Transcript for:
Perjuangan Indonesia Melawan Penjajah

Setelah Jepang menyerah kalah pada Agustus 1945, tentara Belanda masuk ke Indonesia bersama dengan tentara sekutu. Sejak saat itu pertempuran antara Indonesia dengan Belanda terus saja terjadi. Merdekaan Indonesia masih berusia seumur jagung ketika sekutu menjalankan misi internasionalnya. Di bawah Komando Lord Mountbatten, tugas mengurus tawanan perang dan pelucutan tentara Jepang dijalankan oleh Light Force Netherlands East Indies atau AFNI. Untuk daerah Sumatera dan Jawa, pimpinan tugas AFNI diemban oleh Lieutenant General Sir Philip Christensen. Kala itu, di Indonesia terdapat sekitar 70.000 tawanan perang dan internira yang tersebar di seluruh Pulau Jawa. Sebelum kedatangannya ke Jakarta, Sir Philip Christensen dalam pernyataannya di sebuah radio Singapura sempat menyatakan bahwa sekutu hanya akan menjalankan tugas kemiliteran dan tidak mau ikut campur dalam politik dalam negeri Indonesia. Tidak mengetahui rencana sekutu dan Belanda dibalik misi pemulangan tawanan perang dan pelucutan tentara Jepang. Bangsa Indonesia awalnya tidak menentang kedatangan sekutu. Namun kesepakatan sekutu Belanda dalam Civil Affairs Agreement membuat Inggris mengikut sertakan beberapa perwira pemerintahan sipil Hindia Belanda atau NICA sekaligus kesatuan pasukan Belanda saat kedatangannya ke Jakarta. Terima kasih. Sebelumnya pemerintah Belanda melakukan serangkaian lobby dan pertemuan dengan pemerintah Inggris. Hasilnya pada 24 Agustus 1945 disepakati oleh sekutu dan Belanda bahwa wilayah Hindia Belanda yang berhasil direbut sekutu akan diserahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada pemerintahan sipil Hindia Belanda atau NICA. Sejak saat itu pertempuran antara Indonesia dengan Belanda terus saja terjadi. Untuk Indonesia adalah Inggris, jadi dia membunceng Inggris. Sebelumnya sudah ada ketemu dulu yaitu di daerah Cikas, tanggal 24 Agustus 1945. Ketemu di kota Cikas itu ada di kota kecil di Soekarno. sebelah selatan London. Ketemu di sana yang intinya Inggris akan membantu Belanda untuk mengembalikan kekuasanya di Indonesia yang dikenal dengan perjanjian civil agreement. Tujuh hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat atau BKR sebagai salah satu syarat berdirinya sebuah negara. Pembentukan BKR mendapat dukungan dari segenap bangsa Indonesia, termasuk pula di Kota Bandung. Para pemuda berduyun-duyun mendaftarkan diri ke markas BKR di Jalan Kepatihan dan Jalan Pasir Kaliki. Selain BKR, terdapat pula puluhan laskar lain yang umumnya dipimpin tokoh-tokoh masyarakat. Mereka semua bersiap-siaga menghadapi kedatangan kembali pasukan sekutu yang diboncengi militer Belanda. Pada tanggal 15 September 1945, sang merah putih dikibarkan di beberapa tempat di kota Bandung. Sebagian rakyat mulai mengenakan lencana merah putih di dadanya. Sebagian mereka membawa senjata golok, bambu runcing, senapan angin, Bedil kumon hingga pistol kol, semua orang siap-siaga menunggu datangnya komando untuk berperang. Sebelum kedatangan Jenderal atau Brigadir Jenderal McDonald, di Bandung itu sudah terbentuk. Terbentuk istilahnya... Semacam pasukan, pasukan bersenjata. Jadi sebelum terbentuk TKR ada namanya BKR. Nah tokoh-tokoh Bandung yang ikut secara herois mempertahankan kota Bandung. Aruji Kartawinata, kemudian Omon Abdulrahman, kemudian juga ada Nawawi Ali, kemudian ada yang lain-lainnya. Kemudian Sutoko, beliau-beliau ini membentuk wadah yang disebut dengan... Badan Keamanan Rakyat atau BKR. Jadi langsung kita membuat pasukan-pasukan. Setelah kita sepakat untuk membuat pasukan, lantas kita minta izin orang untuk masing-masing, terus memukakan pendirian kita, bahwa kita akan membela Republik yang sudah kita dirikan ini. Karena kita bayangkan bahwa beberapa waktu yang akan datang, itu akan mendapatkan keuntungan. Dapat hambatan dari bekas penjajah itu. Dan ternyata itu betul. Dan Alhamdulillah semua orang tua waktu itu mengizinkan. Saya anak satu-satunya gitu ya. Kalau masuk tentara dalam keadaan biasa aja barangkali gak akan rela orang tua. Tapi waktu itu justru dengan semangat yang luar biasa. 12 Oktober 1945, pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung. Mereka datang untuk memulangkan tentara Jepang, serta membebaskan warga Belanda yang menjadi tawanan Jepang. Mereka menempati bangunan besar seperti Hotel Homan, Pringer, Gedung Dennis di Braga, DVO, dan tempat-tempat strategis lainnya. Namun kedatangan tentara sekutu bersama pasukan Belanda ini memanaskan situasi di kota Bandung. Karena mereka kerap mengadakan provokasi dan mengganggu ketertiban masa. Para pemuda ini kebingungan, dia harus menghadapi jepang. Lalu apa yang terjadi? Ya nekad saja, begitu ya, nekad bahwa para pemuda dengan TKR itu melakukan serbuan-serbuan ke masyarakat. termasuk ke Hotel Homan, Hotel Preanger, kemudian ke Gedung Sate. Itu terjadi pada tanggal 24 November. Ini sekutu ini makin marah, makin marah ya. Sehingga apa yang terjadi kemudian pada tanggal 29 November itu pasukan sekutu membuat ultimatum. Inggris Marah Misinya di Bandung mendapatkan banyak hambatan dari pejuang. Akhirnya Inggris memberikan ultimatum untuk membagi dua kota Bandung, membatasi rakyat dengan tentara sekutu. Belanda sekutu memberikan ultimatum juga. Karena Belanda susah, sesekutu susah membedakan mana yang orang Indonesia, mana yang orang Belanda. Maka dibuat aturan, diberi ultimatum. Bahwa orang-orang Indonesia, penduduk Indonesia, penduduk Bandung, yang ada di Bandung sebelah utara dengan perbatasan. perbatasannya adalah jalan rel kereta api yang membucur dari barat ke timur. Sebelah utara itu adalah untuk orang-orang Belanda. Nah sedangkan orang-orang Indonesia harus mengungsi ke selatan. Namun kita juga tahu kemudian bahwa ini tidak dipatuhi baik oleh kita maupun oleh mereka sendiri juga tidak. Karena apa? Si tentara Inggris ini berpangkalan di Hotel Homan, di Hotel Preanger. Nah itu kan di sebelah selatan. Nah itu sebabnya tentara yang ada di sini ya keberatan. Mereka kan bilang memangnya mereka bisa begitu saja menguasai Bandung. Kan itu salah satu strategi bahwa sekutu ingin menguasai Bandung dengan cara seperti itu. Lalu yang terjadi kemudian kita tahu bahwa terjadilah konflik-konflik bersenjata. Ya konflik bersenjata baik yang terjadi di selatan maupun di utara. Terima kasih. Perjuangan ini tidak hanya dilakukan oleh pemuda bersenjata saja. Para pedagang pasar hingga pedagang asongan pun turut berjuang dengan memboykot pembeli dari kawasan Bandung Utara. Aksi ini ternyata sangat merepotkan, karena Inggris harus mendatangkan bahan makanan dari Jakarta. Konvoy logistik ini pun seringkali mendapatkan serangan di sepanjang jalan provinsi menuju Bandung. Satu peristiwa yang paling bersejarah adalah ketika konvoy Inggris berkekuatan besar bisa dihancurkan oleh pejuang dan rakyat sukabumi di bojong kokosan. Peristiwa ini membuat malu kerajaan Inggris. Melalui sidang parlemen, Inggris bahkan langsung memecat menteri pertahanannya. Mereka kehilangan muka di dunia internasional karena pasukan Inggris yang dikirim ke Indonesia itu adalah pemenang perang dunia kedua. Mereka baru saja mengalahkan pasukan Jerman pimpinan Hitler di medan perang Afrika Utara. Namun ironisnya kalah oleh pejuang Indonesia yang mereka sebut kelompolan ekstremis. Ada para pemuda yang tidak mau masuk BKR juga tidak masuk Laskar. Inilah yang membentuk badan-badan perjuangan. Nah jadi kita lihat bahwa di Bandung waktu itu kekuatan itu ada TRI, ada BKR. badan-badan perjuangan adalah skar-skar inilah yang kemudian nanti berhimpun melawan sekutu jadi ketika ultimatum itu keluar ini badan Dan badan kejuangan ini termasuk juga tentara itu tidak bersedia mematuhi ultimatum itu. Tapi pemerintah sipil itu demi alasannya, demi keselamatan rakyat mengatakan sudahlah tentara saja yang keluar. Pertempuran dimana-mana karena dan ini oleh sekutu dianggap pembangkangan. Namun perjuangan bersenjata di Bandung sempat terhambat oleh keputusan politis pemerintah Indonesia Sejak bulan November, resminya pada 14 November Pemerintahan berubah tidak lagi pada kabinet yang sempat terhambat Sebelumnya yang dipimpin sebagai kabinet presidensial di bawah Soekarno dan Hatta, sudah diangkat satu kabinet baru. Kabinet kedua, Perdana Menteri Syahrir. Ada sedikit perbedaan antara Syahrir dan Soekarno. Syahrir dengan kebijakan sebelumnya yang dibawa Soekarno. Syahrir menginginkan bahwasannya, sekutu bukan musuh kita. Kita bisa melakukan negosiasi dengan sekutu. Alhasil bagaimana dari satu suasana perang, yang antara lain kita mengalami peristiwa Surabaya dan pertempuran lima hari di Semarang, bisa berubah menjadi situasi yang... Sangat kondusif di mana diplomasi akan dipergunakan sebaik-baiknya. Pemerintah yang diwakili Syahrir mengharapkan diplomasi. Sementara sebuah telegram dari Jenderal Sudirman mengharapkan sebaliknya. Sudirman ingin agar pejuang bertempur melawan sekutu. Perbedaan pendapat ini kemudian menimbulkan pro dan kontra. Di markas TRI di Rhenzwe, sekarang itu Jalan Dewi Sartika, itu mendapatkan telegram. Telegram itu memang tidak berbicara. Tapi orang menduga ini dari Panglima Besar Sudirman. Isinya apa? Pertahankan Bandung sampai titik darah penghabisan. Nah kan ini Nasution bingung kalau begini gimana ya. Apa yang terjadi dalam situasi Bandung pada awal tahun 1946 ini, kondisi-kondisi seperti ini, akhirnya ya mempersulit kedudukan pimpinan militer di Bandung. Pada saat itu, paling tidak ada dua kelompok kelompok yang pertama adalah yang die hard kira-kira kelebih itu dipimpin pimpinannya antara lain adalah Pak Aruji Kata Binata itu yang satu lagi adalah Pak Nasution keduanya itu dapat dikatakan pada porsi yang sama pada saat itu yang menduduki jabatannya hampir sama yaitu Kepala Resimen ada beberapa perintah rupanya yang datang Hal ini oleh Pak Nasution sebagai Komandan Divisi 3, beliau mendapatkan perintah dari pusat, dari pemerintah Republik Indonesia. Karena itu datang perintah dari Yogyakarta, dari markas TKR yang ada di Yogyakarta. Bahwa apa yang menjadi ancaman sekutu itu tidak usah diperhatikan. Jangan begitu saja Bandung itu diserahkan kepada Belanda. Diserahkan kepada... sekutu harus kita pertahankan kalaupun harus kita tinggalkan harus ada bekas-bekas yang kita tinggalkan yang tidak bisa dimanfaatkan oleh sekutu General Sudirman misalnya di Magelang yang bisa mengambil oper secara utuh persenjataan milik batalion Jepang. Demikian juga di Jawa Timur, bagaimana laksamana si Bata itu menyerahkan sepenuhnya senjatanya kepada pihak pejuang-pejuang kita di Jawa Timur. Nah, Jawa Barat tidak terjadi seperti itu. Nah, kelangkaan kesempatan ini dan waktu yang sangat mendesak keburu kedatangan tentara sekutu McDonald ini. McDonald segera melihat bahwa ini ekstremis. Teman-teman. Istilah mereka untuk orang-orang para pejuang kita ini Gak bisa diberi angin Begitulah Ini adalah lantai demarkasi Lantai perjalanan Ini adalah konsentrasi terbesar Tentara ekstrem Pada perubahan-perubahan yang terjadi ketika Nasution muncul sebagai pimpinan militer di daerah Bandung, ini membuat dia serba salah. Beberapa kali dia dipanggil oleh... Perdana Menteri Syahrir di Jakarta, sempat mengindap di Jakarta, berapa lama. Tapi lebih daripada itu tentu saja dia harus mematuhi keputusan yang diambil oleh pimpinan. Panglima Besar Jendral Sudirman yang memerintahkan jangan berikan wilayah Republik sejengkal pun. Sementara Perdana Menteri Sain menginginkan ada satu strategi diplomasi. Akibat bentrokan yang terjadi terus menerus pada tanggal 20 Desember 1945, Inggris mengerimkan surat kepada pemerintah Indonesia agar Bandung dikosongkan dalam radius 11 km pada tanggal 20 Desember. 4 Maret 1946. Kolonel Nasution, selaku Panglima Divisi, mengumpulkan para komandan batalion, yang termasuk Resimen 8 itu, di... itu di markas polisi tentara yang sekarang terletak di jalan Kapatihan. Di sana juga ada komandan MP3 atau Majelis Persatuan Perjuangan Priangan yaitu Kolonel Sutoko. Mereka berunding apa yang harus dilakukan, apakah meninggalkan Bandung sesuai ancaman itu atau tidak. Nah, waktu itu... Sebetulnya, Kolonel Nasution itu agak kebingungannya apa? Pertama kalau misalnya mengikuti ancaman sekutu, berarti kota ini kosong. Tapi selain itu kan dia juga menerima telegram. Itu harus dipertahankan, seorang militer kan harus mengikuti komando. Dalam kebingungan itulah, Mayor Rukana, Komandan Polisi Tentara itu usul begitu. Bagaimana kalau kita bumi hanguskan saja Bandung ini sebelum kita meninggalkan tempat ini. Putusan melakukan strategi bumi hangus yang dikenal sebagai Bandung Lautan Api ini disiarkan tentara Republik Indonesia pada pukul 14.00. Siaran itu berisi perintah agar semua pegawai dan rakyat harus keluar kota sebelum pukul 22.00. Tentara melakukan bumi hangus terhadap semua bangunan yang ada. Dan sesudah matahari terbenam, Bandung Utara diserap dari pihak utara dan dilakukan pula bumi hangus sedapat mungkin. Begitu pula bagi pejuang di Bandung Selatan agar melakukan penyusupan ke Bandung Utara. Hari Minggu tanggal 24 Maret 1946 itu menjadi hari bersejarah bagi warga Bandung diiringi hujan rintik-rintik. Mereka mulai mengungsi dengan membawa barang sedapatnya. Menjelang maghrib, semakin banyak rakyat yang berbondong-bondong mengungsikan diri ke arah selatan dan timur. Di saat yang sama, pejuang melaksanakan tugasnya membumi hanguskan bangunan yang ada di Bandung hingga larut malam. Sehingga segenap pelosok kota Bandung dipenuhi kobaran api. Seluruh permukaan yang ada menjadi berwarna merah. Bahkan langit pun diliputi udara kemerahan. Bandung telah menjadi lautan api. Betapa sedihnya begitu. Rakyat itu yang jumlahnya sekitar 100 ribu sampai 200 ribu ya. Angka ini tidak begitu pasti. Tapi antara 100 sampai 200, bahkan ada yang menyebut 300 ribu. Ke Cililin, ke Gunung Halu, ke Barat, ada juga yang ke Timur yaitu ke arah Ranca Ekek Cicalengka. Dan itulah dari kejauhan itu kelihatan Bandung itu memerah. Meninggalkan tidak secara utuh itu sudah menjadi kesepakatan bersama. Ini yang tidak pernah bisa dibayangkan sebelumnya. Bahwa sejauh itu rakyat Bandung itu rela mengorbankan segala apa yang dipunyainya. Padahal tempat yang akan dituju itu belum tentu. Berapa lama siapa yang akan merima di sana. Tapi mereka sudah demikian jauh ya, mau berkuban semacam itu. Pengennya dibakar sendiri rumah-rumah kita, bukan oleh siapa-siapa. Sebenarnya tekat untuk tidak mau dia kembali. Segala macam perasaan timbul waktu itu ya, ya sedih, terharu. Bagaimanapun kita kecil sampai besar di Bandung, sekarang harus meninggalkan Bandung dan tidak tahu kapan kita bisa kembali. Sebagian besar memang rumah-rumah penduduk yang diistilahnya yang tempat bernaung ya Bukan hanya orang Indonesia tapi terutama juga masyarakat Misalnya orang-orang Cina gitu ya habis sudah toko-toko habis semua Ditinggalkan Bandung oleh tentara kita bersama dengan rakyat yang tidak sudi untuk berada di bawah kekuasaan musuh Mereka membawa apa yang sempat dibawa, dengan gerobak, dengan dokar atau dipikul sendiri. Ibu-ibu yang baru melahirkan menggendong bayi merahnya. Orang-orang tua berjalan dengan bantuan tokat meninggalkan kota Bandung untuk membuktikan kepada dunia tekat rakyat Bandung untuk tidak menyerah kepada ultimatum sekutu. Lagu halo-halo Bandung dengan lirik, meskipun kau telah menjadi lautan api, mari bu ngerebut kembali, menjadi lagu yang paling menggugah semangat dan mendirikan bulu Roma pada waktu itu. Segera setelah peristiwa Bandung lautan api ini, keharuman nama Bandung semerbak di seluruh dunia. Lagu halo-halo Bandung menengung di angkasa raya, melewati gunung dan samudera, melintasi gurun pasir dan lembah, dinyanyikan di kota Praha dan Moskow, di kota Berlin dan Wiener. Pak Andasyon melaksanakan strategis mundur. Dan mundurnya turun Mampas Sultan, TNI, dan kelas sekarang ke Bandung Selatan, 12 km, garis batasnya Sungai Citarung. Dan pembunuhan itu seluruh simbatan kita hancur-hancurkan. Setelah membakar Bandung, tentara dan laskar pejuang terus melakukan perlawanan. Mereka melaksanakan taktik perang guerilla. Keesokan harinya pada tanggal 25 Maret itu kan terjadi gerilya itu langsung gitu. Dari Bandung Utara disitu ada batalionnya Sukandar Bratamanggala itu melakukan penembakan dengan howitzer-howitzer itu. Nasution memilih perang gerilya karena keterbatasan senjata dan tak punya lokasi tetap. Ya, contohnya dia yang sudah tahu mengalahkan perang lomba, tidak mungkin kita dengan perang konvensional. Karena kita tidak punya senjata lengkap. Mereka punya senjata menang perang dunia kedua. Jadi kita tetap gerai, the best way. Perang gerai, totally. Dan itu perang gerai, itu perang jangka lama. Kesulitan untuk mendapat senjata dari Jepang, sehingga akhirnya menggambarkan satu senjata untuk lima orang, dan sebagainya tentu saja ini membuat perhitungan mereka juga. Apakah kita, apa namanya, seperti serangga yang... Menuju kepada lampu patromaks, apakah kita enggak membuat strategi yang terbaik dengan membuat suasana sedemikian rupa sehingga tidak perlu diadakan satu tindakan-tindakan. operasi militer yang bunuh diri. Ini suatu pertimbangan. Bukan artinya kita kemudian pro kepada keputusan pemerintah. Hal ini peran-peran pemerintah. Tapi rasanya juga mereka punya pertimbangan itu. Sehingga kemunduran mereka ke daerah sekitar. Itulah salah satu modal pemikiran mengenai Perang Grelia. Perang Grelia Dan kemudian orang lain akan mendapatkan kekuatan. Kami telah berharap, dan itu juga terdapat dalam instruksi saya. Mereka akan bekerja dengan teror. Tetapi teror akan berhasil di sisi kami. Karena kemudian orang lain akan mendapatkan kekuatan. secara seporadis yaitu dari daerah Bandung Selatan. Makanya ada lagu Bandung Selatan di waktu malam. Bandung Selatan di waktu malam. Nah, itu kita mengadakan pertempuran secara sporadis. Sporadis atau guerilla untuk menyusup. Yang dibutuhkan sekarang bukan kita melawan musuh dengan amburadul begitu. Sehingga banyak yang mati. Jangan malah semangat dengan persenjataan yang begini. Kemampuan strategi perang juga yang belum optimal. Kenapa kita itu tidak membuat satu langkah-langkah yang lebih pasti antara lain? Ya akhirnya dengan perang guerilla itu. Ide perang guerilla kan seperti itu. Dan itu hasilnya bukan main. Musuh tidak bisa menghancurkan tentara kita kok. Fakta aja seperti begitu. Dari sanalah mulai dihimpun kekuatan-kekuatan untuk mengadakan serbal. Serbal atau serangan balas terhadap posisi-posisi kedudukan Belanda yang ada di Bandung. Mereka menyadari tidak seperti di Surabaya ya. Di Surabaya itu satu banting satu senjata. Setiap orang punya senjata bahkan lebih. Amunisi yang dimiliki itu lebih dari cukup. Demikian juga saya rasa di Jepang. di Jawa Tengah ya, dimana banyak pimpinan-pimpinan militer yang berhasil mengambil operasi secara utuh. Di Bandung kan nggak seperti itu. Dari mana pihak pejuang kita itu untuk mendapatkan senjata? Keterbaksaan itu semuanya membimbing kita kepada satu pemahaman. Bahwasanya dalam situasi seperti ini kita perlu memainkan keseimbangan. Rakyat dan tentara harus seperti ikan dan air. Jadi ini memungkinkan kena Jawa Barat itu kan lubung. Ya kan hampir dapat dikatakan dari periangan itu di luar kota Bandung, wah padi menguning. Ikan ada di balong-balong dan sebagainya Orang peternak ada bebek ada ayam kambing dan sebagainya Jadi tentara bisa hidup di luar kota Bandung Sementara di kota Bandung tetap Kalau dia lengah diserang Kalau dia Tidak siap begitu ya, ada yang mati, ditembak mati begitu kan. Itu kan membuat demoralisasi dari pihak musuh. Pada pertengahan tahun 1946, ada 35 barisan perjuangan rakyat bersenjata berada di daerah Bandung Selatan. Barisan-barisan ini merupakan barisan penggempur di bawah koordinasi MP3. dipimpin oleh Sutopo dengan markasnya pada waktu itu di Balenda, daerah Ciparan. Tugas mereka mempertahankan garis pertahanan Dayakolot dan selalu harus berhadapan-hadapan dengan pihak sekutu dan Belanda. Pada tanggal 10 Juli 1946, kira-kira jam 21.45 malam, tiga dari ke-35 barisan perjuangan rakyat bersenjata itu mendapat perintah dan pimpinan MP3 untuk menjalankan suatu serangan gerilya dengan tujuan menghancurkan pertahanan Belanda di Dayakolong. Ketiga Laskar itu adalah barisan Banteng yang memilih orang-orangnya yaitu Toha, Jojol, Suntama, Uju, dan Muin. Barisan Pangeran Papak memilih orang-orangnya yaitu Ahmad, Mehmet, dan Wahri. Sedangkan barisan Hizbuloh memilih Ramdan, Watra, dan Idas. Pasukan ini dipimpin oleh Muhammad Toha, seorang pemuda pejuang yang baru berusia 19 tahun. Seorang pemuda berusia 19 tahun waktu itu yang punya kemampuan berbahasa Jepang. Jadi ketika Jepang memindahkan amunisi dari Kiaracondong, ACW itu, dipindahkan ke Dayuh Kolot, ke gedung listrik atau gedung dengki, orang menyebut gedung dengki. Itu dia tahu betul apa yang disimpan di sana. Jadi ketika... Setelah peristiwa Bandung Lautan Api, Muhammad Tauhakan ikut mengungsi ke Banjaran. Lalu di sana dia dengan adanya rencana dari Nasution untuk melakukan serangan umum, dia merasa dapat kesempatan untuk melaksanakan niatnya itu. Berpamit, kan ibu saya di Ciparai, saya selamatnya, saya selamat, saya selamat. Jadi di situ-situ rata, menuturkan, diluang, tetap pamit. pamit, pamit, pamitnya hari itu yang berhasil gitu, pamitnya hari itu akhirnya yang 11 orang ini pergi pada malam hari itu pergi menyeberangi Citarum karena apa? gudang amunisi itu terletak di seberang sungai Citarum harus masuk ke dalam gorong-gorong kira-kira begitu untuk meledakan itu nah namun apa yang terjadi dengan 11 orang ini ketika sekitar sampai di sana itu belum lama malam itu ranjau meledak dan semua orang luka-luka termasuk Muhammad Doha juga nah lalu Muhammad Doha menyuruh yang sembilan orang itu untuk kembali tapi dia dengan Muhammad Ramdan meninggalkan dirinya di situ karena apa dia sudah bertekad akan menghancurkan gudang amunisi ini dan entah bagaimana cara Pada keesokan paginya itu sekitar pukul 2. Pemandangan hitam menghampai yang menyeramkan. Gedung-gedung runtuh. Rumput-rumput dan pohon-pohon terbakar habis dengan bekas menghitam. Inilah pemandangan bekas ledakan gudang mesiu Belanda yang menggetarkan bumi sekitarnya. Memecahkan kaca-kaca jendela dan meretakan dinding-dinding tembok gedung-gedung di Bandung. Suatu ledakan mahadasyat sebagai jawaban bagi ultimatum sekutu yang menghendaki supaya pasukan bersenjata Republik Indonesia bertekuk lutut di hadapannya. Ledakan yang getarannya terasa hingga sejauh 3 km dan suaranya terdengar hingga sejauh 60 km. Demikian tergoncangnya militer Belanda pada waktu itu sehingga para petinggi militer dan polisi mereka di Bandung segera dikerahkan untuk mengambil tindakan keras terhadap siapa saja yang ingin melihat bekas ledakan itu. Lalu lintas di sebelah selatan Tegalegan ditutup. Namun pihak Belanda hanya mengumumkan bahwa... Peristiwa itu sebagai kecelakaan semata. Akibat perbuatan serda dunia yang main obor-obor dengan korban 18 orang tewas. Kita tahu yang hancur itu 1100 ton amunisi yang itu adalah perbekalan untuk sejawa barat. Itu sudah merupakan satu poin keberhasilan kita. Semangatnya hebat, keberaniannya cibagutai, semangat berani mati. Dan kita juga tahu bahwa dalam peristiwa ledakan ini Muhammad Doha hugur dan mayatnya kan tidak pernah ditemukan. Perang ini akan terus dikenang sebagai perang suci.