Transcript for:
Strategi Pengasuhan Anak Modern

Bikin anak berdua, ngasuhnya sendiri, gila gak? Aduh, stres. Apalagi jamannya kayak gini.

Nah, itu. Kesalahan diangkatan saya. Terus terang aja.

Salahnya satu yang paling penting lagi, kita lupa menempatkan bahwa anak kita itu amanah Allah. Pemirsa ratusan pelajar SMP dan SMA di Pondorogo, Jawa Timur, hamil di luar nikah. Ratusan anak di Ponorogo, Jawa Timur mengajukan dispensasi kawin atau menikah usia dini di pengadilan agama setempat.

Selain alasan tidak mau meneruskan sekolah, kebanyakan pemohon hamil di luar nikah. Abis sampai nggak berani natap tuh tadi layar, bayangkan hamil bersamaan, bayangkan mereka masih muda, perasaannya loh nih, mana ini hamil, suaminya nggak jelas, ini anak mau dibesarin gimana. Mau dibunuh jadi dosa, gak dibunuh ini petaka.

Bisa kebayang nih. Dan masalahnya kita juga punya anak ABG. Nah, itu dia. Yang ngancam anak kita juga. Lagi umur-umur segitu-gitunya tuh.

Lagi mulai naksir lawan jenis. Lagi mulai mikir gimana caranya lari dari rumah. Lagi mulai...

Tapi ini kan akibat ya, B. Pasti ada sebabnya. Pasti ada sebabnya. Apa ini sebabnya, B? Terus gimana caranya kita bisa keluar dari lingkaran setan ini, B?

Masalahnya banyak orang tua, yaudahlah doa aja, doa aja. Betul, doa itu kan nggak salah. Doa itu otaknya ibadah. Tapi ini...

sebelumnya enggak sekedar doa ini harus how to sampai ke level Bagaimana jalan keluarnya gitu loh langsung ini mitos spesialis kita benar-benar spesialis spesialis maha guru kita semua guru guru kita semua ada Bunda iliris manis ini Assalamualaikum banget abimi lebih lama ketemu sama Bunda ini baru pertama kali hanya mengagumi dari tulisan dari video dari cerita abik kalau abinya anak-anak udah pulang ketemu Bunda ceritanya pasti panjang sampai baru tidur jam 2 malam Masa Allah mudah Makasih udah hadir di ini spesialis diperhatikan dan diundang Masya Allah abu-abu-abu abidulnya bingung mulai dari mana karena begitu banyaknya problem dari mulai hamil lelurnika lgbt ayah yang enggak pernah di rumah ayah yang nggak dikangenin sampai ibu yang bahkan sekarang selingkuh dan rasanya mau pecah tapi Masih ada umur, kita masih ada umur untuk bisa nyelesaikan masalah ini. Mudah-mudahan Indonesia ke depan lebih sehat. Sudah ingin nanya, apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia ini kan bukan baru-baru ini.

300 anak hamil, ada sekian LGBT, buka di forum, di fanspage, Facebook, ternyata ada ribuan. komunitas LGBT. Kita kemudian buka lagi di Instagram, orang udah nggak malu, sesama jenis anak-anak muda sekarang bahkan, free child.

My body is mine, ini rahim punya gue, badan punya gue, gue nggak mau punya anak. Apa yang harus kita lakukan? Rasanya kalau kemudian kita tidak tahu jalan keluarnya, apa yang harus kita lakukan? My body is mine.

Tidak mau nikah. Kalau tidak mau nikah, manusia punah. Ada apa di baliknya sebenarnya?

apa yang bikin kondisinya jadi ah, sudah berfungsi frustrasi tapi, kalau misalnya ditanyakan ustad tanya apa yang harus pertama dilakukan saya menghimbau ada gerakan look in Kita semua sebagai orang tua harus sering-sering look in, lihat ke dalam diri kita. Ini gerakan look in perlu. Karena banyak sekali kita merasa gitu. sudah berfungsi, sudah berperan.

Aku kan kerja keras cari duit, aku kurang gimana di rumah. Tapi sebetulnya yang ditanyakan anak, itu anak sebetulnya cukup nggak kelenketan. bahasa kerennya attachment itu 0 sampai 5 tahun di atas 5 tahun dia kadal warsa Umi mau gak makan makanan kaleng kadal warsa? gak mau anak gak mau lagi sama kita lewat di atas 5 tahun dengan kata lain dia bilang gini maaf ya bahasa hari-hari ya Mi lo kemana aja? saat gue butuhin banget ee Lo kemana?

Allah. Iya benar-benar itu banyak loh. Nah jadi mau bernil lagi. Ini gimana Ustaz?

Uh, mundur waktu. Gak bisa juga. Dia gak mau makanan keadaan luar, Ustaz.

Nah, attachment ini itu membuat seseorang, dibutuhkan seseorang sebagai fondasi rasa aman. Rasa aman, kemudian keberanian, kesehatan, eksplorasi, pokoknya semua yang dibutuhkan manusia, dasarnya disitu 0-5 tahun. Oke, dipenuhi oleh siapa?

Terutama ibu. Kedua, ayah. Jadi nggak bisa ayah, memang pencari nafkah, tapi dia ayah, sperma dia yang bikin.

Ya, tapi sekarang anggapan kita di masyarakat, sebelum jawab ke istimewa, karena yang menentukan attachment itu ayah. Ayah, bukan ibu. Tuh, kan.

Nah, sekarang gini. Beda. Bikin anak sendiri apa berdua? Berdua. yang aktif dalam proses pembuatan itu sperma atau sel telur?

Sperma. Dia sekali muncrat itu memang satu jutaan. Tapi dari jutaan itu, ini bikin cek di filmnya, yang jalan cuma satu yang paling kencang. Mengalahkan jutaan lainnya.

Udah gitu, udah sampai ke saluran ke tuba falopi, dia tahu lagi, dia belok kiri apa belok kanan. Nah, yang sebelah hanya ada satu sel telur di salah satu tuba falopi. Jadi, udah dia jalan paling kencang, yang nentuin siapa, terus kemudian dia tahu belok kiri apa belok kanan siapa.

Bukan Siapa yang bisa membuat Sperma itu berjalan sangat kencang dibanding jutaan lainnya Dan udah gitu dia tau dia belok kira atau belok kanan Siapa? Oh jadi sebetulnya Dalam pengasuhan ini Yang paling banyak aktif Harusnya Ya Allah malunya Kan dari sperma Dan itu kan karena Allah kan? Jadi kenapa pengasuhan rata-rata banyak dilakukan oleh ibu-ibu?

Hmm, tuh. Ah, itu pertanyaan yang gak nyambung. Ya kan, kondisi yang bertentangan. Iya, iya.

Kenapa tuh? Iya. karena ibu unggih adalah madrasah itu jangan kejebak tuh ya terus karena ibu deket sama anaknya banyak-banyak jawabannya bisa komunikasi cintanya lebih banyak bahasa di bawah telapak kakinya Iya Iya itu oke nih ya saya joget sendirian nih Tapi bilang saya apa?

