selanjutnya ada kontroversi lain pemirsa karena di ujung masa jabatannya Menteri Pendidikan Kebudayaan riset dan teknologi Nadim magarim mengeluarkan kebijakan yang lagi-lagi menjadi sorotan publik yakni meniadakan jurusan ilmu pengetahuan alam ilmu pengetahuan sosial dan bahasa untuk jenjang Sekolah Menengah Atas ini sebagai bentuk komitmen penerapan kurikulum Merdeka kebijakan menteri nadimarim lagi-lagi menjadi sorotan us Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan riset dan teknologi atau kendikbud ristek resmi menghapus jurusan yang ada di sekolah menengah atas atau SMA yakni jurusan ilmu pengetahuan alam ilmu pengetahuan sosial dan bahasa Kepala Badan standar kurikulum dan asesmen pendidikan kemendikbut ristek anindito aditomo mengatakan bahwa kebijakan penghapusan jurusan itu bukanlah hal yang baru kebijakan itu sudah mulai diterapkan bertahap sejak 3 tahun lalu ia pun menambahkan pada tahun ajaran 2022 sudah ada 50% sekolah yang menerapkan hal tersebut sementara untuk tahun 2024 tercatat sudah sekitar 90-an sekolah yang menerapkan kurikulum Merdeka dengan penghapusan jurusan tersebut anindito menjelaskan bahwa pada kelas 11 dan 12 SMA murid yang sekolahnya menggunakan kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat bakat kemampuan dan aspirasi studi lanjut atau karirnya sehingga mampu membuat murid bisa lebih fokus untuk membangun basis pengetahuan yang relevan untuk minat dan rencana studi lanjutnya sementara itu koordinator nasional jaringan pemantau pendidikan Indonesia atau jppi ubaid matraji menilai penghapusan jurusan IPA IPS dan bahasa di SMA s derajat hanya sensasi Menteri Pendidikan Kebudayaan riset dan teknologi Nadim Mak Karim di ujung masa jabatannya Ia juga menyebut keputusan penghapusan jurusan itu diambil secara dadakan tidak ada dasar kajian yang jelas dan tidak mengetahui bagaimana kebijakan itu nanti diimplementasikan di satuan pendidikan begitu pula dengan proses evaluasinya tidak hanya keijakan penghapusan jurusan IPA IPS dan bahasa di Sekolah Menengah Atas Adapun beberapa kebijakan Mendikbud Nadim Makarim yang juga menjadi kontroversi dan berujung ditarik kembali alias tidak jadi diterapkan seperti kebijakan kenaikan uang kuliah Tunggal atau UKT yang salah satu alasannya untuk peningkatan kompetensi mahasiswa namun kebijakan menaikkan UKT itu justru menuai protes dari berbagai kalangan dan akhirnya usainadim bertemu dengan para Rektor kebijakan kenaikan UKT itu pun batal diterapkan tahun 2024 ini Nadim pun mengatakan akan reevaluasi semua permintaan peningkatan UKT dari ptnptn usai menghadap Presiden Joko Widodo di istana negara pada 27 Mei lalu kami Kemendik putristek telah mengambil keputusan Untuk membatalkan kenaikan UKT di tahun ini dan kami akan mereevaluasi semua permintaan peningkatan UKT dari ptn-petn jadi untuk tahun ini tidak ada mahasiswa yang akan terdampak tak hanya itu melalui per nomorahun tentang kurikulum pada PAUD jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah menteri Nadim juga sempat membuat Pramuka tak lagi jadi ekstra kurikuler wajib Tak Butuh waktu lama Aturan ini langsung dibanjiri kritik karena kegiatan pramuka dinilai dibutuhkan sebagai bekal generasi muda untuk melatih jiwa Patriot kepemimpinan membentuk karakter hingga memberikan bekal skill bertahan hidup usai dibanjiri kritik Nadim pun menjelaskan bahwa Pramuka justru akan dijadikan bagian kegiatan kokurikuler atau masuk dalam mata pelajaran Pak Ir ha ee Pramuka itu di dihapus atau dihilangkan dari sekolah karena peraturannya sudah sangat jelas bahwa itu menjadi ex school yang wajib diselenggarakan Bagaimana kita bisa meningkatkan juga statusnya pramuka dari yang tadinya hanya ekstrakurikuler untuk muatannya itu bisa masuk ke dalam kurikulum merdeka dan pemirsa pembahasan lebih lanjut terkait kebijakan-kebijakan yang memicu kontroversi di ujung Ma Bakti menteri Nadim sudah bersama kami ada wakil ketua komisi 10 DPR RI Dede Yusuf dan juga ada pengamat pendidikan Indra karesmiaaji Kang Dede Selamat pagi Mas Indra Selamat pagi pagi selamat pagi Kang Dede Selamat pagi Mas Indra pagi Bapak saya baik saya mau ke Kang Dede terlebih dahulu Kang Dede ini kan Soal penghapusan jurusan IPA IPS Bahasa di Sekolah Menengah Ini sebenarnya sudah ada kajian yang disampaikan sudah dikonsultasikan ke DPR saat ini Ya baik eh Saya ingin menjelaskan terlebih dahulu ya bahwa ketika berbicara mereka belajar itu konsep besarnya sebetulnya melakukan satu perubahan seperti yang dilakukan beberapa negara lain kita ambil saja seperti Finland di Finland juga tidak ada ujian nasional tidak ada PR dan lain-lainnya ya Nah ini mau diterapkan eh masalah IPA IPS sebenarnya sudah dipresentasikan Kurang lebih 3 tahun yang lalu dan di buat secara bertahap di beberapa sekolah-sekolah penggerak karena kami mengatakan tesnya laboratoriumnya adalah sekolah penggerak nah bahwa kemudian di apa namanya dilakukan secara masif secara nasional sama seperti kurikulum Merdeka itu baru kurang lebih beberapa bulan belakangan ini itulah menimbulkan kontroversi jadi inti dari masalah ini sebetulnya adalah di masalah komunikasi yang tidak terkoordinasi dengan baik antara pemerintah pusat stakeholder pendidikan dan lain-lain sehingga kesannya seperti memaksakan sebuah program secara ee tiba-tiba sebetulnya sih tidak tiba e tiba-tiba ya karena memang sudah dibicarakan di DPR dan kami selalu mengatakan kaji dulu dengan baik dan laboratorium itu adalah di sekolah penggerak gitu Mbak Hm baik Jadi sebenarnya ini sudah diterapkan berkalah sejak 3 tahun yang lalu ya E Kang Dede ya mas Indra Mas Indra tadi kita e dengar tadi pernyataan dari Kang Dede ini sebenarnya sudah berjalan dari 3 tahun yang lalu kalau dari pemantauan Anda pengamatan Anda bagaimana implementasinya kemudian kalau dibandingkan dengan Finlandia Apakah bisa Apple to Apple dengan kondisi pendidikan Indonesia dan juga Finlandia ya Jadi apa yang terjadi sekarang membuktikan apa yang disampaikan oleh mikut kita kalau beliau itu hanya tahu masa depan enggak tahu sejarah Jadi kalau bicara tentang penghapusan jurusan itu bukan di kurikulum merdeka dari kurikulum 2013 sudah tidak ada penjurusan adanya peminatan jadi bedanya penjurusan dengan peminatan kalau di luar negeri Mbak kalau di luar negeri itu kita sebagai anak SMA itu bisa milih kalau kita mau ngambil yang kelas matematika kita bisa Banyak ngambil kelas matematika kita mau suka bahasa asing misalnya bahasa Prancis atau bahasa Jepang itu kita bisa milih sendiri dan itu sudah konsep sejak tahun 2013 tapi ini um 2013 ya tapi problemnya adalah infrastruktur sekolah kita guru-guru kita belum siap model yang seperti itu ini kan model SKS siswa milih sendiri ya kan problemnya Di sekolah-sekolah kita bahkan sampai perguruan tinggi itu semua siswa suruh ngambil mata pelajaran yang sama mata kuliah yang sama karena apa itu nanti berhubungan dengan tunjangan profesi guru kalau nanti Misalnya ada guru yang mata pelajarannya tidak diminati oleh siswa akhirnya dia bisa enggak dapat jumlah jam yang yang harus 24 kan untuk mendapat tunjangan profesi itu yang membuat enggak berjalan itu problemnya kemudian juga infrastruktur di kampus di perguruan tinggi dalam merekrut siswa dalam seleksi mahasiswa itu juga masih menggunakan streaming IPA IPS itu tidak berubah nah itu yang yang membuat di tahun 2013 itu tidak berjalan sesuai dengan desain kurikulumnya lah ini 202 diulang lagi problem Yang Sama Kan kata orang bule itu keledai itu engak kecebur lubang yang sama dua kali dan kita kecebur melulu nih ini kan cuman masalahnya adalah pejabat kita ini gak mau belajar sejarah gak mau melihat sebetulnya problemnya apa ingin memaksakan saja kalau ganti menteri harus ganti kurikulum Padahal kalau kita bicara ide besarnya itu bukan masalah ganti kurikulumnya tapi mencerdaskan kehidupan bangsanya Apakah dengan ganti kurikulum ini itu membuat bangsa kita lebih cerdas dari semua data justru menunjukkan semakin turun itu problem besarnya baik Coba kita tanya ke Kang Dede Kang Dede sejawah ini kalau komunikasi dengan e Kemendikbud Dikti ini sejauh ini bagaimana kalau dulu sudah pernah dan mengalami banyak problematik kemudian sekarang terulang lagi dan referensinya kalau membandingkan Indonesia dengan Finlandia Bagaimana eh Kang Dede ya yang disampaikan oleh Eh masindra tadi memang benar ya kita enggak bisa Apple to Apple dengan Finlandia kalau kita mau Apple to Apple tu bisa dengan negara-negara berpenduduk banyak yang mana ee juga merupakan kepulauan kalau kita berbicara dengan Indonesia Pasti tadi benar ada yang namanya infrastruktur sarana prasarana dan yang paling yang paling tepat sebetulnya adalah itu mas masalah soal keadilan jalan jam mengajar nah komunikasi Memang ini selalu kami di DPR mengatakan tolong komunikasi yang baik dengan stakeholder pendidikan di sini ada PGRI ada IG ada berbagai macam stakeholder pendidikan lainnya agar tidak melakukan sebuah eh ide-ide yang langsung di launching ya nah ini kalau menurut hemat Kami memang komunikasinya agak parah terutama sekali jubir-jubir yang ada di kementerian pendidikan itu saya lihat tidak berfungsi dengan baik atau bisa juga kalau misalnya kita mau dikatakan mengevaluasi pemerintah Kementerian Pendidikan ini kan kemenikbud kapal besar ya dengan jumlah belasan ribu ASN dengan jumlah tokoh-tokoh profesor-profesor Doktor dan sebagainya ini tidak diberdayakan dengan baik oleh eh Mas Nadim Karena Mas Nadim mungkin lebih banyak percaya kepada ee influens apa namanya ee masukan-masukan dari luar yang disebut sebagai sebagai konsultan-konsultan mungkin saya lihat sih seperti itu ya mbak ya bayangan ya k jadi jadi ada yang Disinggung adalah seputar eh komunikasi ya mas Indra Kang Dedek nanti kita akan bahas lagi seputar komunikasi dari kemedikbard ini dengan masyarakat Bagaimana sejauh ini tapi mas Indra Kang Dedi kita harus jeda terlebih dahulu pemirsa nanti saya jeda kami masih akan kembali untuk Anda tlah bersama kami pemirsa Anda masih bersama kami di Selamat pagi Indonesia Saya juga masih tersambung dengan wakil ketua komisi 10 DPR RI ada Dede Yusuf dan pengamat pendidikan Saya mau ke Kang De Kang De tadi kita bicara terakhir soal komunikasi Nah ini salah satu contoh kasus yang kami temukan di lapangan ternyata pada saat sekolah Anggaplah ada satu contoh kasus anak didik di SMA yang kemudian mengikuti kurikulum Merdeka belajar tapi di sekolahnya tidak belajar sama sekali fisika dan kimia pada saat SMA kelas 2 sampai kelas 3 kemudian e masuk ke jenjang kuliah yang bersangkutan ini memilih untuk sekolah jurusannya teknik ternyata di kuliah membutuhkan yang namanya nilai fisika dan kimia jadi tidak bisa diterima karena pada SMA tidak belajar Fisika Kimia sama sekali Nah ini kan juga bagian dari masalah komunikasi ya kalau kita lihat di Skala yang kecil bagaimana kita mau menjelaskan kalau anak ini menjadi korban dari komunikasi yang tidak baik atau memang sistemnya yang belum siap kalau saya katakan sistemnya belum siap ya pertama kalau ini juga sebuah fakta ya bahwa seorang anak masuk kampus belum tentu dia mendapatkan jurusan yang memang merupakanionnya dia sehingga banyak yang kemudian dalam perjalanannya dia memilih Prodi yang bukan IPA yang dia pelajari atau mungkin bukan IPS yang dia pelajari itu sebabnya yang tadi dikatakan masindra bahwa di berbagai negara memang diberikan pilihan opsi-opsi anak untuk mempelajari apa yang yang disebut sebagai jurusan humaniur atau jurusan tetapi bahwa kalau dia tidak belajar sama sekali lalu kemudian dia masuk jurusan Teknik tentu itu pasti tertolak otomatis itu sebabnya menurut ee menurut Temat saya ya bersama kawan-kawan bahwa komunikasi ini harus dibangun di antara lembaganya sendiri yang ada di dalam Kemendikbud misalnya contoh dasmen dengan Dikti ini dua lembaga yang sebetulnya berada di bawah Kemendikbud kalau program tadi ipips diganti menjadi sistem SKS lalu kemudian masuk di perguruan tinggi Maka perguruan tinggi harusnya memberikan ruang agar anak yang dengan prestasi ee Dia memiliki soft skill Apun juga akademik skill dan yang lain-lain itu juga diperhitungkan nah masalahnya di perguruan tinggi tidak diperhitungkan ini sama seperti kayak ada kebijakan untuk Jangan memaksakan calistung di PAUD dan di TK tapi sd-nya masih mewajibkan untuk bisa calistung nah ini belum sinkron itu yang salah satu saya sebut sebagai komunikasi di samping komunikasi-komunikasi yang tadi saya katakan terhadap stakeholder semua kebijakan yang akan dilakukan itu harus dikaji ada naskah akademiknya dan kemudian di dites dulu di dalam dalam Scope yang kecil Nah itulah yang kami katakan sebagai sekolah penggerak ini harus menjadi satu Scope yang kecil yang bisa diawasi masalahnya output pendidikan tidak bisa selesai hanya dalam 2 tahun 3 tahun dia harus dalam satu angkatan kalau kita berbicara SD 6 tahun SMP 3 tahun baru kita bisa lihat outputnya setelah 3 tahun ternyata kurikulum Merdeka Ini menghasilkan anak yang abcd nah ini kelihatannya agak dipaksakan prosesnya dipercepat ini yang kemudian eh banyak sekali tokoh-tokoh seperti masra selalu protes kepada kami bahwa ini sepertinya seperti dipaksakan gitu mbak baik baik e Mas indindra kalau ini dipaksakan menurut anda idealnya pemberlakuannya transisinya Bagaimana Mas hindra gini kembali saya harus mengingatkan ide besarnya itu bukan masalah gonta-ganti kurikulum bukan masalah mengubah dari ada penjurusan kemudian tidak ada penjurusan bukan ke sana ide besarnya itu harus tetap kalau pakai bahasa nya Pak Jokowi dilirisasinya itu harus mencerdaskan kehidupan bangsa jadi apapun yang dilakukan mau itu ganti kurikulum mau itu ngubah sistem harus tetap ujungnya ke mencerdaskan bangsa nah pertanya sekarang sudahah ada belum risetnya kajiannya yang melihat kalau misalnya tadi kita bicara ya mengubah dari adanya penjurusan yang sebetulnya kita ini ngikutin pola Belanda ya pola Belanda pola Jerman yang menggunakan penjurusan di SMA karena mereka bidang vokasinya kuat berhubungan langsung industri kita kan masih ngikutin pola Belanda nih Nah sekarang ini kita mau ngikutin pola Amerika pola Finlandia Nah itu infrastruktur sudah siap belum ada enggak memang sebuah kajian yang menunjukkan hal itu yang kita butuhkan untuk meningkatkan cerdasan bangsa ini Baik kalau ada tunjukkan itu yang akan kita bahas bersama sampai hari ini kan enggak ada jadi kan ini masih berupa kebijakan yang hanya selera atau keinginan pejabatnya tetapi bukan untuk kepentingan mencerdaskan bangsa itu yang kita tidak lihat Oke jadi harus menyesuaikan dengan e kebutuhan masyarakat Indonesia dan kondisinya hari ini bagaimana jangan sesuai dengan selera dari pemimpin atau yang duduk di posisi pejabat tertentu ya mas Indra Kang Dede kita masih akan lanjutkan lagi dialog kita pagi hari ini pemirsa tapi nanti us Headline News sesaat lagi pemirsa Masih bersama kami di Selamat pagi Indonesia masih akan Kami lanjutkan terkait dengan ulasan kebijakan yang membiju kontroversi di ujung masa bakti menteri Nadim Makarim seb masih tersambung bersama saya di sini ada wakil ketua komisi 10 DPR RI Ded Yusuf dan pengamat