Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah kita sudah sampai ke pertemuan ketujuh. Pertemuan ketujuh ini kita melakukan jejaring dan hari ini kita akan membahas mengenai survei konsumsi makanan.
Sebelum kita mulai, mari kita berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai. Amin.
Baik, di sini kita lanjut mengenai survei konsumsi makanan. Survei konsumsi makanan ini tujuan untuk kompetensi umumnya, yaitu mahasiswa mampu menjelaskan penilaian status gizi secara tidak langsung, yaitu penilaian konsumsi makanan. Jadi sebelumnya survei konsumsi makanan ataupun...
penilaian konsumsi makanan ataupun penilaian konsumsi pangan itu semuanya sama. Kemudian untuk kompetensi khusus, mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan tujuan survei konsumsi makanan. Mahasiswa mampu menjelaskan metode pengukuran konsumsi makanan berdasarkan jenis data dan sasaran.
Kemudian mahasiswa mampu menjelaskan kesalahan dalam pengukuran. ukuran konsumsi makanan. Survei konsumsi makanan ini merupakan salah satu metode penilaian status gizi, perorangan, ataupun kelompok.
Informasi yang diberoleh berupa perkiraan kekurangan zat gizi tertentu yang dapat dikonfirmasi dengan penilaian status gizi langsung. Jadi penilaian status gizi langsung ini berupa antropometri yang sudah kalian lakukan dalam praktikum sebelumnya. Kemudian penilaian status gizi tidak langsung yang kita bahas hari ini yaitu survei konsumsi makanan, itu merupakan penilaian status gizi tidak langsung dan ini merupakan hasil dari status gizi. atau hasil akhir nutrien input dan juga output. Nah, jadi kebutuhan input itu dapat dipengaruhi oleh laju metabolisme basal, tingkat pertumbuhan seseorang, baik dari anak kecil sampai ke dewasa, pertumbuhannya itu dikaitkan dengan inputnya, jadi semakin besar untuk asupannya.
Kemudian aktivitas fisik juga sama. Kemudian ada faktor relatif yang akan mempengaruhi input atau menimbulkan hasil akhir status gizi tadi ya. Jadi ada gangguan percenaan, perbedaan daya serap, tingkat penggunaan, perbedaan pengeluaran dan penghancuran zat gizi tubuh dalam masing-masing setiap individu itu sangat berbeda.
Kemudian untuk tujuan umumnya, Di sini yaitu untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dari ZGZ pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan ataupun individu, serta faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut. Kemudian untuk tujuan khususnya, di sini ada menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok masyarakat, Kemudian menentukan status kesehatan dan gizi keluarga ataupun individu. Jadi nasional bisa, keluarga bisa, individu juga atau berseorangan bisa.
Kemudian menentukan penduman kecukupan makanan dan program pengadaan pangan. Yang nomor empat sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi. Moti. Dan yang kelima sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat khususnya golongan yang beresiko tinggi mengalami kekurangan gizi.
Dan yang keenam menentukan perundang-undangan yang berkenaan dengan makanan kesehatan dan gizi masyarakat. Kemudian di sini ada tingkatan data konsumsi makanan. Jadi di sini ada tiga.
Yang pertama yaitu konsumsi makanan tingkat nasional. Kemudian konsumsi makanan tingkat rumah tangga. Dan yang terakhir konsumsi makanan tingkat individu. Nah ini masih dibagi-bagi lagi. Sekarang ke konsumsi makanan tingkat nasional.
Jadi konsumsi makanan tingkat nasional ini yang pertama ada FBS atau Food Balance Sheet, yaitu neraca bahan makanan. FBS digunakan untuk menghitung tingkat konsumsi masyarakat dan perkiraan kecukupan persediaan makanan secara nasional pada suatu wilayah atau negara. Jadi ini... cakupannya nasional. Nah, kegunaan FBS ini untuk menentukan kebijakan di bidang pertanian, kemudian memperkirakan pola konsumsi masyarakat, dan untuk mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat.
Misalkan suatu daerah ternyata untuk konsumsi berasnya itu di luar Jawa ya, ternyata kekurangan. Bagaimana nanti kebijakannya Kemudian akhirnya bagaimana pola konsumsi makanannya Apakah perlu dirubah untuk konsumsi berasnya Ataukah perlu import Ataukah bagaimana Nah seperti itu Kemudian total diet study Nah ini adalah penilaian asupan ya Berkelanjutan yang dilakukan tahunan dengan sampel dari seluruh kategori usia dan jenis kelamin. Jadi, misalkan saja ini dalam suatu skala nasional, apakah dari usia balita, bayi, sampai remaja, sampai dewasa, konsumsi makanannya itu bagaimana? Misalkan ternyata setelah dicek secara nasional, konsumsi makanan Indonesia itu rendah dengan makan-makanan ikan.
Bagaimana caranya? Nah ini pemerintah memperlakukan edukasi untuk memberikan aneka raga makanan lebih khusus ke ikan agar makanan proteinnya tidak hanya khusus ke hewani ayam. Kemudian konsumsi makanan tingkat rumah tangga disini yaitu untuk menghitung jumlah total makanan dan minuman yang tersedia untuk dikonsumsi oleh anggota keluarga ataupun institusi. Nah, jadi di sini ada yang pertama yaitu pencatatan atau food count.
Di sini dengan cara yaitu mencatat seluruh makanan yang masuk ke rumah yang berasal dari berbagai sumber tiap hari dalam URT atau satuan ukuran volume atau berat. pencatatan setiap hari dilakukan oleh responden. Jadi responden diberikan formulir, nanti diisi. Kemudian jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan sebut dan konversikan ke dalam ukuran berat setiap hari. Dan akhirnya hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan makanan setiap harinya.
Jadi di sini misalkan satu hari si A membeli makanan dalam sekian sekian. sekian sehari beli bayam, beli ikan, itu untuk satu hari itu dicapat. Nah, nanti setelah selesai, dijumlahkan, konversikan ukuran beratnya, kemudian tuliskan rata-rata perkiraan penggunaan makanan setiap harinya berapa. Nah, kemudian makanan cadangan yang ada di rumah tangga dan makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak rumah ataupun rusak. Terbuang atau tersisa atau diberikan pada binatang, piaraan tidak dicatat.
Jadi misalkan satu hari itu tadi ya, beli ikan dan semacamnya itu ada sisa, itu tidak dicatat. Jadi belinya 3 ikan, ya sudah 3 ikan. Meskipun tersisa 1, tidak dicatat. Kegunaannya yaitu dapat mengetahui informasi konsumsi rata-rata per tahun dan perubahan pola konsumsi. suatu populasi.
Dan untuk kelebihannya tidak butuh banyak tenaga dan waktu yang lama, cepat dan relatif murah, kemudian dapat diketahui tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada prioritas tertentu, kemudian dapat diketahui daya beli keluarga terhadap bahan makanan dan dapat menjangkau responden lebih banyak. Kemudian untuk kelemahannya, di sini ternyata dapat kurang teliti sehingga tidak mengambarkan tingkat konsumsi rumah tangga karena lupa. Kemudian sangat tergantung pada kejujuran responden untuk mencatat makanan dalam keluarga.
Misalkan keluarga itu sederhana, jadi dia tidak mencatat ayam ataupun ikan. Harusnya tidak mencatat, tapi karena malu akhirnya ditulis di dalam akunnya sehari itu ada ayam ataupun ikan. Kemudian metode yang kedua itu pendaftaran makanan atau food list metode. Caranya yaitu catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk ke rumah tangga dalam URT berdasarkan jawaban dari responden selama periode survei. Nah, biasanya dilakukan sampai 1 sampai 7 hari.
Misalkan dalam rumah tangga itu belanja sayuran, belanja ikan itu sehari-hari, berarti dicatat per hari kita datang. Misalkan dia beli selama satu minggu langsung berarti langsung dicatat satu minggu dia beli sayur apa saja. Beli kangkung, beli terong dan semacamnya itu untuk dikalkulasikan selama satu minggu. Itu jika respondennya belinya seminggu sekali.
Tapi kalau setiap hari berarti kita datang. Kemudian catat jumlah. Makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota keluarga, baik di rumah maupun di luar rumah. Jadi catat.
Kemudian jumlahkan semua bahan makanan yang diperoleh. Kemudian catat umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan. Jadi dicatat umurnya dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan.
Kemudian hitung rata-rata perkiraan konsumsi bahan makanan sehari untuk keluarga. Bila ingin mengetahui perkiraan konsumsi per kapita, maka dibagi dengan jumlah anggota keluarga. Nah, fruit list method ini, bahan makanan yang terbuang, rusak, atau diberikan pada binatang, piaraan tidak dicatat.
Sama dengan sebelumnya. Kemudian pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan responden. formulir.
Kemudian alat bantuan yang digunakan ada URT, food model, dan questionnaire struktur untuk wawancara yang memuat daftar bahan makanan utama yang digunakan warga. Nah, di sini untuk food list method, kelebihannya itu relatif murah, karena hanya membutuhkan waktu yang singkat. Jadi, cuma belanja-belanja-nya apa sehari ini, satu minggu apa, hanya itu sih.
Kemudian kekurangannya, hasil yang diperoleh, kurang teliti karena berdasarkan estimasi atau perkiraan. Kemudian sangat suseptif tergantung kejujuran respondennya itu. Kemudian sangat tergantung pada daya ingat responden. Jadi lupa kemarin beli apa saja.
Kemudian yang ketiga metode inventaris atau inventory method. Itu pengumpulan data selama 7 hari dengan cara catat dan ukur semua jenis persediaan makanan di rumah tangga dari awal sampai akhir pengambilan data. Jadi ini 7 hari, hampir mirip dengan sebelumnya. Kemudian dicatat dan ukur semua makanan yang dibeli, diterima, dan diolah sendiri setiap hari.
Jadi misal ada tetangganya yang ngasih jagung dan semacamnya itu juga tetap dicatat selama 1 hari. Kemudian catat dan ukur makanan yang... Buang atau sisa busuk atau makanan yang diberikan untuk binatang peliharaan. Jadi, misalkan ada kucing di rumah, terus kalian berikan ekor ikan, itu masih ada dagingnya sedikit, itu dicatat. Jadi, sisanya berapa itu dicatat.
Kemudian, apa yang makanan sisa kalian yang buang? Oh, aku tadi makan kangkung. Ternyata baru makan setengah. Nah, itu dicatat dikira-kira.
Kemudian catat jumlah dan umur individu yang mengkonsumsi setiap makanan. Hitung rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi per kapita dengan membagi konsumsi keluarga dengan jumlah anggota keluarga. Oke, kemudian peralatan diperlukan.
Di sini ada questionnaire, alat timbang, dan URT. Kemudian untuk kelebihannya. Hasil yang diperoleh lebih akurat karena memperhitungkan adanya sisa dari makanan terbuang dan dosa selama survei dilakukan.
Jadi, di sini makanan sisanya karena dicatat, jadi hasilnya lebih valid apa saja yang masuk ke dalam tubuh. Kemudian kelemahannya, petugas harus terlatih dalam menggunakan alat ukur dan formulir pencatatan. Jadi agar valid, oh yang kebuang itu ekor ikan. Ekor ikannya tentunya kecil atau besar, nah itu dicek. Jadi kalau orang yang terlatih pasti tahu sekian gram yang terbuang.
Kemudian tidak cocok untuk responden yang buta huruf bila pencatatan dilakukan oleh responden. Ini apabila petugasnya tidak mencatat tetapi diberikan formulir, kalau responden yang buta huruf otomatis tidak bisa mencatatnya. Kemudian memerlukan perlatan sehingga biaya relatif lebih mahal, karena dikira-kira tadi alat timbangnya, misalkan sisa. Kalau sisanya masih ada, kalau sisanya sudah dimakan kucing kan hanya perkiraan.
Kemudian memerlukan waktu yang relatif lama. Nah, karena tadi waktunya satu minggu, terus suruh ingat-ingat makannya apa saja, terus apa yang terbuang, kira-kira ngambilnya nasi berapa centong. Jadi, memerlukan waktu yang relatif lama. Kemudian pencatatan makanan rumah tangga, yaitu household food record, yaitu metode ini dilakukan sedikitnya dalam periode satu minggu oleh responden sendiri, jadi formulirnya ditinggalkan. Kemudian dilaksanakan dengan menimbang atau mengukur dengan URT seluruh makanan yang ada di rumah, termasuk cara pengolahannya.
Jadi diukur semuanya, makanan yang ada di dalam rumah itu ditimbang, kemudian cara pengolahannya kira-kira. Dia belikan sayur kampung, ada bawang merah, ada bawang putih Bawang putihnya 3 siung, itu berapa gram Bawang merah berapa siung, itu berapa gram Nah itu semuanya dicatat Masuk cara pengolahan ya, garamnya berapa sendok Kemudian gulanya berapa sendok, nah itu semuanya dicatat Kemudian biasanya tidak memperhitungkan sisa makanan yang terbuang dan dimakan oleh binatang piaraan. Jadi semuanya sudah dimasak, beres, entah itu dimakan kucing atau mencisa, itu tidak usah dicatat.
Kemudian metode ini dianjurkan untuk tempat atau daerah di mana tidak banyak variasi penggunaan bahan makanan dalam keluarga dan masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis. Karena tadi... dilakukan oleh responden sendiri. Kemudian caranya responden mencetak dan menimbang atau mengukur semua makanan yang dibeli dan diterima oleh keluarga selama survei.
Kemudian mencetak dan menimbang atau mengukur semua makanan yang dimakan keluarga termasuk sisa dan makanan yang dimakan oleh tamu. Jadi kalau ada tamu datang, itu juga dicatat. Kemudian mencatat makanan dimakan anggota keluarga di luar rumah. Nah, biasanya suka jajan. Ini ternyata juga menghitung rata-rata konsumsi keluarga atau konsumsi per kapita tadi ya.
