Assalamualaikum Wr Wb Hari ini kita akan mempelajari mengenai proses berpikir kecerdasan Nah, materi pertama tentang proses berpikir Proses berpikir ini adalah bagaimana cara kita menyelesaikan sebuah masalah Melihat dari sebuah proses dan juga bagaimana proses berpikir itu Sehingga solusi yang kita buat akan sesuai Hal ini akan berdampak pada sebuah yang dinamakan kecerdasan Nah Pengertian dari proses berpikir adanya perbedaan antara tanggapan dan pengertian. Jadi tanggapan adalah suatu hal yang belum tentu kebenarannya, sementara pengertian itu sudah jelas kebenarannya. Pengertian lengkap dan tidak lengkap, pengertian juga ada yang empiris dan pengertian juga ada yang bentuknya logis. Kondisi ini membuat kontekstual dalam proses berpikir.
memiliki perbedaan. Nah, pengertian juga ada dalam pengertian tinggi dan juga pengertian rendah. Proses pembentuk pengertian logis, faidahnya pengertian sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari.
Atau pengertian juga membantu kita dapat berpikir dengan cepat. Nah, pendapat. Apa sih pendapat? Nah, pendapat adalah proses pemahaman.
yang dimiliki oleh seseorang mengkumakan semua ide di mana ide itu didapatkan dari proses pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Nah, pendapat ini bisa bersifat tunggal, artinya pendapat itu keluar dari proses pengalaman dan pengetahuan pribadi atau konteks yang majemuk ini mempengaruhi yang luas. Misalnya pengetahuan atau pengalaman tadi didapatkan dari orang lain.
Nah, pengertian pendapat adalah pendapat merupakan hasil pekerjaan pikir meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan yang lain. Antara pengertian satu dengan pengertian yang lain dinyatakan dalam satu kalimat. Contoh, rumah itu besar. Jika kita hanya menyebutkan satu kata, misalnya rumah, hanya terbatas pada pengertiannya saja.
Sedangkan tanggapan yang berhubungan dengan rumah itu besar, ada dua jenis pengertian yang dirangkul. dan disebutkan bersama berurutan dan merupakan suatu pendapat. Jadi pendapat itu adalah dua atau lebih kata yang memiliki pengertian sehingga memiliki makna dari sebuah kalimat atau kita sebut nanti jadi namanya pendapat.
Nah proses pembentukan pendapat ini menyadari adanya tanggapan atau pengertian. Karena tidak mungkin kita membentuk pendapat tanpa menggunakan pengertian atau tanggapan. Nah, berikutnya menguraikan tanggapan atau pengertian dan menentukan hubungan logis antar bagian-bagian. Sehingga kita bisa membuat sebuah pendapat.
Nah, berikutnya pendapat tunggal dan menjemuk. Pendapat tunggal adalah jika dalam rangkaian kata-kata terdiri dari dua pengertian yang dirangkum menjadi satu kalimat. Misal tadi rumah itu besar Kalau pendapat majemuk Yaitu jika dalam satu rangkaian kata-kata Terdiri dari pengertian yang dirangkumkan menjadi beberapa pendapat Misalnya rumah itu besar dan sekarang akan dibongkar Nah ini kan di luar tadi ya pengalaman pribadi ditambahkan lagi dengan informasi lain Nah kalau kesimpulan apa?
Nah kalau kesimpulan adalah Telah diterangkan di muka tentang pengertian dan pembentukan pendapat. Pengertian maupun pendapat adalah hasil kegiatan berpikir. Selanjutnya membentuk pendapat berdasarkan pendapat yang telah ada. Proses tersebut disebut kesimpulan atau konklusi atau keputusan.
Kesimpulan dibentuk dari pendapat yang telah ada. Jadi kalau teman-teman membuat kesimpulan itu harus berdasarkan pendapat yang ada. Nah, Macam-macam kesimpulan itu ada kesimpulan deduktif, induktif, dan analogi. Contoh untuk kesimpulan deduktif, dimentuk dalam cara deduktif yang ini dimulai dari hal-hal yang umum menuju pada hal-hal yang khusus. Prinsip-prinsip berpikir deduktif satu silogisme.
Apa yang dipandang benar pada semua pendapat peristiwa atau peristiwa yang ada pada suatu jenis berlaku pada semua pendapat atau peristiwa yang sejenis pula. Mayor-minor. suku tengah, contohnya kayak gini ya misalnya semua makanan yang mengandung unsur babi adalah haram nah itu contoh silogisme berikutnya kelemahan-kelemahan dalam kesimpulan deduktif ini kesalahan material, yakini kesalahan dalam isi premis dapat membuat info atau isi menjadi benar atau salah ya Nah berikutnya adalah kesimpulan induktif. Kalau kesimpulan induktif ini teman-teman dibentuk secara induktif yakini dimulai dari hal-hal yang khusus menuju pada hal-hal yang umum. Contoh batang mangga tumbuh ke atas, batang kelapa tumbuh ke atas.
Konklusinya semua tanaman tumbuh ke atas. Nah itu contoh ya. Jadi dari apa namanya? Dari spesifik ke umum.
Oh tadi saya calon contoh berarti semua babi adalah haram Berarti makanan haram termasuk babi Nah itu contoh perbedaan deduktif sama induktif tadi Nah berikutnya kesimpulan analogi teman-teman Yakini kesimpulan dari pendapat khusus Dari beberapa pendapat khusus itu beberapa pendapat khusus lainnya Contoh dalam berpikir analisis Ini ada kemungkinan timbul kesimpulan berdasarkan penyemaratan atau generalisasi. Jadi ada bentuk pendapat yang menguat. Nah berikutnya kita masuk ke bentuk-bentuk berpikir. Nah bentuk berpikir ini banyak teman-teman.
Berpikir dengan pengalaman, berpikir dengan representatif, berpikir dengan kreatif, berpikir dengan reproduktif, dan berpikir dengan rasional. Jadi kelima bentuk berpikir ini akan mempengaruhi proses dalam berpikir. Nah dalam berpikir ini kita harus giat menghimpun berbagai pengalaman untuk mencahkan suatu masalah kalau ini berpikir dengan pengalaman.
Nah teman-teman yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata atau menuju rata-rata itu cenderung proses berpikirnya itu dengan pengalaman. Sehingga pengalaman itu menjadi modal awal. untuk dapat menjelaskan atau menyelesaikan sebuah masalah. Orang-orang dengan berpikir pengalaman ini cenderung akan menggunakan solusi yang sama untuk masalah yang berbeda karena dia tidak punya pengalaman di masalah yang lainnya.
Jadi dia akan cenderung menyocokkan pengalamannya dia dengan masalah baru yang ia dapati. Nah kondisi ini bisa oke atau baik-baik saja ketika kesulitan permasalahan yang dihap itu tidak terlalu berat tapi itu kompleks solusi yang tidak tepat yang disamakan dengan masalah yang lain akan membuat solusi yang kurang sesuai nah makanya berpikir dari pengalaman ini punya nggak juga terlalu bagus tapi sisi lainnya bagusnya karena punya pengalaman dia cenderung prosesnya cepat sehingga kalau pada tugas-tugas tertentu akan lebih cocok kalau menyelesaikan permasalahan itu berdasarkan pengalaman Jadi kita sebagai manusia perlu memilah kapan pakai berpikir pengalaman dan lainnya. Nah berikutnya berpikir representatif. Dalam berpikir ini kita sangat bergantung pada ingatan-ingatan dan tanggapan-tanggapan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi. Jadi prosesnya kita mengingat informasi yang pernah kita miliki.
Nah kalau pengalaman itu kita lalui, kalau representatif ini belum tentu kita alami langsung. Tapi pernah kita... ingat atau tahu informasinya nah ini biasanya pengalaman representatif sama berpikir representatif sama berpikir pengalaman ini biasanya berbarengan nah teman-teman dengan kecerdasan rata-rata menuju bawah itu terbiasa menggunakan berpikir representatif dan pengalaman tadi nah berpikir kreatif itu kita menghasilkan sesuatu yang baru untuk menghasilkan penemuan penan yang baru Nah, orang-orang dengan kecerdasan rata-rata menuju bawah ini berpikir kreatifnya masih terbatas. Terbatasnya pada apa?
Sama tadi, pengalaman dan ingatannya. Makanya pengalaman yang besar akan sangat mendukung teman-teman dengan kecerdasan rata-rata menuju bawah. Nah, kalau di atas rata-rata biasanya berpikir kreatifnya itu bisa berjalan dengan baik karena punya daya abstraksi yang baik. Berikutnya adalah berpikir reproduktif.
Nah. Dengan berpikir ini kita dapat menghasilkan sesuatu yang baru tapi hanya sekedar memikirkan kembali dan mencocokkan dengan sesuatu yang telah kita pikirkan. Jadi kita bentuknya adalah mencari solusi baru yang tadi mirip ya.
Nah ini konteksnya reproduktif. Berikutnya berpikir rasional. Dalam berpikir ini tidak hanya sekedar mengumpulkan pengalaman dan membanding-bandingkan hasil.
Tapi juga dengan keaktifan akal kita untuk memecahkan masalah. Nah ini ya ada... konsep pemahaman logika dan pemahaman sebab akibat lalu kita lanjut tingkat-tingkat berpikir nah Tingkat berpikir ini ada berpikir konkret, berpikir skematis, dan berpikir abstrak.
Nah, biasanya teman-teman yang kecerdasannya rata-rata ke bawah ini akan cenderung di sini. Berpikir konkret. Yang rata-rata atas ini berpikir abstrak. Kalau yang sematik gimana, Kang? Nanti kita akan lihat ya, akan ada di mana.
Nah, berpikir konkret dalam tingkatan ini kegiatan yang berpikir memerlukan situasi yang konkret atau nyata. Tingkatan ini biasanya dimiliki oleh anak kecil Konsekuensi didaktif pelajaran hendaknya disajikan dengan peragaan langsung Jadi ada contoh konkretnya Contoh kalau anak kecil diajar berhitung itu paling mudah kalau pakai balok Balok ini 1, kalau ini 2, kalau ini 3 Jadi dia kegambar 3 itu adalah 3 buah balok Ini konkret Lalu kalau skematis apa? Pada tingkat ini kita tidak berhadapan dengan situasi nyata atau konkret.
Tetapi dengan pertolongan bagan-bagan dan corot-coret dengan cara seperti ini dapat diperlihatkan hubungan persoalan satu sama lain dan terlihat pula masalah yang dihadapi secara keseluruhan. Nah konteks ini teman-teman. Ini... Konteksnya tadi memahami secara konkret, namun dia perbedaannya ini nih.
Dia bisa melihat situasi nyata, tapi punya kemampuan untuk daya abstraksi sederhana. Bagan-bagan dan coret-coret ini adalah sebenarnya bentuk dari abstraksi sederhana. Nah, kalau yang abstrak tingkat ini kita berhadapan dengan situasi yang masalah yang tidak berwujud. Jadi memang by on our thinking gitu ya. Jadi memang dipikirnya di dalam otak Nah biasanya diselesaikan juga permasalahannya di dalam pikiran kita Nah selanjutnya kita akan masuk ke bab intelijensi atau kecerdasan Di sini intelek atau pikiran Intelek dapat membuat orang menimbang, menguraikan, menghubung-hubungkan Pengertian yang satu dengan yang lain dan menarik kesimpulan Nah intelijensi adalah kecerdasan pikiran Hati-hati, inteligensi.
Inteligensi ini suatu kecerdasan pikir, sifat-sifat pembuatan cerdasan di mana inteligensi fungsi pikirnya dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi masalah. Jadi kalau kita gambarkan, teman-teman, inteligensi itu sebagai wadah. Jadi dianggap sebagai wadah. Orang-orang dengan kecerdasan yang besar, itu atau rata-rata di atas, itu akan menggambarkan semakin besar wadah yang dia miliki.
Orang-orang dengan kecerdasan... Rata-rata ke bawah itu menunjukkan wadah paling kecil Nah apakah wadah ini akan menunjukkan kesuksesan? Jawabannya tidak Karena apa? Di dalam wadah ini ada titik-titik Nah titik-titik ini adalah potensi-potensi kecerdasan Orang yang wadahnya besar tentu potensi kecerdasannya banyak Yang kecil ya sedikit, yang terlalu banyak seperti yang besar Tapi kesuksesan itu tidak dibandingkan dengan banyaknya titik-titik kecerdasan ini Yang paling bagus adalah orang yang bisa punya kemampuan untuk menggabungkan kemampuan titik-titik ini.
Nah, semakin titik-titik ini berhubungan, maka semakin punya dia kepotensi atau potensi yang sangat luar biasa. Menjadi dari potensi berubah menjadi kemampuan real. Nah, masalahnya banyak sekali orang-orang yang memiliki kecerdasan atau wadahnya besar. Ini tidak bisa menghubungkan kemampuan-kemampuan ini.
Karena dia nggak fokus sama kemampuan tertentu. Nah, orang-orang kejahasan rata-rata ke bawah. Malah bisa lebih survive.
Kenapa? Karena dia fokus pada kemampuan tertentu aja. Nah sehingga sekali lagi kecerdasan itu tidak mempengaruhi kesuksesan seseorang.
Hanya bisa memprediksi kira-kira dengan kemampuan atau potensi yang dimilikinya dia bisa survive atau enggak. Dari mana ketahuannya? Dari tadi bentuk kecerdasan yang ada di dalam wadah-wadah yang kita miliki itu.
Nah tingkat kecerdasan itu macam-macam. Ada kecerdasan binatang. Jadi binatang itu punya kecerdasan ya.
Jadi jangan sangka binatang itu gak punya kecerdasan. Punya ya binatang itu punya kecerdasan. Anak-anak juga punya kecerdasan tapi dia masih berkembang. Beda sama kecerdasan manusia dewasa.
Ini masih sederhana. Kecerdasan anak-anak ini ya untuk tingkat awal mirip hewan ya. Jadi dia cenderungnya lebih meniru, mengikuti.
Kenapa? Karena masih berkembang. Kalau sudah dewasa, dia punya kecerdasan yang lebih Nah kecerdasan binatang ini banyak orang yang keberatan dengan istilah ini karena mereka hanya mau menggunakan istilah pada manusia saja. Tapi pendapat menolak bahwa menurut Kohler, ahli ilmuwan jiwa dari Jerman menggunakan seekor keras sebagai percobaan.
Keras tersebut dikurung di dalam kandang dan di luar kandang diletakkan sebuah pisang yang jauh jaraknya. Dari kandang yang diletakkan sebuah tongkat, keras mencoba meraih-raih pisang itu berkali dan akhirnya berhasil. Nah ini adalah buku.
bukti kalau kera itu punya kecerdasan ya jadi dia punya akal untuk bisa menggapai apa yang dia inginkan ya kecerdasan pada bintang ini sangat terbatas yakini terikat pada suatu yang konkret jadi harus jelas demikian kecerdasan pada hewan tidak dapat berkembang karena tidak dapat berkembang dalam konteks bahasa jadi yang film egg of ape itu ya itu menunjukkan bahwa kecerdasan yang luar biasa ya pada hewan tapi kan itu hanya fiksi gitu ya Karena sejatinya ya hewan tidak punya kecerdasan seperti itu. Nah kalau kecerdasan pada anak, anak-anak yang dimaksud ini adalah anak-anak yang kurang dari 1 tahun dan belum dapat berbahasa. Kecerdasan anak-anak dipelajari terutamanya berdasarkan percobaan yang telah dipraktekkan dalam menyediki kecerdasan binatang.
Jadi mirip, dia cenderungnya mengulang, punya spesifik. Contoh anak bayi sebelum umur 1 tahun itu dia, kalau yang baru lahir teman-teman ya, itu dia bisa cari puting ibunya untuk nen untuk bisa cari makan nah itu kan bentuk kecerdasan sebenarnya ya tanpa diajari dia bisa walaupun sekarang banyak yang proses edukasi dari kesehatan untuk anaknya tetap diajari untuk mencari puting tadi ya untuk anak bayi bisa makan nah berikutnya adalah hasil penyediaan bantuan memberi kesimpulan anak-anak kecil yang berumur Lebih dari setahun tingkat kecerdasannya hampir sama dengan kera Sebagian soal yang dihadapkan pada kera dapat disesatkan oleh anak-anak Kemampuan memperkenalkan bahasa merupakan garis pemisah antara hewan dengan manusia Jadi pemisahnya adalah kemampuan bahasa tadi Anak yang sudah dapat berbicara lebih cepat memperoleh penyelesaian tentang masalah yang ia hadapi Dalam segala pernyataan fungsi jiwa bahasa merupakan suatu momen yang sangat penting Makin cerdas suatu makhluk maka kurang maka Kurang cara-cara mengatasi kesulitan dalam jalan meraba-raba dan mencoba. Nah kalau kecerdasan manusia sendiri teman-teman. Ini yang paling menonjol ya yaitu penggunaan bahasa.
Kemampuan pengembangan bahasa. Bahkan manusia itu bisa sampai belajar lebih dari 3 bahasa ya. Nah menurut riset itu sangat mungkin. Apalagi orang Indonesia ya. Itu sangat mungkin lebih dari 3 bahasa ya.
Contohnya aja misalnya orang Sunda gitu ya. Satu belajar bahasa Sunda, bahasa Indonesia, dan belajar bahasa Inggris ya. Udah tiga bahasa sendiri itu ya. Nah kondisi itu teman-teman yang menunjukkan perbedaannya.
Lalu kemudian selain kemampuan bahasa yang membedakan adalah penggunaan perkakas. Maksudnya apa? Manusia yang memiliki kecerdasan itu salah satu cirinya dia bisa menggunakan tools-tools yang dapat membantunya. menyelesaikan tugas-tugas atau tujuan-tujuan yang ingin dia selesaikan.
Berikutnya, ini adalah perbedaan antara manusia dengan binatang. Jadi di sisi kiri kita bisa lihat, dalam mengatasi kesulitan hidup atau mencapai maksud yang sebagaimana, dipakai alat yang menjadi miliknya, misalnya paru, kuku, sayap, cakar, dan sebagainya. Nah kalau manusia itu bisa mencari akal, Sehingga menciptakan alat sendiri, contohnya sekarang sudah ada kereta, sudah ada mobil, dan lain sebagainya. Nah, macam-macam intelijensi.
Intelijensi ini ada yang terikat dan bebas. Maksudnya terikat itu adalah makhluk yang bekerja dalam situasi-situasi pada lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital. Nah, kalau bebas itu seperti berbahasa, berbudaya, dan lain sebagainya. Nah...
Intelijensi menciptakan kreatif atau meniru eksklusif. Jadi secara kecerdasan seharusnya manusia itu bisa menciptakan dan juga bisa meniru. Fakta yang menentukan inteligensi manusia, satu kecerdasan ini bawaan.
Makanya zaman dulu orang tua kita ya bibit bebet bobot katanya kalau untuk menikah. Nah sama, kenapa? Karena bibit itu atau pembawaan itu fitriahnya diturunkan.
Makanya kecerdasan itu tergantung dengan bawaan orang tua sebelumnya. Nah kenapa dilarang menikah sama-sama saudara atau insek gitu ya? Karena ada kemungkinan bawaan. Gen yang rusak sehingga membuat anak-anaknya cenderung punya kecerdasan di bawah rata-rata. Nah kematangan, kecerdasan tetap tidak statis tapi dalam tumbuh dan berkembang, intelijensi sedikit banyaknya sejalan dengan perkembangan jasmani, umur, dan kemampuan yang telah dicapai atau kematangan sosialnya.
Jadi tidak bisa dibilang misalnya anak dengan kecerdasan di atas rata-rata itu bisa punya kemampuan kematangan yang sama seperti... orang dewasa dalam kecerdasan rata-rata misalnya enggak karena ada proses maturismen atau kematangan tadi yang membedakan perilakunya berikutnya macam-macam tes intelijensi ini ya ini perkenalan aja ini ada namanya tes binet Simon atau di Indonesia dikenal dengan tes SB nah dulu binet Simon berubah jadi Stanford binet karena Simon mengembangkan tes terakhirnya di kampus Stanford sehingga terakhir itu adalah berubah menjadi SB atau Stanford of Binet. Nah ini untuk ngetes anak usia 3 sampai 15 tahun.
Tapi sebenarnya binet ini bisa sampai orang dewasa. Dan binet ini biasanya sensitif pada anak berkebutuhan khusus. Sehingga anak-anak gifted biasanya lebih sering.
Atau anak-anak dengan kecerdasan di bawah rata-rata. Itu lebih sering dites menggunakan alat tes ini. Secara spesifiknya nanti teman-teman akan dapat materi tes Stanford binet.
Di... mata kuliah psikodiagnostik intelijensi berikutnya yang jadul itu ada tes tentara teman-teman namanya army mental test ini dulu digunakan untuk untuk Amerika memisahkan mana tentara bintara mana tentara yang bisa menjadi pimpinan atau kalau dikitama akmil gitu ya taruna gitu ya mana bintara mana taruna berikutnya Ada mental test, ada scholastic test. Nah, kalau scholastic test ini cenderungnya tes-tes anak ya. Atau kalau di kecerdasan ya tes potensi akademik.
Nah, berikutnya kita bahas intuisi. Nah, berasal dari kata intuisi yang artinya menghindari dengan jiwa, memandang dengan batin. Kata lain dari intuisi adalah ilham atau bisikan kalbu dari suara kalbu. Intuisi ini sebenarnya ada gak sih? Intuisi ini ada Intuisi ini tidak berdasarkan proses berpikir ya teman-teman Tapi berdasarkan pertimbangan dan perhitungan sesama Intuisi ini banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari Kadang mempunyai nilai yang baik Tapi kadang juga nilai yang buruk Nah intuisi ini bisa dilatih teman-teman Sekali lagi intuisi ini bisa dilatih Makanya kalau ada yang jago nebak Itu bukan karena jago meramal Tapi intuisinya yang dilatih Nah pengaruh bahasa terhadap pikiran manusia besar sekali mendapatkan pengertian tentang sesuatu Hal ini juga akan membantu meningkatkan intuisi seseorang Nah berikutnya kita bahas korelasi Macam-macam korelasi, ada korelasi positif, negatif, dan kausal Positif itu adanya hubungan yang bersesuaian antara gejala satu dengan gejala yang lain Kemampuan satu dengan kemampuan yang lain sehingga kita bisa menilai korelasi Itu positif.
Kalau korelasi negatif, tidak adanya hubungan yang bersesuaian atau sejalan antara kedua sifat, gejala, atau kemampuan. Misalnya, kalau kita ahli sama dengan kaya, padahal itu tidak berkorelasi. Kalau korelasi kausal, hubungan bersesuaian antara dua hal yang dapat dipahami bahwa yang satu menjadi timbul karena yang lain.
Jadi bentuknya sebab akibat. Karena adanya kemiskinan, muncullah demo. Misalnya, contohnya seperti itu. Nah selanjutnya kita akan bahas mengenai gangguan berpikir.
Gangguan berpikir ini banyak banget ya. Nah ini kita bahas sedikit-sedikit aja. Ada yang namanya oligopenia atau tuna kecerdasan. Atau kalau di bahasa di Indonesia itu namanya tuna grahita teman-teman ya.
Penderita seolah-olah dilahirkan dengan bekal yang terbatas dan perkembangan intelek yang juga terbatas. Berikutnya ada ideola atau ketunaan yang terberat berkemungkinan tidak ada kemampuan memenuhi hidup sendiri, sukar mengembangkan diri. Jadi ada orang dengan kecerdasan yang sangat berata-rata sehingga kehidupannya harus selalu disupport orang lain. Jadi tidak bisa dia hidup mandiri atau sendiri.
Berikutnya imbicilia, dungu, lebih ringan daripada idiot. Pendirian dapat mandi sendiri, makan sendiri, tapi tingkat perkembangannya terbatas. Selanjutnya lagi ada debilita atau tolol atau moron atau lemah kemampuan. Kemampuan mendekati orang normal tapi taruh kemajuannya masih sangat terbatas.
Jadi ini sangat pelan-pelan dalam memahami sesuatu. Ini masuk kategori kecerdasan ya teman-teman. Nah kalau dimensia ini bukan tingkat kecerdasan.
Tapi dimensia ini adalah proses dimana mula-mulanya berkembang secara normal. Tapi perkembangannya berhenti dan mengalami kemunduran dan mencolok. Contohnya dalam proses kognitif itu biasanya orang normal begitu dia masuk usia senja atau tua dia mengalami kemunduran kecerdasan sehingga menurun semua fungsi pengetahuan dan kognitifnya. Nah berikutnya ada delusia menunjukkan gagasan yang ilusif mempunyai keyakinan yang kuat tapi tidak menuntut kenyataan.
Jadi di lusia ini kita punya keyakinan pada sesuatu hal yang sebenarnya. Tidak jelas kenyataannya Berikutnya ada obesia Obesia ini penghempungan atau penderita seolah-olah dikepung dalam pikiran tertentu yang tidak masuk akal Makin besar usaha untuk melepas diri makin besar pula gangguan pikiran mencekam Jadi dia biasanya tertekan pada situasi-situasi pikiran tertentu Nah begitu barangkali teman-teman dari saya penjelasan mengenai proses thinking dan intelijensi Silahkan teman-teman bisa mengerjakan tes selanjutnya dan melakukan baca mandiri mengenai materi ini. Terima kasih banyak teman-teman.
Sukses selalu. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.