ya kita nggak akan pernah maju, Pak. Ya, karena kan dianggap bahwa setelah reformasi tumbuh, itu kita sudah benahi TNI, tapi bukannya hilang. Di fungsi ABRI itu seolah-olah berpindah.
Makanya judul risetnya itu The Rise of Polri. Kira-kira menurut pandangan Ibu Kony gimana? Apa kira-kira bahwa kalau ini dibiarkan terus, ini bisa nanti memang Polri dijadikan alat penguasa?
Biar terus, kalau saya ngelihat... Terus memang udah terjadi kok. Mohon maaf ya walaupun saya di tempat jauh. Saya kan lihat tuh perlakuan-perlakuan menurut saya kok bisa begini ya.
Aneh bener gitu. Ini ginilah kita semua gak buta. Kita gak perlu juga mengulang apa gitu.
Tapi masyarakat akan lihat. Dan ini harus dihentikan sesuatu yang tidak kebenaran itu. Atau menggunakan institusi.
Untuk kepentingan-kepentingan yang bisa didrive. Diluar tupuksi institusi. Udah bahas aku gitu aja lah.
Kalau sampai gak nyambung juga ya. Mohon maaf ya. Karena itu bahasa menurut saya udah cukup jelas.
Jadi gini tapi yang terakhir. Akhirnya mau aku ngomong soal tadi Timur Tengah ya. Soal kita tuh harus membereskan isu Palestina.
Pak, saya nggak pernah bilang free Palestine ya. Tapi saya itu kan cukup lama di Israel. Tapi buka agen Mossad kan? Kalau agen Mossad mesti bangga dong.
Susah kan jadi agen Mossad. Nah, kita tunggu. Mungkin kepemikiran-pemikiran Pak Prabowo atau kemampuan Pak Prabowo untuk berdiplomasi bisa menyesuaikan dengan lebih konkret. Kayak waktu kemarin dia bicara di Shanghai. Yang dia bicara, tarik garis demokrasi ya?
Ya, sesuatu yang lain. Karena kita itu sekarang, kalau saya pribadi ya, saya lebih melihat bahwa mereka itu punya sikap netral yang salah, sejarah historis mesti dijaga, secara geopolitik dia akan jadi strategis, dia menjadi pembatas antara dua gajah yang terus berantem ini. Jadi menurut saya itu yang mesti kita jaga. Harus sekarang digerakkan. Apakah tidak sebaiknya Indonesia mengambil peran?
Ini kan selama ini peran untuk mendamaikan Israel, Palestina, maupun di Timur Tengah itu selalu diambil oleh negara-negara ada di sana. di sekitar timur tengah Apakah nggak sebaiknya kali ini, karena presidennya sudah Pak Prabowo, dia mengambil alih. Jadi katakanlah dia bawa delegasi-delegasi itu untuk melakukan perdamaian di Jakarta. Pak Abraham, gimana mau didatangkan delegasi?
Saya kan pernah coba itu dulu. Saya kan di HMI, Pak. Saya pernah ada di HMI.
Kita mengundang semua negara Islam dan negara apapun. ya kan? apa begitu kita undang Israel?
marah, di kita tuh gini kita tuh mau jadi penengah tapi belum apa-apa udah benjanya sama Israel karena bangsa dikutuk Tuhan lah, karena bangsa apa, karena bangsa apa terserah dia bangsa apa, tapi kita kan harus mengambil peran iya pak, betul, tapi sekarang sekarang pertanyaan saya contoh lah busdur kurang apa ya kan, nah sekarang kalau memang mau, ya kan saya udah bilang berapa kali, coba jangan cuma bicara soal Palestina dikorbankan berapa, lalu karena gini pak ya, kita tuh kalau ngebahas Palestina dan Israel mungkin ada berapa isu kita bahas sebentar tentang kemanusiaan, sebentar tentang pelanggaran human rights, sebentar tentang pembantaian nah, ribu banyak banget siapa yang rebutin Israel, cuma satu lu ngerusak negara gue lu teroris, titik diri Jadi satu negara ini konsisten yang kita ini mencelah-mencelah mau apa? Sebentar mau free Palestine, sebentar mau menghapus Israel dari muka bumi. Come on lah, gitu lah. Jadi kalau saya bilang Indonesia mau serius, gampang lah. Pak Prabowo akan menjadi tokoh yang mampu berbahasa dengan baik, mungkin juga dalam parlay franse.
Undang tuh Perancis dan Inggris duduk, karena gara-garanya mereka kok. Dan tadi kalau memang solusi dua negara nggak bisa beres, solusi tiga negara ada terus di sini. Kan keren, Pak.
Jadi nggak seberat itu. Tapi kalau saya warning tetap, be very careful using the... ...papua-papua yang bebas. Karena dalam semenit itu akan berbalik, Papua akan menjadi bebas Papua. Dan seberapa besar Indonesia kuat menjaga itu, jangan salah, Pak.
Sekarang kan musim proksi. Mana kita tahu di tanah Papua itu sudah ada siapa? Ngapain?
Berapa orang sudah di brainstorming? Berapa orang menyamar jadi apa? Kita tidak tahu.
Jadi kita harus sangat hati-hati. Jadi itu yang akan kita hadapi ya kalau kita salah langkah, kira-kira seperti itu? Kalau kita terus mempertahankan Wakil Presiden yang...
mohon maaf saya enggak terus kata-kata saya karena kasihnya Prabonya jadi nanti Pak Prabowo capek Oke gitu makanya Prabowo harusnya harusnya bisa aman harusnya bisa aman sekali lagi tapi ada yang masih dipertimbangkan yang mau saya sampaikan adalah satu payah adanya di Rusia itu saya merasa bahwa itulah kenapa kita para petinggi negara kita itu jangan cuman undang akademisi hanya sebagai tangka penderita Oke Indonesia begitu ya Iya iya Pak menganggap pakai banyaknya event apa aja kementerian apa, diundang lah akademisi itu. Tapi udah, cuma penggabar negeri itu udah pernah ngundang. Pikirannya nggak dipakai, Pak. Udah kayak pakai template aja. Templatenya itu aja.
Jadi akademisi diundang itu hanya untuk justifikasi atau pengembira. No, no, no. Stop to do that. Sekarang itu adalah abad inovasi, abad pemikir. Kalau kita nggak berani, kita nggak mungkin bergerak.
Kalau memang Indonesia hebat nih, udah jangan cuma memaki-maki begini atau mau ini, mau itu, nggak. Berani nggak kita boykot Israel? produknya semua tapi bukan cuma boycott loh, then you have to produce yourself itu baru keren bener nggak Pak?
kalau cuma boycott sehari-hari dua minggu buka lagi ya semua juga bisa oke terima kasih Ibu Kony luar biasa edukasi pencerahannya mudah-mudahan apa yang Ibu Kony sampaikan ini membuka mata kita lebar-lebar ya melihat ada di negeri seberang dan realitas yang di negeri kita sehingga kita tidak terjebak di negeri kita di dalam kerutinan. Keterpurukan. Last but not least, Pak.
Ini kalau Indonesia nggak berubah, akan terjadi brain, apa, brain, apa, apa namanya? Kekosongan pemikir. Karena kita pasti akan ada banyak orang diramar keluar. Pasti.
Oke. Terima kasih, Bu Kony. Kalau saya udah. Sudah terlamar saya.
Sampai ketemu di episode berikutnya di Abraham Samad Speak Up. Terima kasih, Profesor Kony. Yes.