Transcript for:
Ancaman Tenggelamnya Jakarta dan Pesisir

Pernama Nengge Sava Bersawah itu, kalau mau kerja, terus tandur. Tandur pari, tandur jagung. Terus berubah, terus selot maju.

Akhirnya, lagi tambah. Baru lagi tambah. Kok terus teman-teman ini, kok jadi lawan. Hai pokoknya bandirnya tuh nggak bisa Baca banding ya kalau air datang tuh tuh masuk dalam sini sini kita dah bersiap-siap memang dari kemas semua semua barang-barang tapi banyak barang yang enggak bisa kenaik daun bro semua dah hai hai Ketika ancaman itu ada, bahwa itu menyerahkan ke alam.

Jadi, oh itu udah proses alam. Padahal sebenarnya bencana ini, itu lebih ke ulah manusia. Ini bencananya itu bukan bencana alam atau natural disaster, tapi man-made disaster. Kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim membuat Jakarta terancam tenggelam.

Hal ini diperparah dengan eksploitasi air tanah yang membuat permukaan tanah semakin turun. Dua faktor ini menurut para ahli membuat Jakarta menjadi salah satu kota di seluruh dunia yang paling cepat tenggelam. Ancaman tenggelam tidak hanya dialami oleh Jakarta saja, namun juga pesisir utara Jawa, pesisir timur Sumatera, dan sebagian Kalimantan.

2005 ini sudah rasa, 2006 sudah tetap-tetap, sedikit-sedikit, 2010 sudah selesai, karena aku tahu 2010 itu saja aku tahu. Ya, itu sudah berakhir. Saya sudah menguruskan kota ini, Tenggelam. Sebenarnya, saya tidak mau berubah kota ini.

Ini adalah kota yang sudah menjadi kota yang terkenal. Jadi kalau kita tidak menangkap orang, kita akan berjalan-jalan kemana-mana. Jika kita tidak menangkap orang, kita akan kemana-mana.

Jika tidak, kita akan ke laut. Kita akan ke situ saja. Ketika saya dikepung, saya tidak bisa mengalami keadaan yang baik. Saya tidak bisa menjaga keamanan saya. Saya tidak bisa menjaga keamanan saya.

Saya tetap seperti ini. Di Indonesia, permukaan air laut diperkirakan naik sekitar 1 cm setiap tahunnya. Kenaikan permukaan air laut dan penurunan muka tanah yang diperkirakan mencapai 1 hingga 10 cm membuat pesisir Indonesia terancam tergenang, bahkan bisa tenggelam.

Dampak tersebut bisa dilihat di pesisir utara Jawa, seperti di Pekalongan, tempat saya berdiri saat ini. Di belakang saya adalah tanggul raksasa sepanjang 7 km yang disebut sebagai solusi jaga panjang untuk mengatasi banjirop di Pekalongan. Awal itu dibangun, kami sulit sekali mendapatkan dukungan dari masyarakat karena masyarakat menganggap bahwa kami harus dapat ganti rugi, kami harus dapat perlakuan, pokoknya semua spesial. Oke, mari kita bicara. Nah, pada saat kemudian kita...

mau masuk, peralatan dicegat oleh orang. Jadi selalu aja. Nah sekarang sudah mulai kelihatan tanggulnya. Saya lupa perisinya berapa, 22 ribu kurang lebih ya, kakak bisa diselamatkan di sana.

diselamatkan. Tapi waktu saya berkunjung, satu area mengatakan, Pak Ganjar kami masih kebanjiran. Oh iya, kamu pasti kebanjiran. Kita edukasi dengan jujur, kamu pasti kebanjiran. Karena apa?

Tanggungnya belum sampai ke sana. Maka tahap berikutnya adalah kita menyiapkan rencana berikutnya, tapi kalau tidak saluran-saluran harus diperbaiki. Terima kasih telah menonton! Selamat pagi, teman-teman. Dulu sebelum ada harap, sekitar sawah itu kan masih bisa ditanami sebelum jadi tambak.

Jadi kehidupan di sini kan cukup ekonominya lah mbak. Kan panen lagi masih berjalan, nanam padia masih bagus penghasilan dari para petani. Tapi sekarang banyak yang anggur. Tapi kalau kita mengembalikan pada fungsi alam atau kondisi yang ada di coastal area ini, ya itu tadi, mari tata ruangnya diperbaiki. Wah halus sekali, Mbak.

