Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Kita akan teruskan Siri Balawatul Quran kita Dan kita masih bicara Babut Tahaul atau Al-Udul Peralihan atau penyimpangan gaya bahasa Al-Quran yang kalau dalam bahasa mudah kalimat tersebut atau usluk tersebut tak sepatutnya begitu, tapi begitu itu namanya Udul Tak sepatutnya begitu, tapi begitu. Tapi bukan tak patut. Jadi tak payah mematut-matutkan. Jadi bila ada tahawul atau udul penyimpangan sepi itu, pasti ada hal yang tidak disampaikan oleh usul tersebut.
Ada mesjid khas yang sudah disampaikan, bukan melalui kosa kata Bukan melalui kosa katanya Tapi melalui perubahan gaya bahasanya Sepertimana yang pertama yang telah kita pelajari, yaitu Al-A'udhu'l-Fil'As'wad Dan ini satu-satunya di dalam Al-Quran Al-Fathai yang ke-10 Bima'ah ada alayhullah Seorang biasanya masih alayhi, tidak ada alayhu Sehingga kalimat Allah dibaca dengan Tafkhim alayhullah Bukan alayhillah Pokoknya Allah tidak mau ceritakan apa yang dialami oleh sahabat-sahabat Nabi ketika mereka berbaikat keadaan saat itu sangat berat tidak mudah tentu menyatakan baikan tetap takstir pada Allah dan Rasulnya dan rela mempertahankan agama Allah Dengan jiwa raganya, walaupun saat itu mereka tidak mempunyai apa-apa persiapan, senjataan, peralatan Karena memang tujuan pergi Makkah bukan untuk berperang, tapi untuk pergi umroh Nah, keadaan jiwa, suasana kebatinan sahabat yang sangat berat itulah dinyatakan oleh Allah dengan hudul dalam kalimat ma'ahada alaihullah lagi pula dalam tata bahasa Arab yang mas kalian termasuk dalam Al-Quran bahasa Arab ini, yakni dibaca ikut tulisannya Bahasa Arab dibaca ikut tulisan Jadi macam itu tulisan dia, macam itu spelling dia, macam itulah Apa namanya? Pronunciation-nya Jadi kalau Katakanlah Hamzah baris bawah I Nul baratahna yul inah Kan dibaca ikut Apa ya? Apa namanya tulisan dia Berbeza dengan bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Itu bahasa pelik Tulisannya lain dengan bacaannya Bahasa Arab tidak baca apa adanya Kita pun senanglah tulis kita pun Kecuali satu sahaja Dalam kalimat Arab yang bacaannya tidak sama dengan tulisannya Yani hanya dalam kalimat Lam Dalam huruf Lam dalam kalimat Allah Hanya huruf Lam dalam kalimat Allah sahajalah Yang boleh dibaca Bal, lam selain dalam kalimat Allah, dibacanya la, mesti la, la ilaha, la ilaha ilallah, tapi Allah, Allah, tak boleh Allah, yaudullah, hanya lam saja, satu ini saja. Selainnya, mesti ikut tulisan dia Yang Qudhu'an Nafsi Apa sajalah Lahu, Ajrun Hanya huruf Lam dalam kalimah Allah Itu pelik sekali Kenapa hanya satu huruf Lam saja Satu huruf sahaja dalam Al-Quran Dan itu pun bukan, ya huruf lam, itu pun bukan semua lam, hanya lam dan kalimah Allah.
Rupa-rupanya ini adalah salah satu bukti yang sangat-sangat saintifik. Karena dahulu, Nabi Ibrahim ketika memperkenalkan kepada umatnya, Tuhan yang berat disembah itu yang di dalam bahasa Ibrani yang ini ditebalkan lamnya Elohim Elohim Allah sehingga Nabi Muhammad memperkenalkan pun nama Tuhan yang berat disembah dengan lam tebal Allah Berbeza dengan Nasroni Menyebutnya Allah Menyebutnya Allah Dari pada Eli Allah Eli Eli Eli Lama Sabaktani Tata mereka Jadi, ini bukan bahasanya Agama yang paling mirip dan agama yang dibawa agama samawi yang paling mirip dan masih asli dan agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS agama Islam, jadi oleh Nabi Muhammad patutlah dalam Al-Quran ada banyak ayat yang menyuruh Nabi dan umatnya mengikuti ajaran Nabi Ibrahim alaih salam, contohnya wat tabi'a millata Ibrahim wat tabi'a millata Ibrahim apatlah lagi Islam sentiasa dikaitkan Islam yang dikaitkan dengan ajaran Nabi Ibrahim jadi jika Yahudi mendakwa bahwa Agama mereka itu adalah warisan Nabi Ibrahim atau Ibrahim itu beragama mereka Nasrullah demikian juga yang tidak tepat sudah tidak ada alasan yang kuat alasan yang kuat itu hanya ada satu huruf saja dalam Al-Quran yang tidak dibaca bunyi dia tidak dibaca seperti mana semestinya yakni huruf lam itu pun hanya dalam huruf dalam lam dalam kalimat laf dul jalalah laf dul jalalah sebetulnya kalau ikut qaidah suara dalam ayat itu yakni mesti alaihillah alaihillah dan banyak sekali kalimat Allah bila dikasrah sebelumnya yakni lamnya dibaca takik tapi ini ditafhimkan jadi untuk menurutkan betapa beratnya keadaan saat itu yang dialami oleh sahabat-sahabat nabi kemudian yang kedua, yakni Allah udul fi apa namanya yang kedua al-udulfi min yati sorfiya jadi penyimpangan gaya bahasa daripada bentuk sorof mudiah itu bentuk binak binak sorof binak adalah bentuk satu kalimat seperti yang kita tahu kita kenal itu fil madi fil mudara itu masdar itu fil amar itu isim fa'il, itu jama' itu mufrod, itu mutanah itu adalah binak sorfiah namanya binak sorfiah itu, ya ini satu diandanya tuh, bentuk-bentuk kalimat, dan itu termasuk ilmu sorof oh, saya kenal, ini adalah isim tahdil Isim tafdil, isim mu'anas, jama' taksir, jama' mudhakar salim, mudhanna, fi'il mudhara, fi'il madi, dan sebagainya Itu namanya bina' sorfiah Bukan kerja nahu, itu kerja sorof Dan udul, ya ini penyimpangan Kalimat itu tak sepatutnya begitu, tapi begitu karena menyalahi seperti mana Alhamdulillah yang saya katakan hari ini kalibah Al-Alam Alam itu bukan isim sifat Alam itu bukan isim sifat Hai yang kalau ia merupakan sifat lazimah sifat yang tetap pada sesuatu contohnya jalasa berjalis yang yang duduk yang dudukkan sifat Nasir yang menolong bukan sifat tapi Meja Meja bukan sifat Meja, rumah, langit, alam, itu bukan sifat. Dan yang boleh dijadikan jamak mudakar salim, yakni kalimat-kalimat yang menurutkan sifat yang kekal, yang tetap. Contohnya kafir jadi kafirun. Contohnya fasik jadi fasikun Maksudnya zolim, zolimun boleh?
Zolimun, zolimin Tapi alam tidak boleh Sepatutnya jadi alamun, alamin Tapi alam dijamaikan menjadi jama' mudhakar salim Maka disini ada udul Ada penyimpangan Yang sepatutnya alhamdulillah hirubil awalim sepatutnya, rabu'l-awalim kita tak akan jumpa alam di jama' mutakar salim tidak ada kecuali ini kecuali dalam alam ini yalah di alamin, karena mutafillah, alamin lah, alamin atau alamun yanun itu sebagai tanda mutakar salim sedangkan alam adalah bukan isim sifat baitun, tak boleh baitun jadi baitun Maktabun jadi maktabuna Mana boleh Maktabuna atau maktabina Samaun langit Jadi sama Mana boleh sepatutnya sebab ikut kaedah sorab bentuk sorab tidak boleh dijama'kan jadi jama' mutha'kar salim tetapi ini dijadikan jama' mutha'kar salim Alhamdulillah Rabbil Alamin maka dalam ayat ini ada udul ada tahawul Penyimpangan gaya bahasa Sebab yang sepatutnya Yakni Dijamakan dengan jamak taksir Jadi awalim Ini awalim Kenapa dijamakan menjadi jamak mudhakar salim? Pastilah ada sesuatu yang tidak disampaikan oleh Allah SWT Dalam ayat ini, yang didipami bahwa makhluk Allah yang paling dominan Seolah alam, yakni merujuk kepada makhluk Allah, semua makhluk Allah Alam, yakni merujuk pada semua ciptaan Allah Yang nampak ke yang tak nampak Yang makna asal alam, yakni tanda, pengenalan Alam itu tanda pengenalan, isyarat Bahkan kalau tidak ada alifnya, alamun maknanya bendera Alamun itu maknanya bendera Bendera bahasanya alamun Tapi tidak ada alif, bukan alam tapi alam Kan bendera sebagai tanda pengenalan Orang bingung mungkin di Arafah Karena tertinggal jamaah Nak cari mana jamaah Malaysia Tengok aja lah carilah jalur kemirang Adalah situ orang Malaysia Itu namanya alam Perbarisan mungkin dalam olimpik Manalah pasukan negara Tengok aja lah penderanya Kalau tak kenal si pembawanya so alam itu tanda pengenalan tentang kewujudan Allah tentang keesahan Allah tentang segala-galanya lah yang berkaitan Allah SWT So, dari semua ciptaan Allah yang sebut alam ini, rupa-rupanya yang paling dominan sekali, yang paling besar peranannya di alam semesta, ya ini makhluk yang berakal. Dan dari sekian banyak makhluk yang berakal, yang paling besar sekali peranannya ialah manusia. Saya ulangi, alam ialah semua ciptaan Allah Ada yang berakal, ada yang tidak berakal Bahkan kita kata ada yang hidup, ada yang mati Atau mungkin pembagiannya, ada yang mukhayyar, diberi pilihan dalam menjalani kehidupan Dan ada yang musayyar, yang tidak diberi pilihan, dipaksakan Dari sekian banyak ciptaan Allah Yang disebut alam Yang paling dominan sekali Yang paling besar sekali peranannya Ialah yang berakal Yang berakal Sebab yang tidak berakal, yang tak ada pilihan Hanya duduk disitu Lihat saja lah pokok Itu aja lah Itu-itu aja lah Tak perlu rumah, tak perlu merantau cari makan Tak berteriak, tak gaduh, yang namanya pokok Tapi bila dinaikkan sedikit saja yang bernyawa dan yang berkinginan namanya binatang Ya sudah mulai kompleks kehidupan dia Sudah bergerak, sudah ingin berkeluarga, sudah boleh buat sarang Dan bila dinaikkan lagi diberi akal pikiran yang berfungsi seperti manusia, Allah lagilah boleh menguasai segala-galanya.
Jadi, kerana yang berperanan, punya peran besar dalam alam semesta ini yang berakal, Dan dari sekian banyak yang berakal ini, yang paling besar sekali perannya adalah manusia Soalnya manusia dilantik oleh Allah menjadi khalifahnya Maka alam boleh dijamakan menjadi jamak mudakar salim Jadi pemberitahuan dalam Alhamdulillahirrahmanirrahim Apa yang Allah beritahukan kepada kita tentang Alhamdulillahul'alamin, Allah itu Rabbul'alamin Pertama, Allah itu memang pencipta, pentadbir, pengatur, pemilik seluruh alam Seluruh alam semesta Itu maknanya Tapi ada makna yang lebih lagi ditekankan, yakni Bahwa Allah subhanahu wa ta'ala juga Rabb kepada manusia khasnya Kenapa ditekankan bahwa Allah adalah Tuhan kepada manusia khasnya? Ya, sebab yang paling susah diatur adalah manusia. Kalau kita kata Allah itu adalah Rab bagi gunung ganang, semua pasti angguk. Ya, ya, memang ya, ya. Memang ketara sungguh bagaimana rububiah, pengakuan rububiah yang diberikan, yang dinyatakan oleh gunung.
Gunung, ganang, semuanya mengakui rububiah Allah Tanya dia Semua hayawan telah mengakui rububiah Allah Karena mereka memang tidak punya pilihan Mengakui bahwa Allah lah Rabbnya Tapi manusia Kan Terima kasih. Walaupun secara fitrahnya mengakui Allah sebagai Rabnya, tapi karena manusia diberi pilihan, khulriyatul ikhtiar, maka ada yang mengakui Allah sebagai Rabnya, dan ada yang menafikannya. Jadi, dijadikan jemaah mudakar salim karena, saya katakan tadi, yang termasuk dalam alam ini yang paling dominan, paling besar sekali, yakni yang berakal. Dan yang paling besar peranannya, daripada sekian yang makhluk yang berakal, yakni manusia.
Jadi, bolehlah dijadikan jemaah mudakar salim, karena di sana merujuk kepada yang berakal. yang berakal kan boleh jadi mudakar salim maksudnya Jadi, walaupun hakikannya Allah itu Rab kepada sekalian alam Tetapi dijamakannya, ditukarnya, jamak taksir menjadi jamak mutakar salim Membikin penekanan kepada manusia Sebab selain manusia, tak ada masalah Sebagai manusia semuanya sudah mengikuti Allah sebagai Rabbnya Saya katakan tadi, makhluk Allah yang paling susah sekali diatur ya di manusia Paling susah Malaikat yang kuat-kuat itu senang diatur oleh Allah Tidak ada yang menentang, tidak ada Dinosaur yang ganah itu pun mudah, senang sekali diatur Ya dia hanya makan apa yang Allah halalkan Dinosaur hanya makan apa yang Allah halalkan Tanya dia Tetapi manusia paling susah diatur Peraturan Allah yang sebenarnya telah mencukupi memadai Itu pun masih tak cukup Sehingga kita terpaksa buat pelbagai peraturan dan undang-undang Undang-undang besar, undang-undang kecil Undang-undang besar itu pun masih perlu diuraikan oleh undang-undang kecil. Undang kecil masih diuraikan jadi peraturan-peraturan kecil.
Harta buang sambah pun ada peraturan bagi manusia. Kan? Nak jalan raya ada peraturan. Nak apa yang tak ada peraturan.
Itu bukan merupakan bahwa manusia ini makhluk yang paling kreatif Bolehlah, kalau kita lihat dari sudut itu, mungkin kita banggalah Ini bermakna manusia makhluk yang paling kreatif Sehingga banyak peraturan dan undang-undang Seronok juga Tapi kalau kita lihat dari aspek lain Itu menurutkan manusia bahwa makhluk yang paling degil Makhluk yang paling degil Semakin banyak peraturan Sebenarnya semakin tak baik Apa kita pikir bila negara ini banyak peraturan, negara itu maju? Malah mundur. Kualiti manusianya mundur. Yang paling baik sebenarnya kurang peraturan, tapi semua sudah berjalan dengan baik. Tapi kalau peraturan semuanya nih.
Itu maknanya, warga negaranya masih ter... ke terbelakang belum ke depan baik itu contoh pertama Udul Fiibun Yati Sorfiah yang kedua contoh yang kedua kalau tadi yang di jamak yang sepatutnya jamak taksir menjadi jamak mudakar salim sekarang yang kedua lihat di dalam surah Al-Baqarah ayat 127 Ayat 127 Surah Al-Baqarah Kisah Nabiullah Ibrahim A.S A'udzubillahimnashaitanirrojim Bismillahirrahmanirrahim Wa idh yarfa'u Ibrahimul Qawa'ida minal bayt wa Ismail Rabbana taqabbal minna innaka antas sami'ul alim Wa'udhan idh ingatlah ketika Yarfa'u mengangkat atau meninggikan Ibrahim Al-Qawait Tiang-Tiang Jama'at daripada Qawidah Qawidah itu tiang Qawait itu tiang-tiang Disini maksudnya dinding-dinding Ka'bah Minalbait daripada Ka'bah Sebab Yalah yang Allah ciptakan Yang Allah katakan Awalu Baitin Wudi Alinas Bangunan pertama yang diletakkan atau diciptakan bagi manusia yakni menuju kepada Kaabah, itu dia punya kawasannya itu, tanahnya bukan bangunan segimpat yang berdiri itu, bukan dindingnya Dininya itu silih berganti, Nabi Ibrahim pernah melakukannya, contohnya ini Kemudian roboh, Pak Zamanul Muhammad pun pernah dibina semula Tapi dia punya kawasan itulah Kawasan itu yakni, yang Allah nyatakan Awalubaitin hudin alinas Bumi atau tanah di bumi yang terawal diciptakan setakat ini itu yang kami tahu yang kami, apa, kita pelajari bukankah bumi dicipta tidak terus menjadi bumi seperti sekarang memakan masa berbilion tahun Bahkan turi kini yang dipercaya sebagai kebenaran setakat ini Bumi baru terbentuk menjadi bumi layak dihuni oleh makhluk hidup Selepas 8 bilion tahun 8 bilion tahun selepas berlaku The Big Bang maknanya bukan terus jadi bumi dan yang mula-mula tercipta menjadi tanah karena sebelumnya bumi hanya bukan satu berbola gas yang sangat panas yakni kawasan Kaabah jadi tanah Kaabah yang segi 4 itu kawasan itulah dia adalah tanah yang tertua di planet bumi Bahkan dianggap sebagai pusat bumi Pusat bumi Sehingga kawasan kabah, yang ini kawasan yang betul-betul Ya Kosong lah, titik kosong Maksud kosong, yang ini Pengaruh Kesan Magnet bumi, sutara dan selatan tidak lagi memberi kesan apa-apa Tak percaya boleh dibuktikan sendiri bahwa kompas yang tercanggih sekalipun masuk menjadi haram dengan dengan kabah. Kompas itu pasti tidak berfungsi. Ya, orang-orang dulu kata karena disitu banyak malaikat Jadi malaikat tak benarkan masuk bawa kumpas Sebab kumpas berarti orang kapio Ya, tak apa lah Jawa itu memang cukup menyenangkan orang awam Tapi bagi orang yang belajar mungkin memang Ya, tak puas dengan Jawa itu Jawa itu Jawa paling memuaskan ramai orang Yang tanpa disedari Akhirnya orang berhenti belajar Kenapa kumpas yang walau secanggih manapun bawa-bawa masuk masjid haram dekat dengan kabah tidak berfungsi, macam merusak keluar dari makkah, berfungsi lagi oh disitu karena ramainya malaikat, Tuhan-Tuhan sebenarnya tidak, bahkan itu ada rahasia kauniah Sehingga Dari kan apa magnet bumi Kutub utara kutub selatan Ini sudah tidak berfungsi Karena itu berada di titik kosong Macam center point lah Kosong Jadi sama kuat Sehingga tidak boleh Boleh keluar lagi Nanti Tarikan daripada Ketua Utara kuatlah Sebab itulah Kompas sentiasa menunjuk ke Utara Caranya Kompas yang betul lah Kompas yang dah mertab Bukan tujuk Utara, tujuk KT Yang dah mertab Itu sebenarnya sangat luar biasa Kaitannya dengan alam semesta Dan ketika Ibrahim meninggikan, membina bingin Banduan Kabah Yang ini dinding-dinding itu Bismillahirrahmanirrahim Wa Ismail dan putranya Ismail disebut Ismail di belakang bukan Wa Idharfahu Ibrahimu Wa Ismailu Al-Qawaini Al-Baid tapi Ismail di belakang karena Ismail hanya membantu yang ditugas yang diwajibkan oleh Allah yaitu Ibrahim Ismail hanya membantu saja sebab itu disebut belakang Kalau tidak kan sepatutnya lebih mudah Kita kata Kalau punya begitu maknanya jadi lain Maknanya jadi bahwa yang diwajibkan Yang diperintah Allah membina kabah Ya ini Ibrahim dan putranya Ini tidak, Ismail hanya membantu aja Jika Ismail tidak membantu pun tidak berusaha Tak Ismail walaupun masih kanak-kanak, ya dia pun ingin semangatnya untuk minat rumah Allah cukup tinggi, membantu bapanya Di dalam ayat ini ada udul, ada tahawul Ada penyimpangan gaya bahasa dari bata bentuk sorfiahnya kalau ikut koidah sorof ayat yang dalam ayat ini tak sepenuhnya begini mana Agaknya, yang kalau ikut Al-Qaidah Soroq, ayat ini tidak sepertinya seperti ini Tunjukkan dahulu, sebelum saya jelaskan Dalam ayat ini, ada yang menyalahi Al-Qaidah Soroq Itulah Bukan menyalahi Al-Quran ya, menyalahi Al-Qaidah Soroq Tapi karena ada undul atau tahawul Dan karena ada tahul, pasti ada apa-apa yang disampaikan Mana agaknya tahulnya? Mana agaknya yang menyalahi koidah sorok?
Yang sepatutnya begitu, kenapa tak begitu? Sepatutnya begitu, tapi kenapa begini? Sepatutnya begini, tapi kenapa begitu?
Jadi mana yang begitu, mana yang begini? Wa ayyirfa'i Ibrahimul Qawa'idah Malbaydi wa Ismail Rabbana takabbal minna Innaka Anta sami'ul Alim Takabbal minna Innaka Anta sami'ul Alim Yani kalimah Yarafa'u Kalimah yarfa'u Sepatutnya apa Kalau ikut koidah sorob Kalau ikut koidah sorob Sepatutnya apa Ya Rafa'a Mati Kenapa mati? Kenapa?
Atau Tarfa'u? Kalau ingat, Tarfa'u? Atau Yerfa'u?
Yerfa'u, ini Yerfa'u Udul, maknanya sepatutnya tak Yerfa'u Sepatutnya Yerfa'a Sepatutnya Yerfa'a nih Macam gelap tuh, mana tak serius ada tuh Namanya mancing-mancing Tapi tak apa lah, pas mancing-mancing Salah tak apa Mana ada Yerfa'a nih Fiil sentiasa mufrat Walaupun failnya jama' Atau musana Atau itu kaedah sorok Fail mufrat Fail musana Fail jama' Fiil tetap mufrat Itu kaedahnya Belakang itu bubuh Ibrahim Ismail Isa Yaakob Tepat ya faham Belakang hanya Ibrahim Tetap ya faham Belakang dua, tiga, empat Semua ya faham Sudah betul dia punya udulnya Yarfang, yang sepatunya apa? Ya? Ya?
Fuyil mati, kenapa Fuyil mati? Ya, kenapa itu? Hai apa kaitan dengan it bahkan sepatunya mati pasal baik ya kenapa itu ya udah betul itu tinggal saat jawabannya tuh jangan sepotong-potongnya ini adalah isim Zoro zaman madi Karena id itu isim dorof zaman madi Maknanya Ini kok idah sorof Id Id Idah Id itu dalam bahasa arabnya isim Zorfo zaman madin Idah Isim Zorof Zaman Mustakbal Artinya Apa yang disebut selepas id Mesti peristiwa yang dah berlaku Dah madha Madin, madin Sementara selepas idah Ya ini mesti mustakbal Kita baca ayat ada id Bermula dengan id, apa yang disebut selepas id Mesti menunjukkan peristiwa yang dah berlaku Yang dah berlaku Sebab apa? Sebab id itu, nama dia Kalimat nama, kata nama yang menunjukkan masa yang lepas Jadi, apa yang disebut selepasnya mesti menurutkan peristiwa yang sudah berlalu Sementara ida, tu isim zorof zaman mustakbal Artinya apa?
Artinya, apa yang disebut selepas ida, ya ini menurutkan peristiwa yang akan berlaku Belum berlaku dan akan berlaku, bahkan pasti berlaku Bukan telah berlaku Itu id dan idah Id dan idah Iza ja'a nasrullah Itu maknanya Pertolongan Allah belum tiba saat ayat itu diturunkan Apabila telah datang pertolongan Allah dan pembukaan kota Makkah Semasa ayat itu diturunkan, pertolongan Allah dan pembukaan kota Makkah belum berlaku Sebab iza Tapi, akan berlaku dan pasti berlaku Sebab Ida Kita baca Ida zilzilatil ardu zilzalah Apabila bumi telah digoncangkan dengan segoncang-goncangnya Hai ayat itu diturunkan sehingga hari ini kan bumi belum digoncangkan segojang punya nya masih akan dari mana akan Ida Ida aja selepasnya mesti benda yang akan berlaku dan pasti sementara id Apa yang disebutnya, apa yang disebut selepasnya, ya ini peristiwa yang telah berlaku Bukan sedang dan bukan akan Itu yang perlu diingat dahulu Dah berlaku Apa saja? Bacalah, carilah contoh yang lain, tidak tengok selepasnya Menceritakan peristiwa yang dah berlaku Nah, bila id adalah isim doroh zaman madin, menurutkan peristiwa yang dah berlaku, sepatutnya kalau ikut koidah soroh, bukan yarfau, sebab yarfau mudare. Mudare ini bermakna hal, sekarang. Dan juga bermakna istiqbal, akan datang. Mudare kan, Presiden?
Sekarang atau nanti? Sepatutnya yakni madin Wa id rofa'a Kan? Sebab id tadi kan mati Jadi selepasnya mesti mati sepatutnya Wa id rofa'a Ibrahimu, begitu lah Sebab kan cita benda yang lepas Takkan benda cita yang lepas menggunakan presenten Nak cerita peristiwa yang dah berlaku, takkan gunakan sekarang atau nanti Tak mungkin Jadi, bagaimana penggunaan mudari Menggunakan film mudari untuk menunjukkan Peristiwa yang Yang lepas Disinilah ada udul namanya Ini ada tahawul Ada tahawul, menceritakan peristiwa yang dah berlalu menggunakan fi'il mudhari Disitu udulnya, disitu tahawulnya Jadi kalau ikut ka'idah sorob al-bunyah as-sarfi'ah wa'idh rafa'a ibrahimu Karena semasa ayat ini diturunkan pada Nabi Peristiwa Ibrahim membina Kaabah itu sudah berlalu lama Tapi Allah SWT gunakan Bukan salah Bukan salah Ini namanya udul Sebab itu saya katakan tadi Selalu saya katakan Kalau kita melihat Al-Quran daripada segi Kau tidak tahu sorok Banyak yang salah, kan itu kan yang dikritik oleh orang Kristian, siapa?
Nama dia, saya lupa Mengarang buku Dan buku itu isinya yakni, apa? Menurut kajian dia lah Apa kan nama? Menyenarikan kesalahan-kesalahan Al-Quran Daripada segi grammanya Hai daripada segi tata bahasanya termasuklah ini karena dia menilainya semata hanya daripada qaida sorok dan nahu sisa jana Christian tadi tidak memahami bala roh tapi sudah dijawab dengan sangat menarik sekali oleh dokter Zakir naik jawabannya sangat sangat memuaskanlah bisa sangat Hai sama ada segera tadi paham atau tidak lecita 5 perdebatan Azada Christian mengarang itulah saya katakan zaman sekarang yang masih serangan orang bukan Islam kepada Islam nih Masya Allah makin canggih mereka mempelajari Alquran Dan karena seorang ini, apa orang ini adalah pakar bahasa, jadi yaa Dicarilah kesilapan-kesilapan bahasanya daripada aspek bahasanya Khasnya daripada segi tata bahasa Kawaidul Lughahnya Satu diantaranya ini Cuman Al-Quran kamu tuh nampak sangat kesilapan Muhammad Taluketara Menceritakan peristiwa lepas, tapi menggunakan HPL sekarang atau nanti berikutnya Itu kesalahan yang sangat ketara sekali, takkan tak tahu? Memang dia hebat, tapi tak terlepas daripada kesilapan. Itu nabimu.
Dia hebat, tapi karena dia manusia biasa, ada kesilapan. Dan itu bukti bahwa Quran yang kamu baca itu bukan wahyu daripada yang maha mencipta. Katanya. Banyak tuh disanaikan, agak tebal bukunya. Tapi itulah, Alhamdulillah sudah dijawab dengan sangat memuaskan oleh Zakir Naik Jadi kita khawatir benda seperti itu, nanti anak-anak kita akan membacanya sebab mereka lebih membuka diri untuk menerima maklumat kan anak sekarang lebih bersikap membuka diri untuk menerima maklumat dari pelbagai sumber lagi pula senang mendapatkan maklumat jadi tidak mudah memang ya bagi kita mungkin sudah tak sampai kesana kekhawatiran kita Sedangkan tadi saya katakan kenapa kumpas di Kaabah mati dijawab semua karena malaikat itu pun Oh ya malaikat, itu sudah puas hati dah, puasnya luar biasa itu Kami percaya puas hati Nampak malaikatnya tak tahu tapi satu kata ramai malaikat Memang lah malaikat ramai tapi itu jawabannya Mana budak sekarang puas hati Tapi jangan kita kata, bila budak-budak sekarang katalah yang dah membuka diri ini Tidak puas hati-hati, jangan kata, awak kurang iman, jangan Jangan kita kata mereka kurang iman, mungkin justru yang kita terlalu menutup diri Begitulah Jadi serangan mereka pada Al-Quran ini sekarang makin canggih, makin luas Contohnya ayat inilah Memang ketara sekali, kalau kita menilai ayat ini daripada aspek bahasa atau tata bahasa Arab, yang dikaitkan dulu, memang salah.
Cuma anak boleh menggunakan fiil mudari. Tapi, karena dalam bahasa Arab ini, ada balagoh, ada imrubayan, itu yang mereka tidak kuasai. Dan rupa-rupanya, ya mas kalian, jadi digunakannya Yerfa'u, bukannya Rafa'a. Yang jika dengan Rafa'a, sebenarnya lebih tepat, karena dia pada peristiwa yang yang telah berlalu. Andai kata.
Andai kata fi'il madi yang digunakan dalam ayat ini Id rafa'a Ibrahim Andai kata begitu lah Walaupun ia tepat Id rafa'a Ibrahim Jadi andai kata yang digunakan fi'il madi Maka kenangan Istilahnya kenangan yang berterus Kenangan sepanjang zaman ini akan hilang Dan ketika Ibrahim telah memberikan Kan mati itu sudah berlalu Sedangkan Allah menyuruh kita Bila membaca ayat ini Dan apalagi kita berdiri di hadapan Ka'bah Supaya kita dapat merasakan bahwa kenangan Ibrahim berdiri di Kaabah itu adalah berterusan. Dan anda rasakan itu. Sehingga seolah-olah kita berdiri di depan Kaabah, kita sedang melihat makhluk yang Ibrahim sedang membina.
Wa iliar. Untuk memberikan kesan seperti itu, maka digunakan fiil mundari. Kalau fiil madi tidak akan memberi kesan itu.
Atau kalau gunakan fiil madi, Allah tidak suruh kita merasakannya. Tapi karena digunakan fiil mundari, Allah suruh kita merasakan. Berdiri di depan Kaabah, coba anda rasakan.
Seolah-olah anda termasuk salah seorang daripada yang ada di tempat itu saat ini. Ketika ini, ketika Ibrahimudin kanu'ya Macam terbayang, kita suruh berimajinasi Kita suruh membayangkan Dan bila kita bayangkan kita seperti itu, Masya Allah Saya yakin hati kita pasti akan tergetar Sebab itu termasuk syiar Allah Tapi kalau kita gunakan fiil madinya akhirnya bayangan itu tak terasa akhirnya melihat kabah yang kita nampak, apa lagi zam-zam hotel kita mungkin mengkagumi jam yang dianggap terbesar itu kagum kabah menjadi hilang walhal Allah menurut kita merasai yang yarfaunya tapi tertutup sudah terlindung jadi Allah bukan hanya memberitahu kepada kita yang membina Kaabah itu Nabi Ibrahim yang meningkat, bukan tapi Allah menyuruh kita yang manusia yang hidup selepasnya dapat membayangkan sehingga kenangan Ibrahim membina itu kenang sepanjang zaman setiap orang berdiri di hadapannya seolah-olah Kaabah itu sedang dibina bukan telah Kan lain ya orang yang melihat bangunan yang telah siap dan tidak melihat bagaimana ia dicipta, dibina Dengan orang yang melihat bangunan yang sudah siap dan ia mengikuti proses pembinanya setiap tahapan Pasti lain kesannya ya mas kalian Orang yang terlibat dalam pembinaan KCC pasti merasakan kehebatan KCC tak sama dengan kita yang tahu-tahu sudah wuih cantik-cantik, gil rupanya tapi coba tanya kepada yang terlibat macam mana ini, macam mana ini ketika nak buat terpaksa dialihkan sedikit karena kalau di sini, bawah itu penuh dengan Batu kapur rupanya Tantangannya ini Pasti akan Terasa Bila sekarang melihat semula Pasti akan mendapatkan Seolah-olah dia sedang membina Nah, kabah demikian juga. Jadi, supaya kenangan itu berlaku sepanjang zaman, hatta dapat dirasai bukan hanya oleh pelakunya, Ibrahim dan Ismail, tapi juga oleh generasi selepanya hingga kiamat, digunakan fi'il mudhuri. So, ada tujuannya. Masalah kita telah merasai atau belum itu cerita kita, bukan cerita Al-Quran Al-Quran suruh itu, sebab memang tidak mudah sekarang, sebab Al-Qur'an tidak sederhana dahulu Apalagi dengan adanya zam-zam hotel Sehingga tawah pun tengok jam Kita khawatir, maksud saya begini, saya bicara dari segi agama Kita sebenarnya mengkhawatirkan iman kita.
Jika Allah suruh kita membayangkan kehebatan, kenangan Ibrahim ini, supaya masuk dalam pikiran kita, tapi tutup karena, semasa tawaf pun kita hanya tengok jam, jangan lebih kagum pada jam yang lain. Wah, itu masalah itu. Jiwa kita masalah. walhal kehebatan Ibrahim membina Kaabah 3500 tahun dahulu dianggarkan itu lebih dasar di sisi Allah daripada jam besok tapi terjadi besoknya jam cuman belum katanya harga dia sekian ratus juta iya uh akhirnya kita kagumi benda yang semuanya nilainya tidak ada di di sisi Allah SWT karena itu benda berbeza dengan nilai setiap batu yang diketahui batu yang diletakkan Ibrahim dibantu oleh puteranya itu luar biasa Nah, kenangan itulah. Dan kita masih merasai sebenarnya kesan itu, walaupun kita tak dapat mengenangnya.
Ya, contohnya tempat itu, ada tempat yang mulia, makob Ibrahim, ada zam-zam. Kan? So, faktor Ibrahim, seorang nabi, dan seorang yang mukhlis dalam beribadah, faktor Hajar Aswad, Lagi apa?
Faktor ka'bah, tanah ka'bah yang dimulihkan Ka'bah, faktor adanya ka'bah yang dimulihkan Faktor hajar asfad yang dianggap batu daripada surga Dalam suri wa'id walaupun dipertekan di manitnya Faktor Ibrahim dan Ismail Hamba Allah yang mengisahkan Allah secara total dan ikhlas Maka Kaabah dan Fikir mempunyai energi yang sangat dasar Dipanggil energi Kaabah Ya apa tidaknya Berdoa disana pun lebih cepat? Dikabulkan Solat disana digandakan 100 ribu kali ganda Bagaimana? Orang nak masuk masjid biasanya ada tah sholat, dua roka tahidul masjid Di sana tahidul masjidnya tawaf Jadi faktor-faktor inilah, kelebihan-kelebihan ini tak lepas daripada Faktor Ka'bahnya, faktor Hajar Aswadnya, faktor Ibrahim yang meminanya Sebab rupa-rupanya orang yang beramal Penuh dengan keimanan Keikhlasan Tanpa sedikit pun rasa riak Huh itu masya Allah itu Kesannya selepasnya luar biasa Manfaatnya Lihat sajalah bagaimana seorang soleh dalam surah Al-Kafi Punya anak satu-satunya Dan Allah tahu anaknya ini bila hidup besar nanti akan jadi kafir Maka Allah lindungi orang tua yang soleh tadi Karena Allah kata Wa abuhumma soleha Wa abuhumma soleha ini dan kedua ibunya soleh Kesalehan orang tuanya Demikian anak yatim Harta bapak apa yang meninggal Hartanya ditanam Anak yatim tak tahu Ketika si yatim belum membesar, dinding yang menutupinya nak roboh, tak ada siapa yang peduli.
Lalu Allah untuk sekidir, untuk binanya alasannya Allah melindungi kepentingan anak yatim wa abuhuma salihain mak bapaknya salih kesalihan orang itu rupanya memberi berkat kepada wahak anaknya tak tahu Itu baru orang Tuhan soleh, bagaimana Nabi Ibn Ismail Jadi kenangan itu yang Allah suruh kita bayangkan setiap kali tengok Kaabah Walaupun Kaabah sekarang sudah ditutup Sehingga nampak kuen hitam saja Tapi tak apalah, walaupun Kaabah sudah diutup, walaupun Masjid Haram sudah cantik, walaupun bangunan si rumah sudah lebih tinggi daripada Kaabah Tapi untuk sementara, mata kita kita tutup untuk semua itu, lalu mata batin kita, namanya Baswiro Kalau kita bicara kabah memang tidak habis-habis Mata kita namanya basar kita tutup untuk sementara Lalu basiroh mata batin kita, mata kita kita buka Dan anda akan dapat rasa ini Pasti kita menangis bagaimana bayangkan seorang tua yang sudah lanjut usia Mengambil batu satu-satu Tentu bukan batu yang sangat besar yang mesti dipecah dulu macam mana belah batu, tak tahulah Mesti jauh kan? Lepas itu digulik-gulik macam mana Dibantu oleh anaknya yang masih kecil dibinanya sampai Dia cari batu, dan bukan dapat upah Tak tahulah waktu itu isinya masa apa, saya tak tahu Tapi betul-betul hanya lilah-lilah dan tidak ada orang yang membantunya, bayangkan lah Dan kemudian Allah, apa namanya, hargai Jadi kenangan itu, kenangan orang solis itu Supaya kita dapat merasai Supaya kita dapat menggambarkan Yang membayangkan Seolah Alhamdulillah kita telah berada di baik itu saat itu Ini tujuan munduriknya Tujuan munduriknya Sebab kalau fi'il madi Perintah seperti itu tidak ada Kalau fi'il madi Wa'id rafa'a Maksudnya Allah hanya beritahu bahwa Ibrahim lah yang membina Ka'bah itu sendiri Tapi kalau wa'id yarfa'u Bukan hanya sekadar memberitahu bahwa Ibrahim yang membina Ka'bah Tapi ada suruhan Ada perintah, ada galakan, ada himbauan kepada umat sebelah Ibrahim supaya dapat mengenang kenangan sepanjang zaman ini jangan hilang Jadi, kita yang membaca sekarang diharapkan dapat, apa ya, akan, apa istilahnya, terangsang. Untuk membayangkan, melayangkan imajinasi kita tentang peristiwa tersebut.
Itu tujuan dia, bukan salah. Dari sisi sorof, memang tidak sepenuhnya begitu Tapi, karena ini ilmu balagoh Itu namanya udul Tapi saat ini, bila gunakan fiil madi Artinya akan lain akhirnya artinya maksudnya akan berbeza sebaliknya berkaitan mati saya kata tadi ini mati gunakan mudare mati gunakan mudare maksudnya begitu sebab ada kadang-kadang sepatunya mudare tapi gunakan mati Begitu juga dalam Al-Quran Kadang-kadang mudarik Sepatutnya mudarik pada masa akan datang tapi gunakan Madi Bila berlaku yang sebaliknya Ia merupakan benda yang pasti Yang Pasti berlaku, yang pasti Terjadi Alhamdulillah Allah berfirman Dalam surah An-Nahl Yang pertama Ata amrullahi falatasta'jiluh Surah An-Nahl ayat pertama Ata amrullahi falatasta'jiluh Telah datang ketetapan Allah, urusan Allah Falatasta'jiluh Jangan kamu minta segera Seraan Nahal ayat yang pertama Bukan pelik bunyi dia itu Atta Amrullah Itu Atta itu mati itu Telah datang urusan Allah, dan Allah maknanya kiamat Sebab ayat ini kaitannya dengan orang-orang kafir Sentiasa tanyanya bila kiamat, bila kiamat, bila kiamat Bila hari kebangkitan, kalau betul Jika benarlah, orang mati hidup semula, Jika betullah, jika benarlah bahwa orang ada khisab, ada itu, bila-bila-bila? Jadi Allah pun jawab, ataa amrullah. Urusan Allah telah, bagaimana boleh telah, mati pun belum? Yang mereka tanyakan hari kebangkitan.
Mati pun belum, tapi Allah kata, sudah, sudah ataa. Kiamat itu bila atas, sudah. Tengok.
Benda belum berlaku, tapi gunakan mati. Ini merupakan kepastian. Benda yang pasti. Contoh, umpamanya ya. Benda belum dibuat, tapi sudah gunakan mati.
Contohnya dalam ikomah. Bila baca ikamah, kan gunakan fiil madi Bahasalah belum dilakukan, baru nak didirikan Tapi bila sudah baca, qad qa mati salah, qad qa mati salah Qod qamat at-salah Itu mana sungguh salat telah didirikan Sungguh salat telah didirikan Qod qamat at-salah Sepatutnya bila-bila Qod qamat at-salah, balik semuanya lah Eh salat dah didirikan, yuk balik Tapi kita memahami Qod qamat at-salah, salat Nak didirikan, betul? Sepatutnya bukan kotkom di sholah Ya cakalah Satu qomus sholah Satu qomus sholah Sholat akan didirikan La ilaha ilallah Begitulah Kalau ikut bahasa lah So, dalam Ikomah itu ada Tahawul itu tapi tak perasan juga kalau dia kotor apa mau ngepot komersko masalah tuh mana sholat akan didirikan mana ada sholatkan didirikan kot komat itu film Adi kot itu sungguh komat itu film Adi telah didirikan telah berdiri Hai jadi kalau kita pahami apa adanya tanpa balagoh bila kata kotkom Salat-salat dah ditunaikan Salat dah tunaikan Yung balik Selepasnya matilah Yung balik Tak jadi salat Mesti begitulah Tapi tidak Disini ada tahawul Menurutkan bahwa Didirikannya surah itu Suatu yang pasti Sebab itu tidak boleh Lepas surah komentar Kemudian Eh tak jadilah Kita balik dulu Minum dulu lah Haus Mana boleh Sebab itu kalau ikut sunnahnya Bahkan ikut ikamahnya Bila semua sudah berbaris rapi, softnya lurus, imam pun sudah ada di depannya, imam pun sudah puas hati dengan soft yang lurus dan rapat, dah rapat itu barulah imam suruh pada si Belal untuk ikomah, sebab setelah ikomah terus Allahu Akbar. Itu sebenarnya kalau ikut bahasa Qad Qamati Salah tadi Tapi karena Iqamah bahasanya tidak difahami Bila Qad Qamati Salah, Imam belum ada Mana Imam? Oh, Imam itu tak sampai lagi lah Imam masih ada Tak apalah awak jadi Imam Ya, tak nak Itu udah menyalahi sunnah pun Ya, menyalahi kalimat Iqamah itu pun Itulah susahnya, jadi banyak Tak sama lah dengan apa yang diucapkan, tak sama dengan Qad qawmat itu mereka yang sholat pasti, sebab itu antara Qad qawmat sholat Allah, wa la ilaha illallah Imam terus, Allahu Akbar Iya, tidak ada lagi Sekarang kan tidak Qad qawmat sholat Allah, imam baru ini cari salah imam ini, luruskan, soft, ini, ini, ini Kan baru ada lagi macam-macam Sebenarnya terus Karena meluruskan barisan, merapakan itu, ya ini sebelum ikamah Oh ya mungkin karena tak tahulah dimana silapnya mungkin Pak Emia kurang prihatin atau jamahnya yang degil sejak jamah pun kita udah Allah Allah badai masih duduk aja dah kodok masalah masih main handphone Imam dah Allahuakbar masih baru nak berdiri itu menemannya degil juga ini kesilapan yang sudah turun-temurun sebetulnya udah turun-temurun Jadi, tak tahulah.
Sebab mungkin kod komersial diartikan soalnya akan didirikan gamanya. Sudah didirikan, menurutkan pasti. Itu contohnya.
Jadi udulnya di sini. Tahabulnya yakni perubahan Penyimpangan Bentuk fiil Daripada sepatutnya Madi dalam kaedah sorak Menjadi mudari Supaya Kena Tangan mendirikan Kaabah itu berterusan. Walaupun kita tidak terlibat dalam membina Kaabah bersama Ibrahim dan putranya. Bila kita berdiri depannya itu seolah-olah Kaabah itu sedang dibina dan kita menyaksikan. Walaupun kita tidak membantunya.
Dan pasti perasaan kita berdiri di rumah Allah akan berbeza. Sebab, bahwa saya katakan tadi, mungkin mata batin kita, basiroh kita lebih melihat itu Sehingga mata kita walaupun terang nampak Tidak ada masalah penglihatan Jangan berseru Besok pun tak nampak Ya jam besar tak nampak Dan itu bukan main Saya ingat dia punya Oh ibadah kita pasti lebih khusus Yang Quran kata وَمَا يُعَزِّمْ شَعَا إِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْكُلُومِ Karena kabar syiar Allah Syiar Syiar itu yang mas kalian Daripada syaara Syara itu merasa Atau syaara juga maknanya rambut So syiar itu maknanya sesuatu Yang bila kita melihat Bila kita memikirkan Menyebabkan bulu rumah berdiri Itu namanya syiar Kaabah adalah syiar Allah Bila kita melihat kaabah atau dengan kaabah Menyakan buru loma berdiri Itu namanya syiar Rasa remang Meremang Kita meremang Berdiri buru loma Bukan remang-remang, remang-remang lain Tapi apakah kita rasa begitu? Kan belum Belum karena kita mungkin belum memahami ayat ini Belum mempraktikan ayat ini Sehingga bagi kita mungkin Kaabah telah siap dibina Kan begitu Kaabah telah siap dibina Bila?
Zaman Ibrahim lagi dah lama dah, dah siap dah Kalau ikut Quran, bukan begitu Memang kabah dari binay Ibrahim, tetapi prosesnya tidaklah berterusan Cobalah kamu ikut merasai kenangannya Tumudore, bermana istimroria Nah, bermana istimroria Itu indahnya bahasa Al-Quran, sangat-sangat indah Sangat indah Dan lagi sekali, pengamalannya kaitnya dengan perasaan Gunakan rasa Kalau tak gunakan rasa, tak nampak pun Emang yang tak nampak lah Hai itu bila tengok kabah ingat waid yarfa'u ingat-ingat mudariknya bukan mati bukan mati sebab itu yang Allah maukan contoh yang ketiga masih berkaitan dengan apa namanya nih Bunyah syarfiah ikut kaedah syaraf tidak begitu tapi begitu tutahawul Lihat surah At-Tahrim ayat 12. At-Tahrim. Ayat 12. Ayat terakhir. Ayat yang terakhir cerita Maryam Alayhassalam Wa Maryam Bannata Imran Allatih Ahsonat Farjaha Fanafakna Fihimin Ruhina wasoddhaqats bikalimatirrabbiha wakutubi wakannatsminalqanitin wamaryamadanmaryamibanataimranbintiimran allati perempuan yang ahsonat dia memelihara farjaha akan kemaluannya Fana fakhna lalu kami tukan fih Dalamnya min ruhina Dari ruh kami Sot takut dan dia telah membenarkan Bi kalimati rabbihak Akan kalimat-kalimat firman-firman Tuhannya Wa kutubihi dan juga membenarkan kitab-kitabnya Waka natsminal konitin Dan adalah Maryam itu daripada Orang-orang yang patuh, yang taat, setia Konata yak nutu, patuh Ayat ini pujian Allah kepada Maryam Salah seorang ahli surga Wanita perempuan pilihan Allah Dari sekian banyak makhluk Allah Ada laki, ada perempuan Dari sekian banyak perempuan Ada seorang yang dipilih oleh Allah Istofa Allah telah pilih Namanya Maryam binti Imran Perempuan suci Dilahirkan dalam keadaan, melahir diadaan dimerdikan oleh ibunya Tidak disuruh oleh itu, dia sebetulnya hanya dimerdikan untuk mengabdikan diri semata-mata kepada Allah Jadi kerja hanya ibadah Dan Allah terima nazar ibunya Sehingga pada suatu masa, suatu ketika Allah kehendaki Maryam mempunyai anak, mengandung tanpa suami Apa saja yang Allah tetapkan buat Maryam, Maryam mempercayainya, meyakininya sepenuh hati Yakin sakin yakinnya, dijalani hidupnya sesuai dengan pilihan Allah Dan Maryam dipuji oleh Allah termasuk hamba-hamba Allah yang patuh Tataat Dalam ayat ini ada Udul Fibun Yatisorfiah Ada penyimpangan Gaya bahasa dari segi bentuk Sorf nya Mana gaganya Yang menyimpang Yang sepatutnya tak begitu Tapi begitu Yang tak sepatutnya Begitu tapi tak begitu Atau sepatutnya macam ini, tapi macam itu. Sepatutnya macam ini, tapi macam itu. Atau sepatutnya macam itu, tapi kenapa macam ini.
Jadi mana yang cam itu, tapi cam ini. Ayat terakhir pada At-Tahrim. Ya'ni kalimah konitin Konitini jama' sekalian jama' mudhakar salim Konit konitani konituna Konitina Konitun, itu kan fi'il isim fa'il Jamaknya, mudakasalim konitun Ada minal konitin Mariam itu perempuan Bukan Mariam bintu Imran Sebetulnya itu wakanat dan adalah dia Maryam perempuan Sebetulnya kalau Maryam wakanat alam-alam itu minal konitat Kan lebih sesuai Dan adalah Maryam itu daripada hamba-hamba Allah yang konitat Pasal wakanat Kalau kana konitin Kanat mu'anas Maria Mu'annas Qonitin, jama' mudhakar Salim Jadi kalau ikut Bunyah Sorfia, Mu'annas Ya, ikut jama'nya Mu'annas, Salim Qanat Minal Qonitats Patutnya lah Tapi Qonitin Ini udul Ya mas kalian Rupa-rupanya Tingkat kepatuhan Mariam Sangat tinggi Bukan hanya tinggi bila dibandingkan dengan sesama wanita Tapi juga tinggi walaupun dibandingkan dengan ketaatan kaum lelaki Ini Mariam Kalau tingkat ketaatan Kepatuhan Mariam ini Tinggi di kalangan perempuan sahaja Belum hebat, karena mungkin Masih kalah Tingkat kepatuhannya, bila dibandingkan Kaum lelaki Kalau konitat begitu maknanya Kanat minal konitat Itu maknanya, oh maknanya tingkat kepatuan mariam ini paling tinggi di kalangan kaum wanita Tapi belum tentu dapat mengalahkan kaum lelaki, gitu lah tapi karena Allah tidak mengakui tingkat kepatuhan Maryam pada Allah ini sangat-sangat tinggi bukan hanya bila dibandingkan dengan kaum muslimat mu'minat tapi juga dibandingkan dengan kaum mu'minin dan muslimin maka diubahnya daripada mu'annas salim menjadi mu'dakas salim kanak minal qanitin Sebenarnya itu paling tinggi sekali Apa tidaknya apalah, mana ada lelaki yang diuji seperti Maryam, dia bukan nabi Mengandung tanpa suami, ujian paling berat loh saat itu Tuduhan masyarakat luar biasa Melahirkan anak, dalam itu mana ada perempuan melahirkan anak seorang diri seperti Maryam Suami tidak ada sangat-sangat berat tingkat kepatuannya sangat tinggi hatta jika dibandingkan dengan kaum lelaki sekalipun itu konitin, itu rahasianya kenapa ada udul kenapa ada tahawul kenapa ada al-udul fil bunyatis sarfiyah Di samping itu, al-Quran juga akan menjaga sangat.
Al-Quran bukan syair seperti mana yang dituduhkan oleh orang-orang kafir dahulu tetapi dalam Al-Quran mempunyai satu keindahan bahasa yang karena mengatasi koidah syair ya, ada mengatasi koidah syair contoh Al-Quran sangat-sangat menjaga Bunyi, saud setiap fasilah. Ini luar biasa ini. Quran bukan syair.
Tapi Al-Quran menjaga irama. Khasnya daripada segi saud. Bunyi, kalimat, penutupnya.
Itu sangat dijaga oleh Al-Quran. Contoh empatnya, bila hujungnya dada semuanya. Kul huwallah wahadah, Allahu samadah, lam yalidah, walam yuladah, walam yakullahu kufadah, ahadah. Bukan main susah Nak buat ayat yang semua D D D Dan Quran jaga Sungguh itu Sehingga ayat ini Kalau kita Bila apa Bina al-qanitin Kan sesuai dengan Ayat-ayat sebelumnya Dengan ayat-ayat sebelumnya, ayat yang ke-11 apa penutupnya? Fasilah.
Kalimat terakhir, kalimat yang dijadikan penutup ayat itu namanya Fasilah. Ya mas, kalian. Fasilah.
Ayat sebelumnya punya apa? God. Limin Ayat sebelumnya Kan semuanya kan bunyi dia sama In in in Kalau an an an Fatah fan semua Ha ha ha ha Up up up As Dia bukan syair, tapi penyair-penyair Arab kagum, nak katakan syair bukan, tapi kenapa lebih indah, lebih sedap Memang Quran bukan syair, ketika orang kafir tuduh Quran syair pun Allah bantah وَمَا عَلَّمْنَهُ شِعْرًا وَمَا يَمَّغِلَ Maka tidak patut baginya Dan aku tidak mengajar syair kepadanya Dan saya memang tidak layak baginya Tetapi Al-Quran sangat-sangat menjaga Apa dipanggil Fasilah Bunyi Fasilah Fasilah yakni kalimat yang dipenutup setiap ayat Bukan hanya dari suaranya Saudnya Iramannya, tapi juga dari saya pemilihan perkataannya Itu lebih dalam lagi, itu kaitan dengan ijaz Kenapa ayat kan ditutup dengan nama Allah yang Ayat Al-Quran kan ditutup dengan nama Allah yang berbiza-biza Karena Sami'un Basir Kan, karena Ghafur Rahim Kepada Azizul Hakim Itu bukan, bukan suka-suka bubuh nama seperti itu Perubahan nama Allah yang Allah sebutkan sebagai penutup ayat itu Ada makna sendiri, ada kontek ayat sebelumnya Sehingga jika nama Allah yang menjadi penutup satu ayat ditukar katalah dengan nama Allah Hancur itu, ayat sebenarnya hancur Makna dia Akan terasa kesilapannya akan terasa kesilapannya tentulah bagi ibadah kita faham lah, tapi kalau kita faham dan tak hafal, nah bubuh ayat apa hujung pun, takfisalah la raibafihi hudallil mu'minin oh takisul, walah hudallil muslimin wahal hudallil mutakin kan betul ke? ah betul lah tu hudallil muslimin bagi kita mungkin serupa itu namanya fasilah tapi itu kaitan dengan ikjaz ikjazul quran itu luar biasa sehingga orang yang faham yang betul-betul mahir kita tidak mahir Bila orang itu baca Al-Quran Kemudian suruh Baca penutupnya Walaupun dia tidak hafal Dia boleh agak Penutupnya mesti Wallahu Katalah wallahu Dan Allah apa umurnya Sami'un basirika Al-kulisain qadri Dia boleh Boleh diagak Dan sebenarnya mesti Uthman mesti begini Walaupun belum hafal Yang dah hafal memang dah hafal lah Pasti tak salah namanya hafal Tapi yang belum hafal, tapi dah faham gaya bahasa Al-Quran Dari segi ijaznya, dia boleh mengagak Walaupun mungkin Ya, ada silapnya mungkin Sebab, Masya Allah, fasilah adalah Boleh katakan, rahasia mu'jizat Al-Quran Kalimat yang diukirkan sebagai penutup ayat itu salah satu daripada tanda kemu'jizatan Al-Quran Di sana nilai mu'jizatnya Tapi memang tidak mudah mempelajarinya, lagi-lagi kaitannya dengan daub, lagi kaitannya dengan bahasa, ini bahasa sebab kalau itu tidak ada yang memang serupalah, nak tutup sami umbasir juga, wafurrahim serupa, iyalah asal nama Allah boleh lah Eh mana boleh Bukan ayat hancur Ayat itu hancur Ketara sangat pasti itu bukan daripada Allah Pasti itu hanya karangan manusia yang Silap Meletakkan kalimat bukan pada tempatnya Kan Kalimatnya cantik, tapi dia letakkan bukan pada tempatnya. Tidak sesuai lah.
Ibarat orang yang faham mainan puzzle itu katalah sepatutnya kepingan itu bukan di situ. Sehingga tak jadi telinga gajah. Sepatutnya di sini.
Macam itulah dia nampak. Dia silap letak. Silap letak.
Baik, itu dah yang mas kalian At-Tahwil dan semuanya Ada udul yang ketiga Masih ada yang ketiga Ada yang keempat Udul-udul yang berkaitan Insyaallah kita akan semua Salam Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh