Transcript for:
Dampak TikTok di Indonesia untuk Pengguna

Social Media App TikTok TikTok Selamat TikTok Agustus 2024 kemarin Anda telah mendapat peringkat pengguna terbanyak di dunia dari Indonesia dan bukan cuma itu, pengguna terlama main TikTok di dunia di perangkat Android Dan gue realize seberapa berbahayanya itu Kalau gak ada perubahan sama sekali Dan ini emang nyambung dari postingan gue yang ini Di X hampir 1 juta view di Instagram juga lumayan. Ternyata orang relate. Lo kalau buka TikTok sekarang, lo buka komen-komennya, ada kemungkinan IQ lo bisa menurun 30 poin. Dan setelah diterusurin, memang TikTok adalah platform dengan pengguna terbanyak yang pendidikannya paling rendah, alias orang-orang gop. Terus ada yang komen, lo belum lihat Facebook kok, yang disambungin tuh selalu sama Facebook. Terus kalau dilihat datanya, ya sama-sama aja ternyata. Dan ternyata ada korelasinya, pas gue balik ke Twitter, yang notabene pinter-pinter semua, responnya itu jauh lebih kritis. Kalau orang mau nge-bash gue, dan itu ngebash dengan argumentasi, which gue respect. Di satu sisi, gue ngerti orang yang tanda kutip bodoh itu gampang banget dimanipulasi. Sangat amat mudah untuk digiring pikirannya. Antara untuk memilih satu presiden, mendukung satu influencer, memegang nilai-nilai yang salah, yang sampai di titik, menurut gue, ini platform sangat berpengaruh. potensi untuk jadi mesin propaganda pencipta presiden dunia the real kingmaker dan kali ini bahayanya bukan pembunuh UMKM itu mungkin temu nanti pas mereka ke Indonesia ini bahayanya bisa sampai di level ngehancurin sebuah negara ada yang namanya devide et impera Yaitu, gimana cara satu entitas menguasai satu tempat dengan memecah belah Mau tau gak, cara lebih gampang lagi Kalo udah terpecah belah, jangan dibikin mereka pinter Bikinlah mereka semakin bodoh Semakin bodoh, semakin mudah dimanipulasi, semakin mudah digiri Gue gak bilang TikTok udah di tahap Dan gue deket sama orang-orang yang kerja di TikTok dan di Bytes, mereka orang-orangnya baik banget, sangat berkompeten dan gue suka nilai-nilainya mereka. Tapi ya nilai satu atau dua orang gak bisa dibilang merepresentasikan nilai seluruh perusahaan. Kita bahas yang paling pertama dulu deh, social media orang bodoh. Nah memang backstory-nya ini semua mulai pas gue ngerasa gue beropini soal kebenaran atau fakta yang ada. Dan responnya tuh gila banget Di Instagram supportnya kayak gimana Di X supportnya kritis Di media forum lain ada perdebatan yang sehat Tapi di TikTok kalian baca sendiri komennya Yang ternyata memang gak semuanya tuh orang tanda putih bodoh Yang banyak dan banjir adalah akun buzzer Karena literally gue seorang diri Gue mau bikin 100-1000 akun di TikTok Gue bisa Gue mau upload 100 konten di masing-masing akun gue Bisa Semudah itu untuk orang ngeliat pas buka komen Oh Mungkin ini faktanya karena ini top comment seberapa mudah untuk dimanipulasi. Tapi kita balik ke frasa orang bodoh ya. Tanda kutip orang yang berpendidikan rendah. Karena ada risetnya. Korelasi antara pendidikan dengan penanganan emosi. Semakin tinggi, semakin kalem. Semakin rendah pendidikannya, semakin emosinya itu gampang banget dipancing. Dan kalau misalnya kita mau memanipulasi orang, gue udah sering bahas di bahkan video bisnis sebelumnya. Lu jangan mancing otak dia, pancing emosi dia. Orang yang lagi marah nggak bakal mikir untuk ngelakuin sesuatu yang bodoh. Orang yang lagi FOMO gak bakal mikir buat keluarin semua duit dia Dan itu yang dipake di seluruh teknik marketing di seluruh dunia Pancing emosinya Semakin rendah pendidikannya, semakin tinggi emosinya Ini makanya gue sering bilang kayak Apa beberapa negara memang gak mau warganya tuh pinter Karena semakin gampang digiring Tapi kita balik ke pertanyaan kenapa warga-warga di TikTok Notabene pendidikannya rendah Sampai di tahap gue sekarang udah uninstall TikTok Gue cuma upload konten disana Terus aja edukasi walaupun lawan arus Karena memang pertumbuhan ini gila banget Berapa lama yang dibutuhin? untuk nge-reach segitu banyak user di Indonesia. Dan pertumbuhan itu ada harganya. Salah satu yang bikin TikTok tumbuhnya itu gila banget. Karena dia notabene open. Semua orang bisa bikin konten, semua orang bisa viral, semua orang bisa jadi influencer. Orang bodoh bisa bersuara dengan keras. Orang pintar belum tentu. Tapi kuncinya di sini adalah bisa. Kalau segilas, itu memang misi yang mulia. Semua orang bisa bersuara. Yang penting konten mana aja yang paling viral. Nggak terlalu penting lah orang itu pintar atau bodoh. Nah, model ini untuk sosial media, yang sebenarnya nggak bisa dibilang sebagai sosial media, tapi lebih ke konten distribution platform. Yang penting konten itu yang bikin perkembangan TikTok itu gila banget. Dilemanya tapi kayak gini, kita tahu pendidikan orang TikTok itu agak rendah ya. Kita tahu yang suka dikonsumsi adalah konten-konten yang tidak bersubstansi. Konten drama, konten ngejelekin orang. konten ekstrim, ngemis, dan balik lagi ke poin pertama yang kita bahas. Orang Indonesia, pengguna Android, itu spend paling lama di TikTok di seluruh dunia. Kan rumusnya supply-demand. Mereka emang suka konten yang tidak beredukasi, ya mereka dikasih konten yang tidak beredukasi. In a way, ini berpotensi buat bikin makin membodohkan orang. Karena yang penting lu suka kontennya, lu dapat konten. Walaupun TikTok itu banyak bilang kita ada content moderation dan ada banyak aturannya. Tapi kan aturan itu nggak berlaku dan nggak terlalu ngefilter apa yang bagus atau jelek. Yang penting yang viral atau menarik atau yang bosenin. Harusnya TikTok lebih ngejaga satu hal lagi. Bukan cuma konten, dia harus bertanggung jawab dengan yang namanya akun. Salah satu kokoan ada TikTok, lo punya 0 follower aja, video lo bisa jutaan views. Kenapa? Soalnya pintu paling gedenya itu content moderation. Tapi kalau lo lihat sosmed yang lain, jauh-jauh-jauh lebih susah. Lo dari 0 follower bisa dapet follower, bisa dapet views. Kenapa? Soalnya ada yang namanya account moderation Bukan cuma masalah konten, akun lo tuh harus bermutu Harus dicek ini orang emang konsisten upload atau enggak Apa ini akun baru yang dibuat sama agency Apa ini akun baru buat buzzer Apa ini akun baru buat politik Buat ngedukung presiden tertentu Dan ini ngomong dari pengalaman ya. Pas kemarin pemilu, bahkan pemilu beberapa tahun yang lalu, banyak banget presiden di dunia menggunakan TikTok sebagai alat kampanye yang gila banget. Dan ini list presiden dunia yang berhasil menang. Salah satunya karena kampanye mereka sukses di TikTok. Sebelum kita bahas lebih lanjut, lain kali yang dicek itu bukan kontennya doang. Tapi yang dicek harusnya akunnya. Kalau mau bertanggung jawab, satu orang ini jelas siapa? Dan pastiin dia nggak menyalahgunakan akunnya. Ini tuh analogi kayak gini. Luat perusahaan yang menciptakan senjata. Salah nggak itu? Untuk pebisnis sebenarnya nggak salah. Lo menciptakan sesuatu, misalnya untuk pertahanan, untuk memastikan kita ada self-defense. Tapi kalau misalnya lo menjual secara massal, lo nggak... Cek itu orang udah punya sertifikasi atau nggak, itu orang cukup umur atau nggak. Lu main jual aja itu senjata. Tau-tau dipake sama banyak orang untuk membunuh orang. Tapi disini kita bisa cuci tangan. Kan kita cuma penjual senjata. Kita gak nyuruh mereka buat tembak orang lho. Dan itu situasinya. In a way bukan TikTok sebagai pihak pertama yang menurut gue berbahaya. TikTok tidak melakukan, tapi TikTok membiarkan. Kalau nggak sampai sekarang sih harusnya konten gue yang berfokus ke edukasi itu tetep naik. Dan gak dibash segitunya sama buzzer ya. Kalau misalnya sama orang-orang yang real nih akunnya Dan dia memang tidak berpendidikan Gue justru happy Karena pelan-pelan mereka bakal lihat kontennya Pelan-pelan mereka bakal melihat make sense Tapi kalau buzzer Akun kosong dan dia komen di video gue Dan di top likes biar setiap buka komen situ selalu paling atas Yang bikin orang ngerasa Oh ini pasti faktanya nih Karena semua orang mendukung komen ini Dan itu yang bahaya Dan itu yang dipakai sebagai mesin propaganda Again, mungkin TikTok apa? Bermaksud Tapi come on Gue yakin orang-orang petinggi, sampai manajer di top tuh sadar. Semaren pas pemilu, mungkin nanti pas pilkada, seberapa ribu, puluhan ribu, ratusan ribu akun yang diciptakan, yang sebenarnya kosongan, nge-upload setiap hari untuk ngedukung satu ideologi seorang pemimpin. Iya kalau positif, kalau misalnya Black Campaign, nggak ada resikonya lho, itu seribu akun dibikin memang tujuannya buat ngejelekin pas lon yang satu lagi. And yes, ini akun semuanya bisa viral. Yang penting jedak juduk. Penuh drama, memancing emosi, kenapa selalu warga kita pendidikannya rendah? Coba deh, campaign kayak gitu di Twitter, yang bener-bener nggak ada substansi ya. Susah untuk gede, coba aja di Instagram. Karena dulu pernah ada kasus ya, secara terbuka, salah satu karyawannya TikTok itu bilang, di US itu ada hak khusus untuk naikin satu konten tertentu tanpa harus ngelewatin algoritmanya. Again, ini kan liputan. Gue nggak tau kebenerannya, tapi kalau itu beneran terjadi, itu sesuatu yang bahaya banget. Salah satu lingkaran setan untuk menciptakan propaganda. Pertama, harus masif. Dan platformnya membolehkan untuk itu masif. Tiba-tiba 1 juta akun ngebahas tentang satu topik. Di mana 1 juta akun itu nggak perlu 1 juta orang. Mungkin 10 juga bisa. Dan dia harus keluarin konten emosional yang target ke orang yang bodoh. Orang yang tanda kutip tidak bisa berpikir. Pas orang ini udah terekspos, dia cari validasi dong. Bener nggak sih konten yang gue lihat? Di pikiran dia adalah... Gue cek komen deh, gue liat orang lain mikirnya apa Kirain organik, kirain orang beneran Bukalah dia di post lain top commentsnya apa Top commentsnya tetep sama ngejelekin satu paslon itu Orang bodoh gak mikir panjang Ini pasti bener nih, tapi kalo lo liat itu semua akun yang top comments Banyak banget loh, gue gak bilang semua Itu tuh akun buzzer Eh gue komen, nanti langsung taruh 100 like ya biar langsung diatas Itu common di dunia agency Dikombinasiin semuanya Konten emosional, orang bodoh Mereka yakin semakin bodoh Dan ini bahaya yang paling gede yang bisa terjadi di sebuah negara Masyarakatnya makin lama makin bodoh Makanya gue capek soal TikTok Gue gak mau buka TikTok Ngebacain komennya itu somehow bikin IQ gue agak berturun Tapi bukan berarti gue menyerah dengan TikTok Gue tetep bakal upload disana Salah satu opini-opini gue Edukasi, kadang sharing tentang motivasi Karena gue ngelewatin banyak Susah-susahnya hidup juga Yang bukan cuma suksesnya doang yang bisa di-share Dan ini poin terakhir yang menurut gue penting Soal tanggung jawab Kita clear ya, Indonesia tuh addicted with TikTok. Pengguna paling banyak dan pengguna paling lama. Dan ada penelitian. Ada hubungannya dari berapa lama lo main TikTok dengan kesehatan mental. Dan penelitiannya 60-70% remaja yang sering pake TikTok itu ngalamin stres, gangguan cemas, kekelesan, anxiety, dan bahkan pikiran-pikiran negatif, insecurity. Dan yang lebih parah, yang dari tadi gue bahas dari awal, dampak buruk terhadap kognitif otak. Kecanduan TikTok, apalagi kalau konten-kontennya kayak gitu, masih mending kalau organik, kalau misalnya dipakai buat propaganda. Why all the... Biar IQ kalian gak minus. Jangan sering-sering buka TikTok. Kalau mau buka. Pastiin filter itu konten-konten yang edukatif. Jangan telan mentah-mentah kalau liat ada yang top comments. Karena mereka gak kuat di account moderation. Coba aja deh. Sekarang lo bikin account. Kosong. Upload yang nyampah-nyampahin orang. Coba liat viral atau enggak. Simple aja deh. Biar gue gak keliatan banyak bacot. Kalian bisa coba sendiri. Itu bahayanya TikTok. I'll see you guys in the next video. Bye-bye.