Saya joget sendirian Aduh kayak orang gila Bikin anak berdua Ngasuhnya sendiri Gila gak? Aduh stres apalagi zamannya kayak gini Nah itu Dan banyak sekarang ibu-ibu yang stres Betul Karena gak dapet dukungan Gak berdua dan sebagainya itu tadi Karena ayah merasa dia pencari nafkah Gak ada urusan sama anak Gak ada urusannya Kalaupun ada urusannya Poles-poles stress lah senyum-senyum main-main sebentar dikau ini enggak dipulangin lagi ke yang dasarnya itu yaitu jadi berarti kalau jarak anak di targetnya kesepakatan Allah Allah masing-masing beda mau jumlahnya banyak karena ingin menghasilkan Oh ulama-ulama atau alim-alim yang banyak gitu wafahnya hadir yang ngasih ibunya dua aja udah stress ya betul-betul lagi lima jaraknya deket-deket deket Oh jadi tuh anak-anak yang menjadi inta di orang-orang hebat itu dia sama ibu yang stress wajarlah kalau kemudian produknya stres lahirlah problem stres semua dari mana dari dalam kandungan Balik lagi ke attachment ya Jadi Attachnya tuh ibu tadi Apabila jarak kelahiran Tadi memberikan jumlah yang banyak Tadi kuantitas bukan kualitas Karena target-target yang Macem-macem lah ya Bagaimana ibu dibesarkan kalau ibu yang stress Yang stressnya belum habis dia hamil lagi Hai ya kan terus ayahnya sewaktu-waktu saja itu gimana Wah udah ya kan nasab kelengketan tadi itu attachment itu yang menentukan ayah-ayah sebetulnya ingin anaknya diasur siapa itu pertanyaan itu buat para ayah-ayah ingin anaknya diasur siapa ya hai hai Sama ibu? Iya. Atau sama asisten rumah tangga?

Ayah atau nenek. Atau nenek, kakek. Iya. Ayah yang nentuin. Ya kan?

Kalau ayah mengizinkan, ibunya anak-anak, istri ayah, bekerja juga, jadi ayah yang mengambil keputusan bahwa memang sejak 3 bulan, anak ini tidak punya kelengketan. Oh, keputusan sendiri. Attachment. Bukan ibu.

Ayah penuntut arah Ayah, kan memang ayah Ya kan tadi, ya kan ayah duluan Dan ayah tau ya belok kiri apa belok kanan Sedangkan Jadi, padahal tadi fondasi rasa ingin tahu semua-semua itu tadi, nanti bisa dikasih caption ya, kepentingannya atasnya itu, itu penting sekali. Tergantung siapa yang memfasilitasinya. Iya kan?

Nah, ayah izinkan tadi. Ibunya aktif atau bekerja dan sebagainya. Atau jarak anak tadi kan ayah yang menentukan ya. Ya Allah. Oke, nah sekarang yuk.

Ini bukan ilmu saya, seorang psikolog lain ya. Yuk kita praktekin dulu yuk sebentar. Tangan kiri, begini setan. Ini, dah ya. Ini kertas.

Tangan kanan perangkuk. Tempel, cabut Tempel, cabut Tempel, cabut Apa yang terjadi pada kertas akan terjadi pada perangkul Setelah beberapa kali tempel, cabut Daya tempelnya sudah Jadi apa? Gak attached. Iya gak attached.

Terus apa lagi? Terus tempel lagi, cabut lagi. Apa yang terjadi? Ya kertasnya malamnya juga rusak. Iya.

Rangkonya? Iya sama juga. Oke ganti. Kanan-kanan. Ini pembantu pertama.

Ini anak pertama. Setahun, dua tahun dia pulang. Dia mau kawin.

Ganti lagi. Bapaknya sakit. Ganti lagi ibunya meninggal.

Ganti lagi adiknya kawin. Ganti lagi dia kagak betah. Ganti lagi. Eh ini anak pertama ini udah berapa kali robek-robek jiwanya?

Ini anak siapa? Anak kita. Nah sekarang dia umur berapa? Udah gede. Nah terus adiknya juga, terus adiknya juga, terus adiknya juga.

Rumah wifi, difasilitasi siapa? Orang tua. Ayah kan.

TV berlangganan. Yap, ayah juga. Jaring wifi.

Iya semua. Handphone canggih di tangan. Maka otak rusak. Atau ke sana.

Iya, jiwanya rusak. Itu ibu bapaknya kan? Iya. Terus kita sadar dia kecanduan, kita tak ambil handphonenya. Kita sebetulnya ngambil apa?

Ngambil handphone atau ngambil apa? Bukan. Ngambil apa?

Yang kita ambil dari anak itu apa? Hatinya. Jiwanya.

Bukan. Selama ini kan ibu bapaknya... Dia ngambil orang tuanya. Dia ngambil orang tuanya. Jadi dia marah-marah, kita marah lagi.

Oh, maksudnya si Benfone akan menggantikan posisi orang tua. Iya, iya. Jadi waktu handphone-nya kita ambil, kita mengambil siapa?

Orang tua. Karena dia tercihkan kepada handphone, kan? Maka wajar kalau dia marah, dia sampai tantrum.

Keluar dari rumah bahkan. Iya, kita marah-marah. Mafia pakai bahasa Betawi, ya Ustaz saya gede-gede, kena dingin ke rumah Betawi. Nah lo kemana?

Yang bikin gue begini siapa? Gitu kan anak-anak tuh ngomongnya sekarang lo gue Oh kemana aja lo? Gue udah itu-itu, sekarang lo ambil. Nyokap gue lo ambil, bokap gue lo ambil. Lo sebetulnya mau apa sih sama gue?

Terus bingung amat sih. Terus dia nge-sex itu nanti tinggal just the next step. Fondasinya itu yang gak ada.

Terus kita gimana usahalahin itu? 266 orang anak menurut gue itu sejarahnya panjang kok dilihat dari datanya. Ini bukan yang pertama.

Dia termasuk dari 64 ribu anak-anak Indonesia di awal pandemi melakukan, mengajukan dispensasi nikah di seluruh provinsi. 64 ribu? Iya.

Dari pandemi? Iya, yang tercatat ya. Allah. Dan yang udah berusaha datang gak tercatat karena usianya mungkin lebih muda, itu gak bisa diperkirakan.

Gak bisa. Jadi siapa nih yang salah? Ini telunjuk kita mau kemana nih?

Gitu. Nah jadi ini, apa namanya anak-anak inilah yang tadi berayah dia ada, berayah dia tidak ada. Beribu dia tidak ada. Tidak ada beribu, dia tidak ada.

Ini yang saya jadi anggap anak-anak yang menderita busung ayah. Oh, agak. Jadi negeri ini sudah tidak mengalami busung lapar karena ketersediaan lapar.

perut ya lapar jiwa itu yang jadi masalah utama musuh ayah skin hangri lamu sungguh bener-bener ayah ini khawatirnya jadi dayut nah udah yuk Ustadz yang jelasin Allah haramkan surga. Betul. Sama sama pecandu hamar. Sama sama orang durhata. Wahai ayah ya Allah.

Jadi ayah sekarang maunya apa? Dan kita bagaimana perilaku kita terhadap anak laki-laki kita? Banyakan kita kesalahan di angkatan saya. Terus terang aja. Hai cucu saya paling besar sekarang 18 kan Masya Allah berarti anak kita cucunya beneran kita anaknya jadi dulu gitu angkatan saya asal itu di mendidik anak-anak kami Sukses secara akademis, masih IPB ya, Fati jangan enggak, pokoknya selevel itu, IPB, IPB, kalau enggak UI.

Dan itu sukses. Benar, iya. Dan sukses.

Supaya nanti bisa bekerja di tempat yang bagus, penghasilannya bagus, ya mama bisa lah senang melihat kamu, dan bisa lah Fati kamu menyenangkan mama ya. Nah, dari hidup keras kami sekarang ini berjuang untuk kalian adik-beradik. Sukses Fatih Tapi dia gak siap jadi suami Dia gak siap jadi ayah Gak apa-apa biar dengan mama yang jaga Anak-anak Betul kali itu Nenek tidak didesain Allah Untuk mengasuh cucu Dia tidak punya hormon-hormon yang tadi kita sebutkan Gak punya tenaga, udah capek, yaudah ambil aja pegang, yaudah pegang dia handphone, yaudah pegang dia handphone, main disini, yang penting diam, ya kan?

