Pernah denger gak temen kamu ngomong kayak gini? Duh stress banget nih tugas kuliah gue, bisa depresi lama-lama. Atau kayak gini, kebanyakan nonton drakor sih, jadi depresi deh.
Atau yang seperti ini, hidup gue suram banget, bikin depresi aja. Jangan-jangan kamu sendiri yang suka gak sadar ngomong kayak gitu juga Kalau jawabannya iya, kamu perlu tahu Bahwa depresi itu sebetulnya merupakan kondisi mental yang serius loh Dan sebaiknya jangan dianggap remeh atau dijadikan bahan bercanda Depresi adalah gangguan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan rasa sedih berkepanjangan, dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya kita gemari. Penyebabnya sendiri sangat kompleks, dan bisa melibatkan faktor biologis, psikologis, maupun sosial. Setiap orang dalam perjalanan hidupnya, bisa mengalami masa sulit yang bisa saja berujung pada depresi. Jadi depresi itu bukan pilihan atau hukuman, dan bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja.
Karena penyebabnya sulit untuk diidentifikasi secara pasti, kita perlu mengenali. Tanda-tanda depresi itu supaya kita bisa tahu apakah kita atau orang terdekat kita mengalami depresi, sehingga kita bisa mencari pertolongan yang tepat. Oh ya, depresi berbeda ya dengan perasaan sedih atau murung yang biasa kita alami. Perasaan sedih atau murung biasa bisa saja hilang dengan sendirinya, tergantung perubahan suasana hati atau kondisi eksternal.
Sementara depresi adalah kondisi medis yang bisa terus-menerus kita rasakan selama tidak ditangani, sama kayak sakit gigi atau luka fisik. Gejala depresi juga bermacam-macam, mulai dari yang sifatnya internal, seperti rasa sedih, hilang energi, kehilangan minat akan hal-hal yang biasanya kita gemari, hilang nafsu makan, sulit berkonsentrasi, perasaan tidak berguna dan bersalah, perasaan cemas, gangguan pola tidur, munculnya pikiran untuk menyakiti diri sendiri, atau bahkan melakukan bunuh diri. Sampai dengan yang bersifat eksternal, seperti marah-marah, mudah tersinggung, bersifat agresif, melakukan hal-hal yang berisiko, sering mengeluh sakit fisik tanpa ditemukan penyebabnya, sering konflik dengan orang lain, atau ngompol saat tidur bagi remaja, tanpa penyebab yang jelas. Kalau kamu memiliki minimal 5 perasaan-perasaan negatif tersebut, dan kondisinya berlangsung sampai lebih dari 2 minggu, maka kamu mungkin mengalami depresi. Terus, apa yang harus kita lakukan saat kita merasa mengalami depresi?
Pertama-tama, kamu perlu ngobrolin perasaan tersebut dengan orang yang bisa kamu percaya. Kamu juga bisa mencari bantuan profesional, misalnya tenaga kesehatan atau dokter, untuk memastikan secara medis bahwa kamu mengalami depresi. Jika kamu mulai merasakan emosi-emosi negatif, kamu bisa mencoba menghindari terjadinya depresi dengan menjaga hubungan yang baik dengan keluarga, teman, atau orang-orang di sekitarmu, dengan cara curhat atau berbagi cerita dengan mereka. Tetap berusaha lakuin hal-hal yang biasanya. kamu gemari, walaupun kamu gak punya mood untuk ngelakuinya.
Ibadah atau aktivitas yang bersifat religius juga bisa ngebantu menenangkan diri dan meredakan perasaan-perasaan negatif. Biasain juga untuk tetap makan dan tidur secara teratur, walaupun sulit. Olahraga secara teratur, walau cuma olahraga ringan, bisa ngebantu perasaan kamu jadi lebih baik dan juga ngebantu ningkatin nafsu makan dan kualitas tidurmu. Hindari konsumsi alkohol atau narkoba karena bisa memperparah kondisi kamu.
Waspadai pikiran-pikiran negatif yang muncul dan coba sebisa mungkin untuk nggak terus-terusan mengkritik atau menyalahkan diri secara berlebihan. Kadang-kadang penggunaan media sosial yang kurang bijak juga bisa bikin pikiran-pikiran negatif muncul. Misalnya waktu kita membanding-bandingkan diri dengan influencer yang sukses. Coba untuk selalu bersyukur, dan biasain untuk kasih semangat dan ngucapin selamat sama diri kamu sendiri atas semua yang sudah kamu capai dan dapatkan. Nah, kemudian bagaimana kalau ada orang dalam lingkaran terdekat kita yang kelihatannya mengalami depresi?
Misalnya teman atau anggota keluarga kita sendiri. Pertama, kita harus siap untuk jadi pendengar yang baik bagi mereka. Jangan perlakukan mereka secara berbeda.
dengerin curhatan mereka, dan jangan sekali-kali menghakimi atau nyepelein perasaan mereka. Kalau kamu sendiri belum pernah mengalami depresi, jangan bandingin perasaan mereka dengan pengalaman kamu sendiri, yang pernah merasa sedih atau terpuruk. Karena memang beda.
Kalau mereka ngerasa malu dengan perasaan mereka, ingetin mereka bahwa depresi adalah kondisi medis sama aja kayak asma atau diabetes yang butuh pengobatan supaya bisa sembuh. Depresi juga bukan kelemahan atau masalah kepribadian yang harus mereka atasi sendiri. Akan lebih baik kalau kamu bisa mendorong dan ngebantu mereka untuk mencari pertolongan secara profesional.
Misalnya, membantu mencarikan nomor kontak tenaga kesehatan. Layanan Hotline Kemenkes di nomor 119 Extension 8. Aplikasi Sehat Jiwa dari Kemenkes atau layanan telemedisin lainnya bisa dihubungi untuk mendapatkan pertolongan pertama terkait depresi. Jadi kalau kita atau orang terdekat kita mengalami emosi-emosi negatif atau gejala-gejala yang tadi disebutkan selama 2 minggu atau lebih, segera cari pertolongan untuk memastikan apakah kita mengalami depresi. Jangan mendiagnosi sendiri ya!
Penderita depresi yang segera mendapatkan pertolongan akan mampu mengelola depresinya dengan baik, sehingga saat semuanya berakhir, Sembuh nanti, dia akan memiliki empati saat harus membimbing atau menolong orang lain yang terkena depresi juga. Dengan begitu, stigma terhadap depresi juga akan pelan-pelan berubah, sehingga orang yang mengalami depresi gak ragu lagi mencari pertolongan terbaik supaya bisa sembuh.