Transcript for:
Filsafat Minimalisme dan Stoikisme

Jadi kalau kita serius dalam hidup ini, menjalannya sebijaksana mungkin, sebenar mungkin, dan melakukan perbaikan diri terus-menerus, insya Allah yang kekayaan akan datang. Uang itu otomatis datang. Ini beberapa juga saya ambil dari stoikisme. Banyak orang tadi saya bilang mengaitkan minimalisme dengan stoikisme Karena memang gagasan-gagasan stoikisme itu banyak yang relate dengan minimalisme Misalnya itu ada kalimat dari Epictetus Kekayaan itu tidak terdiri dari memiliki banyak harta Tetapi memiliki sedikit keinginan Tadi sudah dijelaskan ya, jirinya orang kaya Terus kebalikannya kata Seneca, bukan orang yang memiliki terlalu sedikit, tetapi orang yang menginginkan lebih, itulah miskin. Selama kita masih ingin macam-macam dan belum keturutan, sebesar apapun harta kita, kita hitungannya masih miskin. Terus kalau ini Markusus Aurelius. Energi dan waktumu sama-sama terbatas Jadi jangan sia-siakan mereka pada apa yang dilakukan, dipikirkan Dan dikatakan oleh orang-orang yang tidak penting dalam hidup Jadi ini berhubungan dengan hubungan kita dengan yang lain Tadi kan saya bilang awas salah Persepsi minimalisme itu tidak hanya barang, termasuk juga orang. Kalau di antara keinginan kita adalah disenangi semua orang, dipuji semua orang, dan kita mati-matian menuju ke sana, kalau versinya Markusus ini kita sedang memboroskan energi dan waktu kita. Eman-eman. Ayo kita gunakan saja untuk yang manfaat Biarlah ada orang tidak setuju, tidak suka Asal kita yakin ini baik kok Asal kita yakin ini sudah benar menurutku Jalan saja Kenapa ya kalau kita ngeladeni komennya orang, kata-katanya orang Tidak ada habisnya Tidak mungkin semua orang senang Tidak mungkin Pak saya lihat ngaji filsafat itu kelihatannya seneng semua viewernya sedikit, yang gak seneng gak ngomong, males, oboh, gak berpengaruh jadi gak mungkin semua orang pasti ada yang gak seneng kalau ngaji filsafat mungkin yang gak seneng gak ngomong juga, gak keluar juga ya mereka gak seneng gitu aja jadi gak usah fokus ke sana Kalau mikir ke sana nanti jangan-jangan waktu dan energimu habis Untuk yang tidak penting Pernah tidak kalian habis posting sesuatu terus bolak-balik kamu tengok Yang nge-like berapa ya? Yang sudah nonton view berapa ya? Kalau kamu sering begitu ya kemungkinan energi dan waktumu habis Sudah kalau kamu anggap posting yang penting posting saja Selesai Terserah orang apresiasi atau malah buat kontroversi, ngeritik, ya omong-omong saja Tapi saya tahu yang saya posting ini baik Tidak usah mengukur komentarnya orang dan lain sebagainya Nah ini nasihatnya Markus Bersih-bersihnya juga Ini termasuk contoh bersih-bersih orang lain yang tidak penting Maka dilanjutkan oleh Markusus dengan memprioritaskan hal-hal yang tepat Keluarga, teman, usaha, kesejahteraan Engkau akan menemukan kepuasan dan harmoni Jadi kalau tadi sudah bersih semua Barang yang tidak penting, teman yang tidak penting Situasi yang tidak penting sudah bersih Di situ kita ketemu harmoni dan kepuasan dalam hidup Baik, ini filosofi selanjutnya Yang pertama, filsafat cukup Hidup ini sebenarnya Tidak mengejar lebih kalau kita tidak ingin masalah. Kata Socrates, rahasia bahagia, engkau tahu, tidak ditemukan dalam mencari lebih banyak, tetapi dalam mengembangkan kapasitas untuk bisa menikmati lebih sedikit. Jadi kamu latihanlah bukan... Punya banyak hal yang kamu inginkan Tapi latihanlah bisa menikmati yang lebih sedikit dari yang kamu miliki Itu akan membuatmu bahagia Jadi kembangkan dirimu ke level bisa menikmati yang sedikit Bukan ke level punya banyak hal, punya banyak barang Nah nanti kalian akan bahagia Jadi kalau fokusmu hanya memiliki sesuatu Tadi kamu merasa berarti dengan punya banyak Ayo sekarang latihan Kamu tetap merasa berarti meskipun punya sedikit Ini namanya bisa menikmati yang sedikit Merasa cukup dengan yang sedikit Selanjutnya kata Socrates Dia yang tidak puas dengan apa yang Dia miliki, tidak akan Puas dengan apa yang Dia ingin miliki Kalau kita tidak puas dengan yang kita miliki Sekarang, biasanya kan kita Menginginkan sesuatu, percaya Kalau yang kita inginkan Itu tercapai, kita juga tidak akan puas juga Karena yang kita Kejar kepuasan dalam Kepemilikan, sementara Manusia itu punya tabiat Amat Kalau sekedar keinginan, tidak pernah ada habisnya Coba kalian tanya, siapa orang paling sukses di dunia? Terus kamu tanya, sudah selesai kah? Tidak ingin apa-apa, mesti masih banyak Masih ingin ini, masih ingin itu Tidak ada habisnya Jadi, ayo latihan untuk bisa puas dengan yang kita miliki sekarang Di situ kuncinya kebahagiaan sebenarnya Yang diajarkan oleh minimalisme tadi Dan ini dikuatkan oleh Lausu Yang bilang orang yang merasa cukup dengan yang ia miliki adalah orang kaya Jadi definisi kaya menurut Lausu itu ya orang yang merasa cukup Jadi kalau ada yang banyak Sampai ini orang kaya atau orang miskin Itu jawabannya bukan kamu punya apa Hartamu berapa Tapi kamu puas atau tidak Dengan yang kamu miliki sekarang Kalau kalian merasa puas Dengan yang dimiliki sekarang Kalian orang kaya Jadi tidak usah nunggu nanti lolos Nunggu S2 jadi dosen Terus gaji besar Terus bisa macam-macam beli macam-macam Baru kamu berani mengklaim kaya Sekarang juga kamu bisa jadi orang kaya Dengan Menerima apapun, menyukai apapun yang sekarang kamu miliki Itulah orang Dan dikuatkan oleh Gandhi Kalau kata Gandhi, hiduplah dengan sederhana Agar orang lain juga dapat hidup Kalau ini mikir orang lain Kalau semua orang serakah Ya nanti isinya konflik tabrakan Kita harus ngerti kapan kita berhenti Sudah saya sampai ini saja Biar yang lain dapat space Kalau hari ini kan orang yang kaya misalnya Relasinya banyak ya tambah jaya, tambah jaya, tambah jaya Yang lain tidak kebagian space Tidak kebagian ruang untuk berkembang Nah sekarang dibalik saatnya kita berbagi Meskipun sekedar berbagi waktu, berbagi ruang, berbagi kesempatan untuk yang lain Dengan kita berhenti mengikuti ketamaan kita Jadi rumus filosofis pertama, hidup minimalis itu merasa cukup Kita kaya sudah dan tuntas hidup kita Jangan memperumit hidup Nah ini ada kalimat dari Confucius ya Hidup ini sederhana Tetapi kitalah yang ngotot untuk membuatnya rumit Ada lagi satu kalimat dari Calver Saya tidak mengatakan tidak karena saya sangat sibuk Saya mengatakan tidak karena saya tidak ingin terlalu sibuk Ini maksudnya tidak ingin terlalu ruwet, tidak ingin terlalu rumit Jadi ini nasihat dari Confucius Hidup ini sederhana, kita seringkali bikin rumit, bikin ruwet Kadang-kadang kita itu kan rumit Misalnya masuk ke sini saja Nyari tempat duduk saja Kadang-kadang mikir Ini saya harusnya nyari yang dekat tembok Karena kalau dekat tembok Saya bisa sandaran Kalau sandaran bisa lebih Tapi nanti kalau sandaran ngantuk gimana? Dilihat orang banyak Malu juga ya Kalau begitu sandarannya yang Biasa saja agak miring Nanti ruwet Orang tinggal masuk duduk saja Mikiran jelimet Mau masuk ke sini mikir Ini saya harus datangnya tengah-tengah biar nggak terlalu tolak. Kalau duduk terlalu depan, malu duduk di atas. Terlalu belakang nggak dengar. Agak tengah-tengah asal nggak. Kita terlalu jelimet, terlalu rumit memikirkan hidup. Ada quote itu yang saya ambil. Menarik. Yang judulnya, Kenapa kita bikin hidup itu ruwet? Missing somebody, kalau kangen dengan seseorang, ya call, telponan. Kalau tidak diangkat, ya nasib. Tapi kan kamu lega daripada balik-balik rindu-rindu, kamu sakit sendirian. Want to meet up, ingin ketemu, ya diundang. Kalau dia tidak datang, ya tidak apa-apa. Tapi kan diundang, tidak datang, ya sudah. Kalau kamu ingin dipahami orang, ya jelaskan. Kalau kamu punya pertanyaan, ya tanyakan. Kalau kamu tidak suka, bilang saja Kalau kamu suka, ya ucapkan Kalau kamu ingin sesuatu, minta Kalau kamu cinta seseorang, katakan Ya kan? Tinggal bilang saja, cikruwete kamu itu Ya kan? Tinggal bilang, aku suka, aku senang, aku cinta Selesai, urusan ditolak, tidak ditolak belakangan Tapi kan kamu lega sekarang Sudah bilang Kadang-kadang kamu mikir terus ini, aduh gimana ya, rasa ini kubawa kemana, salahmu Dewi. Kamu bikin ruwet hidupmu sendiri. Minimalis juga begitu, prinsipnya sederhana saja, simple saja. Nggak usah terlalu dibikin ruwet. Nggak lulus kuliah, ya diulang. Kan selesai. Kamu mikir panjang-panjang, ya memang aslinya nggak lulus ya, gimana lagi. Laper ya makan, haus ya minum Pak saya ingin puasa pak Tapi tidak kuat, kuatir sakit ini sakit itu Dan lain sebagainya Ya sudah kalau tidak kuat kan banyak konsesi-konsesi Akal saya tidak mengerti tidak dibuat ruwet Saya sholat tidak kuat berdiri ya duduk Tidak kuat duduk ya berbaring Tidak kuat berbaring ya pakai isarat Itu kan pikirnya simple, tidak ruwet Kita yang suka membuat ruwet apa-apa banyak Jadi mau apa saja diskusi dulu panjang lebar Akhirnya kegiatan tidak jalan-jalan Rapat lama-lama keputusannya kita rapat lagi ya Lah terus tadi rapat itu ngomong-ngomong kok terus rapat lagi Jadi itu kita sikap memperumit persoalan Mikir simple saja, jangan rumit-rumit Biar tidak habis waktu, biaya, tenaga, energi untuk yang tidak penting Nah, tentang yang ini boleh nanti dibuka ketika kita membahas overthinking Overthinking itu jenis ketika kita memperrumit sesuatu yang sebenarnya simple Nah, filsafat minimalisme Berhubungan dengan menemukan yang lebih hakiki dan berguna Tadi intinya kan ini Sebenarnya kenapa sih harus dibersihkan, dibuang, diseleksi, dibagikan Karena tidak hakiki atau tidak berguna Kata William Morris Jangan engkau memiliki barang yang tidak kau ketahui gunanya Atau tidak kau yakini keindahan di parameternya 2 malam guna dan keindahan Nah kata Socrates lagi, apakah engkau tidak malu begitu peduli pada perolehan uang dan ketenaran dan prestise ketika kamu tidak berpikir atau peduli tentang kebijaksanaan dan kebenaran dan peningkatan jiwa? Kita itu sering lebih menganggap penting uang, ketenaran, prestise. Prestis itu berarti gengsi, ketenaran, nama besar di tengah masyarakat, uang, kekayaan Kita sering lebih fokus ke situ daripada yang lebih hakiki Kalau versinya Socrates yang lebih hakiki, kebijaksanaan, kebenaran, dan peningkatan kualitas jiwa kita Ayo fokus ketiga yang hakiki ini dan Buanglah fokus ketiga yang awal Uang, ketenaran, prestis Bukan berarti kita jangan kaya Bukan berarti kita tidak usah terkenal atau apa Uang, ketenaran, prestis itu efek saja Implikasi logis saja Kalau kita serius mengejar kebijaksanaan, kebenaran, dan peningkatan jiwa Jadi kalau kita serius dalam itu Hidup ini menjalannya sebijaksana mungkin, sebenar mungkin, dan melakukan perbaikan diri terus-menerus, insya Allah yang kekayaan akan datang. Uang itu otomatis datang. Ketenaran juga akan datang. Prestis gengsi juga akan hadir. Tidak usah khawatir. Yang sifatnya niscaya, tidak usah kamu kejar. Kalau saya kerja keras, ya otomatis uang datang. Kalau saya ngomong yang baik-baik, yang benar-benar dan cocok untuk banyak orang Ya otomatis saya akan dikenal orang Kalau saya melakukan yang baik-baik terus, ya otomatis punya nama baik di tengah masyarakat sudah Itu implikasi logis Tidak harus kamu jadikan target Nah ada lagi quotes Isi hidupmu dengan pengalaman, bukan barang miliki banyak cerita untuk dikisahkan, bukan barang untuk ditampilkan. Jadi alih-alih ngumpulin barang, yuk ngumpulin pengalaman. Tambah pengalaman sebanyak mungkin, biar nanti ada yang diceritakan untuk generasi yang akan datang. Jangan sampai besok kalau kamu dongeng ke anakmu, pak. Bapak dulu waktu muda gimana sih? Gimana yole? Bapak yoh biasa-biasa saja. Tidak ada ceritanya. Itu kan tidak enak. Yuk bikin cerita. Tulislah dongengmu yang luar biasa. Biar bisa dikisahkan pada anak-anak. Bapak pernah ini, loli pernah itu, dan lain sebagainya. Jangan sampai bingung sendiri kamu. Yuk Bapak yoh sekolah, terus kerja, terus kawin, terus kamu lahir. Cokopet cerita ini. Tidak ada yang istimewa Jadi ayo mengoleksi kisah-kisah hebat tentang diri kita Tidak sekedar mengoleksi barang-barang untuk dipamerkan Ini pelajaran kita ya Ayo cinta kebersihan Semoga malam hari ini yang haji sudah mandi semua Semoga bajunya juga dicuci Rasulullah sudah kebersihan Rasulullah itu rambutnya sepahu tapi rapi. Bukan rambut panjang tapi tidak pernah keramas, tidak pernah. Ya kamu titani ya, kalau kamu ngobrol sama temanmu, temanmu balik-balik noleh ke sana, noleh ke sini. Jangan-jangan itu menghindari dekat-dekat kamu. Wah maunya, ayolah bersih ya, ayolah cinta kebersihan. Rasulullah sangat gemar kebersihan. Kemar ibadah itu pasti Kemudian suhud Kemarin kita belajar Asketisme, Rasulullah sudah Mencontohkan itu, nanti ada penjelasannya Seperti apa gaya sederhana Asketiknya Rasulullah Suhud itu berarti kondisi mental yang sudah Tidak mungkin Bisa ditipu lagi oleh Dunia, itu berarti Orang yang suhud Kemudian beliau ini problem Solver Ada masalah apapun, para sahabat datang, beliau mau beli solusi. Ini problem solver. Kalau kita ingin mengikuti sunnahnya Rasulullah, ayo jadi manusia yang problem solver. Problem solver itu yang memberi solusi. Bukan part of the problem. Bukan kita yang masalah. Apalagi troublemaker. Gawai perkara, masalah. Kalau bisa kehadiran kita Begitu kita hadir Ada masalah selesai Itu namanya problem solver Ayo latihan Kemudian living Quran Kalau ada yang tanya Rasulullah itu ahlaknya gimana sih? Istri beliau Saya Isah bilangnya Rasulullah itu ya Ahlaknya Quran Jadi beliau ini Quran yang hidup Makanya kita tidak bisa bilang, Pak saya Quran saja langsung, tidak pakai Rasulullah. Loh, Rasulullah itu contoh telah dan konkret. Seperti itulah menghidupkan Quran. Jadi karena beliau living Quran. Sekarang kan ada mata kuliah di kampus jurusan tafsir itu yang judulnya living Quran. Biasanya melihat ke daerah-daerah bagaimana umat Islam. Menghidupkan Quran sesuai versi lokal masing-masing Nah living Quran paling utama paling pokok itu ya Rasulullah Kemudian tidak berlebihan Apa-apa sesuai dosisnya yang pas Tidak ada yang berlebihan itu baik apapun itu Nanti ada banyak cerita tentang bagaimana Rasulullah itu sebenarnya Hidupnya sangat, kalau pakai bahasa hari ini ya, yang sering diseminarkan, sangat modern. Karena memang hakikatnya Islam itu modern. Agama kita itu seimbang. Ya duniawi, ya uhrawi. Jadi tidak ada praktek penyiksaan diri, tapi juga tidak ada terlalu dekat dengan imbang. Harmonis. Kemudian tadi mengembirakan. Tadi sudah dijelaskan. Terus pemalu. Jadi Rasulullah itu di banyak kitab disebut pemalu. Ada cerita waktu beliau muda satu ketika ada kerja bareng-bareng memperbaiki kabah. Beliau ini terjatuh sehingga Jubah beliau tersingkap sedikit sehingga betis beliau kelihatan. Tapi setelah itu beliau malunya luar biasa. Dan setelah itu tidak pernah lagi beliau memperlihatkan anggota tubuhnya yang pedih. Ada seorang sahabat yang bilang bahwa Rasulullah itu malunya seperti gadis yang dipingit. Lembut, tawaduk, pemalu Tapi jangan salah kalau waktunya perang ya sangat pemberani Kemudian rendah hati, tenang Ini kalau bahasa Quran ya jiwanya memang levelnya mutma'inah Tidak mudah panik Kenapa? Karena sudah sepenuhnya bersandar pada Allah Kalau kita kan masih mudah panik Kita masih bersandar pada banyak hal selain Allah Kita masih bersandar pada Kita ingin IP yang tinggi Lulus cum laude Kita ingin kolega yang kaya Kita ingin pasangan anaknya pejabat Kita ingin macam-macam Bayangan kita untuk bisa hidup makmur yang akan datang Tapi kalau Rasulullah ya Allah saja yang disandari Dan itu patent Sehingga hidup tenang Wah kalau begitu saya besok mau bersadar pada Allah saja Pak Yo silahkan dicoba Tapi biasanya akan gagal kalau ambisius Pengen segera sukses Pelan-pelan Latihan Karena kalau segera Pak saya buang semua yang duniawi Pak I spread Yo pelan-pelan Kalau dari sangat cinta itu kan gak bisa Tiba-tiba dicerai, dipisah begitu saja Pelan-pelan biar latihan tenang. Tenang itu kan nggak bisa bukan urusan diomongkan saya tenang, tapi fatin kita memang tenang. Saya punya teman dulu di pondok Malam-malam ke kamar kecil Dia ini penakut Tapi gayanya kayak nggak penakut Nah pas di dalam ada angin Pintu kamar kecilnya bunyi burak Wah dia teriak-teriak Saya nggak takut Saya nggak takut Teriaknya saya tidak takut, tapi teriak saya tidak takut itu menunjukkan sedang ketakutan dia. Jadi takut tidak takut, ketenangan tidak bisa dilihat dari om. Saya tenang, saya tidak apa-apa. Terilakumu itu bisa membuktikan kamu tidak tenang dan kamu apa-apa sebenarnya. Makanya yang ambisius ingin langsung. Ya pelan-pelan pak Wah ini saya harus niru Rasulullah semuanya Alamat gagal sudah Ya pelan-pelan pak Saya bisa niru mulai ini pak Mulai ini pak Pelan-pelan ya Terus beliau ini empatik Empatik itu mampu merasakan yang dirasakan orang Yang diperasakan oleh umat beliau Baik kita lanjut Ada lagi Jangan lupa subscribe Yang nulis Syah Syafi'ur Rahman Mubarak Puri dari Indi Nulis Ar-Rafiq Al-Maktub Tentang akhlaknya Rasulullah juga Yang pertama sangat pemberani Kalau ini semua ngerti Tadi sudah dijelaskan Yang kedua dapat dipercaya Rasulullah itu sudah masyur di kalangan masyarakat Arab Bahkan sebelum menjadi Nabi, beliau ini al-Amin, orang yang dapat dipercaya. Memang beliau bersih dan lurus sejak awal. Kemudian tawadzik, tadi sudah dijelaskan, selalu memenuhi janji. Jadi memenuhi janji itu ya, kalau memang akadnya jam 7 ya jam 7, jam 8 ya jam 8. Kalau kita kan beda, kita sering molot. Tahun lalu, dua atau tiga tahun yang lalu yang di kita ada pakcik dan makcik dari Malaysia itu yang kuliah di sini. Alhamdulillah beliau berdua sudah lulus. Itu minggu-minggu pertama beliau kaget waktu kuliah di sini. Pak Faiz, kalau di sini kuliah jam 7, mulainya memang setengah 8 ya Pak. Mahasiswanya datang setengah 8, dosennya malah lebih lambat lagi. Terus saya jawab, oh beda Pak, kalau di Indonesia membaca waktunya beda. Jadi itu bukan salah orangnya cara membaca waktunya beda itu untuk menutupi malu saja. Betapa kita itu sering tidak tepat waktu. tepat waktu bagian dari menepati janji. Kadang-kadang kita panitia itu kan kalau ingin yang diundang datangnya jam 9, kan terus diundangan ditulis jam 8. Kenapa? Kalau ditulis jam 9, datangnya jam 10. Dan akhirnya menyulitkan kita semua itu kan, kalau ada apa-apa dihitungkan, oh ini undangannya jam 8, berarti nanti mulainya jam 9, ya saya datang jam 9. Baik, telat dan Rasulullah yuk sesuai akad, sesuai yang kita janjikan. Di filsafat yuk kalau bisa mulai jam 8, selesai jam 10, jam 10. Atau kita pakai prinsip kalau mulai boleh telat-telat dikit asal selesainya on time. Atau selesainya lebih awal. Nah, kemudian silaturahim. Rasulullah sangat. Pemar menyembung bali silaput Penyayang dan lembut terhadap orang lain Kalau ini masjid sekali Jadi kalau teman-teman memang sangat ingin meneladami Rasulullah Ayo latihan lembut Karena memang Rasulullah itu lembut Ya tidak usah Pak saya memang wataknya gini kok pak Saya pemarah Ya latihan lah Manusia mana ada yang harga mati Bisa latihan Saya dulu dari Mojokerto, saya dari Mojokerto, cara ngomongnya agak kayak Surabaya. Agak medoknya Agak spontan kayak Surabaya Tapi ya sudah hampir 30 tahun di Jogja Kalau saya pulang Mesti orang sana bilang Mau jogertonya hilang Berarti kan bukan harga mati Jadi kalau teman-teman merasa Ya sudah karakter saya memang begini Ya kamu ubah jadi begitu Pasti bisa Manusia itu tidak seperti binatang yang pakai jajan Boleh Tidak apa-apa Jadi seperti Rasulullah, ayo latihan penyayang. Nah, kalau ini lebih berat, suka memaafkan lapang dada. Wah, hari ini sulit ya memaafkan, sekarang kita budayanya lapor polisi. Ya kan, maaf ya maaf, tapi polisi jangan terus, itu namanya belum maaf. Masih harus lewat polisi. Ayo latihan yang longgar hati kita. Apalagi kalau itu memang hanya urusan kecil-kecil. Ada banyak hal penting nanti mungkin menyita waktu kita kalau terlalu kita urusi. Jadi yuk latihan yang longgar. Rasulullah itu bahkan ada cerita masyur sekali di awal-awal beliau dakwah di Mekah itu. Beliau itu tiap pagi ketika ingin sholat di Kaabah itu ada... seorang tetangga beliau yang sangat benci. Yang itu kalau beliau lewat, kadang ditaburi pasir, kadang ditaburi potoran yang umpak, kadang diludahi. Itu sampai putri beliau, Syedah Fatimah itu sering membersihkan bajunya ayahnya, rambutnya ayahnya, sambil menangis. Karena usirnya tetangganya. Tapi satu ketika, pagi-pagi Rasulullah jalan, Ingin ke Kaabah Kok gak ada yang melempar kotoran Kok gak ada yang menaburi pasir Ini beliau heran Ini kemana orangnya ini Apa kehabisan kotoran Kok gak ada yang melempar Akhirnya tanya pada orang situ ini Beliau ini yang biasanya ada disini kemana Oh beliau sakit Rasulullah Tadi malam beliau sakit Nah pagi itu langsung Rasulullah menjemput Orangnya betapa kaget. Ini musuh yang sangat saya benci, yang tiap hari saya sakiti, justru yang menyengguk paling awal. Itu menyentuh hati dia. Sehingga kemudian masuk Islam. Itu gaya dakwahnya Rasulullah. Jadi kadang-kadang justru dengan kelembutan, keterbukaan hati, kemurahan hati, dan pemaaf, orang tersentuh, geser. Biasanya orang itu kalau ditabrak, disalah-salahkan, malah sulit untuk sadar. Bukan berarti tidak tahu itu salah, saya tahu itu salah, tapi itu sekandung. Jadi teman-teman kan sering gitu kan, kalau disalahkan itu kan mesti cari-cari alasan. Kamu telat ya? Sebenarnya saya tidak ingin telat, Pak. Tapi gimana lagi Kenapa Kamu tahu sebenarnya salah Kenapa cari alasan ya karena ditabrak langsung Coba tadi mengingatkannya Kenapa kamu telat Silahkan masuk dulu Nanti belakangan baru ngomong Minggu depan kita tetap Seperti tadi jamnya jangan telat Yang telat ya Itu mungkin bisa berubah Tapi kalau ditabrak langsung Kemungkinan gengsinya keluar sehingga malah tidak jadi lebih baik nah ini strategi kayak gini sudah jarang ditemukan kita inginnya saling tabrak inginnya segera orang lain harus ikut saya, karena saya yang paling eh selanjutnya Rasulullah itu pribadi yang penuh kegembiraan meskipun kalau tertawa tidak sampai terbawa Kehadiran beliau selalu mengembirakan. Ada istilah Rasulullah itu basam. Bapak itu selalu tersenyum. Meskipun tidak sedang tersenyum, yang di dekat beliau merasa disenyumi. Kalau mungkin pakai bahasa adil, auranya-auranya mengembirakan. Kehadirannya ditunggu-tunggu. Mungkin kebalikannya kita ya. kalau teman-teman kita kan kalau kita enggak hadir Alhamdulillah dia enggak datang urusan Allah kalau dia datang kacung sedih tapi kalau Rasulullah kehadirannya ditunggu kemudian Rasulullah itu tentu saja rajin ibadah terus cerdas beliau punya fatonah kemudian selalu menyampaikan kebenaran meskipun pahit ya wadah banyak Kebenaran yang harus kita sampaikan. Meskipun kadang, wah ini resiko, wah ini baik, gak apa-apa. Asal tadi ya, cari retorika yang pas. Biar manfaat, maslah. Terus yang terakhir, sabar. Ada banyak ujian, ada banyak kesulitan, tapi beliau tidak pernah putus asa. Nah, detail ureanya cari ya di kitabnya Syedah Sofiur Rahman Mubarak Uri. Arrohit Al-Mahdi