Pokoknya terawat, udah kamu mandiin belum? Siti, Siti, makan udah belum Siti? Betul banget. Dan merasa aman Karena ada mama Mama seluruhnya Jiwanya, hormonnya, tenaganya Tulangnya tidak didesain Allah Untuk mengasuh cucu Yang mengasuh cucu Adalah yang bikinnya Apalagi dengan gadget, gak mungkin. Gak punya hormon.

Jadi anak-anak busung ayah dan busung mama. Busung kwadrat. Allah Akbar. Nah, Bun, ini kan...

kan belakangnya sejak gelombang kajian semakin banyak dimana-mana ya ibu-ibu udah mulai merapat ke banyak sekali kajian training parenting udah mulai sadar gitu Alhamdulillah ya tapi yang kami merasakan nah Sangat sedikit bapak-bapak yang mau merapat ke lingkaran ini. Gak ada wiringnya. Nah itu dia bun.

Nah ini gimana caranya. Ini buat kami para istri. Untuk bisa nyentil suami tapi dengan cara yang bijak gitu bun.

Supaya uang belanja tetap gak dikurangi. Emang dikurangi? Suka gitu.

Ini pertanyaan jutaan emak-emak. Gimana caranya bapak-bapak ikut terlibat? Kadang-kadang ingetin malah jadi masalah baru. Jadi didiemin sama suami. Nah itu bun.

Mungkin gak tau gimana caranya nih. How to-nya nih. Ya. cara ngomong sama suami yang bener tuh harusnya gimana supaya langsung bisa cek jadi memang ini sebuah topik yang sangat panjang ketika saya memulai parenting ini 25 tahun yang lalu enggak ada lagi-lagi Sampai terakhir kita mau tutup 2018 ya. 2018 itu sepertiga ruangan dari 1.500 itu.

Dan itu udah lonjakan yang luar biasa. Dan gak ada bertahun-tahun, gak ada. Nah jadi dari situ banyak lagi perjalanannya terlalu panjang. Hai ah ujung-ujungnya aja ya saya bersama teman-teman termasuk Nana ini menemukan sebuah cara yang sebetulnya digunakan untuk Bagaimana anak kita terhindar dari pornografi ya jadi Empat langkah ya, langsung aja ya.

Pertama, tolong tingkatkan frekuensi berhubungan suami istri. Beristirubu, tingkatkan frekuensinya. Oh itu ternyata ada kaitannya dengan efektivitas. Yes.

Oh, tunggu, itu dulu tingkatkan frekuensi ya masing-masing tahu defrekuensinya berapa itu ditingkatkan genetik sejelasin kedua kalau ngomong isunya musti kritis nanti juga saya jelasin isu kritis kalimat tidak boleh panjang dan harus kalimat bertanya Oke kita berusia ya ya ya ini jadi itu bener-bener jadi kalau kita melakukan hubungan suami istri Masya Allah kebarak Allah mungkin teman-teman juga banyak yang mendengar atau yang udah tahu ya lebih jauh dari saya itu Allah mengeluarkan banyak sekali cairan otak yang sangat khusus fungsinya happy ya happy saya ambil 4 aja ya dopamine norepinephrine oksitoksin serotonin di lingkas juga aja ya dopamine bikin kita naksir pengen nih kita semua itu dia produksi tersebut Nah, terus kita mulai mulai bahagia, terus melakukannya meningkatkan kebahagiaan terus-terus kemudian puas puas tapi bahagia tapi kita kecanduan saya nyambik, boleh gak ya? jadi proses yang saya mau jelaskan apa yang terjadi pada otak kita pada saat kita melakukan hubungan suami istri terjadi pada otak anak-anak kita yang menonton pornografi astagfirullah itu bener Karena otaknya sama, karena prosesnya sama, cuman dia sama kita sama orang, dia sama gambar. Iya kan?

Ya oke, gambar atau video. Jadi dia juga keluar dopamine, makanya dia kecanduan. That's the core of norepinephrine.

Banyak fungsi norepinephrine ini, tapi satu diantaranya membekukan kenangan-kenangan indah. Iya pokoknya hal-hal yang kecil-kecil yang pertil-pertil indah kita suka, dia ingat-ingat lewat mebini kita. Sama dia lihat gambar pornografi yang lain.

Ketiga, oksitoksin boleh kita begini. Itu oksitoksin bikin kita lekat, bukan hanya erat, lekat. Sama pasangan kita masing-masing.

Iya anak kita lekat sama gambar-gambar itu. Sama prosesnya Terus Serebonin Relax Jadi biasa kita ngomong Ngomong itu Tadi sih itu musti Kritis Terus kalimat pertanyaan Terus satu lagi tadi apa ya? Singkat, tidak panjang Praktek ya? Siap Bun Ini mahal nih, jarang diungkap Masya Allah benar Kita sekarang udah harus praktek Tadi tiga-tiga pegangan ya ibu Jadi kalimat bertanya pendek Terus kemudian Kritis Kita mau lihat Abie Gimana kalau Hai Abang pacaran Oh bahaya itu selain dari bahaya apa gawat gawat selain dari gawat apa ya hancur nih terus nggak boleh biasanya gitu ya ya lihat ya Jadi itu tadi kalimatnya udah kalimat bertanya belum udah-udah loya terus pendek pendek Oke nggak ada lebih dari 15 katakan Kali-kali bertanya kan, jawaban Abi apa?

Berapa kata? Satu sampai dua. Bikin males ngelanjutin ya. Iya, nah.

Ibu-ibu males. Padahal itu udah melakukan, meningkatkan frekuensi. Tapi karena kita relax dan kita sadar bahwa tujuan kita melakukan ini adalah supaya terjadi dialog. Cuma segitu doang, Bi.

Kita juga nanyanya gak boleh panjang sama beliau. Cuma segitu doang, Bi. Empat.

Jangan sampai 10 kata. Terus ya begitu. Jadi karena sekarang beliau tidak ngerti, kita habis itu ngomongin aku tuh sengaja melakukan ini supaya kita tuh bisa dialogi.

Atau Abi sebaiknya menggunakan kalimat bertanya. Abi ngerti enggak kenapa frekuensi ditingkatkan? Enggak. Katanya kan? Berasa nggak banyak banget persoalan kagak selesai diomongin.

Jadi kita kalau mau ngomong sama suami kita itu, kita tulis dulu itu. Hahaha. Haris kan mesti pakai praktis ya. Iya, iya, iya.

Kalau diomongin aja kayak ceramah, eh tadi Bu Eli ngomong apa ya. Gue nggak ngerti ngejalaninnya apa gimana ya. Udah kan? Jadi kita udah punya target-target dong, karena kita dikasih Allah ke itu, kemampuan untuk itu. Membuat list, membuat ini prioritas, gitu.

Membuat bagaimana kita bisa bicara. Sekali gak bisa, ya bikin lagi, bikin lagi terus masa. Iya sih.

Nah, perut. Jadi kalau tadi jawaban dari suami hanya satu dua kata, kita begitu lagi? Iya, tapi pelan-pelan ya. Tapi cuma begitu doang, Di. Jalannya bagaimana dong, Di?

Kita belaga-bego boleh nggak sih? Itu laki-laki kadang-kadang suka enak sama bini ini, so pinter. Karena dia sebel juga nunggu lagi.

