Catatan Kuliah: Perang Melawan Sang Tirani

Pendahuluan

Jepang awalnya disambut baik oleh rakyat Indonesia namun kemudian dibenci lebih dari pemerintahan kolonial Belanda.
Kebencian disebabkan oleh tindakan sewenang-wenang oleh Jepang, termasuk kekejaman polisi militer (Kempetai).
Banyak perempuan Indonesia ditipu dan dipaksa menjadi wanita penghibur.

Definisi: Gerakan sembunyi-sembunyi yang tidak menjurus pada perlawanan bersenjata.
Tujuan: Menggalang solidaritas dan memperteguh cita-cita perjuangan.
Kelompok Gerakan Bawah Tanah:
1. Kelompok Soekarni
  - Soekarni bekerja di Sendenbu (propaganda Jepang).
  - Menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan dan mengungkap kebohongan Jepang.
  - Mendirikan asrama politik "Angkatan Baru Indonesia".
2. Kelompok Ahmad Subarjo
  - Bertugas menghimpun tokoh-tokoh yang bekerja di Angkatan Laut Jepang.
  - Mendirikan "Asrama Indonesia Merdeka".
3. Kelompok Sultan Syahrir
  - Mengumpulkan informasi dari siaran radio sekutu.
  - Menyebarluaskan informasi dan diskusi tentang kemerdekaan.

Perlawanan di Aceh (1942)
- Dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil.
- Reaksi terhadap penghinaan oleh Jepang, termasuk pembakaran masjid.
Perlawanan di Singaparna (1944)
- Dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa.
- Perlawanan terhadap pemaksaan upacara "Seikere".
Perlawanan Petani Indramayu (1944)
- Dipimpin oleh Haji Madrian.
- Reaksi terhadap kewajiban menyetorkan padi.
Perlawanan di Kalimantan
- Dipimpin oleh Pang Suma, seorang pemimpin suku Dayak.
- Menggunakan keunggulan geografis untuk melawan Jepang.
Perlawanan di Papua (1943)
- Dipimpin oleh El Rum Korem dengan gerakan Koreri.
- Melawan kekejaman Jepang di Biak.
Pemberontakan PETA di Blitar (1945)
- Dipimpin oleh Shodan Ko Supriyadi.
- Reaksi terhadap kebijakan Jepang termasuk rekrutmen paksa.

Berbagai perlawanan menunjukkan semangat perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan Jepang.
Perlawanan ini menjadi bagian penting dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.