Ceramah Tentang Nikmat, Rasa Syukur, dan Bahaya Hasad

Jul 20, 2024

Ceramah Tentang Nikmat, Rasa Syukur, dan Bahaya Hasad

Puji Syukur dan Hidayah Allah

  • Pembukaan: Mengucapkan puji syukur kepada Allah atas segala nikmat, terutama nikmat hidayah yang membawa kita ke rumah Allah (masjid).
  • Pentingnya Hidayah: Penekanan bahwa kita bisa berada di masjid karena izin dan hidayah dari Allah.
  • Perumpamaan Rumah: Seperti kita tidak bisa masuk rumah orang sembarangan tanpa izin, begitu pula masuk masjid tanpa izin dari Allah.

Tafakur dan Rasa Syukur

  • Merenung: Banyak orang yang sukses secara duniawi tetapi tidak pernah menginjak masjid karena tidak mendapat taufik dari Allah.
  • Rasa Syukur: Orang yang bisa masuk masjid dan beribadah sebaiknya merasa bersyukur atas kesempatan tersebut.
  • Perumpamaan Fans: Fans bisa menangis bahagia ketika bertemu idolanya, tetapi kita sering biasa saja ketika bisa bolak-balik ke masjid.

Pentingnya Ilmu untuk Kebahagiaan

  • Suguhan Ilmu di Masjid: Ketika di masjid, kita disuguhkan ilmu yang merupakan kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat.
  • Kata Imam Syafi'i: Siapa yang ingin dunia dan akhirat, maka harus dengan ilmu.
  • Konsistensi dalam Kebaikan: Rutinitas dalam berbuat kebaikan penting meski sering membosankan; kebanyakan orang gagal karena tidak konsisten.
  • Perjuangan Ulama: Ulama yang konsisten dalam kebaikan akan tumbuh dan sukses.

Bahaya Hasad (Iri Hati)

  • Definisi Hasad: Orang yang hasad melawan keputusan Allah, hidupnya sedih, capek hati, dan tersiksa.
  • Tidak Memengaruhi Objek: Hasad tidak akan memengaruhi orang yang dihasati jika orang tersebut bertakwa kepada Allah.
  • Solusi Menghadapi Hasad: Orang yang dihasati harus mendekatkan diri kepada Allah dan tetap bersabar.

Pembahasan dari Ulama Tentang Hasad

  • Contoh Ulama: Beberapa ulama merasa iba ketika dizalimi orang karena tahu orang tersebut tersiksa dengan hasadnya.
  • Sejarah Hasad: Hasad pertama dilakukan oleh Iblis terhadap Nabi Adam serta oleh anak-anak Nabi Adam, Qabil dan Habil.
  • Hasad Merusak Diri Sendiri: Hasad itu misi bunuh diri, merusak diri sendiri bukan orang lain.

Menghadapi Hasad dengan Iman dan Tauhid

  • Kuatkan Iman dan Zikir: Orang yang kokoh iman dan tauhidnya tidak akan terganggu oleh hasad orang lain.
  • Ujian dalam Interaksi Sosial: Interaksi kita dengan orang lain adalah ujian kesabaran dari Allah.
  • Contoh dari Para Ulama: Ulama menghadapi hasad dan fitnah dengan tetap beriman dan bersabar, memahami bahwa ujian adalah bentuk kasih sayang Allah.

Pertanyaan dan Diskusi

Pertanyaan dari Teman Tuli

  1. Perbedaan Akses dan Pahala: Menuntut ilmu dengan kondisi tuli yang memerlukan fokus lebih dibanding teman dengar. Teman dengar bisa melakukannya sambil melakukan hal lain, apakah pahala mereka sama?
    • Jawaban: Teman tuli akan dinilai sesuai kemampuan mereka, dan sulit bagi mereka dalam memahami tetap mendapat pahala besar dari Allah.
  2. Hasad Kepada Orang Sukses: Apakah berpikir ingin sukses seperti orang lain merupakan hasad?
    • Jawaban: Memiliki keinginan sukses seperti orang lain tidak termasuk hasad selagi tidak ada keburukan dalam niat.

Hikmah Menghadapi Kekurangan

  • Kekurangan Mendengar: Tanpa pendengaran, tidak perlu mempertanggungjawabkan dosa dari apa yang didengar di akhirat.
  • Kehidupan Dunia dan Akhirat: Kekurangan dunia membawa keuntungan di akhirat, selagi kita beriman dan bertakwa.
  • Mengamalkan yang Mampu: Allah menilai kita sesuai dengan kemampuan kita (Surah At-Taghabun: 16).

Pentingnya Tidak Memiliki Hasad

  • Dosa Pertama: Iblis hasad kepada Nabi Adam; Qabil hasad kepada Habil.
  • Merusak Fisik dan Agama: Hasad merusak fisik dan agama seseorang.
  • Contoh dari Muhammad bin Sirin: Tidak pernah hasad kepada orang dalam perkara dunia, karena tidak berguna.

Kesimpulan: Hasad itu merusak diri sendiri dan tidak berguna, fokuslah pada nikmat dari Allah dan syukurilah apa yang kita miliki.

Doa Penutup

  • Mendoakan agar Allah memberikan taufik, memperbaiki urusan, dan memberkahi masjid dan jamaah.