Elok, jangan cok ngomong, coknya sepotong-sopotong. Gitu kan ya? Jadi kita mengajak itu, mungkin gak bisa hari ini, ya tiga hari lagi kali.

Atau besok mungkin lebih santai. Tapi itu kita, ini emangnya, kalimat pertanyaan, ini emangnya gak perlu kita bahas. Ini emangnya gak perlu kita bicarain, di. Ya turun sebelah tangan, lebih dari sini kalau bisa. Sekarang kita berdiri sebentar ya.

Kenapa kita harus menggunakan kalimat bertanya? Ayo. Menggali.

Menggali, apa lagi? Lebih dalam. Karena itu menunjukkan, kalau dari sisi istri ya, menunjukkan tetap ke, apa ya, ke dia takzim kepada suaminya.

Kalau saya melihatnya gitu. Bertanya. Oke.

Karena waktu kita terbatas ya. Kita praktek lagi ya. Masya Allah. Mi, kenapa hari ini pake baju nuansa orange? Coklat atau coklat?

Karena lagi seneng yang seger-seger tuh, Bi. Bagus kan ya, Bi? Harus jawab? Betul.

Untuk menjawab tadi, Umi, diam dulu sebentar, Umi ngapain? Pikir. Iya. Terus Umi, lihat begini nih, ke sini ke bajunya, itu untuk apa?

Mastiin jawabannya benar. Iya, benar. Itulah pentingnya kalimat bertanya.

Kalimat bertanya bikin orang harus menjawab. Untuk menjawab orang harus berpikir. Habis berpikir dia lihat ke dalam dirinya. Dia bikin anak panah begitu aja nanti.

Lihat ke dalam dirinya sehingga timbulah kesadaran diri. Iya kan? Iya. Ya mau dia sadar. Dia gunakan kalimat bertanya.

Pertanyaan. Sama siapa aja. Sama anak-anak.

Ya bukan pernyataan. Termasuk komunikasi orang tua pada anak. Iya.

Ini ilmu mahal banget nih. Besok kita praktekin sama abang. Siap.

Dan nanti praktekin juga ya, Kak Abi. Jadi semuanya memang kita membutuhkan kiat-kiat praktis udah dalam keadaan. Kita udah genting banget.

Ya kan ya, kita udah parah banget. Jadi biasakan itu karena membuat orang menjadi lebih cerdas, lebih banyak melihat ke dalam dirinya, dan lebih mudah terjadi perubahan gak sih? Jadi dari situ kan bisa terjadi diskusi kan ya, ini bagaimana caranya kita, itu macam-macam alternatifnya, mau tingkat asalnya dari mana, jangan-jangan dari kita, kan dari kita dulu dong kan ya. Jadi berarti kita harus melihat dulu ke dalam diri kita, jadi memperbaikinya, bagaimana cara memperbaikinya, itu udah parenting secara umum ya.

Jadi bagaimana kita melakukannya. Sebetulnya parenting itu sederhana kok. Mau. Oh iya. Mau belajar, mau praktek.

Mau segala macam. Mau ngapuin kesalahan. Mau belajar, mau jadi ayah, mau jadi ibu. Judulnya mau dong.

Tapi resep bunda tuh keren banget. Kenapa yang pertama itu masalah hubungan suami-istri. Masalahnya para suami tuh selalu mau, istri tuh selalu mau.

itu susah mau makanya sekarang istrinya punya ini siapkan tadi gitu Iya gitu dan itu bawaannya males nah capean lah ini itu padahal dia otaknya nanti akan juga dianugerahi tadi cairan-cairan otak itu dia perlukan buat dirinya sendiri ama buat dia tugas-tugasnya dan fungsi-fungsinya semua Iya. Itu kan fitrah ya. Jadi semuanya kita jadi lebih dekat. Nanti kita juga jadi ngomongnya sama anaknya juga jadi lebih dekat. Keluarga kita jadi lebih dekat.

Cuman intinya itu dong. Masa gak mau demi kebersamaan? Kecuali kita gak menikmat.

nah itu komunikasinya modelnya tips tips ngobrolnya kayak gitu baik ayah ke anak Hai sama-sama siapa aja tidak datar ya Oh gitu ngabikin apa Bipo Hai nyari ribut itu kalau kayak gitu Iya kan gitu kan kita udah dia nggak mungkin kita sewot kan ya menurut Abi itu anak bisa dibetulin kalau adiknya begini gitu ya jadi tidak menentukan semuanya ya aku lulinas ya Husna berkata baik-baik banyak itu kan ya kawlan kawalan lainan, kawalan sebanyak kawalan ma'rufan. Jadi tinggal kita praktekin aja. Cari yang ma'ruf bagaimana, yang lainan bagaimana, yang kariman yang bagaimana. Nah, Tapi nggak keluar-keluar dari situ kan ya? Udah jelas semuanya, aturannya udah jelas.

Iya, iya. Nah Bun, kalau tadi kan kita bicaranya orang tua yang ayah dan ibunya tinggal serumah alias masih dalam posisi menikah. Tapi gimana kalau kayak Ambi yang bapak ibunya pisah? Saya punya luka pengasuhan, bapak ibu saya pisah. Itu terus gimana caranya ini tetap bisa menghasilkan anak-anak yang punya kualitas?

Mungkin nanya siapa? Siapa yang harus melakukan pengasuhannya? Ayahnya apa ibunya?

Ayah dan ibu, kalau itu gimana? Kan bisa. Ah itu, itu gimana itu bun? Yang ayahnya dibesarkan orang lain. Betul, jadi orang lain di pengganti itu juga harus belajar cara ini.

Itu bukan anak angkatnya, anaknya. Kalau ibunya, ibunya juga harus tahu bagaimana caranya kalau ayah bicara. Ayah bicaranya nggak panjang-panjang.

Kenapa kita tadi berlatih kalau ngomongnya singkat. Terus ayah, apalagi harus diperhatikan. Itu topiknya lain. lagi single parent. Tapi artinya, jangan, enggak ya.

Imam Bukhari kan dibesarkan ibunya. Al-Fatih kan bisa bebasin. Imam Shafi'i juga begitu.

Imam Shafi'i juga begitu. Umur 15. Bukhari 15 tahun udah jadi di Kota Makkah. Jadi semuanya Allah ya.

Kalau Allah beri kita kemampuan, kalau Allah melindungi anak kita bisa. Jadi semuanya parenting itu ke sana dulu. Baru ke sini. Dan itu yang dilemehkan Ya karena masing-masing udah egois Iya Kalau kita ke atas kita ngalahin diri kita dong Karena ini kan amanah Allah Masalahnya satu yang paling penting lagi Kita juga lupa menempatkan bahwa Anak kita itu amanah Allah Amanah.

Iya. Karena kita gak menempatkan itu sebagai amanah, kita ya suka seenak-enaknya bermasalah dikit. Ya udah gitu, gue kesel banget sama bapak lo.

Udah, baik. Ya gak bisa begitu. Ini amanah Allah. Ibu-ibu yang hebat, atau ayah-ayah yang hebat tanpa ibu membesarkan anaknya, adalah orang-orang yang seperti itu.

Yang pertama merasakan ini amanah Allah no matter what. Jungkir balik, harus cari nafkah juga, harus ngasuh anak juga, gitu loh. Harus ngurusin semua keluarga juga, gitu.

Tapi rasanya raja capek itu udah gak tau adanya dimana. Ya kan? Pikiran juga.