Dibagi per keluarga. Kemudian untuk kelebihannya, yang diperoleh lebih akurat bila dilakukan dengan menimbang makanan. Nah, karena makanannya tadi diimbang, baik sebelum diolah maupun sudah diolah.
Mau diolah juga. Dapat dihitung intake zat gizi keluarga dan untuk kelemahannya terlalu membebani responden. Ribet kan ya, jadi membebani responden. Kemudian memerlukan biaya yang cukup mahal karena responden harus dikunjungi lebih sering.
Nanti dicek lagi, benar nggak ya respondennya, ngukurnya, nimbangnya, dan semacamnya. Tidak cuncuk untuk responden yang buta huruf. Kemudian memerlukan waktu yang cukup lama. Kemudian selanjutnya konsumsi makanan tingkat individu. Nah, yaitu untuk mengetahui pola dan jumlah konsumsi individu yang berhubungan dengan keadaan kesehatannya.
Metode dapat mengukur sehari-hari dan informasi pola makan dalam periode jangka panjang. Di sini yang pertama ada metode foot recall 24 jam. Ini yang akan kita praktikkan di pertemuan selanjutnya sehabis.
UTS, kemudian putri call ini nanti akan kalian lakukan untuk di survei ke balita nanti nah, kemudian recall, yaitu namanya recall ya mengingat kembali, jadi artinya teknik ini mengharuskan responden untuk mengingat kembali makanan yang dikonsumsi 24 jam yang lalu, dan caranya jadi wawancara dengan responden tentang semua makanan dan minuman yang dan diminum selama 24 jam Termasuk makan yang dimakan di luar rumah, konsumsi suplemen, dimulai saat bangun tidur sampai tidur lagi, dan dimulai saat wawancara mundur 24 jam. Nah, bantuan digunakan di sini ada URT atau food model. Kemudian agar hasil lebih akurat dilakukan dengan menimbang makan yang akan dikonsumsi dan sisa makanannya. atau menanyakan tentang komposisi makanan yang diolah sendiri.
Kemudian untuk kelebihannya, mudah dilakukan, tidak terlalu membadai banding responden karena kita wawancara. Kemudian biar relatif murah dan dapat digunakan pada responden yang buta huruf karena kita yang wawancara. Nah, kelemahannya, bila hanya dilakukan satu hari, tidak dapat memberikan informasi asupan yang sebenarnya. Kemudian ketetapan tergantung pada daya ingat responden.
Jadi respondennya ingat-ingat. Yang sulit dilakukan pada lansia dan anak-anak. Nah, anak-anak kan kadang keluyuran keluar sendiri, dikasih orang. Jadi, nggak ngeh makanannya apa. Kemudian, deflate syndrome, yaitu melebih-lebihkan atau mengurangi jenis makanan yang dikonsumsi.
Jadi, misalkan dia kuhurus, kemudian orangnya sosial ekonominya rendah. Dan ternyata dia ingin melebih-lebihkan sehingga dia minum susu tiap hari. Nah, ini hasilnya nanti tidak paling. Kemudian mengurangi jenis makanan yang dikonsumsi. Misalkan yang diperliti adalah orang kedut.
Ternyata dia mengurangi makanan yang dikonsumsi. Harusnya dia makan 2 centong nasi misal. Nah, karena dia minder akhirnya jawab hanya 1 centong. Nah, kemudian tergantung.
Pada ketepatan estimasi responden tentang ukuran makan yang dikonsumsi. Jadi centongnya yang pakai apa, apakah yang pakai plastik, apakah pakai kayu. Nah, itu harus tepat, mengingat-ingatnya. Kemudian untuk mendapatkan gambaran konsumsi makanan sehari-hari, recall jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan. bukan pada saat melakukan ini juga tidak boleh dilakukan ini saya menggunakan ms-team yang jadi tulisannya enggak terlalu kelihatan jadi saya menggunakan HP juga sebenarnya hai hai Kemudian Contoh cara melakukan recall 24 jam yaitu perkenalan Terus jam berapa bangun pagi, apa yang pertama kali makan, minum kapan, berapa banyak yang terakhir makan, bagaimana cara memasak, siapinnya, kapan Anda makan lagi.
Nah, ini ditanyakan semuanya. Nanti ini akan kita praktikan di pertemuan selanjutnya. Kemudian estimasi food record, yaitu pencatatan makanan dengan menaksir.
Nah, metode ini disebut juga food record. atau dia direkod, yang digunakan dalam mencatat jumlah makanan yang dikonsumsi. Jadi caranya responden diminta untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam URT atau menimbang dalam ukuran berat dalam periode tertentu, 2 sampai 4 hari berturut-turut, termasuk cara persiapan dan pengolahan makan tersebut. Jadi sebelum makan, nimbang dulu. Repot, iya seperti itu.
Kemudian kelebihannya di sini relatif murah dan cepat, dapat menjaga sampel dalam jumlah besar, dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari-hari, dan hasilnya relatif lebih akur. Kemudian kelemahannya terlalu membebani responden, ya tadi ya sebelum makan, limbang dulu. Biasanya nggak mau ya, ribet. Kemudian tidak cocok untuk responden yang buta huruf. Nah, dan kemudian tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam mencatat dan memperkirakan jumlah yang dikonsumsi.
Kemudian, weighing food record, pencatatan dan penimbangan, yaitu dengan cara petugas atau responden menimbang dan mencatat makanan yang dikonsumsi dalam waktu. waktu tertentu, sama dengan metode food record. Ini sama ya, Pak Ade.
Kemudian, perlu diperhatikan juga, bila terdapat sisa makanan setelah makan, maka perlu juga ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi. Jadi, bagian food ini, misal makan sayur kangkung sama nasi, nasinya 1 jentong, kemudian kangkungnya 5 sendok, nah, ternyata masih sisa 1. Seperempat centongnya, nah ini ditimbang. Terus kangkungnya, tadi kan 5, masih sisa 2. Nah ini ditimbang juga. Kelebihannya, data yang diperoleh lebih akurat atau teliti. Kemudian kelemahannya, memerlukan waktu dan biaya cukup mahal karena perlu penelatan tadi timbangan ya.
Kemudian bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama, maka responden dapat merubah kebiasaan makan mereka. Wah aku diteliti ini, besok aku makan enaknya. Akan ayam, besok aku makan ikan deh. Nah, seperti itu. Jadi tidak menggambarkan.
Kemudian butuh tenaga pengumpul data yang terlatih dan terampil dan memerlukan kerjasama yang baik dengan respon. Kemudian yang keempat ada dietary history, yaitu metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama. Nah, ini sampai satu minggu, satu bulan, satu tahun.
Nah ini lebih lama lagi. Metode ini terdiri dari 3 komponen yaitu tadi recall 24 jam, kemudian frekuensi penggunaan dari semculah bahan makan dengan memberikan daftar yang mudah disiapkan jadi checklist frekuensi, kemudian pencatatan konsumsi selama 2-3 hari. Jadi dicek ulang lagi.
Kemudian catatan untuk di eteri histori ini. Itu gambaran konsumsi pada hari-hari di musim tertentu, hari-hari istimewa perlu ditumpulkan. Misalkan hari libur, hari libur aku mau jajan keluar, makan bakso.
Hari libur aku mau beli ikan, misal. Kemudian kelebihannya dapat memberikan gambaran konsumsi pada periode yang panjang secara kuantitatif dan kualitatif. Kemudian biaya relatif lebih murah. Kemudian dapat digunakan di klinik gizi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan diet pasien. Dan untuk kelemahannya, terlalu membebani petugas dan juga responden.
Kemudian hasil sangat tergantung pada keahlian petugas. Kemudian tidak cocok untuk survei-survei yang besar. Dan umumnya memberikan data kuali. Kemudian FFQ, frekuensi makanan. Digunakan untuk memperoleh data kualitatif atau informasi deskriptif dari pola kebiasaan konsumsi.
Ini dengan cara wawancara atau questionnaire yang diberikan langsung ke responden. Responden nanti diminta melaporkan makanan dan minuman yang biasanya dikonsumsi berdasarkan daftar makanan dan minuman dengan frekuensi konsumsi per hari, minggu, bulan, atau tahun tentunya. Respondennya diberitahukan sebelumnya dulu ya, diinfokan, jelaskan, biar paham dan bisa mengisi formulir. Kemudian jumlah dan jenis makan dan minuman bervariasi tergantung dari tujuan pengukurannya.
Kelebihannya, relatif murah dan sederhana, dapat dilakukan sendiri oleh responden, tidak membutuhkan latihan khusus, dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makanan. Nah, setelah diteliti satu bulan, oh ternyata si ibu ini menderita hipertensi karena ternyata dia makan makanan ayam. Kemudian untuk kelemahannya tidak dapat untuk menghitung intek zat gizi sehari.
Nah, karena dihitung secara satu minggu, satu bulan, satu tahun. Tidak bisa dihitung dalam satu hari. Kemudian cukup menjembukan bagi tugas dan sangat bergantung pada kejujuran responnya.
Nah, untuk memperoleh asupan jergi secara relatif atau mutlak, kebanyakan FFQ ini sering dilangkut. Tapi dengan ukuran porsi dan jenis makan. Jadi dicek porsinya berapa. Nah, nanti kalau pakai ukuran porsi dan jenis makan ini disebut semi-kuantitatif FFQ. Nah, dari yang jelaskan tadi nih, ternyata metode pengukuran konsumsi makanan ini kalau berdasarkan jenis data yang diperolah ini dibagi tiga.
Metode kualitatif, kuantitatif, kualitatif, dan kuantitatif. Nah, metode kualitatif ini yaitu frekuensi makanan serta kebiasaan makan serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut. Nah, di sini ada metode frekuensi makanan.
FFQ tadi ada diet dari history, sudah saya jelaskan. Kemudian ada metode telepon. Nah, tadi belum ada, Bu.
Metode telepon ini sangat jarang digunakan karena ini hanya lewat telepon. Nah, biayanya mahal karena telepon ya. Tidak secara langsung, jadi banyak kekurangannya. Kemudian metode pendaftaran makanan, tadi food list sudah saya jelaskan sebelumnya juga.
Kemudian metode kuantitatif, yaitu untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi. Sehingga dapat diketahui asupan yang diisi dengan menggunakan DKBM. DKBM ini ada pada semester 3. Di sini ada metode recall 24 jam, perkiraan estimate food record, food weighting, Account, inventory method, dan household food record. Kemudian metode kualitatif dan kuantitatif.
Ini dua-duanya bisa, itu ada metode recall 24 jam dan dietary history. Ini termasuk kualitatif dan kuantitatif. Pemilihan metode tadi ditentukan dari beberapa faktor. Yang pertama tujuan penelitiannya, tujuan penelitiannya mau apa? Mau nasional, mau individu, atau mau tingkat rumah tangga?
Kemudian jumlah responden yang diliti mau berapa? Mau hanya 10 ataupun 100 atau sekian? Kemudian umur dan jenis kelamin responden, mau balita, mau remaja, atau mau ibu-ibu? Misal ibu hamil dan semacamnya. Terus kemudian ditentukan juga keadilan sosial ekonomi respondennya bagaimana?
Kemudian ketersediaan dana dan tenaganya disiapkan. Misal mau yang paling murah, oke. Ataupun saya ingin yang paling valid menggunakan timbangan, oke.
Tergantung. Kemudian kemampuan enumerator. Misalkan dalam enumerator ini mereka tidak mampu. Mau tidak mau kita harus melatih enumerator itu untuk mengetahui cara subtrikol dan FFQ.
Kemudian pendidikan responden. Nah, misalkan kita mau memberikan formulir. Jadi kita harus mencari responden yang minimal sudah bisa nambah. Kemudian bahasa yang digunakan adalah responden sehari-hari.
Misalkan kita ingin meneliti survei konsumsi pangan di Jawa Tengah. Nah, misalkan kita dari Jawa Barat. Di sana banyak istilah-istilah Jawa yang tidak kita ketahui.
Jadi yang survei ke sana harus orang dari Jawa Tengah. Nah, Jawa Barat sendiri gimana? Ya, di daerahnya sendiri. Kemudian pertimbangan logistik pengumpulan data. Juga perlu, misalkan nih, contohnya jumlah, kita mau nyari jumlah gizi yang dikonsumsi dalam jumlah skala yang kecil.
Nah, misalkan di rumah sakit. Nah, di rumah sakit, orang yang sakit kan hanya sedikit, hanya beberapa. Misal, mau nyari penderita diabetes. Di rumah sakit hanya ada 20 orang.
Nah, jadi metode yang paling tepat. yang adalah metode penimbangan makanan selama beberapa hari. Yang namanya kalau di rumah sakit, orang sakit itu makannya tadi disediakan, satu piring, di situ ada nasi, ada sup, ada ayam.
Jadi sebelum kita hidangkan, biasanya itu sudah diatur oleh pihak gizinya. Nasinya sekian, ayamnya sekian gram, sayur supnya sekian gram, itu sudah ditentukan. Nah, jadi dari penimbangan makanan ini, Sebelum disajikan sudah ditimbang dan ketika makanan sisa mereka setelah selesai makan kita timbang lagi. Oh pasien ini ternyata sisa makanannya segini.
Ayamnya hanya setengah. Rasinya habis. Supnya habis misalkan.
Nah ini enggak apa-apa. Jadi menggunakan kalau sampel kecil ini ya metode penimbangan makanan selama beberapa hari. Kemudian misalnya kalau. Tujuannya ini menentukan jumlah konsumsi rata-rata dari sekelompok responden. Misalnya ini dalam skala besar, misal 30 orang atau lebih 50 atau 100. Nah, ini menggunakan recall 24 jam.
Kemudian yang ketiga, tujuan untuk mengetahui kebiasaan makan atau pula konsumsi. Nah, kalau pula konsumsi, jadi menggunakan metode frekuensi makanan atau FFQ. Kemudian bias dalam pengukuran konsumsi makanan.
Jadi bias ini tidak hanya dalam statistik, tetapi di survei konsumsi makanan juga terdapat biasnya. Kesalahan dalam pengukuran konsumsi makanan di sini ada random bias. Random bias ini karena kesalahan pengukuran, tapi hasilnya tidak mempengaruhi nilai rata-rata.
Bias ini dapat memperbesar sebaran atau deviasi dari nilai suatu pengukuran. Misalnya kalian meneliti sekitar 50 responden. Nah, kemudian di sini bias.
Setelah dicek sebaran deviasinya, Bagaimana caranya agar normal? Akhirnya dikurangin satu responden, dua responden sampai biasnya hilang. Misalkan seperti itu.
Kemudian bias sistematik karena kesalahan dari kuesionernya. Nah, misalnya tadi mau meneliti hanya pola konsumsi makanan tetapi yang digunakan putri kol. Itu sudah salah.
Kemudian kesalahan pewawancara yang secara sengaja dan berulang melewatkan. pertanyaan tertentu, jadi pewawancaranya lupa, eh harusnya tadi aku nanyain dia makan antara makanan yang dia bilang enggak tapi kok lupa, nah itu bias harusnya disajikan, kemudian kesalahan dari alat yang tidak akurat dan tidak distandarkan sebelum penggunaan Kemudian kesalahan dari DKBM, jadi dia mengira-ngira tapi ternyata ukurannya salah, kaknya satu centong sekian gram ini. Nah, ternyata setelah dicek, oh ternyata yang sekian gram ini untuk yang pakai centong kayu.
Kemudian sumber bias dalam pengukuran konsumsi makanan. Di sini bias dari pengumpul data, pengaruh sikap, pengaruh situasi, dan pengaruh hubungan timbal balik antara... Pewawancara dengan respon Misalkan nih perbedaan status Dan penerimaan masyarakat kurang baik terhadap Pewawancara, orangnya sudah males-malesan Mau ditanya Apapun dia males jawab Akhirnya hanya sedikit makanan yang diperoleh Misalnya dia males jawab Barusnya pagi, siang, sore Malam makan, jadi dia hanya Jawab sekenanya aja Makan siang, pagi, terus Udah males gak jawab lagi, lupa mbak, lupa mbak Nah itu ya kemudian bias dari responden terbatasnya daya ingat nah karena mengingat makanan sebelumnya kemarin pagi makan apa ya Oh makan ini terus maka lagi ya Nah kemudian perkiraannya tidak tepat dalam menentukan jumlah kayaknya sih sayuran saya ambil itu dua centong tiga sendok ya Nah gitu ya kemudian the fresh stroke sindrom yaitu membesar-besarkan konsumsi makan yang bersosial tinggi yang tadi ya membesar-besarkan konsumsi nah ternyata dia hanya makan sedikit ataupun dia tidak makan ikan ataupun ayam biar kelihatan helit dia bilang aku makan ikan ataupun ayam keinginan untuk menyenangkan pembawah wawancara itu tadi oh kayaknya ini dari kesehatan jadi yang dicari pasti makanan sehat ikan, ayam, susu. Jadi anak-anakku, aku tulis semua itu deh. Meskipun tidak dilakukan.
Itu bias. Kemudian keinginan melaporkan konsumsi vitamin dan mineral. Mineral tambahan ya.
Kemudian kesalahan dalam mencatat atau food record. Jadi dia lupa. Kemudian kurang kerjasama sehingga menjawab asal saja. Atau tidak tahu atau lupa. Jadi.
Diusahakan untuk mengingat-ingat. Kemudian bias karena kehilangan zat gizi dalam proses pemasukan, perbedaan penyerapan, penggunaan zat gizi tertentu berdasarkan perbedaan fisiologis tubuh. Kalau ini kita tidak bisa menentukan ya, karena misalkan dia makan kangkung, kangkungnya zat gizinya misalnya harusnya 10 gram, tetapi karena...
Proses pemasakan jadinya berkurang menjadi 5 gram kandungan vitaminnya. Nah, itu biasanya di dalam situ. Kita tidak bisa mengukur.
Kemudian bias karena alat, menggunakan alat timbang tidak akurat. Alatnya sudah rusak, tidak tepatan memilih URT. Nah, harusnya centong, tapi lupa atau bagaimana.
Akhirnya yang ditulis pakai sendok, 5 centong. Misalnya 5 sendok harusnya, tapi ditulis 5 centong. Kemudian bias karena di KBM kesalahan dalam penentuan nama bahan makanan.
Kemudian perbedaan kandungan zat gizi dari makanan sama karena tingkat kematangan tanah dan pupuk yang dipakai tidak sama. Dan tidak adanya informasi mengenai komposisi makan jadi atau jajanannya. Nah ini bias tidak ditulis lupa.
Nah, kemudian cara mengurangi bias dalam pengukuran konsumsi makanan ini bagaimana? Gunakan sampel dalam jumlah besar. Jadi, semakin besar sampel respondennya, maka semakin kecil variasinya. Jadi, agar tidak bias.
Jadi, kayak tadi ya, sekitar saya meneliti 100 orang, tetapi yang bias 1 orang. Jadi, dibuang saja. Nah, itu tapi masih banyak sampel yang bisa dibutuhkan.
Jadi memang kalau meneliti nutrisurve ini seperti saya tadi ya biasanya karena ingatan atau karena dia melebih-lebihkan tadi ya. Seperti itu. Jadi misalkan saja dulu saya pernah meneliti jadi anak SD itu dia ini dikonsumsi apa?
Dia kelas 4. Nah setelah ditanyakan dia setiap hari makannya susu tapi dia stand. Nah, hasilnya tidak valid setelah diukur menggunakan SPSS. Nah, dari sini mulai ingat-ingat nih. Ini kesalahannya dari mana? Setelah diingat-ingat, dicek dari uang yang dipakai dia.
Jadi, saya menanyakan jadinya berapa, kemudian dipakai untuk apa. Nah, di situ saya ingat dia mengatakan dia diberikan. Uang 5 ribu untuk jajan ini, ini, ini.
Dan ketika itu saya harus menemui orang tuanya. Nah, untuk mengecek validitas dari makanannya, kemudian untuk mengecek tinggi badannya, dan semacamnya. Nah, ketahuan nih ternyata, karena ini dari sosial ekonomi rendah.
Jadi kalau secara dinalar, dia tidak bisa membeli susu. Nah, hasilnya tidak valid karena ini. Ternyata seperti itu.
Hanya... melebih-lebihkan dia mengonsumsi susut, tetapi hasilnya menjadi sangat bias. Kemudian kita lanjutkan kembali, cara mengurangi bias dalam pengukuran konsumsi makan yaitu ulangi pengukuran intai konsumsi terhadap responden yang sama dalam beberapa waktu. Jadi misalkan kita hanya untuk satu kali, satu hari, nah itu khawatirnya bias, jadi yang digunakan harus dua kali ataupun tiga kali untuk mendapatkan data yang lebih valid.
Jadi satu hari ketika dia sekolah, satu hari ketika dia libur. Nah biasanya kalau libur kan kalau di rumah, orang tuanya minta jajan makan di mana. Oh saya mau makan ayam, mah oke. Saya mau makan mie, oke.
Mau makan rendang, oke. Jadi kalau sehari-hari biasanya hanya sayur aja nih misalnya seperti itu. Kemudian...
Alat akurnya dikalibrasi dan untuk mengurangi biasanya berhubungan dengan pengetahuan responden, mengetahui ukuran porsi, gunakan alat bantu seperti gambar. Jadi ada food model atau contoh bahan makanan langsung dan alat makan yang biasa dipergunakan. Nah ini nanti minggu depan kita praktikum. Nah kemudian untuk kesimpulannya. kesimpulannya disini kesimpulannya gak keluar ini saya bacakan aja ya jadi kesimpulannya yaitu pengukuran konsumsi makanan yaitu merupakan penyelidikan status gizi tidak langsung yaitu bukti awal prediksi kekurangan dari gizi pada individu ataupun kelompok, tujuan utamanya yaitu untuk memiliki kecukupan konsumsi yang seharusnya perencanaan program gizi kemudian untuk Kesimpulan yang ketiga yaitu metodenya terbagi sesuai tingkatan, tadi ada nasional, individu, tingkat rumah tangga, dan metode kuantitatif atau kualitatif.
Kemudian ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode akan tidak terjadi bias tadi. Silakan nanti berkomentar setiap orang, setiap individu, nanti mahasiswa merangkum apa yang saya sampaikan ke bagian chat. Jadi nanti yang bagian chat itu saya anggap sebagai absen.
Jadi silakan untuk berkomentar atau... menuliskan hasil rangkuman apa yang kalian pelajari hari ini ke dalam komentar tersebut nanti akan saya masukkan sebagai pengganti sekian dari saya Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh