Transcript for:
Panduan Menyusun Model Penelitian

Bagaimana menyusun model penelitian atau apa itu model penelitian? Kerangka penelitian, theoretical framework, conceptual framework? Wah, kadang kalian mungkin masih bingung. Oke, kalau kalian ingin mengetahui, ikutin video ini sampai akhir ya.

Pertama tentu saya ingin mengucapkan selamat datang kepada kalian semua, para pejuang skripsi yang saat ini sedang mengerjakan skripsi ya. Atau juga teman-teman nih, kolega yang sedang menusun tesis atau disertasi. Kalau materi ini applicable buat teman-teman, silahkan juga digunakan.

Nah, di channel ini kita akan membahas tentang sukses belajar di perguruan tinggi. Oke, sudah siap? Baik.

Terima kasih yang sudah subscribe. Yang belum, ayo subscribe ya sekarang. Baik, nah sesuai dengan apa yang saya sampaikan di awal video ini. kita akan membahas bagaimana membuat model penelitian atau orang sering menyebutnya juga kerangka penelitian atau juga kerangka analisis atau kerangka konseptual gitu ya. Pada dasarnya sama, walaupun untuk beberapa hal mungkin ada kajian yang mengatakan itu berbeda.

Tapi yang paling penting adalah kerangka penelitian atau model penelitian ini merupakan gambaran visual. Representasi dari hubungan antar variable yang diambil dari teori-teori, literatur-literatur untuk mengetahui hubungan variable terkait dengan topik penelitian kita. Jadi ini adalah masuk dalam ranah kajian atau penerkatan paradigma positifis.

deduktif atau kuantitatif. Namun demikian, utamanya itu. Namun demikian, kadang juga teman-teman yang menggunakan pendekatan kualitatif atau post-positifis, interpretif, seringkali juga menggunakan ini sebagai model penelitiannya.

Tetapi lebih kepada menunjukkan alur penelitian atau alir penelitian. Oke, kita mendudukkan itu dulu ya, sehingga teman-teman atau kalian semua nggak bingung. Nah, Seperti yang saya sampaikan tadi, theoretical framework itu menggambarkan hubungan antar variable.

Hubungan antar variable yang menjadi concern, yang menjadi perhatian utama dari penelitian kita. Jadi kalau di luar variable yang menjadi perhatian kita, di luar topik kita, ya nggak perlu ditulis atau nggak perlu digambarkan di situ. Nah langsung saja, Prof. Tirta bagaimana cara membuatnya? Secara sederhana saya sampaikan beberapa langkah di sini. Dan nanti di bagian akhir saya akan berikan super tipsnya.

Makanya lihat sampai akhir. Yang pertama, yang paling penting langkahnya adalah melakukan literatur review atau tinjuan pustaka secara ekstensif. Anda harus mencari literatur sesuai dengan keyword-keywordnya, kata kunci-kata kuncinya di topik penelitian yang menjadi concern Anda.

Berbagai bidang tentu berbeda-beda. Nah tetapi Anda lah yang paling tahu di bidang kajian apa, misalnya saya hubungan internasional dan juga bisnis internasional. Sudah, cari kajian yang memang terkait dengan hubungan internasional. Di situ ada sub-kajiannya lagi, di situ juga ada topiknya lagi, sub-topik lagi. Masing-masingnya pun punya kajian-kajian yang sangat spesifik dan juga dengan demikian literaturnya juga spesifik.

Silahkan, itu pertama yang dicari. Kemudian, Yang kedua, setelah melakukan literatur review yang ekstensif, tentu di situ juga Anda harus menentukan teori-teori apa yang digunakan. Kalau untuk S1, saya selalu menyampaikan, sebaiknya satu teori saja, insya Allah cukup ya.

Cukup. Yang penting adalah bagaimana kalian memahami teori itu dengan benar dan akhirnya mengaplikasikan teori itu dalam skripsi kalian. Nah. Karena skripsi itu pada dasarnya kan analisis ya, implementasi terhadap teori gitu, dalam menggunakan data untuk melihat fenomena atau pertanyaan pelitian.

Sedangkan kalau tesis biasanya lebih sudah sintesa. Nah, itu mungkin membutuhkan lebih dari satu teori. Apalagi tingkat doktoral, kalau sudah levelnya doktoral alias S3, tentu diharapkan muncul ya tesa baru dari sintesa, antitesa, putus.

TESA baru ada kontribusi pengetahuan yang lebih di bidang kajian Anda. Tentukan teori yang digunakan. Karena teori pada dasarnya menunjukkan hubungan antar konsep yang saling terkait untuk melihat satu topik tertentu atau satu hal tertentu. Itu sudah coherence. Jadi kalian harus juga memahami apa bedanya teori, apa bedanya konsep.

Nah, ini penting sekali. Kemudian, yang ketiga, setelah mengetahui... Teorinya itu kalian harus menentukan hubungan antara variable. Nah, pertamanya tentukan dulu variable-nya itu apa saja. Di sini saya sampaikan biasanya yang paling utama adalah variable dependent dan variable independent.

Nah, variable dependent atau variable tergantung yang nanti akan dipengaruhi oleh variable independent. Di tengah-tengahnya biasanya ada yang disebut dengan variable mediating. Antara variable independen, variable mediating, kemudian variable dependen. Ada juga variable moderating.

Bila antara independen dan dependen, terus itu kemudian dipengaruhi oleh satu variable lain. Yang mempengaruhi itu adalah variable moderating. Yang mempengaruhi hubungan antara variable independen dan dependen. Ada juga yang lain, misalnya variable control. Variable control ini, variable yang isinya bukan jadi concern utama kita, karena concern utama kita adalah hubungan antara variable independent dan dependent, dan juga dalamnya mungkin variable mediating atau moderating.

Tetapi variable control ini, itu menurut kajian, menurut literatur, atau menurut teori itu memiliki pengaruh, atau bisa dikatakan... memiliki hubungan, memiliki pengaruh, tapi kita tidak melihatnya sebagai concern utama. Jadi kita perlu memasukkan itu sebagai kontrol.

Nah, di berbagai macam penelitian pertimbangan variable kontrol apa yang dimasukkan itu juga berbeda-beda karena tergantung pada ketersediaan data dan juga bagaimana teori menghubungkan antara variable-variable yang ada. Nah, nanti di video yang lain saya coba akan sajikan secara visual bisa buat Anda lebih mudah memahaminya perbedaan dari variable-variable ini ya. Oke, nah sebelum saya lanjutkan, kalau kalian melihat bahwa video ini bermanfaat, jangan lupa di like.

Oke, mau lanjut? Sampai super tipsnya? Baik, terima kasih banyak. Langkah berikutnya, setelah menentukan posisi dan peran dari variable ya, mendefinisikan variable-nya, menentukan posisinya, Lalu divisualisasikan, digambarkan dalam bentuk diagram terkait dengan hubungan variable.

Kalau secara teori, misalnya variable dependennya kan satu. Satu, posisi di paling kanan. Terus kemudian variable independen biasanya di sebelah kiri. Ada berapa variable independen?

Ada satu, ada dua, atau tiga. Bagaimana hubungan antara variable independen dan dependen? Biasanya variable independent mempengaruhi variable dependent. Untuk itu gariskan dengan panah dari variable independent ke variable dependent.

Oke, begitu juga dengan yang lainnya. Lalu bagaimana jumlahnya? Jumlah variable independent sangat tergantung dengan teori yang kita gunakan. Consent kita apa? Kalau consent kita menurut teori itu ada 3 variable yang mempengaruhi variable dependent, sebisa mungkin kita masukkan tiga-tiganya.

Tetapi kalau ada pertimbangan tertentu, keterbatasan tertentu, mungkin ada reduksi dari variable, walaupun jadinya mungkin nanti tidak sempurna model itu, berikan alasan. Misalnya cuma dua, ya oke dua. Silahkan saja. Tetapi sekali lagi, Anda harus berkonsultasi dengan pembimbing kalian. Kira-kira kalau ada variable yang dihilangkan, itu apa alasannya dan dipulihkan atau tidak.

seperti yang saya sampaikan tadi, sebaiknya dimasukkan tapi di lapangan seringkali ada keterbatasan-keterbatasan tertentu, nah lalu apa super tipsnya? oke, langsung masuk super tipsnya yaitu, ini seringkali kita agar kelihatan keren kelihatan bagus sophisticated luar biasa, indah, kelihatan kita kayak cerdas gitu ya, kita masukkan banyak variable, makin complicated variablenya, makin panahnya, makin Banyak ke kiri, ke kanan, ke tengah. Kayaknya makin keren gitu. No, no, no, no. Bukan ya, bukan begitu.

Jadi, mau menambahkan atau mengurangi variable itu sangat tergantung dengan literatur yang kalian gunakan. Jadi tidak bisa hanya menambahkan variable itu semau-mau Anda. Tidak bisa, semau-semau kalian.

Tidak bisa. Tentang tadi kan lihat teorinya apa dulu, terus literaturnya apa. Kenapa literatur itu penting?

Khususnya selain yang konseptual, ada juga yang empirik. Nah kalau di literatur yang empirik, biasanya itu kan temuan-temuan empiris. Kajian-kajian yang sudah mengolah data, menganalisis data, dan itu dibuktikan hubungan antar variabelnya.

Nah kalian bisa lihat hubungan variabel yang ada itu yang independen. Ada itu harusnya adalah ABC misalnya. Itu nanti dirujuk dari mana?

Anda rujuk dari artikel jurnal Profesor X, Y, Z, misalnya demikian. Jadi mau penambahan atau pengurangan variable itu harus berdasarkan teori dan berdasarkan literatur review yang ada. Kalau Anda tidak menggunakannya berarti Anda ngawur.

Jalannya ngawur. Kalau ngawur nanti modelnya nggak fit, modelnya nanti jadi kurang bagus, tidak memenang-menang. Kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan.

Nah demikian sedikit gambaran penjelasan tentang bagaimana membuat model penelitian. Semoga bermanfaat dan terima kasih yang masih stick sampai detik ini. Silahkan like ya. Kalau belum subscribe silahkan subscribe.

Sampai ketemu di video-video saya selanjutnya. Kata semangat dan sukses buat Anda semua. Terima kasih.