Tapi kan ada Allah Dia nanti akan balik Dan itu yang terasa Memang ibu saya Memang ketika bapak dan ibu pisah Memang hubungan ibu saya sama Allah itu luar biasa Tahajudnya gak pernah tinggal Sholat selalu di azan pertama. Mungkin itu yang menyebabkan saat ini. Jadi memang sebetulnya kita harus meyakini benar bahwa dalam penghasuan itu bukan hanya soal parenting.

Parentingnya kayak apa juga, mau pakai metode. Itu parenting alirannya ketika saya pertama sekali belajar parenting positif. Parenting ini, parenting itu.

Bingung. Sehingga anak-anak saya masih SMP, SMA. Masak. SMP kelas 1, SMP kelas 3, SMP kelas 1. Itu karena gak punya teman, gak tau dengan siapa saya mau bekerja sama. Nanti anak-anak saya itu dari umur segitu saya masukin kelas parenting.

Nanti tadi dia bilang apa di kelas itu, nak? Nanti di kelas ini tadi dia bilang apa, nak? Nanti berdiskusi.

Jadi anak-anak itu dari kecil memang udah diajak berdiskusi. Tapi kita harus ingat banget, parenting is not the only one tools. The single tools.

Bukan. Gitu. Allah.

mau pakai teknik parentingnya kayak bagaimana juga itu cuma alat cara, tapi karena apa? karena masa depan itu bukan kita yang membentuknya masa depan itu milik Allah kita ngasuh aja kasih kondisinya sebaik-baiknya, karena masing-masing anak punya nasibnya sendiri, masing-masing anak punya jalan hidup masing-masing, dan itu Allah jadi dalam keberhasilan seorang anak, seorang ibu ini dalam bulan ini ibu anak selalu lulus di Oxford ini kan sedang di kereta dari kota ini ke kota ini di Inggris bu saya sedang berani sopong terima kasih Bu anaknya dulu ibu blablabla ibu tolong PhD Bu anak ini lulus kumlot di es mode gitu Bu cucu ibu yang saya bawa dulu umur 5 tahun ke ibu sekarang lulus kumlot Bu di sini di situ ya saya berharu saya bersyukur pada Allah but it's not me apa yang keluar mungkin dari saya pada saat itu kalau ada izin Allah mungkin keluar di betul betul disini satu, kedua jadi terus saya tulis, ini yang saya mungkin kita perlu semuanya melihat kembali dan perlu menyepakati Kerahas barah hasilan seorang Fatih Karim Bukan karena dia lulus IPB, karena dia cerdas, karena apa Tapi ada doa-doa ibunya, ada sedekah kakeknya Ada kebaikan-kebaikan orang-orang lain dia Dan apa yang dianugerahkan Allah bagi dia, bagi masa depannya Jadi bukan single factor gitu Jadi, ibadah kita, kerja baik kita, kerja baik kakek neneknya, yang membuat kaki. Walaupun misalnya gak ada ayahnya, dia bisa sukses begitu. Jadi bukan hanya, kita gak mengajarkan juga pada anak kita untuk apa?

Bisa tanpa ayah. Tanpa ayah, atau misalnya dia, itu adalah keberhasilan dia semata. Kita mesti bilang, ya mungkin sedekah-sedekah kecil mama itu. Butuh kakekmu itu. kamu selalu berhasil itu apa namanya mata sepak beca dulu nenekmu itu selalu begini-begini jadi keberhasilanmu itu Fadli bukan hanya karena ayah mama caranya membesarkan Tapi ada faktor-faktor lain dan ketentuan Allah ya.

Dia mau dinaikkan derajatnya, mau diberikan karena Allah tahu nanti dia bisa berbagi pada orang lain. Jadi banyak sekali faktor. Jadi kita ini, walaupun kita belajar parenting, oh karena saya belajar parenting. Enggak, jangan begitu. Allah, Allah, Allah.

Luar biasa. Satu kekuatan dorongan yang gak pernah usang, gak pernah lelah, karena Allah. Sekarang masalahnya orang tua yang terlambat.

Biasa. di midlife. Tadi ini ngobrolin midlife ini menarik banget. Mohon maaf saya gak bisa nahan air mata.

Kita juga sedang ada di umur itu ya, Bi. Di umur midlife. Kalimat-kalimatnya Bunda Eli itu nyentuh hati banget.

Allahu Akbar tarik nafas dulu bagi orang tua yang terlambat seperti apa yang harus mereka lakukan kalau yang sekarang ini kan baru denger anaknya kecil-kecil langsung ambil metode ini dan kemudian bisa dihidupkan Tapi bagi orang-orang yang, aduh anaknya udah keburu kuliah, udah keburu. Mama kemana aja? Uh sakitnya. Jangankan digituin.

Kadang kita ya, Masya Allah anak kami, Alhamdulillah, soleh. Bunda dah mohon didoakan terus soleh. Itu cuma ngomong misalnya.

Ya, Abang, pokoknya gak mau lagi pesantren. Itu aja rasanya, oh, gitu. Itu gimana caranya kalau yang terlambat?

Sebenarnya sih, dalam hidup kita ini gak ada kata terlambat. Gimana kita menyadarinya, yang paling penting pertama sekali adalah berubah. Ini yang berat, berubah itu. Itu jihad. Kita mau berubah apa enggak?

Pertama sekali, setelah kita ngomong. Kita berdua tadi itu udah meningkatkan dan kita udah ngomong. Saya menyarankan praktis-praktis aja ya.

Ambil kertas, lipat empat, Begini ya, jadi empat nih, tulis di atas, di sini. Masalah anak apa? Kan kita udah deket nih ya, kesalahannya Abi apa Bi?

Terus kesalahan Umi apa? Jalan keluarga gimana? dan ada di Alhamdulillah metode yang simpel ya hidup udah susah buat rumit yang begini aja tadi ya ya ya tadi udah kan tingkatkan frekuensi ngomongin ya tulis karena ambil kertas juga udah ngomong kagak bisa juga, lo ngejob juga.

Pada-pada gue mabok dengerinnya. Jadi udah kita paham kertas. Oke deh, Bi. Aku ya, Bi ya.

Ini masalah anak kita sekarang. Ini, apalagi, Bi. Ngomong-ngomong pesantren, apalagi.

Ngomong-ngomong sih keras, apalagi. Kita udah rilis aja. Udah rilis dari situ. Yang kita mau selesaikan, yang mana dulu? Cari yang paling gampang.

Karena kalau yang paling berat, anaknya udah nolak duluan. Kita juga susah. Jadi paling gampang kan? Bi ini anak, apa yang paling gampang contohnya?

Yang paling kecil, kesalahan anak kita, kekurangan anak kita, masalah anak kita yang paling sederhana apa? Cuek. Cuek ya?

Bi. Menurut Abi, pertanyaan lagi. Tadi, tadi berpikir kan?

Atau kita gini Debbie ya, aku tulis di kertasku. Abi tulis di kertas Abi ya Bi? Menurut Abi, si abang Debbie cuek, Abi tuh kelirunya dimana?

kan luin ya ya ya udah belum di udah udah udah jadi kesalahannya tapi kita catat di kertas kita yang pengakuannya si Abi atau nggak bisa ditunjukin kesalahan aku disini aku kesalahan begini tuh Hai omong-omong itu karena kalau ngomong susah ya bisa pakai alat-alat pakai cara-cara kita bahas bersama jalan keluarnya gimana simpulannya udah kan terus gimana ya sih kerjain ya apa Hai pertama ngakuin dulu kesalahan ya kedua ini udah terkumpul-kumpul sama Ayo kita kerja sama. Sama-sama. Nah, terus ngapain?