Kalau impian saya sebenarnya, saya tidak mengerti soal... tekniknya, tapi saya mencari literatur ke kiri kanan dibebaskan, tidak untuk perumahan, tidak untuk industri biarkan mereka kemudian menjadi area bebas yang kita hijaukan terus kemudian kita tanam sesuatu itu yang bisa menahan. Antara mangrove atau barangkali di beberapa pantai itu cemara udang.

Tapi kita mari duduk, kita selesaikan. Nanti kalau kita selesaikan, Anda akan tahu bagaimana satu persatu persoalannya akan ada. Nah, karena tawaran-tawar ini belum, sifatnya case by case.

Ada yang memang mereka mau pindah, kita pindahkan. Yang belum, ya belum. Begitu kan.

Kita siapkan sambil kita mengedukasi. Pecanda saya juga begitu. Ibu, Bapak, kalau nggak ini pasti tenggelam.

Apa nggak bisa, Pak? Ditanggul nggak bisa. Ditanggul. tanggungnya itu seperti muyai segoro gitu.

warga CKKAP di Kabupaten Kuburaya Kalimantan Barat setiap hari harus berjibaku dengan banjir objek jika ini dibiarkan dalam lima tahun kedepan diproyeksikan akan menjadi banjir permanen hai hai Ada cucu saya yang hampir meninggal. Waktu subuh, kan belum sadar, bapaknya belum sadar, ayahnya. Dia masih kecil lagi, terus tepi itu, tepi tilam itu.

Terus dia itu datang air, udah basah dah sebelah badannya. Hai senang dengan orang-orang dekat ke masjid dekat itu yang saya enggak pernah anak-anak saya mampir aja mampir aja nantilah nantilah saya bilang enggak ada perikiran saya nak pindah hai hai Semua warga yang terdampak dan diperkirakan akan terdampak dalam waktu yang tidak lama, itu harus relokasi. Gak bisa enggak, mereka mau gak mau harus dipaksa untuk relokasi.

Kita tidak mau ambil resiko apapun karena kita tidak bisa. menghitung kapan dengan model perubahan iklim sekarang ini tidak bisa diprediksi begitu fix. Jadi kita harus antisipasinya.

Saya maunya relokasi. Ya kalau kita lihat kasus pekalongan, hampir 90% lebih masyarakat di situ menggunakan air tanah. Nah padahal kita tahu bahwa air tanah itu adalah faktor dominan dari terjadinya penurunan tanah.

Nah kalau di Demak... Nah sebenarnya kita lihat tidak terlalu banyak orangnya di situ, tapi tetap turun gitu ya. Nah banyak juga yang lahan pertanian menggunakan air tanah.

Nah kemudian secara jenis tanahnya lebih lunak juga di demak gitu ya. Ya rata-rata wilayah pesisir itu kan dulunya gambut gitu ya, kemudian dikonversi menjadi sawit, perkebunan gitu ya, hutan tanaman industri, sebenarnya itu yang menyebabkannya. Sehingga tipikalnya untuk Kalimantan itu urusannya dengan gambut.

Pantai Timur Sumatera urusannya gambut plus eksploitasi dari minyak dan gas. Ya kalau dari data satelit altimetri kita sudah coba kumpulkan lebih dari 20 tahun gitu ya untuk wilayah Indonesia sebenarnya sea level rise, kenaikan air laut itu tidak signifikan hanya 6 mili 1 cm per tahun ya. Nah sedangkan turunnya... bisa sampai 10 cm bahkan di beberapa tempat ada yang 20 cm nah sehingga kalau kita projeksikan dua model itu ya jelas sebenarnya akan tadi sangat-sangat mengkhawatirkan ya kalau respon pemerintah kalau yang saya alami sudah 20 tahun Tahun ini meneliti pertama awalnya tidak percaya, akhirnya seiring waktu percaya. Kemudian mengambil langkah-langkah, tetapi kelihatannya masih sedikit lebih lambat ya kalau saya harus jujur.

Tetapi ya kita akan sampai ke waktunya ketika nanti pemerintah akan lebih lagi berbuat sesuatu. Terima kasih. Bagian mereka sudah paham bahwa ini terjadi rob, akibat, air tanah dan lain-lain.

Tapi masih banyak juga yang tidak aware. Jadi nggak tahu ini kenapa, mungkin fenomena alam. Dan di Indonesia itu unik gitu ya, bahwa akhirnya ujung-ujungnya ke pasrah.

Wah ini ya sudah kita pasrah semuanya dari Tuhan, akhirnya ke situ gitu ya. Terima kasih.