pendidikan Indra karismiji Saya mau ke Mas Indra kali ini Mas Indra tadi Eh kita sudah bahas ada banyak sekali yang dibahas mulai dari komunikasi yang kurang baik kemudian ada soal infrastruktur dan sejauh ini kita lihat ada banyak kebijakan-kebijakan yang dilontarkan mungkin sedang berprogres tapi menuai kontroversi juga Anda sempat mengatakan beberapa waktu lalu triliunan rupiah dikeluarkan pemerintah untuk pendidikan tapi tidak ada hasilnya Apakah menurut anda benar-benar tidak ada hasilnya atau ini mungkin masih belum saja ya ini yang mengatakan demikian bukan saya tapi beberapa jurnal internasional beberapa laporan eh internasional seperti OECD yang membuat laporan visa itu memang menunjukkan 20 tahun lebih pendidikan kita tidak ada perkembangannya bahkan cenderung menurun jadi kan kembali ya pernyataan saya tadi apa yang kita lakukan harusnya mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi faktanya tidak demikian padahal anggaran yang keluar tahun ini 665 triliun anggaran pendidikan kita jadi kalau ditarik 10 tahun belakangan mungkin ya sudah 5.000 triliun lebih ya tapi itu belum ditambah dengan dana-dana masyarakat loh Itu baru APBN ya kita lihat masyarakat dengan UKT dengan ada bimbel dengan berbagai macamlah yang dikeluarkan masyarakat ada APBD juga artinya anggaran pendidikan kita itu betul-betul tinggi sekali tetapi untuk urusan Membaca saja Bank Dunia itu menyebutkan kemampuan membaca kita bangsa Indonesia ini di level buta huruf secara fungsi atau functionally illiterate kita itu bisa baca tapi enggak mampu memahami apa yang kita baca dengan Kin kita saja enggak bisa belajar dan juga menariknya kajian-kajian bank duna itu menunjukkan sekolah di Indonesia bukan tambah pintar tapi tambah bodoh karena memang kalau kita bandingkan kemampuan bacanya itu dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita ya Vietnam misalnya belum lama merdeka itu kurva kita memang menunjukkan penurunan nah ini yang sebetulnya kita butuh perbaikan dan sebetulnya kita sudah ketemu jalan untuk ke sana dengan Kang Dede dan teman-teman di komisi 10 kita dengan eh para aktivis pendidikan komisi 10 bahkan pemerintah sudah sepakat supaya kita tidak tiap ganti menteri ganti kurikulum bikin program yang itu-itu aja cuman gonta ganti nama ya sekarang ada sekolah penggerak dulu ada sekolah rujukan Dulunya ada tisan sekolah ber internasional sebetulnya samaja Nah itu kita membutuhkan yang namanya Jalan Pendidikan Indonesia kita butuh Grand Des pendidikan Indonesia blprint jadi Kay Kak bangun rumah bangun rumah itu kan kalau gak punya cetak biru gak punya blprint kita mau bangun tig lantai tahah terbangunyaantaiang kamar mandi jadinya budak ituak punya kar gambarnyaak perah ada akhirnya itu tiap ganti menteri ganti kurikulum anggarannya keluar terus tapi hasilnya enggak ada tapi ya sayangnya sampai hari ini peta Jalan Pendidikan itu masih jadi peta buta dan kemungkinan waktu terakhir pemerintah yang diminta untuk memperbaiki saya ingat tuh tanggalnya 10 Maret 2021 ada Raker dengan Kemendikbud kemendikb diberikan waktu 30 hari untuk memperbaiki peta jalan sampai hari ini itu belum kelihatan petanya saya saya selalu mengatakan bikin peta Jalan Pendidikan itu belajar dari gojek karena kalau kita pakai aplikasi gojek itu kelihatan mulainya dari mana mau diantar ke mana berapa lama Berapa biayanya nah yang kemarin dibuat oleh pemerintah itu enggak kelihatan makanya suruh Belajarlah sama gojek baik e Coba kita tanya ke Kang Dedek Kang Dedek Kalau dibilang peta Jalan Pendidikan Indonesia ini seperti peta buta padahal anggarannya triliunan rupiah sudah diguyurkan hanya ganti-ganti nama saja menurut Mas Indra bagaimana tanggapan Anda e Kang Dede ya kegelisahannya mas Indra itu memang bisa dirasakan oleh banyak orang ya karena saya kan menerima stakeholder pendidikan juga cukup banyak yang semuanya boleh dikatakan banyak sekali juga yang belum bisa menterjemahkan memang DPR dalam tahun 2021 pernah meminta pemerintah agar tidak terburu-buru melakukan revisi undang-undang sisknas itu undang-undang undang-undang induk daripada sistem pendidikan kami mengatakan bahwa eh harus ada roadmap nah roadmap yang dikatakan tadi adalah undang-undang petajalan pendidikan di mana semua stakeholder semua memberikan kontribusi pemikiran terhadap Mau Dibawa Ke Mana generasi muda kita ini dalam ee dalam 20 tahun atau 30 tahun mendatar kita mau mengejar bonus demografi misalnya kita sebut saja bonus demografi mulai dari 2030 hingga 2045 kebutuhan apa yang akan di ee diharapkan di situ Ee kita Indonesia akan kuat di bidang apa apakah ICT apa manufacture dan lain-lain lalu output pendidikannya Seperti apa Nah ini harus kita desain sedemikian rupa agar eh output pendidikan kita itu nanti tidak Eh istilahnya hanya mubazir melakukan sekolah bertahun-tahun tapi tidak sesuai dengan on the Next Future development apa yang disampaikan masra saya pikir saya sepakat juga ya ada histori ada sejarah nah yang disebut dengan sejarah ini adalah dulu sistem kita itu mengadopsi sistem-sistem yang mungkin belum bisa dilakukan perubahan secara signifikan satu contoh saja Misalnya daerah 3t tidak mungkin kita paksakan yang namanya kurikulum merdeka atau Merdeka belajar karena sarana prasarana infrastruktur guru dan lain-lain itu belum selesai jadi mau tidak mau kita harus melakukannya secara bertahap artinya kurban terlebih dahulu lalu kemudian ee lingkungan kabupaten kota yang mungkin masih e sedikit kurang dan daerah 3t ini harus berjalan seiring tapi dengan sistem yang tidak bisa dipaksakan Nah kalau ini sudah berjalan saya pikir ini membutuhkan waktu 5 tahun lebih ya tidak bisa hanya dalam 3 tahun dipaksakan baru Kemudian dari roadmap yang dibentuk tadi kita sudah akan mengarahkan anak-anak ini akan kuatnya nanti di mana Apakah di vokasi Apakah di akademik atau di apa namanya link and match atau apapun juga bentuknya e hilirisasi yang tadi disampaikan ini harus jelas Mau Dibawa Ke Mana masyarakat Indonesia terutama adalah anak-anak Didik kita Apakah mau mengejar Pisa tes atau mengejar tims atau bahkan meningkatkan kualitas iq-nya yang kalau dikatakan IQ rata-rata di Indonesia itu masih di bawah 90 nah ini juga penting Mbak karena menurut hemat kami pendidikan bukan di sektor kurikulumnya saja tetapi e ada yang disebut sebagai Del standar pendidikan nah ini harus selesai dulu standar pendidikan Tadi sekolahnya gurunya Ini harus selesai dulu karena tanpa itu semua pasti jalannya akan tertatik-tatik demikian sebentar Pak Eh ini kan baru berjalan Kalau masa transisi ini dan penerapan penghapusan Ini kata e Kang Dede tadi sudah berjalan bertahap selama 3 tahun tapi harus diselesaikan ada 8 standar pendidikan menurut anda butuh berapa tahun lagi supaya bisa dilakukan dengan baik dan komunikasinya juga harus baik Kang Dede eh saya dalam konteks ini tentu bukan dalam rangka mengevaluasi ya tetapi saya menyampaikan bahwa ini sudah secara statistik secara demografi saja memang masih membutuhkan dukungan alokasi anggaran pendidikan itu untuk sarpras ya infrastruktur maupun suprastruktur kita masih banyak isu-isu guru yang berpendapatan sangat rendah sekali kita masih banyak isu-isu guru yang Katakanlah tidak ada jam mengajar atau kurang jam mengajar atau bahkan yang EE secara sertifikasinya belum selesai ini semua tetap harus diselesaikan baru kita masuk Bagaimana mengembangkan kurikulum metode dan menurut saya kami saya selalu mengatakan bahwa sebelum gurunya ini benar-benar layak mendapatkan upah yang baik mendapatkan jam kerja yang baik maka jangan paksakan mengasih berbagai bentuk program-program yang seperti apa Katakanlah ya digitalisasi atau apa yang lain ya sementara gurunya sendiri masih memikirkan perutnya itu adalah satu hal yang paling penting karena pada dasarnya orang tua menitipkan anak ke sekolah agar mendapatkan pendidikan yang kedua ini menurut saya sangat penting mudah-mudahan nanti di masindra pendidikan karakter kita tidak boleh hilang Kalau saja kita memasakan hanya pendidikan akademik atau future tadi digitalisasi tanpa karakteristik anak diciptakan sejak dari Dini maka yang ada kita menjadi generasi muda yang kering pintar Tetapi secara akhlak dan karakter ini ee ya Katakanlah keringlah jadi harapan kami sebetulnya ada tiga faktor Mbak yang harus kita dahulukan adalah pendidikan karakter Lalu bagaimana meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan gurunya dan sarana prasarana sarana prasarana berarti Bentuknya apa ya ruang kelasnya sekolahnya projektornya atau apapun juga yang terkait dengan metode pengajaran baik ini sebenarnya bebannya besar l tahun 5 tahun ke depanlah mbak ya Oke 5 tahun kelihatan ini sebenarnya bebannya besar pekerjaannya banyak mulai dari kurikulum tadi disebutkan juga soal digitalisasi guru infrastruktur sistem dan ini bukan eh sesuatu yang bisa dibangun dalam kurun waktu yang singkat tapi mas Indra kalau dari yang anda lihat dari masa eh kepemimpinannya Nadim Mak Karim sejauh ini kemudian banyak kebijakan dikomunikasikan kepada publik menulai kontroversi Menurut Anda bagaimana sebenarnya kapabilitas yang dibutuhkan untuk duduk di posisi jabatan menteri pendidikan dengan kondisi Indonesia yang seperti hari ini apakah sudah dipenuhi semuanya oleh Nadim Makarim ya kalau kita melihat rekam jejaknya Mendikbud kita sekarang itu kan sebetulnya harus diakui beliau itu tidak punya pengalaman di bidang mengurus pendidikan jadi eh kita itu harus menempatkan orang yang memang paham di bidangnya untuk membantu betul-betul presiden dalam hal ini untuk mencapai target-targetnya saya terakhir evaluasi bersama benas Mbak itu target bidang pendidikan enggak ada satupun yang tercapai gimana kan gitu untuk untuk jadi dan bahkan kita itu suka diledek sama orang asing ya lembaga-lembaga asing walaupun tidak frontal ya selalu dikatakan ini bidang pendidikan ya Indonesia itu adalah negara yang pernah mencapai target yang ditentukan oleh dirinya sendiri itu kan kita kalau yang paham itu kan malu sebetulnya jadi jadi kalau kita bicara 5 tahun ke depan harapan kami Pak Prabowo itu akan memilih orang yang memang betul-betul pertama Tahu betul kondisi problematika pendidikan di Indonesia dan bicara kebijakan pendidikan itu enggak hanya bicara output tapi harus bicara harus bicaraampak bukan cumil nih Mbak ini ini ada riset yang memenangkan hadiah Nobel bidang ekonomi tahun 2019 dibuat oleh eser duflo dia meneliti tentang program SD impresnya Pak Harto tahun5an yang ternyata berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat pertumbuhan ekonomi secara signifikan itu hanya membangun SD Inpres nah kita kan enggak pernah melanjutkan itu SMP Inpres enggak pernah dibangun apalagi SMA SMK Inpres tapi kita pemerintah kita selalu gagal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 7% tapi sekolahnya engak pernah dibangun dan kita sudah 8 tahun terakhir selalu ribut urusan PPDB zonasi kan sampai ada yang memalsukan dokumen ngatol rapot Dan itu malah dampaknya adalah dampak yang negatif kalau bicara tadi samp Kang Dede yang terjadi sekarang dengan kebijakan pemerintah bukan apa pembinaan karakter yang baik tapi karakter yang buruk revolusi mentalnya ini menjadi mental yang EE pemalsu dokumen yang koruptif ini kan bicara tentang dampak jadi harus menunjuk orang yang paham kalau pendidikan itu tidak hanya bicara hasil Enggak cuma nilainya berapa tapi dengan konsep yang seperti ini dampaknya apa terhadap pertumbuhan ekonomi terhadap pengembangan peradaban Indonesia kesejahteraan itu semua harus berhubungan nah ini harus memilih orang yang memahami itu dan tentunya bukan orang yang hanya tahu masa depan tapi juga tahu sejarah problemnya kan itu beliau sendiri mengatakan tidak tahu masa lampau hanya tahu masa depan dan dan yang paling sebetulnya menyedihkan Kementerian ini kan namanya saja nan klaturnya Kementerian Pendidikan Kebudayaan riset dan teknologi Tapi sayangnya semua kebijakan yang diluncurkan tidak ada risetnya itu yang sangat membuat kita loh ini gimana sih Kementerian yang tugasnya meriset tapi kebijakannya Tidak ada satu pun yang menggunakan riset akademis itu Mbak baik oke kalau itu dari eh Mas Indra ya kalau dari Kang Dede Kang Dede kan ini adalah bagian dari mitra kerja kemedikbud nah sejauh ini bagaimana DPR menilai kinerja nadema Karim kebijakan yang disampaikan tadi sudah anda singgung juga sebelumnya seputar komunikasi yang kurang baik ada lagi catatan yang kurang baik ya karena DPR ini kan fungsinya pengawasan ya Jadi kita melakukan pengawasan daripada pemerintah menurut saya satu Komunikasi itu memang perlu dibangun tidak terburu-buru yang kedua kalau menurut saya adalah koordinasi koordinasi ini menjadi hal yang penting karena ee sebagaimana saya katakan tadi ide-ide besar ide-ide yang mungkin e sesuai dengan kebutuhan zaman tidak akan terlaksana dengan baik tanpa ada koordinasi berbagai stakeholder yang paling jelas saja yang saat ini sang saya tangani yaitu panj pembiayaan pendidikan di dalam pembiayaan pendidikan itu tadi dikatakan masra 665 triliun anggaran pendidikan yang dikelol oh itu hanya sekitar 0 triliun artinya lebih banyak alokasi anggaran itu yang keluar daripada Kementerian Pendidikan Nah kalau koordinasi ini baik dan benar lalu kemudian sesuai dengan semangat pemah ingin meningkatkanmber daya manusia maka negara harusnya menjad asi SDM ini sesuatu yang urgen nah di mana urgenitasnya ya salah satunya ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masalah soal nanti menempatkan orang yang tepat dan sebagainya itu adalah hak daripada pemerintahan berikutnya ya kami tidak ikut campur tetapi tanpa koordinasi kemendikut hanya berjalan sendirian karena ada pemerintah dalam apa eh Kemendagri masalah so transansfer dana keuangan daerah Ada Kementerian Keuangan ada kemenan RB yang terkait dengan ASN dan lain-lain saya pikir koordinasi inilah yang penting kalau saja Eh kemedikut bisa mempresentasikan kepada Bapenas kementerian keuangan bahkan kepada pemerintah pusat ya dalam hal ini presiden kita mengharapkan output dan outcome seperti ini dalam kurun 10 tahun untuk itu harus dilakukan AB CD dengan anggaran yang tadi dikatakan nah eh sekali lagi Mbak kami komisi 10 bukan dalam konteks ingin mengevaluasi menterinya ya tetapi kami hanya mengatakan bahwa tanpa peta Jalan Pendidikan siapapun sopirnya nanti itu pasti enggak akan jalan dengan maksimal karena hanya berputar-putar di satu lingkaran jadi kita tidak tahu kita mau mencapai Seperti apa kita tidak tahu SDM unggul Apa yang akan kita siapkan nantinya mungkin demikian Mak baik jadi dari dialog kita pagi hari ini Mas Indra karena durasi kita terbatas tapi dari dialog kita pagi hari ini tadi kita bisa paham kalau ada tuntutan perlu Ada kajian yang lebih lanjut lagi Kemudian sejauh ini ada juga koreksi seputar komunikasi dan koordinasi supaya mudah-mudahan nanti di pertemuan selanjutnya tidak ada lagi tersebut Kalau peta Jalan Pendidikan Indonesia ini disebut sebagai peta buta Terima kasih Mas Indra karismiji terima kasih Kang Dedi yusus sudah bergabung bersama kami pagi hari ini di Selamat pagi Indonesia