Untuk berubah. Gimana caranya? Apa yang dilakukan? Mulai dari langkah kecil.

Ya ngobrol sama anaknya. Datul! Dari tadi gue tunggu.

Kita langsung ya. Hai soleh amin ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya duduknya udah bener nih 3 sit Oke tapi anaknya di tengah jadi gampang banget kan kita begini adu anaknya iya aduk kepalanya maafin ya sayang berapa umurmu sekarang 13 banyak banget salah ayah ya nggak sih nangguh itu dalamnya juga udah ngomong begini Iya dikasih dia waktu dulu sebentar ya nggak habis itu bawang ini materi maaf ya enggak 13 tahun Umi itu kemana ngobrol sama Abi berdua minggu-minggu ya Allah banyak banget salah umi enak maafin ya sayang anaknya bingung juga ya Pak banyak kenapa kesabar apa ya tiba-tiba tumen-tumennya enggak pernah pernah tapi dia luluh enggak kira-kira luluh banget dan kalimat itu yang sulit diungkapkan orangtua minta maaf karena memelihara gengsi kita mah anak kita gengsi enggak jadi anak itu juga belajar belajar nggak perlu pakai gengsi apa gengsi dikaitin sama benda di soft disk dukung ama benda nggak penting jadi karena kami nggak gengsi kami orang miskin membesarkan anak di luar negeri bertahun-tahun saya bawa anak saya ke garasi pilih baju bekas perlu disamak-samak dilihat ibunya menyamak mama ngapain sini Ajarin menyamak piring sama menyamak sendok. Beli mahal. Di garasi barangnya mewah-mewah bener.

Orang kaya lagi mau pindah. Jadi sayang, kami gak ada gengsi. Gitu, salah maaf ya nak.

Sampai tua begini, orang gak bikin salah. Bikin nenek-nenek. Ada aja gak cocoknya. Gak boleh dipindah. Maafin mama ya nak.

Tuh, kalimat itu yang rindu banget saya. Berat rasanya itu. Saya yakin teman-teman semua juga pasti ngerasa ya.

Orang tua kita tuh sulit banget bilang maaf. Jadi sekarang itu kita mesti potong, Ustaz. Maaf, tali-tali lama itu kita mesti potong. Mulai dari kita kalau kita menginginkan.

Jadi kalau dia berantem itu, ya cucu saya kalau dia berantem, adik kakaknya laki-laki, gitu kan ya. Terus nggak lama, nanti si Abang, nanti si Adik, nanti si Maafi tadi ya, berantem ya. Maafi ini nonjok. Tapi walaupun begitu, ya selesai.

ya sama kayak di rumah ya supaya enggak mereka enggak ini nah jadi dari situ Nah jadi nanti balik lagi ke kertas ini ya ke persoalan apalagi yang lebih berat karena udah terbuka kita tanya menurut kamu masalah apa yang sekarang kamu rasakan yang paling sekali kamu bisa Bicarain sama dia mau gitu ada berapa coba keluarin kita ambil kertas ya kita mulai catat habis kita bikin ranking lagi yang mana duanya mau dibahas Jadi kita semuanya menentukan anak tersebut jadi pasang kupingnya doang. Dia gak terlibat, dia gak merasa, I'm not on this problem. Padahal this is his or her problem.

Jadi kita harus memiliki persoalan itu. Ownershipnya ada. Tapi kita jangan suruh begini. Tapi dia harus kesadarannya sendiri.

Jadi lebih enak. Sebetulnya kita sedang melakukan sebuah kursus parenting masa depan. Kasih basic ke anak kita.

Bagaimana sama cucu kita. Untuk menjadi parent lagi di masa depan. Iya, dengan cara-cara semua itu.

Terus tanya, yang mana yang keliru? Kira-kira yang mana dikoreksi? Kira-kira pas gak sama zaman sekarang?

Teman-temanmu itu bagaimana? Jadi terjadi dialog. Anak kami sekarang 45, paling besar. Banyak saya, ibu saya. Yang kecil 30. Dua ya.

Nah itu dia bilang, tempat yang paling nyaman buat kami, masing-masing orang cerita sama temennya, adalah tempat tidur ayah. Jadi pilih, pilih dimana safe place-nya. Keluarga kita itu pilih safe place-nya dimana. Jadi anak saya itu kalau datang, mungkin buat orang nggak sopan ya, umurnya segitu.

Ya udah bisa referentin juga, anak umur 18. dia datang itu, maaf ya ma udah capek sekali, dia ada kamarnya buk ke tempat tidur kami adikannya udah selimut dia, dia tidur ngorok, karena it's the safe place you got to have a safe place Bersyukurnya aja di orang tua kalau kayak gitu. Safe place. Jadi kalau dia mau datang dia ngobrol tuh badan lu segede-gede gitu.

Tempat tidur kan jadi sempit buat berlima. Dia tetap aja di situ. Alhamdulillah abang masih begitu ya. Nggak dari mana-mana bleng aja. Dari mana-mana bleng.

Iya ada adik nih ada adik. Masya Allah. Jadi masing-masing orang silahkan memilih safe place. Tapi kami dulu membina mereka dari kecil begitu.

Jangan sampai safe place-nya malah di luar rumah. Itu yang bahaya. Dan cari man of safe place. Dari situ bisa terjadi dialog. Jadi persiapan kawin anak-anak di tempat tidur.

Bagaimana menurut kamu? Apalagi yang perlu diketahui, bikin matrix, segala macam, dibahas, begitu poinnya sampai, nanti laporan minggu depan, udah sampai mana? Kan kita ngasih waktunya nggak panjang, ini perlu waktu berapa?

Tiga bulan. kamu gitu jadi berapa ya dua bulan gitu mantap setiap minggu Oke berapa hari minggu lah ya gitu kan ya lima hari ya kata ayahnya cuman dua bulan Oke tapi dijalankan balik lagi ke safe place Jadi gak ada kata terlambat, buat teman-teman semua juga ya, masih ada waktu untuk berubah. Masalahnya kita mau apa enggak? Kita mau mulai apa enggak?

Terus cicil tuh utang. Utangnya dikalkulasiin berapa banyak. Utang ke bank cicil.

Harus dibayar itu. Utang sama jiwa anak kita kenapa gak dicicil? Karena gak merasa berhutang. Karena gak merasa berhutang, iya.

Orang-orang gak merasa gak berhutang. Justru dia merasa bahwa... anak yang punya utang iya itulah kenapa dia cari yang lain-lain itu anak durhaka ada orangtua durhaka Iya kita mikirnya gitu padahal ya ada juga bisa curhat dia curhat sama temennya ya seumuran ya dengerinlah dia ada tujuannya juga udah deket ini ngelakuin lah emang pernah dia jadi persiapan segala macam prabalih ini itu konsep diri kan ya Kan dihidupin formal aja tuh Yang ditanyain PR Ya betul Obat deh berhenti orangnya PR Karena PR nanti, lainnya kan akademis kan.

PR, nilai rapot, nggak keluar dari sini. Kita orang tua lebih sering jadi tukang palak buat anaknya. Apa gimana, Tunggi? Udah sholat belum?

Iya. Kenapa belum sholat? Kayak malak gitu. Sholat, sholat.

Lu sering dipalak ya? Nggak mau nge-sholat. Makanya mau malak lagi.

