Catatan Kuliah Pertanian Organik

Pengenalan

Pembicara: Bendil Sumarno, petani padi organik dari Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi.
Mulai bertani: Tahun 2013, beralih dari pertanian konvensional ke organik setelah 3 musim bertani.

Bertani Konvensional:
- Mengalami keuntungan tipis karena biaya produksi yang meningkat.
- Memutuskan untuk beralih ke pertanian organik karena potensi yang lebih baik.
Pertanian Organik:
- Produksi bisa ditekan, hasil yang lebih tinggi, dan pasca panen yang lebih baik.
- Mengikuti latihan pertanian organik dan praktik selama tiga musim, meskipun awalnya skeptis.

Perbedaan:
- Padi organik tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetis.
- Kualitas padi organik lebih segar dengan pengisian bulir yang maksimal.
Proses Menanam:
- Kompos: Dibuat dari kotoran hewan, sisa jerami, dan bahan organik lain.
- Teknik Penyemaian: Memilih benih yang bernas dan memisahkan dengan garam.
- Pengairan: Tidak selalu digenang, cukup dengan pengairan berselang untuk menghindari tanah asam.
- Penyemprotan Pupuk Organik: Dilakukan seminggu sekali dari bahan yang mudah didapat.

Hama:
- Dapat terkontrol secara alami tanpa pestisida nabati.
- Misalnya, wereng bisa dimakan oleh kumbang koksi.
Penyakit:
- Menggunakan bubur California untuk mengendalikan jamur dan bakteri patogen.

Produktivitas:
- Setara dengan padi konvensional, rata-rata 7 ton per hektar.
- Rendemen padi organik lebih tinggi dibandingkan konvensional.
Harga Jual:
- Beras organik dijual lebih tinggi daripada beras konvensional.
- Harga: Rp16.000 - Rp18.000 per kilogram.

Komunitas:
- Terlibat dalam edukasi petani lain di 13 desa.
- Melakukan pelatihan selama 4 hari dan pendampingan selama 4 bulan.
Media dan Kontak:
- Youtube: Band Agriculture.
- Facebook: facebook.com.br.
- Website: edufarmer.org.

Pertanian organik adalah pilihan yang lebih ramah lingkungan dan memberikan hasil yang baik.
Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi dengan petani lain.