2023 kita punya resolusi. 2024 kita punya resolusi 2025 kita juga punya resolusi Tapi itu masih resolusi yang sama Dan kalau 2026 masih sama resolusinya Dan dari 0 lagi ya Something's wrong Lu kalau misalkan mau otot lu berkembang Kagak susut Lu harus bisa berani menerima stress Menerima tekanan Menerima kesakitan You can change your life Just by thinking Banyak orang menganggap remeh manifestasi tapi kita sebenarnya bisa memanifestasikan realitas lu kalau misalnya udah tau keluarga lu toxic lu harus berani dong ambil keputusan untuk promise tog di gua you have to listen to the people who are closest to your goals bukan sekedar 5 orang terdekat kita pernah denger kata-kata kita adalah 5 orang terdekat kita bayangkan kalau 5 orang terdekat kita toxic semua cowok itu bisa keluar dari depresi pas dia sadar ya dia itu Udah kagak punya siapa-siapa lagi Ketik di CGPT Kalau kamu seorang syetan Apa yang akan kamu lakukan Ke manusia gitu Halo semuanya kembali lagi di podcast Suara Berkelas bareng aku Bilal Farhanov Hari ini aku kedatangan tamu special Yang udah berkali-kali datang ke Suara Berkelas Karena salah satu orang yang support Aku dan Suara Berkelas untuk maju Aku Abisli Halim Halo semuanya, halo Bilal Farhanov Karena dia janji sama aku untuk datang lagi Kalau udah 100 ribu subscriber Oke. Harapannya udah 100 ribu ya? Harapannya ketika ini tayang udah 100 ribu.
Oke, siap. Dan aku tertarik ngomongin tentang habit. Karena terakhir kita ketemu, kalau gak salah kita ngomongin habit ya tahun lalu. Di 2024. Dan banyak banget yang request untuk bikin lagi dong bareng Ko Agus. Aku tertarik omongin habit, terutama di 2025 ini.
Karena ini masih awal tahun. Karena akhir-akhir ini aku konsumsi konten-konten yang ngomongin tentang brand rot. Ikutin kan? Brand rot terhadap rot itu berarti ngerusak brand itu otak gitu.
Yes. Jadi... ada studi dari Oxford yang bilang kalau akhir-akhir ini kalau kita konsumsi konten-konten receh apalagi di social media di TikTok dan Instagram itu bikin otak kita tuh menyusut dan studi itu bilang bahwa akibatnya orang itu gampang lupa gampang terdistraksi dan bikin kita yang lagi ngelakuin apapun itu tidak fokus gitu jadi POV seorang Agus Lihalim yang menurut aku tuh salah satu orang yang paling produktif yang aku kenal Nah itu gimana caranya, kalau gue setap konten juga, tetap konsumsi konten, tapi bisa membatasi itu dan menyesuaikan dengan pekerjaan lain, yang bisa lebih fokus. Jadi terhadap studinya dia klaim semakin banyak orang yang brand road gitu ya?
Terutama Gen Z. Terutama Gen Z. Kalau aku lihat ya, kalau ngomongin tadi, komentarin studi tersebut ya, kita kalau lihat konten-konten anak kecil aja, aku notice juga permainan kayak... konten, dimana konten terdewasa maksudnya 3 detik ada yang berubah jadi itu kan kalau kita yang di dunia perkontenan tau itu fungsinya untuk bikin orang itu terstimulasi dan pengen konsumsi sampai habis karena dengan konsumsi sampai habis alhasil algoritma ngapus kita kan Dan menurut aku kalau misalkan dari kecil saja sudah mengkonsumsi konten yang 3 detik-3 detik berubah, pasti kan itu otaknya pasti udah gampang kedistraksi. If anything dia cari sesuatu yang selalu beda gitu.
Karena pada umumnya dia tahu harusnya kan berubah, kok gak berubah sih? Kalau gak berubah pasti dia bosan gitu kan. Jadi kalau ditanya fenomena ini sih menurut aku sih emang agak mengkhawatirkan ya. Walaupun dari sisi... positifnya ya mungkin anak kita jadi gak nakal bener-bener cuma duduk bisa nonton gitu kan ya tapi si negatifnya sih menurut aku sih mungkin udah lumayan ekstrim ya kalau misalnya spesifik udah ada studi yang bisa mengkorelasikan bahwa kebanyakan konsumen konsumsi konten-konten pendek ini bisa membuat kita punya otak itu menyusut gitu ya.
Menyusut. Luar biasa sih. Tapi kalau misalkan tanya aku tipsnya bagaimana ya, aku justru coba lawan dengan habit yang benar-benar kontras dengan itu. Contoh konsumsi video-video pendek segala macam kan ya karena kita punya atensi kan rendah kan.
Dan habit yang dikontraskan ya berarti kalian harus tahu suatu aktivitas yang lama. Contoh apa yang paling simpel, baca buku. Kalau gak bisa baca buku, menulis. Itu kan kegiatan-kegiatan yang lama gitu kan. Jadi coba kalian kontrasin gitu.
Kalau dari sisi aku sih ngeliatnya namanya konsumsi konten pendek ini kan keputusan ya. Kamu bayangin ya, kamu buka pagi-pagi, bangun pagi, buka kamu punya handphone, keputusan satu, keputusan dua, keputusan tiga, keputusan empat gitu. Gimana cara otaknya kita itu bisa berfungsi dengan baik kalau misalnya dari pagi aja kita sudah membuat satu keputusan-keputusan.
Dan keputusan-keputusan tersebut tanda kutip tidak berfaedah juga. Karena kita terus scroll, scroll, scroll, scroll. Gimana caranya kita bisa jadi efektif melalui kita punya hari. Dengan kalau misalnya kita punya kebiasaan scrolling sih, menurut aku itu sih bahaya sih.
Tapi gimana cara kita ngehack otak kita untuk tidak melakukan hal itu? Karena menurut aku sulit ya, misalnya bangun pagi nih. Kalau aku olahraga pagi, berat.
Tapi kalau aku bangun pagi scrolling, ya gampang. Nah ngehack otak kita itu mulai dari mana? Kalau aku ngeliatnya ya, emang, which is gak salah ya by the way, manusia memang punya kecenderungan memilih yang gampang dibanding yang susah.
Menurut aku itu sangat rasional dong, siapa sih mau susah kalau misalnya ada yang gampang gitu kan. Tapi cuma segelintir orang yang tahu bahwa... bahwa justru mendingan susah di depan, enak di belakang, dibandingkan enak di depan, susahnya di belakang. Jadi kalau ditanya gimana kok, caranya gimana gitu, menurut aku yang paling simpelnya dulu harus mengakusi mindset bahwa lu mau pilih susah yang mana gitu lu kalau mau pilih susah yang sekarang ya berarti kalau gak mau, lu harus bisa pastiin lu sekarang juga ngelakuin aktivitas yang susah, contohnya apa yang tadi Bilal ngomong gitu, bangun pagi jangan scroll handphone, tapi contoh menulis Atau enggak kegiatan lebih kecil lagi deh Membereskan tempat tidur Tapi kan itu akhirnya membuat suatu momentum Bahwa oh ternyata gue orang produktif Yang memilih hal yang susah dibandingkan hal yang gampang Alhasil membuat Momentum di harinya kita Tapi banyak orang kan tidak melihat ke depan gitu, maksud konteksnya tidak melihat ke depan, bahkan untuk manifestasi aja orang itu masih apaan sih manifestasi gitu. Tapi menurut aku hal-hal kecil kayak misalnya kebiasaan kecil di 2025 awal, orang tidak mungkin atau tidak bisa melihat di 2026 awal, karena setahun ke depan kan jauh atau mereka masih lama deh.
Tapi ada gak? dari POV ke Agus konteks kayak apakah neuroscience atau apapun itu tentang kita sebenarnya itu bisa melihat versi kita ke depan loh bukan peramal ya tapi kita bisa membawa versi kita yang sekarang ini yang mungkin belum siapa-siapa atau kita masih punya problem dengan barang badan ke versi yang terbaik kita karena ada aku dengar sering kata manifesting dan segala macam itu banyak orang masih membantah dan banyak juga teman-teman aku yang katanya terbukti gitu itu ada hubungan sama otak atau ada hubungan sama kehidupan alam wasadar atau gimana ya kalau secara studi neuroscience aku gak ada yang bener-bener aku bisa kutip kamu ada neuroscience yang bener-bener kamu bisa kutip aku gak ada spesifiknya tapi aku kebayang kalau sebenarnya kita itu bisa menggambarkan apa yang ingin kita gapai di hidup ini misalnya 2019 aku pengen punya podcast oke 2019 aku pengen punya podcast Tapi yang aku lakukan ya itu Karena belum ada modal untuk sewa studio Atau apapun itu ya aku nonton Aku nonton aku dengerin podcast Di luar negeri kayak Chris Williamson Rich Roll dan lain-lain Aku belajar gimana caranya ketemu sama orang Untuk gimana nih ngobrol-ngobrol segala macem Dan waktu itu ada momen Dimana ketemu dari teman-teman Ketemu kagus teman-teman lainnya Dan obrolin ide-ide itu Dan ternyata nyambung yaudah kita bikin podcast Dan itu sesuatu yang pernah aku Bener-bener bayangkan, walaupun tidak selaras gitu, bahkan hasilnya lebih baik sesuatu yang aku plan, kadang yang ter-unplan bahkan lebih baik, itu sih yang aku bisa komentarin dari sisi pengalaman aku gitu iya, kok dari sisi aku sih, aku berasa orang-orang yang memilih mudah ini karena mereka tuh gak punya kesadaran bahwa menuju yang mereka mau versi terbaiknya mereka tuh harus milih yang susah itu menurut aku nah terhadap musik neuroscience manifesting segala macam apakah itu penting menurut aku bisa dibilangin sesuatu yang nice to have Boleh dilakukan dan menurut aku bisa jadi penting kalau misalnya kamu beneran tahu tujuan kamu mau kemana. Tapi pasti orang kan selalu ngomong kan kayak ya lumah gampang karena lu bisa konsisten itu.
Yang susahnya konsistennya bos gitu kan ya. Tapi aku kalau bisa coba elaborasi ya terhadap konsistensi ini ya. Aku rasa tuh orang-orang yang gak konsisten itu tuh ada dua tipe orang. Yang konsisten itu cuma satu.
Dua tipe orang yang gak konsisten adalah tipe. tipe orang yang pertama yang udah tau goalnya kemana. Karena udah tau goalnya kemana, dia bilang yang selesainya kontrinser. Ya kan? Itu pertama tuh, tipe yang pertama.
Nah, tipe orang yang akhirnya bener-bener bisa menuju goalnya, atau lebih terakhir yang selalu bergerak, Itu tipe orang yang punya tekanan. Karena tekanan kan membuat dia mau kegama harus bergerak kan. Nah itu orang yang konsisten itu tipe-tipe orang yang punya tekanan. Nah ada tipe berikutnya yang paling ekstrim, yang benar-benar pencapaiannya ekstrim, itu menurut aku saat orang itu punya tekanan, punya goal. Wah itu ekstrim tuh.
Karena dia udah gak bisa kiri kanan atas bawah gitu. Dia tahu dia harus beraksi seperti apa, dia tahu tekanannya sebesar apa. Jadi terhadap manifesting ini segala macam, as long kalian tahu kalian itu mau goalnya kemana, dan abis itu tekanannya itu ada, menurut aku sih pasti kalian bisa tercapai apapun yang kalian inginkan gitu.
Karena ada juga di podcast yang 2020-an, ada orang bilang bahwa dia... Dia gak bisa, gak bisa, gak bisa, gak bisa, gak bisa gitu. Which is dia sendiri pun dia gak bisa.
Dia mau jadi tipe yang seperti apa gitu loh. Dia punya goal gitu kan. Tapi dia bilang dia gak bisa.
Dia punya tekanan. Tapi dia bilang dia gak bisa. Dia punya goal dan punya tekanan.
Tapi dia bilang dia gak bisa. Pasti gak bisa. Jadi banyak orang-orang bercandaan.
Yang penting mindset segala macam gitu loh. Bisa dibilang, bercandaan yang ada benernya loh. Iya. Yang penting mindset, emang kalian tuh harus percaya dulu, kalian bisa.
Kalo misalnya kalian sendiri berasa kalian gak bisa, ya siapa yang percaya sama kalian? You can change your life just by thinking. Just by thinking. Banyak orang menganggap remeh manifestasi, tapi kita sebenarnya bisa memanifestasikan realitas. Konteksnya kayak aku bilang tadi, mungkin tiga tahun yang lalu, aku gak kebayang kalau punya podcast yang 100 ribu subscriber, tapi aku...
membayangkan kalau aku punya podcast 100 ribu subscriber, apakah aku bahagia? Dan kenyataannya, aku tidak bergantung pada kebahagiaan, tapi aku bergantung pada kebiasaan-kebiasaan kecil yang bawa aku ke sana. Konteksnya gini, dulu jujur kagus waktu aku masih SMA dan kuliah, aku mikir aku harus sukses dulu baru bahagia. Oke.
Dan ketika menjalani ini, shifting mindset-nya, ternyata kalau kita bahagia, bahagia nih, apapun posisi kita ya, itu bikin kita tuh dekat sama sukses. Banyak orang yang udah sukses tapi gak bahagia ya, karena mindsetnya kayak masih aku yang tadi masih SMA gitu. Kayak, oke aku harus bergantung kepada orang lain baru aku bahagia gitu. Aku akan menikahi si A baru aku bahagia gitu.
Aku harus dapat mobil A baru aku bahagia. Aku harus dapat 100 miliar pertama baru aku bahagia. Dan makanya kenyataannya kebalik gitu kalau lu bahagia sukses tuh datang orang-orang datang, uang datang dan bahagia itu kan menyebar kayak virus kali ya energi yang bahasa, yang mungkin orang berasa terlalu kotor kan, ya dimana ini kan semua vibrasi kan dimana kita ngomong kayak gini kan kita ada vibrasinya gitu suara berkelas kenapa sih konsumsi kita, ya mungkin terlihat dari kita punya vibrasi kan wah nih vibrasinya tuh positif gitu ya Mungkin terkesan kayak abstrak banget ya bro ya.
Tapi maksudnya vibrasi yang positif ini harus bisa kalian itu ambil positifnya. Abis itu kalian coba pikirin kalian tuh maunya seperti apa gitu. Nah buat orang-orang yang masih klaim mereka tuh kagak bisa.
Itu aku agak bingung mulanya dari mana gitu. Karena mereka tuh emang gak menyukai hal yang susah. Pain itu, kesakitan itu mereka tuh lebih suka untuk dihindarin gitu.
Which is menurut aku harusnya semua orang bisa ngeliat. berkaca sama industri fitness dimana lu kalau misalkan mau otot lu berkembang, kagak susut lu harus bisa berani menerima stres, menerima tekanan, menerima kesakitan dan kalau kita berkaca sama industri fitness juga, 3 hari pertama 4 hari pertama, 5 hari pertama pasti kan ada rasa fatigue kayak rasa gak enak gitu badan gue gak enak gitu dari sana, tapi setelah kita hari ke 6, hari ke 7, hari ke 8 ke 8 menedak rutinitas tersebut buat kita berasa, hmm biasa aja nih banyak orang tuh 5 hari pertama udah berasa, anjir ternyata gak nyaman ya, gue cabut lah gitu nah itu menurut aku yang ngebedain orang-orang yang beneran akhirnya bisa mencapai goalnya sama yang gak mencapai goalnya, dimana orang-orang yang berani menerima kesakitan demi dia punya goal di masa depan. Menarik ya kalau konteksnya berarti 5 days of pain and the rest is easy kayak konteksnya kalau aku lari pagi itu ketika mulai di tahun 2000 2019 ya lebih depan ya itu aku benci banget lari pagi karena ya berat loh, untuk mulai itu berat mulai hari pertama berat hari kedua berat, hari ketiga berat hari keempat itu yang berat tadi udah bisa aku lawan dengan setidaknya aku pakai sepatu aku lari pemanasan lari dan setelah 21 hari ya ini konteks yang mirip dengan Atomic Habits Itu malah jadi kebiasaan dan ya udah terbiasa gitu.
Berarti yang harusnya kita rasakan kesakitan, painnya, atau dalam konteks journey di industri kreatif atau journey apapun lah yang kita ingin capai di dunia ini, ya itu ya momen pahitnya itu. kesan kayak kelise banget ngomongin ada momen pahit tapi momen pahit itu yang jadi cerita menarik kalau kita udah ketemu momen manisnya gitu ya itulah konteksnya mungkin seorang berkelas ketika masih 1000 subscriber aku kayak sakit banget ya ini bisa gak ya Aku mau undang si ABC malah ditanya ini keuntungan mereka apa gitu. Views cuma 7. 7 orang ya. Yang nonton kan aku sama teman-teman ya. Dan itu bener kayak catok Agus tadi.
5 days of pain. Selebihnya. itu bakal jadi terbiasa bisa jadi toleransi yang bukan mudah tapi kita udah toleransi dengan hal kayak gitu itu kata yang menurut aku butuh digaris bawahin sih toleransi sih pain tolerance orang itu menurut aku berhubungan dengan seberapa besar probabilitas dia untuk sukses semakin tinggi dia punya pain tolerance, menurut aku semakin besar juga orang itu bisa tanda kutip sukses karena mereka tau gitu loh, gue gapapa gue sakit gitu loh karena dia tau tujuannya apa kayak aku bilang gitu, yang tipe ketiga itu yang orang orang yang udah punya tekanan dan punya goal itu sih udah unstoppable tuh orang.
Karena dibahas ekstrim gitu Hajar gitu. Jadi kata kuncinya sih bener sih. Pen tolerance kalian harus bisa tinggi gitu. Kemarin aku ketemu konten yang menarik banget di Instagram dia jelasin kalau dia pernah iseng-iseng ngetik di CGPT. Kalau kamu seorang syetan, apa yang akan kamu lakukan ke manusia gitu.
Dan jawabannya aku juga iseng juga nih. Aku ketik juga di CGPT dan yang keluar ya itu yang pertama dia akan membisikkan ... keraguan diri.
Jadi makanya manusia kayak self-doubt dimana-mana kan. Yang kedua dia akan membuat si manusia itu prokrastinasi. Menunda-nunda. Terus dia akan melakukan apapun agar manusia ini bisa konflik dengan temannya, sama saudaranya sendiri. Dan dia bikin manusia itu haus validasi gitu.
Dan aku mikir oh iya selama ini problem manusia itu ya itu. Tapi konteksnya yang ingin dimaksudkan di CGPT yaitu kalau syetan itu ya itu sebenarnya makanya musuhnya manusia karena kita itu tidak bisa mengontrol hal-hal yang seperti tadi gitu kok makanya kalau kalian punya problem dengan vokasinasi, konflik atau amarah atau apapun itu sebenarnya kita seolah sedang dikontrol oleh setan. Jadi kasarnya orang-orang suara berkelas nih yang nonton ini kalau misalnya kalian malas kalian memuja setan males, vokasinasi itu kalian lagi dikontrol nih lagi dikontrol, gak memuja tapi dikontrol dan cuman cara untuk kita mengalahkan setan, yaitu dengan melawan rasa malas.
Itu kalau konteksnya dari sisi safe improvement ya, di versi habit lah di 2025, kalau misalnya kalian bangun pagi, kan misalnya orang pagi jam 5 tuh bangun ibadah ya, atau bangun meditasi. Kan setan bilang, jangan ibadah, ngapain? Main HP aja, scrolling, scrolling.
Atau jangan olahraga, jangan olahraga. Scrolling aja, scrolling. Setan, yes! Kalau kita...
scrolling, kalau kita akhirnya mageran, si setan ini bakal yes. Tidur lagi. Tidur lagi.
Atau apapun yang kita lakukan yang dimana di bisik kalau setan ini kalau dia menang ya. Setiap hari kita bukan cuma kalah lawan diri kita sendiri. Bukan you versus you.
Bukan kita kalah lawan rasa malas membayangkan kalian tuh kalah sama setan. Itu mungkin mindset baru yang bikin orang oh iya ya gitu. Jadi itu poinnya adalah kayak kita tuh harus juga mengakuisisi bahwa tiap hari itu Itu adalah perang gitu ya.
Benar. Hidup itu adalah perang. Adalah perang. Dan sebenarnya bukan perang ke diri sendiri.
Sebenarnya itu perang ke setan. Perang ke setan. Kalau kita kat disini mungkin orang mikir.
Oh ngapain ngomong setan gitu ya. Tapi konteksnya ya itu. Si CGPT tadi menjelaskan kalau.
Ya itu. Konteksnya. Gimana caranya kita bisa melawan. Rasa malas.
Keraguan diri. Itu sebenarnya. Adalah bisikan-bisikan yang negatif gitu. Dan itu menurut aku.
Selama ini itu yang aku jalani. Ini itu yang aku. Aku rasakan Dan aku ketemu Mindset Atau video itu Dan aku mikir Oh iya bener juga ya Selama ini aku Kalah terus Insya Allah Dan kalau misalnya Kita Bangun nih Ibadah Kita bangun Ularaga Ya dia insecure dong Dia The opposite Dia yang kalah Kita yang menang Itu sih kalau aku dapat sih Adalah Lu harus bisa Aku sisi cerita fiktif Untuk lu bergerak gitu Setuju Kalau misalkan kalian berasa Kalian butuh Setan Gak apa-apa as long kalian gerak gitu kan ya Tapi mungkin buat beberapa orang yang disini Mungkin gak bisa relate sama itu Tidak mengakui ada setan Mungkin Bisa dikontekskan bahwa kalian tahu ini semua embedded ke kalian kalau bahasa teknologi gitu.
Ini embedded nih kalian nih kalau misalnya kalian males segala macem gitu. Kalau misalnya kalian itu males segala macem itu bisa akhirnya kalian punya turun keturunan juga bakal rasain hal sama gitu. Jadi sekali lagi ini kan cerita fiktif ya. Gimana caranya kalian bisa menghasilkan cerita fiktif ketika kalian bergerak. Kalau misalnya kalian gak bisa.
Dapetin yang tadi cerita satan. Kalian harus mikirin. Kalau misalnya gue males. Gue punya anak bakal males juga. Maritas harusnya kalau ngomong secara rasional, anak itu selalu ngikutin orang tuanya.
Makanya ada pepatah bahwa buah itu gak jatuh jauh dari pohonnya kan. Jadi kalau misalkan lu males, jangan mikirin bahwa diri lu doang males. Lu bakal, fakta bahwa lu males itu bakal membuat anak lu males. Kalau misalnya lu sekarang tadi ngomongin apa lagi? Amarah gitu kan, gampang amarah, suka konflik gitu kan.
Fakta bahwa lu suka ribut sama kiri kanan, itu akhirnya membuat anak lu suka ribut sama kiri sama kanan. Nah sekarang pertanyaannya, lu tuh pengen membuat anak lu suka ribut sama kiri kanan. membuat lu punya keturunan ini berbentuk seperti apa?
Harusnya semua orang tau dong idealnya seperti apa. Idealnya seperti apa? Seperti apa? Itu yang lu aku sisi cerita fiktif tersebut itu.
Gua harus bisa profilnya seperti ini. Profil-profil keturunan gua bentuknya seperti ini. Karena apapun yang lu hindarin sekarang Itu akan menjadi masa depannya lu Kalo misalnya gak jadi masa depannya lu Akan menjadi masa depan anaknya lu Kalo misalnya gak jadi masa depan anaknya lu Bisa jadi masa depan cucunya lu, cicetnya lu Dan keturunan lu berikutnya Mungkin konteksnya The battle You don't fight today Your kids will fight tomorrow Kalo kita gak Ngelawan battle Apakah Apakah Teras melawan rasa malas, atau kita melawan rasa keraguan diri, atau kita kayak avoid nih, ada kesempatan untuk hasilin uang mungkin. Ya kita avoid, yaudah tunda-tunda, lama-kelamaan ya anak kita yang kena.
Aku gak gara-gara aku harus cari cerita inside menarik itu Aku ingat sama orang terdekat aku ya Masih relatif Kebetulan Si bapak ini Itu dulu ya olahraga jarang Ya sorry for saying Kemarin dia kena diabetes Dan faktanya Diabetes itu Turun ke anaknya dan anaknya itu Sementara anakku sekarang Masih muda udah kena diabetes Dan aku pikir Itu bapaknya yang turun di betes dan kakeknya gak ada kebetulan, bapaknya yang pertama dapat di betes dan kebiasaannya itu ya dia tidak olahraga, ya dia makan-makan sembarangan, ya tidak kontrol, secara kesirahan juga enggak dan itu turunkan ke anak. Dan aku mikir Apapun yang kita lakukan sekarang, mungkin ini juga pembelajaran untuk aku, itu gak cuma untuk kita doang ya Pak Agus ya, bisa jadi apapun yang kita usahakan sekarang dampaknya positif ke anak kita nanti, apapun yang kita lakukan negatif dampaknya juga anak juga. anak kita juga gitu mungkin dalam konteks rumah tangga banyak orang ya tidak bisa mengontrol egonya, emosinya perceraian gitu anaknya ya most likely secara rasional mungkin aja mengikuti emosinya atau apa, tapi kan dampaknya dari sisi sosial juga dia berpengaruh gitu orang tuaku ada problem segala macem, kalau di sekolah dia itu hal yang paling sederhana tapi kalau versi aku yang mungkin konteksnya masih muda yaitu Alhamdulillah hari ini aku gak pernah ngerokok jadi aku udah, konteksnya aku gak mikir kesana, tapi mungkin yang bisa aku banggakan ya aku tidak ngerokok ya mungkin semoga aku gak ngerokok juga gitu karena banyak ayah justru dia ingin untuk anaknya kan ya kenapa gak si ayah ini juga jadi visi terbaiknya gitu memberikan contoh bener karena banyak ayah itu sebenarnya tidak memberikan contoh dari omongan doang harus dari aksi menurut aku dan ya mau apa-apa aja manusia kan mimicking kan mimical creature kan kita tuh suka meniru kan kalau misalnya sekeliling kita gak kayak gitu ya bakal susah kan ya jadi sama aja sih tapi aku yakin ya pasti ada aja komentar lu mah enak bos lu ngomong kayak gini semua di dunia maya segala macem ya ya lu gak tau rasanya punya keluarga yang toxic gitu kan. Itu yang aku, apa ya, balikin ke poin cerita fiktif kan, gue punya cerita fiktif sih, tapi lebih penting apa ya, kayak lu kalau misalnya udah tau keluarga itu toxic, lu harus berani dong ambil keputusan untuk trauma stock di gue gitu. Anak gue tuh bakal beda lagi gitu kan.
Nah itu yang menurut aku, entah kenapa orang tuh berasa, ah udahlah. Gue turunin juga deh, anak gue. Nah jadi, yang kamu ngomong itu bener, tapi aku berasa aku udah kebanyakan orang komentar itu.
Lu mah enak gitu. Lu gak tau rasanya keluarga toxic. Gitu.
Gak support lu apapun. Gak peduli lu ngapain. Lu hidup di dunia fantasi. bahwa semua ideal ayah lu memberikan suatu contoh yang baik ibu lu memberikan suatu support yang baik makanya lu jadi tumbuh yang baik tapi mereka gak bisa menerima tanggung jawab bahwa sebenarnya bisa bisa lu gue ubahin semua, stop di gue, anak gue berikutnya lagi, gak mungkin merasakan apa yang gue rasakan pas gue kecil.
Dan itu yang bikin aku kadang-kadang frustasi gitu, kayak apa yang bikin orang itu berasa seakan-akan ekosistemnya itu gak bisa berubah gitu. Iya sih aku setuju, karena aku pernah dengar kata-kata yang bilang, you have to listen to the people who are closest to your goals. Bukan sekedar 5 orang terdekat gitu, kita pernah dengar kata-kata kayak kita adalah 5 orang terdekat kita.
Iya. Bayangkan kalau 5 orang terdekat kita. Toxic semua.
Toxic semua. Bener. 5 orang terdekat kita.
Goalsnya tuh gak pernah sama-sama kita. Dan ketika kita bilang goals kita. Ya apaan goalsnya gitu kan.
Karena aku pernah juga sama paman aku sendiri. Itu ketika aku bilang mau di industri kreatif. Mau nulis buku atau apapun itu ya.
Dia ngapain bilang gak jelas. Gak pasti. Mending PNS.
Misalnya. Tapi paman aku gak PNS juga gitu. Kadang dia melemparkan trauma dia yang gak lolos.
Atau melemparkan trauma dia yang gak jadi si A ke aku. Dan mungkin dia jadi figur paman yang sebenarnya pengen melindungi kamu. Benar. Dia gak salah. Karena dia inginan terbaik untuk keponakannya.
Tapi gimana caranya kita mendengar advice dari orang tentang traveling. Yang mana dia gak pernah keluar rumah gitu. Yang mana dia cuma di kota-kota itu aja gitu.
Gimana caranya kita dengar advice orang dapetin 1 juta. Dolar pertama Tapi dia 100 ribu dolar aja gak pernah Jadi menurut aku Aku Selama ini mungkin belajar untuk Mendengar advice Atau Mengambil masukan dari orang-orang Yang menurut aku itu aku compare dengan mereka Karena itu mereka lebih di atas aku Misalnya Kayak kemarin aku nonton podcastnya Rich Roll Chris Williamson Walaupun mereka bukan orang orang terdekat aku bahkan gak kenal sama mereka, tapi ketika masa-masa aku lagi kesepian, di masa-masa pandemi, aku dengar sama mereka, dan mereka tuh kayak orang-orang di sekitar aku, karena setiap hari kan aku lebih sering dengar, omongan mereka daripada omongan paman aku tadi, ya konteksnya, Dengar sama atau dengerin orang-orang yang sebenarnya itu support kamu punya goals dan mereka sedang menuju goals itu atau mereka sudah mencapai goals itu. Bukan sekedar dengerin lima orang terdekat kamu, tapi bayangkan lima orang terdekat kamu. Kamu itu sebenarnya tidak memahami goals kamu atau impian kamu atau bahkan kamu diremehkan gitu.
Nah itu aku berasa kadang-kadang mentor itu overrated gitu loh. Kayak orang yang kita berasa mentor ternyata mengomongin kita sesuatu yang sebenarnya dia pun juga gak punya kompetensi gitu. gitu kan, kasarnya, kadang-kadang kita pengen, di mentorin gitu kan, sama dia gitu kan, tapi ternyata, oh sebenarnya setelah gue pikir, ngapa juga gue dengerin lu gitu kan ya, tadi kamu komentar terhadap, oh yaudah kalau gitu, gue cari medium pembelajaran lainnya ya, contoh podcast gitu kan, kalau misalkan ada satu habit, yang aku pengen kalian semua konsumsi, untuk kalian berani, untuk mengubah hidup kalian, menurut aku itu sudah pasti, membaca sih, karena kalau misalkan podcast, aku berani komentar, mungkin bisa kedistorsi, sama mic-nya itu, bulet, orang yang udah di dalam mic ini kan, kayak seakan-akan, Tapi kalau misalnya buku Itu bener-bener udah cuma ada kamu punya otak Dan tulisan tersebut Itu bakal bikin otak kritis kamu tuh berjalan gitu Bahwa ini nih Kata-kata ini, paragraf ini Terkontaksan sama otaknya gue adalah Outputnya ini, output ini Berfadah gak sama gue, kalau misalnya berfadah aku sisi Jadi menurut aku itu penting banget Satu habit ini yang kalian harus Aku sih di tahun 2025 yaitu Kalian tuh harus berani baca buku Ada hubungan sama yang topik pertama tuh Brand road Kalau misalnya lu berasa lu tipe orang yang sama kayak yang dideskripsikan sama Bilal di awal dimana strolling, doom strolling gila-gilaan, lawan sama aktivitas yang bikin lu bener-bener berani diem dan cuma ada lu sama pikiran lu dan lu punya buku itu bakal ngebantu jadi ke komentarnya Bilal terhadap 5 orang segala macem yes itu bener aku berasa ekosistem kalian emang bakal ngebentuk kalian kalau misalkan kalian berasa ekosistem kalian disana sana-sana aja kalian harus pikir ekosistem apa yang deket sama goalnya kalian bukan deket sama kalian tuh aku juga setuju tapi disaat deket sama goalnya kalian pun juga kagak ada Maksudnya tidak mempunyai privilege. Pasti ada dong yang komentar kan. Bro lu mah enak.
Yang dekat sama gue. Lu punya koneksinya. Gue gak punya gitu. Aku argue.
Semua orang punya kapasitas untuk bisa baca buku. Mungkin ada yang bilang. Ya yaudah lah bro. Lu mah enak tinggal hidup di kota.
Jadi aksesnya banyak gitu. Yaudah. E-booknya juga udah banyak gitu kan sekarang kan.
Di chat CPT pun banyak gitu kan. Buku-buku gitu kan. Summary-nya lah ya.
Jadi menurut aku harus bener-bener berpikir. Secara. kritis, gimana ya caranya gue tuh beneran bisa ngubah hidup gue harus fokus gitu, dimana luar aku fokus tuh susah kamu ngomong quotes-quotes ada yang bilang juga kan bahwa ngomongin fokus orang idiot yang fokus itu lebih berbahaya Berbahaya loh dibandingkan orang pinter yang gak fokus, yang gak mau ke distraksi.
Gak paham. Karena argumennya adalah orang pinter tapi ke distraksi terus, gak mau ngapain. Jadi seakan-akan dia masuk ke suatu ruangan kerjaan, dia mau ngerjain 10 tas gitu kan. Dia langsung kerjain 1 dulu, eh 7, eh ketiga, kelima, kayak ngaruh kidul gitu kan.
Dilawan sama orang idiot yang fokus. Yaudah gue 1 dulu, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, thank you, bye. Poin besarnya jangan ngomongin orang bego sama orang pintarnya ya. Konteksnya adalah seberapa pentingnya fokus.
Dan menurut aku gak banyak orang bisa mengakusisi habit positif. Bisa mencapai goalnya karena mereka itu kagak fokus. Karena kita ngomongin Warren Buffett pun ditanya kan sama Bill Gates.
Kalau gak salah dia dikasih tau di suatu tempat. Dan ditanya di tempat yang berbeda, di waktu yang berbeda. Ditanya, menurut lo apa sih satu poin besar orang-orang itu...
Bisa sukses, bisa kaya, apapun itu. Dua-duanya jawab fokus. Orang yang berani attack satu poin gila-gilaan itu yang bakal menang.
Nah itu baik lagi. Kalian itu berani fokus gak untuk kalian itu bisa memperbaiki diri kalian di tahun ini? Karena waktu aku dulu masih kuliah, aku ngeliat temen-temen aku yang pinter banget.
Itu apapun chance-nya diambil. Konteksnya ada kegiatan mahasiswa diambil, ada pertukaran diambil, ini diambil, ini diambil. gak selesai-selesai kuliah 7 tahun tapi ada orang yang ya bukan berarti dia gak ambil semuanya tapi dia fokus aja kuliah kuliah-kuliah dan dia tekunin apa yang dia dalamin kuliahnya kebetulan jurusannya tepat dan sekarang kerja dan bangun perusahaan dan menurut aku itu kayak konteks kok gue bilang tadi ya si paling pinter itu kebanyakan nih kebanyakan nih banyak banget nih distresi ya tapi setelah itu bingung mau ngapain kan dan kerja juga gak sesuai jurusan dan harus mulai dari nol lagi lagi, tapi si teman yang satu lagi tadi yang memang fokus disana, let's say dia emang specialis tapi titik yang aku bisa tangkap dari dia itu fokus, kayak aku bilang tadi kayak kita ada waktu 12 jam nih output yang paling efektif yaitu ketika deep work kita kan kerja kita paling fokus ya 3 jam, 4 jam let's say ada 5 jam, 6 jam itu terdistraksi, tapi hasilnya itu lebih menarik atau lebih efisien yang hasil deep work fokus. Setuju banget sih Tapi balik lagi ke kita punya statement di awal Terhadap brand root segala macem Habit segala macem Apa nih bro konklusinya Aku gak pengen orang-orang di kolom komentar Bakal komentarin kayaknya ini abstrak banget nih bro Kasih gue suatu aksi dong Apa konklusinya What you're not changing You're choosing Apapun kebiasaan buruk Yang tidak kita ubah di 2025 Yaitu pilihan kita gitu Bahwa kita memilih untuk buruk Kita memilih untuk gitu-gitu aja 2023 ketiga kita punya resolusi.
2024 kita punya resolusi. 2025 kita juga punya resolusi. Tapi itu masih resolusi yang sama. Dan kalau 2026 masih sama resolusinya dan dari nol lagi ya something's wrong.
Jadi apapun yang tidak kita ubah. Kita complaining dengan pekerjaan kita. Complaining dengan berat badan kita. Apapun kita complaining, ya itu pilihan kita. Karena kita tidak fokus, tidak disiplin.
Itu sih dari semua obrolan kita menurut aku tuh Kita punya goals Kita punya ambisi Ya mungkin ada satu dua goals yang tidak sesuai dengan rencana Tapi menurut aku Kalau kita masih Membiarkan distraksi masuk Kalau kita masih ngomong-ngomong doang tanpa aksi Ya menurut aku Banyak hal yang belum kita ubah Kita ngomong apa deh Kita berdua cuma konten kan Konten di dunia maya gitu Kalau misalkan kalian abis konsumsi ini gak beraksi It's on you guys Bener Ini Agus juga kayak gini Bila juga Gampang ngomong Tapi mereka juga ngomong doang Learning by doing menurut aku Apa yang kita omongin itu tanggung jawab Untuk bila ada Agus Untuk juga ngelakuin hal yang sama menurut aku Mungkin kadang-kadang menurut aku ada orang-orang Berasa mungkin egonya ketinggian Berasa bahwa Gue pinter, lu pada bego, kemudian gue komen nyinyir aja gitu. Kayak berasa, yaudah bro kita sama-sama tolol aja. Lu kan konten kan, lu cuma youtuber. Yaudah lah gue bacotin juga, yaudah kita sama-sama orang-orang bego aja gitu. Menurut aku buat orang-orang yang berani Untuk ngubah hidupnya itu Orang-orang yang berani untuk Nurunin egonya dan mereka itu Bahasa Inggris unlearn Mereka itu berani untuk unlearn To learn more gitu kan Bahwa mereka yaudah lah Gue coba coba deh beberapa hal gue reset dulu 0, untuk gue tuh belajar lebih banyak lagi loh.
Dibandingin gue terusin, gue learning skills gue udah tinggi banget, gue gak mau dengerin ABCDFG. Begitu orang udah bisa turunin, mereka punya gelas, kayak dia punya air gitu kan, baru mereka tuh bisa ngisi lagi kan. Dan kebanyakan orang berasa, ini udah gue udah pinter.
Menarik ya. Jadi di Edutify itu kan, aku notice beberapa orang-orang ikut bootcampnya aku, itu di... justru kreator yang pernah aku kagumi itu menariknya ya bahkan aku nonton podcast Raditya Dika kemarin dia bilang dia kalau sebelum stand up dia download dulu Udemy untuk belajar stand up lagi dari orang dan komika-komika lain malah penasaran ini kok bisa orang ini belajar lagi itu yang menurut aku bikin orang itu lebih awet muda otaknya kali ya karena dia tidak menutup pintu kemungkinan untuk belajar hal baru atau belajar lagi itu harus aku garis bawah gitu belajar lagi.
Maksudnya mungkin itu hal-hal yang sama gitu loh. Entah kenapa, belajar hal yang sama itu sesuatu yang kayak seakan-akan negatif gitu. Kayak udah baca buku, udah beres.
Yaudah dong. Tapi kalau misalnya buku itu tanda kutip sebegitu bagusnya, it's okay guys. Buat baca lagi, konsumsi lagi, belajar lagi.
Abis itu kalian praktisi lagi. Dapat konteksnya baru lah kalian move on ke buku berikutnya. Tapi begitu.
5 tahun, 10 tahun kemudian kalian berasa ada yang salah dalam hidup kalian, kalian buka buku lagi, it's okay. That's fine. Entah kenapa orang-orang tuh berasa belajar lagi itu sesuatu yang negatif Karena orang gak mau ngerasain pain yang tadi Aku bilang tadi Egonya dong berarti kan Kita ke gym Aku hari pertama ke gym Disamping aku tuh badannya bagus banget Tapi aku masih malu karena Aku ngerasa kalah Tapi kalau dipake mesinnya Aku datang ke gym gak fokus ke orang lain Tapi aku fokus untuk setahun kemudian Aku fit Itu beda Aku datang ke perpustakaan baca buku yang mungkin buku yang Masih kanak-kanak lah ya Aku ingin belajar bahasa Inggris Orang lain udah baca buku tentang Aberranting atau apapun itu Kalau aku fokus ke orang lain ya Aku kayak ciut banget, tapi kalau aku fokus untuk Belajar lagi di bahasa Inggris ada kosa kata yang aku lupa Itu beda, jadi apapun yang Sebenarnya kita ngerasa bahwa insecure Karena kita compare sama orang Tapi kalau kita fokus untuk belajar lagi menurut aku tuh Ada Perasaan Senang tersendiri karena kita membuka kesempatan Untuk Banyak ilmu masuk atau banyak kesempatan masuk Itu Itu kunci ya Kak Agus dan Kak Bilal Aku udah ikuti suara berkelas Sejak setahun yang lalu Tapi aku tidak menemukan podcast Yang ngomongin spesifik tentang happy Kalau tanya ke kalian Sebenernya gimana sih cara happy yang sebenarnya kayak sekarang kan kita berdua orang yang bahagia banget ya padahal muka kita ini kelihatan kayak orang muka banyak masalah masalah, ini waktu habis kalau ketemu kita nih kayak ada masalah nih orang iya aku gak tau maksudnya aku claim aku juga kalau dibilangin bahagia ya kayak ekstrim ya tapi do I find joy on what I do kayak aku berasa kesenangan gak sih aku berasa senang ya tapi kalau happy sih agak ekstrim ya tapi kalau misalnya aku coba berkaca dari buku-buku yang aku baca contoh Berani Untuk Bahagia yang sequelnya si Berani Tidak Suka kebanyakan sih selalu komentar ya pada umumnya ya selalu ngomongin pokoknya orang-orang yang selalu gak bahagia dan Itu selalu ngeliat tuh Ada masa lalu ada masa depan Kayak seakan-akan Masa lalu itu selalu ada terus gitu Masa depan ada terus gitu Kalau misalnya kita konteks kan Karena masa depan itu kalau kita lihat kan Kita jadi tegang kan Masa lalu kan kita kadang-kadang Emosi negatifnya ada regret gitu Aduh sayang nih Kenapa sih gue gak bisa gini gitu kan Nah jadi dua emosi itu yang bikin kita tuh Jadi kita seakan-akan susah untuk Enjoy the present Jadi kalau ditanya Gus gimana sih caranya jadi happy gitu.
Menurut aku kalian harus bisa melihat bahwa masa depan sama masa lalu itu udah cerita fiktif. Yang real itu sekarang gitu. This is real.
Kalian dengerin suara ini segala macam itu bener-bener nyata banget gitu. Tapi yang masa lalu yang udah-udah yang masa depan itu belum terjadi guys. Dan sudah terjadi dan itu gak usah diomongin lagi gitu.
Itu sih dari aku sih kalau misalkan. Orang yang tanda kutip juga claim belum bisa happy ya. Dan mungkin aku berani komentar orang-orang yang beneran happy ya.
Sebenernya gak ngejar happy loh. Ada buku namanya The Stumble on Happiness. Core intinya adalah orang tuh kagak bisa ngejar kebahagiaan, orang tuh bisa stumble, orang bisa jatuh ke kebahagiaan.
Jadi kalau mengutip di buku itu ya berarti kalian harus cari nih kalian punya stumble-nya tuh apa gitu. Apa yang bisa kalian tuh tanda kutip jatuh terus bahagia gitu kan. And ya itu sih kalau dari aku sih. Gak ada hal lain sih.
Kecuali kalian yang mungkin udah sumuran aku. Mungkin gak banyak yang bisa relate. Tapi fakta punya makhluk hidup. yang sesuai dengan aku gitu kan ya, udah punya makhluk hidup yang sudah terlahirkan itu happiness sih beda sih, gak bisa, ya mungkin disini yang bapak-bapak ibu-ibu bisa komentar kali ya kayak melihat anak lahir punya tanda kutip prestasi itu gak bisa dituangkan ke kata-kata sih kalau dari aku ngomongin stumble on happiness tadi berarti kita lihat sejalan nih jatuh happiness itu gak jangka panjang gak jangka panjang bener dia argue ya kebahagiaan itu sifatnya itu ditemukan gak bisa dicari Kan StumbleUpon kan, jadi kalau misalkan dicari kan sekarang-kadang kita bisa punya alat terus coba cari gitu kan nih. Kalau misalkan ditemukan, ya kita lagi jalan nih.
Terus kayak, oh happy. Iya, ketemu langsung. 100 ribu kan 100 ribu karena dari pagi tuh untuk makan aja susah mungkin ya kayak belum ketemu uang tapi ketemu happy oh itu ya tapi kalau dari aku sih yang aku alami selama 5 tahun 5 tahun terakhir sih, karena aku selalu menggantungkan kebahagiaan sama sesuatu yang eksternal kayak aku bilang tadi aku pikir dengan dapat 100 juta pertama ya udah happy gitu mungkin beberapa titik-titik dimana kegalauan atau keresahan ya tertutupi dengan 100 juta mungkin tapi itu kayak short term kayak kogis bilang tadi besoknya tuh ada problem baru ya, mungkin gak happy tapi happy yang seharusnya Aku rasain yaitu Bangun pagi Ibadah Lari pagi ke kantor Oh ada nih hari ini podcast nih Bisa disenyumin gitu Dan itu adalah manifesting yang 4 tahun lalu 5 tahun lalu Yaitu yang bisa bikin aku Oh ya happy gitu Tapi kalau konteksnya happy banget ya Beda kecuali Pulang ini kita ngopi sama Selena Gomez Itu pun ya bisa Sibuk Joy kan Oke kita seneng gitu kan tapi abis itu ya 2 hari 3 hari Kemudian ya gak bikin kita bahagia juga Bener Kita ke pertanyaan kedua Pertanyaan kedua Dari Hafsah Dot Hasari Kak Aku malu bilang ini Tapi aku ngerasain depresi Selama 6 bulan belakangan Udah itu aja?
Iya, gak ada pertanyaan. Gak ada pertanyaan? Depresi.
Saking depresinya dia gak bisa bertanya ya? Iya. Pertama, aku gak suka kata-kata depresi itu karena seakan-akan tuh self, banyak orang tuh menurut aku self-diagnose lho sih. Diagnosa sendiri. Kayak gue depresi nih gitu loh.
Padahal mungkin tanda kutip ya stres kerjaan gitu kan ya. Tapi ya aku mungkin mempunyai simpati, siapa tau emang beneran udah di diagnosa dan beneran depresi lah. Dan aku pengen disclaimer dulu ya aku juga psikolog atau apapun itu gitu kan.
Tapi kalau, dan aku cuma bisa kontaksan ke diri mungkin cowok kali ya. Kalau misalnya cewek aku jujur gak punya kontaks apapun kan ya. Kalau dikontak cowok sih, menurut aku cowok itu bisa keluar dari depresi tuh pas dia sadar ya dia itu udah kagak punya siapa-siapa lagi.
Walaupun itu fiktif gak apa-apa gitu loh. Kayak you're on your own. Hidup itu perang.
Antara lu mau jalan atau gak jalan gitu loh. Pas dia udah sadar itu semua, menurut aku itu hidupnya berubah tuh. Gak ada yang bakal nyelamatin gue. Gak ada yang peduli gue kerja keras.
Gak ada yang peduli gue bangun jam 5 pagi. Gak ada yang peduli gue lari 10 kilo. Gak ada yang peduli gue baca buku.
I'm on my own. Gue harus kejar hasilnya gue. Karena ada yang bilang juga dari buku yang aku baca, aku lupa quotesnya siapa, dimana dia bilang salah satu symptoms menuju depresi adalah rumination.
Dimana saat orang itu sering ngomongin problemnya. Kan sering ya kita ngobrolin problem, problem, problem, problem, terus kelihatan, anjir Tiko. Kayak sesuatu problem yang besar banget ya bos ya.
Padahal mungkin problemnya ke problem kecil gitu kan. Tapi karena diomongin terus-terusan, itu kayak jadi ekstrim banget gitu. Nah, menurut aku teori itu mendingan dikonteksan ke sesuatu yang lebih positif gitu.
Sebegitu powerfulnya kata-kata kita membangun suatu masalah dimana sebenarnya masalah kecil. Sama hal-halnya ya, gimana cara kalian tuh bisa hack otaknya kalian ke sesuatu yang mungkin kecil tapi itu positif. Contohnya gue bisa gitu.
Gue bisa, gue bisa, gue bisa, gue bisa, gue bisa. Gedein itu. Gue bisa gitu. Dan keluar depresi gitu. Aku juga pernah dengar kata-kata dari Simon Sinek yang dia bilang kalau otak manusia itu sebenarnya tidak bisa memahami Kami maksud jangan.
Atau tidak. Atau sesuatu yang kata-kata negatif. Jangan buang sampah disini. Ya orang tetap buang sampah. Kalau anak kecil.
Jangan makan itu. Mahal dimakan. Akan gitu Atau paling sederhana kalau kata Simon Senex sih Coba misalnya aku bilang Jangan pikirin Mobil Ferrari Mobil Ferrari kita pikirin Intinya konteksnya Ketika kita bilang jangan atau hal negatif Kita malah ngelakuin Daripada bilang jangan bawa sampah disini ya Ada orang yang tulis Yang buang sampah disini binatang Itu konteksnya Tapi yang ingin aku sampaikan yaitu Kadang kita Terbiasa fokus pada Ada obstacle. Kita terbiasa fokus pada. Halangan dari rintangan dulu.
Makanya itu yang bikin kita tuh. Berada di lingkungan halangan dari rintangan. Lingkungan depresi menurut aku. Kalau.
Konteksnya yang dimasuk Simon Seneng tadi kan. Ketika orang lagi menyeski di salju. Kan dia bilang.
Jangan. Lihat pohon gitu. Jangan fokus ke pohonnya. Justru ketika kita bilang. Jangan lihat pohon.
Orang kan nabrak pohon. Karena. Dia fokusnya pada pohon.
Tapi kalau. Kita bilang. Fokusnya pada jalannya gitu.
Fokus aja pada pet. Ya kita bakal fokus sama pet. Aduh.
atau apapun yang kita lakukan di dunia kreatif, atau apapun goals kita, jangan fokus pada omongan orang. Itu malah kita fokus pada omongan orang. Si A ngomong gini dikit kita baper, si B ngomong gini dikit kita malah emosian. Tapi kalau kita fokus sama goals, meaning yang dimana kita menuju kemana, ya kadang omongan-omongan tadi itu ya, itu bagian dari proses. Kalau kita mau disiplin, nurunin berabadan, ya kita bakal dites.
sama teman-teman kita makan enak gitu. Kalau kita mau disiplin sama konsisten baca buku ya kita bakal disiplin sama kode konten yang receh atau apapun itu. Apapun yang kita ingin disiplin disana pasti ada ujiannya gitu.
Itu sih menurut aku. Jadi pertanyaan kamu adalah kalau misalnya lu ngomong aja lu depresi lu bilang jangan depresi gitu kan. Bener. Pasti tetap depresi. Depresi.
Kalau aku depresi. Ya itu terus kita pikirin depresinya gitu. Iya.
perspektif yang ingin kita ubah yaitu cara keluarnya konteks cara keluarnya jadi kegiatan-kegiatan menurut aku itu bikin kamu untuk tidak lagi fokus pada kata depresi tadi jadi mungkin bilang kayak jangan berasa depresi tapi kita mungkin ubah jadi Yuk lakukan sesuatu aktivitas yang produktif. Dibandingkan sesuatu yang kayak jangan-jangan. Disuruh dibuat actionable gitu kan.
Itu aku setuju sih. Jangan mageran, jangan males-malesan. Tulis aja sesuatu yang actionable. Oke bangun pagi, lari pagi misalnya.
Menurut aku tapi agak aneh sih orang-orang yang, bukan agak aneh, agak aneh agak kayak ekstrim. Menurut aku, cara kan banyak ya harusnya. Oke, dimana...
Ya kalau kita agak religi dikit ya kita ngomongin agama kan harusnya juga bisa ngebantu gitu kan ya. Ya kita bisa harus carilah kalau agama terlalu berat mungkin ya semestanya kita siapa sih gitu kan ya. Kita bisa cari keluarga, teman gitu kan ya.
banyak sih yang cara-cara yang mungkin terkesan kayak dah gitu kayak terkesan kayak ah itu kan bukannya cara bro itu kan cuma temen gue doang tapi kan sebenernya ngomong sama temen itu kan juga sesuatu jadi mungkin coba cari hal-hal kecil yang buat kalian bahagia kali ya Senang. Jangan yang terkontras kayak sesuatu. Wah gue butuh cara yang begitu ini. Duar. Meledak gitu kan.
Kayak gue langsung main bulan. Gue langsung gak depresi gitu. Justru harusnya cari yang kecil-kecil dulu aja gitu.
Menurut aku cara paling realistis keluar dari depresi yaitu. Aku kutip dari beberapa teman-teman aku. Yaitu yang pertama. Ada lima ya. Yang pertama.
Kita punya Tuhan. Yang dimana kita bless lah. Kita dikroni banyak kesehatan atau apapun itu.
Yang kedua. Karena kita sehat. Kita harus memilih.
memilih kehidupannya sehat gitu. Eat healthy, olahraga atau apapun itu. Yang bener-bener bikin kita bersyukur sama kita punya tubuh.
Ketiga ya, hasilin uang yang halal. dengan keja keras kita sendiri, keja cerdas kita sendiri dan itu bikin kita punya rasa tanggung jawab kita mau membiayai anak atau membiayai keluarga atau siapapun lah yang bisa kita tanggung jawabkan yang keempat kita punya goals itu yang menurut aku tuh efektif banget yang kelima yaitu Habiskah waktu kita bersama orang-orang terdekat kayak keluarga sama temen itu sih menurut aku 5 hal yang bisa ngebantu aku rasa temen-temen aku bisa keluar dari depresinya kita ke pertanyaan terakhir pertanyaan terakhir dari WAA KMPA Kak, aku udah nerapin habit positif di 2024, tapi gagal, makanya aku mau ulang lagi di 2025. Apa alasan utama habit aku gampang gagal? Curhat nih ceritanya.
Iya, by the way ini semua kan hubungannya agak konsisten kan, iya gak sih? Iya. Orang selalu bilang bahwa gue sego udah tau ini semua gitu loh, yang susah mah konsistennya gitu kan.
Terus udah tau yang susah konsistennya, tapi gak mau pilih yang susah. Kayak orang tuh masih kagak tau, kita tuh yang kita lakukan sekarang cuma bisa memotivasi. Motivasi itu hanya bisa untuk memulai. Butuh konsistensi untuk menyelesaikan.
Nah entah kenapa orang tuh berasa memulainya cukup gitu. Yes benar memulai itu mulai dulu oke. Tapi sambil berjalan mereka tuh harus tau, mereka tuh butuh konsisten. Nah untuk konsisten itu kalian harus hack otak kalian sendiri gitu. Dimana di Youtubenya aku pun udah banyak banget aku ngomongin terhadap hack otak gitu.
Yang paling simple menurut aku adalah kalian harus bikin suatu tekanan dalam hidupnya kalian. Karena kayak tadi aku bilang kan, tipe 1, tipe 2, tipe 3. Tipe 1 orang-orang yang tahu goalnya. Menurut aku itu bakal susah konsisten. Kenapa?
Karena dia mager. Gak ada tekanan. punya privilege.
Tipe dua adalah orang yang udah punya tekanan tapi gak punya goal. Udah lari aja kayak setan. Gue dikejar anjing nih.
Tipe ketiga yang kalian yang aku harapinnya seorang berkelas disini karena fakta bahwa kalian denger. denger suara kita sampai detik ini, berarti kalian tuh punya privilege. Kalian harus bikin tekanannya apa, goalnya apa, itu kalian bakal ekstrim gitu. Jadi gimana caranya kalian itu buat kagak gagal, gimana caranya kalian bisa menetapkan kalian punya tekanan, dan abis itu kalian juga mencari kalian punya goal. Itu menurut aku kalian baru ekstrim banget.
Kalau aku lebih ngeliat banyak kebiasaan atau habit itu, konteksnya gagal harus diulang lagi, ya karena kita terlalu ngeremehin. Habit itu. Konteksnya yaitu waktu 2019 aku pikir aku bisa konsisten lari ya cuma sendiri. Ternyata tidak sesusah, tidak semudah itu.
Akhirnya aku ketemu titik dimana memang lingkungan itu butuh. Kenapa? Karena kan ada studi dari Harvard yang bilang kalau pendapatan kita, berat-berat kita kan terkorelasikan dengan orang-orang terdekat kita gitu. Ya kalau mau bangun habit positif apakah itu nge-gym?
At least ada satu dua orang yang memang punya goal same sama gitu. Ya nge-gym, nge-gym bareng gak apa-apa. Tapi jangan sampai jadi titik dimana kamu bergantung sama orang-orang tadi gitu. Makanya waktu aku mulai lari-lari sama temen aku, itu gak apa-apa sebulan dua bulan. Tapi ada titik dimana kalian bisa lari sendiri Akhirnya Itu yang bikin aku stick Dan goals itu harus lebih besar Sekedar kayak lari Jadi mindsetnya gak cuma Aku bisa lari tapi Aku ingin hidup sehat terus nih Aku ingin makan enak misalnya Ya mau gak mau aku harus balance dengan aku bisa konsisten olahraga Kalau misalnya dari aku sih Aku berasa yang recently Aku lakukan adalah Aku itu selalu berjemur Oke Jadi di dalam konteksnya aku, aku berasa Gimana caranya memperbaiki jam tidur yang konsisten?
Gimana cara memperbaiki jam tidur yang jelek? Nah salah satunya berarti kan aku harus memperbaiki aku punya jam tidurnya aku di malam harinya kan. Nah pas awal-awal itu gak enak tuh, aku masih tidur jam 1, bangun jam 6 gitu kan. Masih kagak enak, terus berjemur gitu kan, kena matahari.
Dan di hari tersebut juga aku berasa aku energinya rendah karena gak biasa. Nah sambil berjalan aku coba lawan aku punya keinginan, kehausan untuk minum kopi. Gak apa-apa hajar aja gitu. Nah sambil berjalan akhirnya tubuhnya aku punya jam biologi sendiri untuk bangun jam 6. Regardless of the alarm.
Dulu butuh alarm, sekarang gak butuh alarm. relevansi sama yang kamu ngomongin dan pertanyaan terhadap goal ini tersebut emang pros awalnya itu emang pasti susah gak ada yang gampang gitu loh kalau misalkan yang gampang semua orang bisa lakuin kan fakta bahwa kalian itu gak bisa lakuin karena itu emang susah nah pertanyaannya kalian itu emang tipe orang yang bisa menyelesaikan masalah atau cuma bisa komplain masalahnya hidup itu emang terkait terkesan agak negatif, tapi emang kita tuh problem solver. Manusia, ya kerjaan ini ngapain sih tiap hari?
Ya ngomong padanya kita solve problem, solve problem, solve problem, solve problem, solve problem, solve problem gitu. Buat kalian yang jago, kalian tau solve problem itu goalnya jadi apa. Buat kalian yang sangat jago banget, kalian solve problemnya, tau goalnya apa dengan lagi dikejar tekanannya apa. Itu baru luar biasa.
Jadi poinnya adalah kalau misalnya kalian masih berasa gagal, coba kalian harus refleksi apakah kalian itu nyaman dengan ketidaknyamanan. Mungkin itu kalau dari aku sih, kalau teman-teman yang 20-an yang nonton ini masih bingung, kalian mau ngejar apa di 2025, aku tulis di buku kejaran dan ekspetasi, ya kejar diri kalian sendiri gitu. Kejar diri kalian sendiri. Diri versi kalian yang paling sabar. Versi kalian yang paling sehat.
Versi kalian yang paling produktif. Versi kalian yang paling jujur. Ya kejar versi kalian dulu gitu.
Long do it. Ketika kalian kejar versi kalian tadi. Banyak orang yang kejar.
Uang nih kejar kalian gitu. Kesempatan-kesempatan baru ngejar kalian. Jadi magnet kan?
Jadi magnet. Itu sih dari aku. Semoga sih ini podcast bisa ngebantu orang-orang suara berkelas. Semoga 22.5.
Kita. Kita bisa growing bareng lah. Bisa growing bareng.
Aku doain kalian juga. Semoga apapun yang kalian hadapi itu. Obstacle yang kalian hadapi ya. Bisa tolerasi. Bukan berarti kalian sukses 2025. Ya tidak serealistis itu gitu.
Iya. Harus realistis juga kan. Thank you bagus satu-satunya.
Thank you. Thank you semuanya. Sampai jumpa.