Nah, kan ada tipe orang tua yang kayak tadi ya, Bun, yang cuma bisa menerima laporan kebaikan. diberikan gitu pokoknya dan jadi atasan membawakan sama anaknya tapi kan juga ada tipe orangtua yang ngasih kebebasan buat buat anaknya jadi kayak kami orangtua yang demokratis gitu pokoknya anak diberikan kebebasan mereka mau apa-apa segala macem namun seharusnya dan itu lambang keluarga kemudian kebebasan demokratis dikeluarga setaraan itu sebetulnya batasan bebasnya kebebasan pada anak yang harus kita berikan itu sebatas apa sih ditanya anaknya orangtua kayak gini misalnya ya maaf ya Bu juga papa enggak mau jelas aja tadi kan Umi bilangnya orangtua orangtua kita tuh harusnya seberapa karena gini ini pengalaman pribadi ya tadi kan ada dua ada dua kutub kan ya tadi ya yang satu iya terserah anaknya kan ya yang satu tadi ngebatasi banget Iya ini dari ujung ke ujung kan ya Iya betul ini ujung-ujung banget Iya ujung-ujung banget iya sebetulnya masalahnya adanya dimana orang tuanya dua-duanya Iya orang tadi tadi lukin dulu kenapa dia menuntut terus atau kenapa terlalu membebaskan dulu terlalu terkekang ya Jadi sekarang lu bebasin anak begitu supaya dia nggak ngelakuin kayak lo gitu itu bener jadi semua kita ini look in sering-sering lihat ke dalam minta petunjuk sama Allah ini udah benar apa enggak karena ilmu parenting banyak banget tapi sebetulnya itu sederhana banget sih dari kitanya Kita banyak-banyak look in, terus ngetes ini udah bener apa enggak. Ya tanya sama anaknya, kalau udah bisa diajak ngomong, dia ada sembilan, dia ada setujuh. Tadi mama bikin itu, perasaan kamu gimana? Ya ditanya perasaan.

Kita suka nanya pikiran, nggak penting. Buat orang itu yang paling penting adalah perasaannya. Apabila perasaannya diterima, dia merasa seluruh dirinya diterima. Apabila perasaannya ditolak, orang itu merasa seluruh dirinya ditolak. Kita jarang ngomong tentang perasaan.

Yang mana kamu pikir gimana? Opa! terus gitu ya selalu dia tuh gitu anaknya jawab dalam hatinya gak berani dia ngomong asuh aku tolong jajan ini kurarnya selalu ada konsekuensi kan ya karena bukan kesepakatan tidak melalui perundingan Jadi anak-anak akhirnya juga jadi gak nyaman ngobrol sama orang tuanya.

Jadi ada dua kutub, terlalu bebas, terlalu nge-kang. Kenapa? Kan pertanyaannya. Karena aku dulu pernah dike-kang. Maka sekarang kamu aku bebaskan.

Jadi dari look in itu kita bisa melihat Sebetulnya kelebihan-kelebihan Kita jangan gitu orang tua itu Orang tua kita itu kelebihannya apa Kemudian kekurangannya apa Tak mungkin kurang semua Jadi sekarang dari situ bagaimana Kita kita harus memperbaikinya. Jadi di depan itu memang harus ada kesepakatan terlebih dahulu dan perumusan tujuan pengasuhan. Tujuan pengasuhan itu di YouTube rumahku Kak Risman, dulu dibikin waktu dia sendirian dan buah hati itu ada 7 video tentang tujuan pengasuhan. Intinya begini sih sebetulnya, saya contohin aja langsung ya, begitu tahu saya hamil satu bulan, kata Kak Risman, ngobrol.

Jadi gimana rencanamu kalau kamu jadi ibu? Terus saya tanya, bapak mana rencananya jadi ayah? Terus kata Pak Resman, ini pembicaraan gak berujung ya?

Ini udah dipatok dulu, gak berujung ya? Jadi diskusinya panjang ya? Gak berhenti?

Oke dari saya ya. Saya pegawai negeri, jadi tolong catat banget ya, yang kamu belikan makanan anak kita. Bukannya uang gaji pokok, Rp348.770. Ingat dong, ingat banget. Gaji pokok ya, bukan uang rapat, bukan uang perjalanan, apalagi uang-uang yang lainnya.

Atau hasil kerja kamu praktek. Saya mulai-mulai itu cuma praktek doang. Oke, halal toib.

Allah, abar, basic banget itu. Basic, fitrah banget. Dan itu yang banyak dilupakan. Fitrah banget. Begitu.

Jadi sangat sederhana, iya. Hidupnya sangat sederhana. sama gaji praktek yang belum bisa praktek kan punya anak. Tinggal 6 bulan berapa hari dia ngedap tangannya, harusnya dia gak mau netek lagi, kita mati gak mau praktek lagi rasanya. Gitu kan ya.

Terus contohnya lagi, halantoib kan ya, kami terlempar ke Amerika. Di Honolulu, itu tahun 81, 80 awal lah pokoknya ya, saya lupa 83 atau 86 gitu, kalau nggak salah gitu lah. Jadi, makanan halal hanya bisa didapatkan di masjid. Dikirim dari mainland, nggak tahu dari kota yang terdekat, dari... state yang terdekat, negara bagian terdekat dengan Honolulu.

Dari masjid ke masjid. Nanti ditelepon, dibilang. Atau ada telepon ke masjid. Paha kambing di foodland dengan stempel sekian nomor, sekian 075321, itu disembeli sama muslim.

Larilah kita ke foodland, cari kambing yang stempelnya segitu. Kalau tidak ada ayam dari masjid, parisman tidak makan ayam. Anak-anak tidak makan ayam.

Ya semua sampai bosan ayah. Pergilah dia ngajak temannya seberang rumah. Eh yuk kita cari ayam ke kampung-kampung.

Ayo. Itu pernah menjadi emen dari luar negeri Afganistan. Teman kami yang pergi mencari sebelah, belian ayam sekarang beliau di guru besar di New Zealand.

Jadi pergi lah tuh. Pulang becak-becak darah, nanti saya cuciin tuh. Supaya anaknya jadi makan halal.

Wah nanti pada suatu kali anak saya diwawancarai oleh wartawan setelah pulang kemari, pernah nggak sih makan ayam di luar itu yang seperti tadi mamahnya bilang gitu? Pernah. Temanku buka restoran muang tai wangi banget, aku cobain.

Ya pokoknya di sana sini ternyata dibawa. bolong-bolong, ya hidup lah, nggak bisa dikontrol semuanya, gitu. Anak saya ngaku, disuruh, ya wajar aja.

Gitu. Orang hidup di luar negeri, makanannya terbatas, gitu. Dia makan, ada, karena soalnya ada fatwa ulama Saudi, kan, karena teman-teman kita orang Arab di luar negeri kan ayam boleh, saja jangan daging, gitu. Pokoknya begitu lah.

Jadi itu penting sekali, gitu. Nah, ayahnya contohin, emang dia tidak makan yang bukan, zabihannya tidak jelas. Jadi soal zabihah, soal sumber rezeki halal dan taibah, soal zabihah itu penting sekali.

Itu yang merupakan kontribusi terhadap sukses dan tidak sukses. Anak sehat atau tidak sehatnya anak kan ya? Jadi bukan hanya soal kita tadi ke dokter, cek vaksinasi dan sebagainya. Bukan tentang itu.

Dan itu yang selalu abu tanamin di rumah Jadi itu Ini gak peduli kami berada Di belahan dunia mana Tapi itu ada Nah sekarang masya Allah ya komunitas muslim dengan banyaknya Pertukaran antar negara Alhamdulillah banget kita nggak susah, tapi di tahun 80-an, Allah ku Akbar, itu susah sekali. Kita mesti cantel banget sama masjid. Padahal itu jaraknya berpuluh kilo untuk dapetin daging halal itu. Minimal lima kilo jarak masjid dari dunia. Saya bunda pernah ngerasain jualan kerupuk kulit ikan patin naik motor.

Terus kerupuknya diinjek-injek sama warung karena saya salah kasih sampel. Saya bukain, ternyata lupa nutup, dia masuk angin. Begitu dimakan sama tukang warungnya, marah dia injek-injek, dia buang tuh kerupuk saya.

Saya bilang, Pak maaf Pak, tadi sampelnya itu saya lupa nutup, jadi masuk angin. Bapak jangan injek-injek kerupuk saya. Karena saya jualan kerupuk demi anak saya, Pak.

Jadi saya pernah jualan kerupuk 2 tahun. pernah jadi tukang sate itu 4 tahun, saya keliling saya gak mau kerja asuransi, saya gak mau kerja bursa efek, padahal lowongan kerja udah datang, demi apa yang udah sampai kan tadi, saya jaga banget, saya gak mau anak istri saya itu makan dari wakar Sampai hari ini pun soalan dakwah pun saya nggak pernah mentarif. Karena saya nggak mau membebani jamaah sampai jamaah menyumpah misalnya. Oh ngundang ustadz tuh mahal ya. Oh ngundang ustadz tuh sulit ya.

Saya bilang nggak pernah 25 tahun saya berdakwah. Saya nggak akan pernah minta. memperilahkan tanda undang jadi bener banget dan ini juga menjadi satu perhatian bagi kita nih hal-hal kayak gini yang jarang diajarkan di konsep-konsep parenting bahwa pada basic karena apa yang dikonsumsi itu akan ngaruh ke jiwa ke masa depan betul betul kadang-kadang kita ngerasa anak itu susah kok kayaknya susah ya susah diatur apa gitu ternyata dampaknya dari karena berat sekali karena kita berkomunitas dan di dalam komunitas kita itu cuman kita doang ya gitu di luar negeri ya, komunitas kita sama-sama Indonesia ya. Jadi kalau ini pengajian di rumah siapa? Duh, Mas, itu.

Oke. Duduk, nak. Sebelum pergi nih, duduk.

Orang beda-beda, ya. Tahu kan, Tante ini yang tuan rumah sekarang, dia nggak beli, Mak, daging dari Meskid. Tapi Tante itu masaknya enak sekali, Mak.

Mak, ini anak-anak kan. Iya, iya. Masak enak sekali, Mak. Masukannya kok.

Tentu makanannya enak. Mama nanti tanya sama tante itu, kalau kamu bilang kamu beli apa, terus kamu bilang sama mama, ya mama, ya mama, ya mama, ya mama, ya mama, ya mama, nanti mama tanya sama tante itu, bumbunya apa aja. miss you ya mungkin not approximately like that but near to itu ya gitu saya bener-bener tanya bumbunya itu sore itu juga saya bikin begitu itu pada pengajian gitu tapi kan kita harus menghargai ya orang dia belum kali ya enggak mudah bagi dia ya enggak ada basicnya juga kali gitu Nah itu dalam dialog sama anak kita di dialogin setiap hari jadi dia punya sikap yang jadi sebetulnya Sebetulnya itu basic parenting.

Tidak usah pakai teori-teori yang rumit-rumit. Daily basis. Itu kalau ada apa-apa juga gitu.

Maaf ya, Ma. Ini cuma ambil kuahnya doang. enak banget cuma kuahnya doang kita cerita lain lagi jangan dimarahin saat itu udah suka doang Manjang masih perjalanannya dia Ini luar biasa Mungkin bisa saya bilang diantara Banyak narasumber Dan banyak Saya ngevlog udah Mungkin ada ratusan atau ribuan vlog Tapi vlog sama bunda ini yang paling buat saya bisa ngucurin air mata dari hati yang paling dalam. Masya Allah, awas nih keluar ntar, gak buat pintu nih saya. Makasih bunda, karena banyak banget dan ini tentu hadiah juga.

juga buat para ayah, ayah bunda. Saya berharap ini bisa disebarkan, dan tinggal diklik aja tombol share-nya. Seringan itu, klik tombol share. Kalau kemaksiatan itu begitu mudah difiralkan, kejahatan, kebobrokan, kebusuhan.

yang busukkan begitu mudah disiralkan bahkan banyak yang anfaedah bisa disebarkan teman-teman punya PR besar untuk menyumbang punya hutang bayar hutang dengan klik tombol share sebarin sebarin sebanyak-banyak karena ini mau menjaga momen yang langka dan saya pun enggak tahu ini hadiah dari Allah saya bisa bertemu setelah syakirah bener-bener dan saya terima kasih banget Datang-datang kesini berkat doanya, berkat nasihatnya sekian tahun yang lalu sudah menjadi sesuatu hari ini. Masya Allah, Tuhan Rakyat Allah, Ustaz. Selamat datang di Santra Cinta Quran dan di Dispresialis.

Teman-teman semuanya, saya yakin. Hai siapapun diantara kita pasti merindukan sosok ayah ibu yang ya sampai gitu ya udah tua udah gede juga tetap kangen sama rindukan aduh kalau istilah kangen sama ayah tuh saya rada kayaknya agak ada luka yang harus di terus coba hai hai mudah-mudahan nombor kepadamu kita lagi Bintang Makasih kalau istri dari keluarga yang Wah idaman banget dah jadi selalu rindu sama bapak ibu ayah selalu dikangenin rumah selalu ahomi banget gitu ya cucu-cucunya baik ya mantunya baik dong Masya Allah salah satunya kamu ya yang paling sayangnya dari mertua tuh nangis ngapa iri ingin kayak gitu Makanya saya bayar utang hari ini. Saya bayar utang.

Bagaimana caranya saya akan jadi ayah yang terbaik. Jadi suami yang terbaik. Kenapa? Karena ternyata gak nyaman. Saya berusaha bayar.

Mudah-mudahan Allah beri umur supaya bisa bayar utang lunas. Dan Allah angkat derajat kemuliaan untuk orang-orang tua kita ya. Mudah-mudahan Allah ampuni.

Makanya selalu kita minta ampun. Karena atas jasa mereka lah kita juga sampai ada di titik ini. Benar. Doa orang tua. Betul gak?

Ini sekumpulan. sekumpulan keberkahan gitu loh. Bukan sekedar ada dari orang tua. Kadang-kadang mungkin ada sedekah tukang becak yang kita lupakan.

Mungkin ada orang penjara yang dulu pernah kita kasih belajar-belajar baca Quran. Ingin ngajak Bunda Eli jalan-jalan ke seluruh Indonesia masuk ke penjara-penjara. Mereka ternyata mayoritas tidak bisa baca Quran. Dan kita ngajarin metode super cepat baca Quran.

Mereka nangis gitu dan berdoa. Mungkin karena orang penjara ini kan banyak yang terzolimi kan. Nggak selalu dia salah. Nah orang terzolimi doanya mustahil.

sekali makasih Bunda Terima kasih banget sama-sama baca sempat langkah dan ini saya juga bila ada yang salah Allah Allah salah nasehati terus kami ya Bunda ya saya masih hati menjewer saya mah anaknya Bunda kami mah anaknya butuh terus dibimbing colok kita ketemu lagi dengan expert-expert yang lainnya meet the specialist nggak akan pernah rugi teman-teman semuanya untuk ikut nyebarin dan ini daging semua isinya Insyaallah ini memang kami rancang khusus ya bintang tamunya juga enggak semangat sekali terima kasih teman-teman semuanya sampai ketemu di mit spesialis yang berikut Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh