Transcript for:
Pendidikan Melalui Budaya Positif

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam Guru Penggerak Perkenalkan saya Muhammad Qaidin Sofi Calon Guru Penggerak Angkatan 10 dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur Dan di video kali ini, saya akan menunjukkan Video aksi nyata saya Dalam memberikan diseminasi Tentang budaya positif Di lingkungan sekolah saya, yaitu SMP Negeri Jombang Selamat menyaksikan Bersama guru penggerak Mendebar manfaat Bagi pendidikan merdeka Lekas bergerak dalam pendidikan penggerak Ciptakan generasi umur penopang bangsa Mari bergerak, lekas bergerak Dan selalu menggerakkan Tata Usaha SMP Negeri Tiga Jombang Langsung saja Untuk acara selanjutnya sebelum kita mengikuti Pengibasan Dari teman-teman kita Kita akan simak dulu pengarahan Dari perwakilan Pimpinan SMP Negeri Tiga Jombang Yang dalam hal ini akan diwakili oleh Ibu Lujeng Ningholis SPD Kepada beliau disilahkan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrabbilalamin Robbisrohli sodariwayasirli amri Wahlul uqdatatamil Lisaniyafkohukoli Yang terhormat Bapak Kepala SMP Negeri Tiga Jombang Bapak Ibu Guru beserta Staff TU yang mengikuti Kegiatan ini Terima kasih kami ucapkan kepada Teman-teman Bapak Ibu Guru Semua yang telah mengikuti Kegiatan diseminasi Yang dilakukan oleh teman kita yaitu Bapak Kowi dan Ibu Izzah dalam tema budaya positif. Semoga kegiatan ini bisa memberikan motivasi kepada teman-teman semua, terutama yang masih muda untuk mengikuti kegiatan ini selanjutnya. Langsung saja dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, kegiatan desiminasi dengan Dengan tema budaya positif kita buka.

Demikian, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim.

Nama Mbak Atu, Mokot Dima, saya tadi ngikutin MC. Bu Julihan G. Tapi yang pertama tidak lupa saya ucapkan salam penghormatan kepada yang pertama, Kepala SMP Indikritika Jombang, Bapak Eko, dan terkhusus para pimpinan dan juga Bapak Ibu Guru yang sudah menyempatkan waktunya untuk hadir pada sesi. resiaksi nyata diseminasi budaya positif yang akan kami imbaskan kepada panjangan semuanya. Terima kasih sudah membantu proses kami dalam pendidikan guru penggerak. Baik Bapak Ibu, pada hari ini kami berdua, saya Pak Kowi dan juga Bu Iza, akan mengimbaskan sebuah pemahaman kami selama mempelajari modul yang pertama, yang akan kami imbaskan adalah tentang budaya positif.

Bisa dilanjut? Jadi pada kegiatan hari ini akan disampaikan oleh kita berdua secara bergantian. Nanti yang pertama akan disampaikan oleh Bu Iza.

Setelah Bu Iza nanti akan saya sampaikan sendiri. Bisa lanjut. Nah Bapak Ibu, sesuai dengan tema kegiatan kita budaya positif ada... tagline positif, jadi agar aura pada hari ini bisa berasa positif gitu ya, saya ingin memunculkan aura itu dengan permainan yuk senyum selama 30 detik karena Pak Jendengan yang jelas sudah sedikit lelah karena tadi sudah ada kegiatan jaga ujian jadi otomatis sudah mulai agak sedikit penat dan lelah, jadi saya ingin mengajak Jendengan untuk senyum selama 30 detik, nah silahkan Jendengan semuanya mohon untuk berdiri Monggo, berdiri Kemudian berhadapan dengan teman sebelahnya. Berarti Bapak Nafi ini sama Pak Agus ya?

Bapak-bapak yang lain, silahkan tinggal oper tempat duduk aja kalau dampingannya ada lebih, Ibu. Senyum aja. Bapak Ibu nanti, hitungkan ketiga, silahkan tersenyum selama 30 detik.

Tersenyum lebar kelihatan giginya. Mungkin awalnya terpaksa... Tapi saya yakin lambat laun akan menjadi senyum yang sangat ikhlas Akan tersenyum beneran ya Kita coba, tadi kan masih manyun-manyun, masih tegang ya Coba ya Siap! Ditatap mata temannya aja, jangan bibirnya, nanti lucu Coba Kita senyum karena ini bisa menumbuhkan aura positif Nanti bisa dicoba di murid panjangan di kelas Saat di jam-jam terakhir Coba ditatap wajah temannya dulu Belum mulai senyum kok sudah senyum Kita mulai ya Hitungan ketiga silahkan tersenyum Sampai 30 Bu Iza Stopwatchnya disiapkan ya Baik Siap Satu Dua Tiga Tersenyum melihat temannya di depan Itu yang kita harapkan Dari tersenyum aja Jadi ketawa Akhirnya kan jadi seneng Nah Oke cukup Terima kasih teman-teman Untuk kita semuanya Bisa duduk kembali Bapak Ibu Nah Gimana ya Sudah bisa terasa ya Aura positifnya ya Itu nanti Bisa diterapkan oleh panjendengan di kelas panjendengan mungkin ngajar jam terakhir, mau icebreaking tapi kok kayaknya jenuh dengan permainan ini ini yang lebih simple cukup disini berdiri, memandang temennya kemudian senyum, nanti pasti akan menjadi ngakak sendiri temen-temennya ya selanjutnya adalah pematerian yang akan disampaikan oleh Bu Iza, tapi sebelumnya kita membuat kesepakatan dulu ini kesepakatan yang harus kita buat monggo Jendengan, barangkali ada usulan, disini ada pemantik dari kami Kesepakatan yang harus kita lakukan di forum ini adalah yang pertama Menghargai siapapun, jadi nanti siapapun yang berbicara Mohon didengarkan dengan baik, oke Dan apapun pendapatnya, mohon diterima dengan baik Bisa, mundur?

Ya Kemudian, yang kedua adalah menjadi pendengar yang baik Monggo, barangkali ada usulan lagi Oke, monggo Baik, terima kasih Bapak Ibu. Kesepakatan forum ini sudah kita buat bersama. Itu nanti semoga bisa kita terapkan selama forum ini berjalan. Dan selanjutnya adalah pematerian yang akan disampaikan oleh yang pertama, Ibu Iza.

Kepada Ibu Iza, kami silakan beri tepuk tangan untuk Ibu Iza dulu biar lebih semangat. Mohon maaf. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Untuk pembukaan sudah tadi oleh Pak Kowi sama Bu Zul, sekarang saya langsung saja ya masuk ke penjelasan tentang budaya positif.

Nah, Bapak Ibu sebagai guru yang baik atau guru yang bijak, Ban Jenengan sudah pernah mendengar kata disiplin positif. Ada yang tahu mungkin bisa menyampaikan pendapatnya tentang disiplin positif. Terima kasih, Monggo Puratna.

Disiplin positif, disiplin positif itu adalah perilaku positif atau perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian bisa kita biasakan kepada murid-murid. Itu namanya disiplin positif menurut saya. Benar sekali apa yang disampaikan Purhatna, mungkin ada dari yang lain?

Monggo, bagus. Hai eh tentang disiplin positif positif itu ada pembiasaan yang positif yang baik yang mana pembiasaannya itu harus seabah selalu diterapkan ketika kita bertemu dengan teman-teman kita sehingga kita menjadi nyaman senang dan teman kita juga menjadi senang dan nyaman juga gitu hai hai Nah, apa yang sudah disampaikan oleh Bu Ratna dan Pak Agus memang sangat betul sekali bahwasannya disiplin positif itu ada kaitannya dengan pembiasaan, pembiasaan perilaku positif. Nah, di sini...

Tujuannya agar siswa itu bertanggung jawab dan lebih sadar diri terhadap suatu tindakan yang mereka lakukan. Jadi harapannya nanti ketika anak-anak sudah memiliki disiplin positif, anak-anak mampu mengontrol. mengontrol diri dan dalam melakukan suatu tindakan. Misalnya, kenapa sih kalau anak-anak ke sekolah gitu, tujuannya kan untuk belajar.

Nah itu bukan karena paksaan, tapi memang benar-benar atas keinginan sendiri, karena mereka merasa butuh, seperti itu. Next. Nah, disini tadi disiplin diri, harapannya mereka menyadari bahwa saya Melakukan tindakan itu motivasinya bukan dari luar dirinya tapi dari dalam dirinya Bukan karena terpaksa, bukan karena hukuman, ataupun karena takut Mendapat konsekuensi dari orang lain Tapi benar-benar sadar bahwa dia melakukan tindakan itu atas kemauan diri sendiri Seperti itu Nah coba disiplin positif ini kan banyak pembiasaan ya sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.

Nilai-nilai kebajikan apa saja yang mungkin bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari anak didik kita? Monggo apa nilai-nilai kebijakan? Yang pertama, salam.

Salam, oke benar. Mengerjakan tugas, disiplin, datang tepat waktu. Karena banyak sekali nilai-nilai kebajikan yang ada untuk kita kembali ke kurikulum Merdeka, itu sudah terkumpul. cover pada profil pelajar Pancasila yang dari 6 dimensi, yang mulai dari beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan Perahlah Kemulia, kemudian mandiri, berkebinaan global, gotong royong kreatif dan bernalar kritis.

Motivasi perilaku manusia. Bapak Ibu, apa yang Bapak Ibu ketahui tentang motivasi? Mungkin ada yang bisa... Terima kasih, motivasi mungkin dorongan untuk melakukan satu hal yang positif. Kalau motivasi itu menurut saya ada dua hal.

Pertama motivasi intern dari diri orang itu sendiri, bagaimana memotivasi dirinya itu bisa berbuat lebih baik lagi. Ada semangat untuk berkarya. dan inovasi-inovasi dan sebagainya.

Kemudian motivasi ekstern dari luar dirinya, mungkin dari temannya atau dari siapapun, sehingga dia memanjur dia untuk berkarya, belajar dan sebagainya. Terima kasih dari jawaban Budila sama Pak Agus sangat membantu saya. Jadi saya tidak perlu berpanjang lebar menjelaskan, Pak Jendangan Setoyo sudah memahami itu.

Kalau berdasarkan konsep yang... kami pelajari bahwasannya motivasi perilaku manusia itu ada tiga yang pertama yaitu untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman nah ini kalau menurut Pak Agus tadi berarti masuk ke dalam motivasi Kan ada dua tadi, internal sama eksternal. Berarti kalau untuk menghindari berarti yang eksternal. Kalau untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain?

Eksternal. Oke. Sedangkan untuk yang ketiga, untuk menjaga...

Jadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Nah di sini sudah sangat sesuai dengan apa yang dijelaskan sama Pak Agus tadi. Jadi motivasi ada dua, internal dan eksternal.

Lanjut. Nah, untuk memunculkan motivasi internal pada diri kita maupun siswa kita nanti, itu kalau misalnya di sekolah, sama seperti yang sudah dilakukan Pak Kowi tadi di awal, yaitu membuat keyakinan sekolah atau keyakinan kelas. Kalau kita sebagai guru kan mungkin butuh adanya keyakinan sekolah gitu, supaya kita sebagai guru juga tidak terpaksa ataupun mengharapkan suatu imbalan.

Di sini keyakinan kelas atau sekolah itu, ketika membuat keyakinan kelas, guru berperan dalam mewujudkan terbentuknya keyakinan sekolah atau kelas dengan adanya kesepakatan antara guru dan murid. Jadi ketika membuat keyakinan kelas, itu tidak hanya guru yang menentukan, tapi harus ada kesepakatan. Harapannya dengan begitu, Siswa merasa, oh iya itu adalah kesepakatan kami, maka dengan senang hati akan melakukan tanpa paksaan, tanpa takut dimarahi, dan lain sebagainya.

Seperti itu. Nah, di sini contoh-contoh keyakinan kelas biasanya menggunakan bahasa yang mudah dihafal. Kemudian yang sederhana dan yang pasti dengan kalimat yang positif.

Di sini ada kayak misalnya bekerja sama, menjaga kebersihan kelas, menjaga dan meletakkan barang sesuai tempatnya. Di sini mudah dihafal dan pastinya menggunakan kalimat yang positif. Seperti itu. Mungkin ada yang ditanyakan untuk keyakinan kelas? Saya rasa sudah cukup penjelasannya.

Hai nih Hai nah supaya tidak tegang kita esbreaking dulu permainannya seperti ini nanti saya akan mengatakan dua kata bisa hitam atau bisa hijau ketika saya bilang hitam hai hai Berarti nanti tugasnya memukul telapak tangan lawan. Nah lawannya menghindari. Kalau saya bilang hitam, berarti hitam yang mukul, hijau yang menghindar.

Kalau saya bilang hijau... berarti hijau yang mukul hitam yang menghindar sudah jelas Oke dengarkan apa bahasa ya hijau bagaimana bagaimana gimana sudah tertawa lagi ya Oh ya tepuk tangan dulu hai hai Nah, untuk materi selanjutnya akan disampaikan oleh Pak Kowi Baik, sekarang giliran saya menyampaikan Sebelumnya saya ucapkan Assalamualaikum Wr. Wb Ya Bapak Ibu, sekedar mereview sebentar ya Tadi 3 poin sudah disampaikan Ibu Iza Intinya Di poin pertama, jenengan bisa tahu apa saja disiplin positif yang harus jenengan terapkan yang mengacu pada profil pelajar Pancasila.

Yang nantinya diharapkan muncul secara internal dari diri murid, bukan dari eksternal. Jadi dia akhirnya berperilaku positif sesuai apa? Panggilan hati, bukan sesuai takut hukuman, bukan karena minta pujian dan lain sebagainya. Dan salah satu caranya adalah membuat keyakinan sekolah atau keyakinan... kelas, begitu nge saya hanya sekedar mereview dan selanjutnya kita akan masuk di materi keempat, lima dan enam, ini adalah teknik untuk kita melayani atau membina atau turus serta dalam menyelesaikan persoalan yang ada di murid kita baik, bisa dilanjut bu Baik Bapak Ibu, yang pertama kita akan membahas tentang kebutuhan dasar manusia.

Kira-kira jenengan sebagai manusia itu butuhnya diapain sih? Kalau jenengan, Ibu Dian, jenengan itu butuhnya diapain? Kalau saya sebagai manusia butuh dikasih perhatian.

Perhatian, apa lagi? Butuh dihargai. Dihargai. Dihargai.

Boleh, kalau Bu Jelenggan, Bu Is, butuhnya diapain nih sebagai manusia? Di belanjir. Di belanjir nih?

Mungkin hampir sama dengan Budian tadi ya, jelas manusia itu perlu diperhatikan. Yang paling utama. Oke, terima kasih.

Iya, bisa dilanjut. Jadi yang disampaikan itu benar Bapak Ibu, itu juga sesuai dengan teori kita bahwa kenapa kita harus tahu kebutuhan manusia. Karena setiap perilaku anak kita, pasti ada dasar yang dia tuntut dari kebutuhan dia. Karena kebutuhan dia tidak tercapai.

Misalnya, Bu Iis sebagai seorang istri, Bu Dian sebagai istri, pengen diperhatikan. Tapi nggak dapat. Akhirnya kan melakukan hal yang di luar nilai positif. Wih, uring-uringan, cemberut, ngambek.

Kalau suami nggak paham teori ini, pasti suami nggak bisa menang. menangani istrinya, tapi kalau paham pasti akan bisa menangani, termasuk siswa kita, nah tujuan dari mempelajari ini kita nanti bisa menyelesaikan apa yang ada di persoalan murid kita bisa dilanjut bu, jadi siswa kita ketika melakukan sebuah hal-hal yang diluar nilai positif, atau dalam tanda kutip kenakan, nanti pasti punya alasan yang mendasarinya, karena dia merasa tidak tercapai kebutuhan dasarnya nah kebutuhan dasar manusia, kalau secara teori itu ada lima, yang pertama adalah kebutuhan bertahan hidup yang kedua, kebutuhan untuk kasih kasih sayang dan rasa diterima. Dan tadi ya perhatian itu juga termasuk.

Kemudian kebutuhan penguasaan. Kebebasan yang terakhir adalah kesenangan. Penjabarannya bisa dipanjutkan. Ini ada studi kasus ya, dan ini real pernah terjadi di tahun yang lalu.

Kebetulan gurunya juga ada di sini. Semoga masih ingat. Ini ada kasus ya, Ibu Zulia Kagurwa, Kali kelas 9H sedang bingung menghadapi ulah salah satu murid di kelasnya bernama Tommy. Masih ingat ya? Beberapa anak telah mengeluhkan Tommy yang seringkali meminta bekal makan siang mereka dengan paksa.

Jika Anda menghadapi situasi seperti Bu Zuleha, apa yang akan Anda lakukan? Menurut Anda, kira-kira apa alasan Tommy melakukan hal itu? Nah, kira-kira jenengan jadi Bu Zuleha. Saya nggak tanya Bu Zuleha, tapi selain Bu Zuleha. Apa yang akan dilakukan kalau punya murid yang Sukanya itu minta bekal temannya gitu Bu Inas, Monggo Mungkin kalau saya sebagai bu Julika Satu, anak tersebut Saya panggil, saya tanya, permasalahannya apa Kok sering minta kepada temannya Mungkin anaknya itu Tidak punya uang saku atau gimana Terus Nanti solusinya Mungkin bisa Kasih saran ya, gimana Kalau memang anaknya Tidak punya uang saku Terus Mungkin teman yang punya bekal lebih bisa saling berbagi.

Itu saja. Ya betul Bapak Ibu. Jadi memanggil dan mengajak dialog itu adalah tujuan kita mengendali kebutuhan dasar dia. Kenapa melakukan hal itu.

Karena dari kasus Tommy ini, itu bisa memunculkan banyak penyelesaian bergantung kebutuhan dasarnya. Bisa dilanjutkan. Jadi misal kasus yang pertama alasannya adalah karena dia lapar dan orang tuanya tidak membawakan bekal.

Berarti dia butuh apa? Terima kasih Dia butuh bertahan hidup. Karena gak dapat bekal. Berarti penyelesaian jenengan, ya jangan dimarahi. Mungkin ya harus dengan ikhlas kita beri untuk dia jajan misalnya.

Atau kita kasih solusi yang lain. Lanjut. Kalau misalnya dia punya alasan lain, karena dia ingin diperhatikan.

Berarti dia kebutuhannya apa? Dia butuh kasih sayang dan rasa diterima. Makanya dia memang seneng. Dia melaporin tujuannya biar temennya merhatikan dan gurunya merhatikan.

Berarti emang dia itu gak pernah diberhatikan. perhatikan berarti dalam mengajar jendangan harus memperhatikan dia mungkin dia ditempatkan di depan atau dia lebih sering kita berikan tanggung jawab agar dia merasa ada di lingkungannya lanjut bu kalau alasan ketiga misalnya dia ingin tempatnya jadi takut ke dia dan menuruti keinginan dia berarti dia kebutuhannya apa? Kekuasaan, dia ingin menjadi penguasa, diakui.

Berarti kita harus sadar untuk menghilangkan nilai yang negatif agar muncul positif. Kita beri beban dia agar dia muncul kekuasaan dia. Misal kita beri beban tanggung jawab menjadi pengurus kelas atau apapun itu.

Kita lanjut lagi. Yang keempat, alasannya adalah karena dia merasa bosan dengan bekal makanan yang dibawakan. Berarti dia butuhnya apa?

Kebebasan. Karena dia gak bebas milih menu. Dia menunya itu, mulai akhirnya bosen.

Akhirnya jenengan harus tahu cara menyelesaikannya. Ini juga berlaku di pelajaran. Ada anak tidur.

Itu berarti karena kebutuhan dia gak terturuti. Mungkin kalau salah satunya adalah perasaan bosen. Berarti cara kita menjelaskan, Mengajar harus divaryasikan, jangan itu-itu melulu. Itulah pentingnya kita mengetahui kebutuhan dasar manusia. Salah satu caranya adalah mengajak dialog.

Nah, itu sesuai dengan materi selanjutnya. Kita lanjut aja ke posisi kontrol restitusi. Ini kayaknya...

kosakata baru, G. Nah, kira-kira jenengan kalau kita hapus dulu restitusi, posisi kontrol. Kira-kira menurut jenengan posisi kontrol itu apa sih?

Yang belum. Pengendalian. Ya, betul sekali. Jadi, cara jenengan mengendalikan orang ini tuh, posisinya harus seperti apa sih? Nah, ini kita juga ada aturannya, agar tepat yang kita berikan.

Bisa dilanjut? Kalau secara teori, kita itu punya banyak posisi kontrol. Yang pertama itu guru sebagai penghukum.

Tommy kayak tadi, kita nggak usah berdialog lama-lama, langsung kita hukum dia. Entah hukumannya apa. Kedua, guru sebagai pembuat merasa bersalah. Kita kasih nasihat, kita tuturi, sampai si Tommy itu merasa bersalah. Kemudian ketiga, posisi sebagai guru sebagai teman.

Jadi kita bahasanya kayak teman. Ayolah Tom, ngapain sih kamu kok ngambil temenmu? Kan kamu bisa tanya ke saya, terus minta kesayangan gitu.

Kita lanjut, guru sebagai pemantau. Yang terakhir guru sebagai manager. Kita lanjut ke tabel. Nah disini ada contoh perbedaannya. Kalau penghukum ini, biasanya kata-kata yang muncul adalah, kalau kamu tidak melakukannya, awas ya, rasakan.

Lebih ke arah mengancam, menghardik. Tapi kalau pembuat rasa bersalah, beliau bercerama. Jadi misalnya, Misalnya, ibu itu kecewa sama kamu.

Kenapa sih kamu begitu? Ibu itu sampai kepikiran. Karena akhirnya kan orang lain merasa bersalah. Kemudian kalau menjadi teman, bahasanya lebih komunikatif. Ayolah, lakukan demi ibu.

Masa kamu tidak mau? Ada juga cara sebagai pemantau. Pemantau ini lebih banyak checklist gitu. Jadi tanya, dia yang jawab.

Kamu apa yang sudah kamu lakukan? Kira-kira kalau kayak begini menurut kamu itu gimana? Jadi banyak berikan pertanyaan, dia yang menjawab sendiri. Yang terakhir adalah manager. Yaitu adalah lebih sering kita...

Itu bahasanya halus, hampir mirip dengan pemantau, tapi dia itu lebih halus, tidak seperti mendikte gitu. Nah, dari kelima ini, kira-kira konsep posisi mana yang dianjurkan sebagai seorang guru yang positif, menurut jenengan? Sudah kelihat sebagai? Ya betul sebagai manager Bisa dilanjut bu Jadi posisi manager itu yang paling dibutuhkan di posisi kontrol restitusi Karena dia tidak menghardik Tidak langsung menghukum Tapi ada dialog dulu dan bahasa kita lebih enak Nah cara menjaga menerapkan posisi manajer ini kita bisa menerapkan yang namanya segitiga restitusi segitiga restitusi ini bahasa baru ini ini di teori guru penggerak ada jadi kita menerapkan tiga langkah dalam menangani siswa jadi segitiga restitusi ini dipercaya bisa membuat siswa itu akhirnya tergerak untuk memperbaiki kesalahannya Nah, tiga residusi ini karena ini adalah hal yang baru, saya langsung terangkan.

Jadi yang pertama adalah menstabilkan identitas. Yang kedua, validasi tindakan yang salah. Yang ketiga, menanyakan keyakinan. Bisa dilanjut?

Jadi ketika ada siswa kita yang melakukan kesalahan, yang kita lakukan yang pertama adalah menstabilkan identitas. Tujuannya apa sih? Tujuannya adalah biar... Orang yang membuat kesalahan itu, dia tidak merasa bersalah banget gitu loh. Jadi kita buat dia, agar dia dari identitas orang yang merasa gagal, merasa bersalah, akhirnya merasa lebih berhasil.

Karena dia tidak dianggap salah. Kita lanjut. Kalau menstabilkan identitas, biasanya ciri-cirinya kita itu selalu memberikan kata-kata misalnya berbuat salah itu hal yang manusiawi, atau bisa juga tidak ada manusia yang sempurna. Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini.

Kalau anak dapat kalimat itu, anak itu... bisa lebih merasa nyaman ngobrol dengan jenengan sebagai guru. Tapi kalau langsung kita tekan, bisa jadi anak akan menjadi pembohong ulung. Pembohong yang sangat pinter untuk menutupi kesalahannya.

Nah, agar dia itu bisa terbuka, kita lakukan ini. Kita anggap bahwa semua orang pas. pasti bisa salah. Bukan berarti kita membenarkan kesalahan murid kita, tapi kita mencoba untuk menyelami ke arah batin dia agar dia merasa nyaman mengobrol dengan kita.

Karena kita termasuk orang yang memaklumi, bukan membenarkan ya, tapi memaklumi apa yang dia berbuat. Kita lanjut, Bu. Setelah ini sudah kita lakukan ke siswa kita, berikutnya adalah kita validasi tindakan yang salah.

Kalau dia sudah merasa tenang, merasa kayaknya aku bisa deh ngobrol abadannya sama guru saya. Barulah kita validasi tindakan. Tujuannya adalah apa?

Kita menggali. Alasan dia ngelakuin itu apa sih? Alasan Tommy tadi ngerebut makanan temennya itu apa sih? Nah, kita akan tahu di situ.

Bisa dilanjut. Biasanya kita bisa menggunakan kalimat, misalnya, kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya. Apa yang penting bagi kamu? Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap nyari dan blablabla.

Intinya caranya kita menggali alasan dia kenapa melakukan itu. Seperti Tommy tadi, alasannya Dutur Rakan. Itu bukan karena saya bosen menu saya ini dulu. Dari dulu itu aja bosen akhirnya.

Bisa dilanjut. Nah, setelah kita sudah tahu alasan dia, berikutnya adalah kita menanyakan keyakinan. Tujuannya adalah kita tidak mendikti apa yang harus dia lakukan, tapi dia sendiri yang menyebutkan apa yang harus dia lakukan. Dia sendiri yang membuat pemecahan terhadap masalah yang dia timbulkan sendiri. Jadi, bisa dilanjut?

Salah satu contoh kalimatnya misalnya kita tanya, apa sih nilai yang kita percaya di sekolah kita? Misalnya kalau sudah membuat keyakinan kelas ini ya, ini sudah ada komitmen kelas, kita tanya. Nggak boleh menghardik teman, nggak boleh mengganggu teman. Dia kan ngomong sendiri, bukan kita yang ngomong tapi dia.

Kalau dia sudah bisa menyebutkan nilai-nilai itu, pasti dia bisa memunculkan solusi dari masalah yang dia perbuat. Dan contoh yang lainnya. Bisa dilanjut? Nah, jadi Bapak Ibu, dari ke-6 capaian konsep ini, diharapkan budaya positif bisa muncul di sekolah kita.

Jadi, salah satu caranya adalah, yang pertama, agar positif nilai itu... muncul dari diri siswa, kita buat dulu yang namanya apa bu? keyakinan kelas, jadi bapak ibu disini ada juga wali kelas, mungkin bisa dimulai setelah ini, mungkin karena kita sudah masuk di semester akhir, mungkin diajaran baru nanti ketika dapat Dapat kelas baru, di awal ajaran itu membuat keyakinan kelas yang disepakati antara murid sama guru. Itu untuk mengontrol mereka kalau nanti mengalami sebuah persoalan.

Misal muncul persoalan, maka ibu menanganinya dengan tiga tahap selanjutnya, yaitu diketahui dulu kebutuhan dasar dia, kenapa sih melakukan hal itu. Kemudian baru ibu menempatkan posisi kontrolnya, dan barulah menerapkan segitiga restitusi dalam menyelesaikannya. Nah, jadi itulah pengibasan konsep budaya positif yang kami... disampaikan kepada panjendengan yang diharapkan sekolah SMP Negra Jombang bisa menjadi sekolah yang betul-betul memiliki nilai positif yang unggul dan bisa diterapkan secara menyeluruh di lingkungan sekolah kita sehingga siswa kita terjauh dari namanya nilai negatif dan yang ada adalah nilai positif. positif yang ada di siswa kita.

Itu harapan kami. Demikian penyampaian dari kami. Semoga bisa menginspirasi. Dan selanjutnya saya berikan untuk sesi tanya-jawab untuk penjendengan.

Barangkali ada pertanyaan-pertanyaan yang bisa ditanyakan kepada kami. Monggo. Tadi disampaikan tentang keyakinan kelas ya. Jadi menumbuhkan keyakinan ini sangat penting.

Saya kira itu mendasar untuk anak-anak kita di kelas. Terutama di kelas ya. Supaya anak-anak menjadi disiplin. Menurut keyakinan ini, saya ingat tentang kaedah fege Keyakinan itu tidak akan hilang dengan keraguan-keraguan Ini penting untuk diterapkan anak-anak supaya yakin dan tidak ragu apa yang mereka Komitmen atau keyakinan yang sudah mereka sepakati di kelas itu Ini bagaimana menerapkan ini supaya ini berlanjut dan anak-anak itu sadar diri Bagaimana caranya, gitu ya Kembali, ya. Baik, tadi sudah disampaikan ya.

Bapak-Ibu juga masih ingat. Jadi caranya agar keyakinan kelas itu bisa diterapkan secara bersama, maka yang membuat keyakinan kelas itu siapa? Apakah pihak sekolah?

ataukah pihak siswa atau bagaimana Bapak Ibu menurut jendelan? betul jadi peraturan itu akan efektif kalau yang membuat adalah orang yang menjadi pantauan dari aturan itu Kalau yang membuat adalah orang yang tidak menjadi pantauan aturan itu misalnya Kita membuat aturan untuk Saya membuat aturan untuk jendengan yang bikin saya Yang menerapkan jendengan Saya yakin pasti akan ada Yang berusaha untuk menentang peraturan itu Karena gak sesuai dengan kemauan hati Tapi kalau kita buat bersama Kesepakatan bersama Misalnya saya sebagai guru jendengan sebagai murid Kita buat bersama semuanya muncul dari jendengan dan kembali untuk jendengan Insyaallah Itu bisa dilaksanakan secara integritas Sesuai dengan yang diharapkan oleh Bapak Agus, dalam keilmuannya itu bisa dilakukan secara yakin dan suka rela. Begitu.

Jadi caranya adalah ketika membuat keinginan kelas, semuanya muncul dari siswa. Karena kalau siswa sudah membuat sendiri, kalau dia melanggar, kan kita tinggal mengingatkan dia. Ayo, kamu kan yang bikin peraturan, ya masa kamu yang melanggar. Biasanya itu tingkat malunya lebih tinggi daripada kalau nggak ikut membuat.

Nah, itu ya. Bu Iza, ingin menambahkan? Sudah cukup?

Ya, silakan pertanyaan yang berikutnya. Ada dua pertanyaan Yang pertama mengenai pembuatan komitmen kelas tadi, kesepakatan kelas Kesepakatan kelas itu kan harus tadi dijelaskan harus menggunakan kalimat yang positif Nah kalau misalkan karena yang terjadi sekarang itu kebanyakan kalimatnya enggak semuanya positif Ada kalimat-kalimat negatif misalkan yang ada di situ kan misalkan tidak menggunakan makeup Itu kan kalimat negatif berarti Nah misalkan tetap menggunakan kalimat kalimat itu boleh nggak terus alasannya kenapa sih kok harus pakai kalimat yang positif Nah itu yang pertama yang kedua mengenai yang posisi kontrol tadi Nah kita kan sebagai guru kan memang enggak mengajar semua kalau misalkan dengan jumlah rombol yang besar seperti di sini itu kan ada 27 rombol kita mau mengingatkan anak misalkan ada anak berbuat kesalahan kalau misalkan kita memposisikan diri sebagai manajer tadi Nah itu kan mungkin agak Agak susah karena kan Belum tentu mengenal Ananya juga belum tentu langsung nyaman dengan kita Nah itu bagaimana caranya Menyikapinya Terima kasih Terima kasih atas pertanyaan dari Bu Ratna. Saya akan mencoba menjawab keduanya sesuai dengan pemahaman saya.

Yang pertama tadi tentang membuat keyakinan sekolah atau kelas menggunakan kata-kata yang positif. Nah, kalau misalnya masih ada yang negatif bagaimana? Memang kebanyakan bapak ibu guru maupun anak-anak masih menggunakan kata jangka. Jangan, jangan ramai Terus kemudian dilarang Gitu kan, tidak boleh Tapi biasanya disitu kan ada embel-embelnya Tidak Menggunakan make up gitu ya, yang lebih diingat Anak-anak itu ininya Daripada kata tidaknya Makanya diharapkan lebih baik Menggunakan kata yang positif Tapi seandainya masih Belum nanti untuk berikutnya bisa Diperbaiki lagi, seperti itu Kalau untuk yang Posisi manajer kalau misalnya kesulitan, kalau misalnya kesulitan untuk menangani dengan memposisikan diri sebagai manajer, karena tidak ada kedekatan. Insya Allah dengan segitiga restitusi tadi mulai dari tahap.

Menstabilkan identitas, kemudian memvalidasi tindakan yang salah Sampai yang terakhir menanyakan keyakinan Kalau kita bisa berkomunikasi dengan cara yang baik Itu akan membangun kedekatan Karena saya kemarin setelah mendapatkan materi ini, langsung coba saya terapkan. Kebetulan saya juga guru BK kan, kemarin ada masalah. Anak kelas 7I, kemudian saya ajak duduk, saya ajak ngobrol.

Awalnya datang ke saya juga sama. Karena image BK itu kan pasti anak nakal gitu kan. Terus image BK itu pasti dihukum dan lain sebagainya. Dia datang itu dengan kondisi ekspresi yang tegang, takut, dan lain sebagainya. Tapi setelah saya...

ajak saya giring dengan tiga tahapan tadi Alhamdulillah akhirnya dia terbuka dan mau menceritakan semua dan akhirnya dia muncul nih keyakinan-keyakinan yang mereka miliki itu kalau dari saya terima kasih mungkin bisa ditambahi dari Pak Kowi, Monggo Baik, terima kasih. Sekadar menambahin ya, tadi pertanyaan pertama, bagaimana caranya mengolah kalimat negatif ke positif, kemudian kalau terpaksa negatif, kenapa, apakah nggak boleh? Karena begini, Bapak Ibu, secara psikologi, kalimat yang muncul pasti akan terekam dalam pikiran.

Kita coba ya. Tolong jangan pikirkan gajah. Ada gajah kan di pikiran jendeng kan?

Iya kan? Itulah persoalannya. Jadi kita diharapkan, disarankan tidak boleh menggunakan kata negasi. Karena dalam kata negasi itu ada kalimat yang kita tidak gendaki muncul. Gitu loh.

Jangan buka website ini ya. Ada website ini apa? Penasaran.

Jadi kita harus berusaha mencari padanan kata di positif. Misalnya tidak boleh pakai make up. Berarti kita bisa pakai misalnya berpenampilan sederhana.

Itu. Kalau misalnya saya kebingungan Pak. Ditampung dulu kalimat-kalimat yang negatif. Baru jadikan kolaborasi dengan guru bahasa Indonesia.

Di sini ada bui. Ini jago-jagonya bahasa Indonesia Langsung aja cross check Bu ini ada kalimat negatif Saya pengen dibuka ke positif gimana Tinggal dipake aja Jadi dampaknya itu kayaknya gak terlihat Tapi bener-bener terasa gitu loh Paham G? Itulah alasan kenapa kita diupayakan menggunakan Kalimat positif bukan negatif Kalau tadi pertanyaan berikutnya ya Bagaimana kalau kita ini orang asing Dan murid kita orang asing gitu Saya pikir segitiga restitusi ini adalah Solusi untuk siapapun Bahkan itu itu orang asing. Karena dalam pendekatannya, kita benar-benar menggunakan pendekatan yang sangat kalem, sahdu, kemudian landai, kemudian santun, dan itu akan membuat nyaman siapapun.

Seperti kita ditatangi sales. Mereka menggunakan pendekatan segitiga institusi. Enggak mungkin dia, bu, beli bu, pasti kita enggak mau. Tapi kalau kita udah kenal, bu, tukun bu. Pastikan ada segit kemauan karena udah kenal.

Tapi kalau nggak kenal, pasti dia pakai segitiga restitusi secara penerapan kolaborasinya misalnya. Nah itu sebuah jawaban bahwa kita sebagai orang asing, ya sangat cocok menggunakan ini. Karena pendekatannya, pendekatannya sangat bawah.

Jadi kita tidak merasa mengungguli dia dan lain sebagainya. Itu Bapak Inge. Terima kasih atas responnya, karena ini waktunya sudah satu jam lebih, subhanallah.

Respon yang sangat luar biasa dari panceng dengan. Jadi mudah-mudahan ini bisa berdampak. positif bagi panjendengan pengibasan yang kami berikan, mudah-mudahan bisa jenengan terapkan juga setelah ini, setelah nanti masuk ke ajaran baru, di setiap kelas, panjendengan yang menjadi wali kelas nantinya, bisa membuat keyakinan kelas bersama peserta didiknya, dengan harapan mudah positif bisa muncul pada diri siswa secara internal, bukan eksternal lagi, mudah-mudahan harapan itu bisa tercapai Allahumma, amin dan amin Kami tutup, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Demikian video aksi nyata saya tentang diseminasi budaya positif di lingkungan sekolah saya Dan semoga video ini dapat menginspirasi teman-teman semuanya Akhir kata, semoga tergerak, lekas bergerak, dan mari menggerakkan Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh