Beliau lahir di Afsyanah, Ibn Sina memiliki kecerdasan yang luar biasa, sehingga ketika berumur 10 tahun beliau sudah dapat menghafal Al-Quran. Halo semuanya, kembali lagi di channel Halo Edukasi. Di dalam sejarah, Islam memiliki tokoh-tokoh filsafat yang hidupnya dipengaruhi oleh lingkungan dan juga kebudayaan yang berbeda, juga suasana yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi setiap tokoh filsafat. Pemikiran-pemikiran tokoh filsafat ini dapat memengaruhi perkembangan keilmuan Islam juga dunia secara universal. Berikut tokoh filsafat Islam dan pemikiran yang dimilikinya.
1. Al-Kindi, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 185 Hijriah di Kufah. Al-Kindi mengalami masa pemerintahan lima halifah Bani Abbas. Al-Kindi memadukan filsafat dan juga agama. Al-Kindi berpendapat bahwa filsafat merupakan pengetahuan yang benar. Umat Islam diwajibkan untuk belajar teologi, sedangkan teologi bagian dari filsafat.
Jiwa menurut Al-Kindi merupakan sesuatu yang tidak tersusun, memiliki arti penting, mulia dan juga sempurna. Selain itu, jiwa bersifat ilahiyah, spiritual, dan terpisah juga berbeda dari tubuh. Al-Kindi berpendapat bahwa jiwa memiliki tiga daya, yaitu daya bernafsu, daya berpikir, dan daya pemarah. Al-Kindi berpendapat bahwa filsafat harus memperdalam pengetahuan manusia tentang diri dan seorang filosof hukumnya wajib menempuh kehidupan yang bersusila.
Oleh karena itu, dalam ahlak dan juga moral, Al-Kindi mengutamakan kaedah Socrates. 2. Al-Farabi, memiliki nama asli Abu Nasr ibn Muhammad ibn Tarhan ibn Awzalak. Al-Farabi mendapatkan nama ini berasal dari nama kotanya yaitu Kota Farah. di mana beliau dilahirkan di kota tersebut pada tahun 870 Masehi.
Ilmu filsafat ataupun pemikiran tentang filsafat sebelumnya dipadukan oleh Al-Farabi, seperti halnya pemikiran dari Aristoteles, Plato, dan juga Plotinus. Pemikiran Al-Farabi yang selanjutnya yaitu jiwa, jiwa bersifat rohani bukan berwujud materi. Jiwa manusia disebut Al-Nafas Al-Natikah yang berasal dari alam ilahi.
Mengenai kekekalan jiwa, Alfarabi membaginya menjadi jiwa Holidah dan jiwa Fana. Jiwa Holidah merupakan jiwa yang mengetahui berbuat baik dan kebaikan, dan dapat melepaskan diri dari ikatan jasmani. Alfarabi memiliki karya tentang pemikiran politik dengan judul Al-Siyasa Al-Madiniyah, Pemerintahan Politik, dan arah Al-Madinah Al-Fadilah. Pendapat-pendapat tentang negara utama dalam karya tersebut banyak dipengaruhi oleh pemikiran Plato.
bahwa negara seperti bentuk tubuh manusia yang terdiri dari kepala juga bagian yang lainnya. 3. Ibn Sina, memiliki nama lengkap Abu Ali Al-Hussein Ibn Abdillah Ibn Ali Ibn Sina. Beliau lahir di Afsyanah, Ibn Sina memiliki kecerdasan yang luar biasa, sehingga ketika berumur 10 tahun beliau sudah dapat menghafal Al-Quran. Tasawuf menurut Ibn Sina yaitu, Tasawuf dimulai dari akal dan dibantu oleh hati. Dengan pancaran akal juga kebersihan hati, akal dapat menerima marifah dan al-fa'al.
Mengenai bersatunya Tuhan dan manusia yang berada dalam hati manusia, Ibnu Sina tidak terima dengan pemahaman tersebut, karena manusia tidak dapat langsung dengan Tuhannya, tetapi lewat perantara terlebih dahulu untuk menjaga kesucian Tuhan. Teori kenabian dan kemukjizatan, Ibnu Sina membagi manusia menjadi beberapa kelompok. Mereka yang memiliki kecakapan teoritisnya sudah mencapai ke tingkat tinggi sempurna dan tidak membutuhkan guru sebangsa manusia.
Memiliki kesempurnaan daya intuitif tetapi lemah dalam daya imajinatif. Kemudian, orang yang memiliki daya teoritisnya sempurna tetapi tidak praktis. 4. Al-Ghazali Al-Ghazali memiliki nama panjang Abu Hamid bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali. Lahir pada tahun 450 Hijriah di Tus yang merupakan kota kecil di Hurasan, Iran. Al-Ghazali pertama belajar agama yaitu di kota Tus, kemudian menuju ke Jurjan dan belajar dengan Imam Al-Juwaini, yaitu di Naisabur.
Karya yang dimiliki oleh Al-Ghazali yaitu Ihya Ulumiddin yang memiliki arti menghidupkan ilmu-ilmu agama yang ditulisnya selama beberapa tahun dengan berpindah-pindah tempat. Pikiran-pikiran yang dimiliki Al-Ghazali mengalami perkembangan selama hidupnya. sehingga sulit untuk mendeteksi kesatuan corak secara kelas yang terlihat dari sikap filsuf terhadap aliran akidah pada saat masa tersebut. Itulah beberapa tokoh filsuf Islam dan pemikirannya. Bila mengetahui tokoh filsuf lainnya, silakan tulis di kolom komentar.
Jangan lupa untuk like, share serta subscribe agar tidak ketinggalan video dari Halo Edukasi. Sampai jumpa di video selanjutnya. Terima kasih.