Transcript for:
Asesmen Prototipe untuk Kreativitas Siswa

Halo Bapak dan Ibu Guru, hari ini saya akan mengajak Bapak dan Ibu Guru untuk berkenalan dengan asesmen prototipe. Apa ya asesmen prototipe itu? Dan bagaimana mengaplikasikannya dalam pembelajaran? Yuk kita lihat praktiknya. Selamat pagi semuanya. Jadi, tujuan kita belajar hari ini adalah supaya kalian berkreasi dengan barang-barang yang sudah ada. Ini adalah tas jinjing tugas tahun lalu. Tas jinjing ini adalah prototipe kakak kelas kalian. Dulu pernah ditawarkan ke teman-teman sesama murid, tapi kurang peminatnya. Nah sekarang coba kalian teliti mengapa tas ini tidak banyak peminatnya. Dan sekalian kalian membuat rancangan revisi supaya diminati murid-murid. Di awal, saya memulai dengan meminta anak-anak untuk mempelajari prototipe yang saya berikan. dan mengumpulkan data, atau kita sebut sebagai tahap dekonstruksi. Tahapan ini mudah dan sederhana untuk dijalankan. Sekarang kalian bisa berkumpul dalam kelompok. Nah, coba cari waktu yang tidak mengganggu dan tanyakan ke kakak kelas kalian, apa sih sebenarnya tujuan dibuat tas ini? Lalu, observasi ke mereka tentang pemakaiannya. Lalu, coba gunakan tas ini. dan diskusikan pengalaman kalian. Dokumentasikan semua temuan-temuan yang kalian dapatkan dalam jangka waktu 3 hari. Halo Kak Dino. Kak, kami dapat tugas dari Bu Mira untuk mengetahui apa tujuan dari Prototipe Tes Jinjing yang Kak buat tahun lalu. Ya, supaya murid-murid bisa sekolah sambil bergaya dong. Tapi ternyata kalau naik sepeda juga suka susah bawanya, suka terselip dari bahu. Apalagi kalau naik angkutan umum. suka terbuka terlalu lebar, apadahal isinya ada dompet. Halo, Kak, udah berapa lama kamu pakai teh tinjinnya? Udah seharin. Terus gimana rasanya? Bagus sih, bagus. Cuman kalau dipakai di satu langan, pasti berat banget. Apalagi ditambah barang-barang yang lain, kayak tempat makan sama botol minum. Nanti barang-barang yang ada di dalamnya bisa rusak lagi. Setelah mendapatkan cukup data dari tahapan dekonstruksi, Selanjutnya adalah tahapan rekonstruksi. Dalam tahapan ini, saya mengajak murid-murid untuk fokus mengoptimalkan semua temuan-temuan yang sudah didapat. Dari temuan-temuan itu, saya meminta mereka untuk menghasilkan perbaikan dari prototipe yang lebih sesuai dengan tujuan. Jadi, pernyataan tujuan itu adalah kalimat singkat yang berguna untuk mengembangkan prototipe dari temuan-temuan yang sudah kita dapatkan. Nah, sekarang kalian gabungkan semua dokumentasi temuan-temuan yang kalian dapatkan ke dalam suatu pernyataan tujuan. Ibu, ini pernyataan tujuannya, yaitu merancang suatu wadah untuk murid-murid yang dapat menampung barang-barang yang bisa dibawa dengan aman dan nyaman untuk digunakan setiap hari. Wadah ini juga perlu memiliki rancangan yang menarik dan bergaya. Langkah selanjutnya adalah, pertama, ajak murid-murid untuk membuat beberapa sketsa alternatif rancangan. Kedua, minta mereka berdiskusi untuk memilih satu sketsa yang paling memenuhi pernyataan tujuan. Ketiga, mereka bisa membuat satu prototipe dari sketsa terpilih. dan minta mereka uji coba ke murid-murid lain. Dengan begitu, pada langkah keempat, murid-murid bisa melakukan perbaikan terhadap prototipe berdasarkan pengalaman murid-murid sewaktu uji coba. Coba ceritakan tentang apa yang sudah kelompok kalian hasilkan. Ini adalah prototipe tas ransel serut kami, Bu. Perbaikan dari tas bumi. Ya Bu, di dalam tas serut ini ada banyak kantong-kantong yang dapat menampung banyak barang Bu. Di tali serut yang bagian luar, kita dapat mengaitkan tempat makan dan botol minum Bu. Karena modelnya tali serut, kita dapat menutup untuk keamanan dan kenyamanan Bu. Bisa ditambah gantungan kunci model kita lucu, sehingga makin tergaya. Apa yang kalian sudah pelajari selama membuat prototipe ini? Kami jadi sadar bahwa dalam membuat prototype ini, kami juga perlu mendengarkan pengalaman pengguna, sehingga kami tahu hal-hal apa saja yang menjadi kekurangan atau bahkan potensi kelebihan untuk kami perbaiki. Dengan menggunakan metode ini, murid-murid didorong untuk memecahkan masalah dan berinovasi dengan tepat guna. Walaupun asesmen yang saya lakukan sama dengan tahun lalu, tetapi selalu ada improvisasi setiap tahunnya. Karya murid-murid pun tidak akan terbuang, karena bisa dijadikan media belajar untuk tahun depannya. Seru kan Bapak Ibu? Tidak sabar ingin mendengar pengalaman dari Bapak Ibu Guru semuanya. Yuk segera praktekan!