Transcript for:
Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Kami dari kelompok 4 mempersembahkan sebuah video pembelajaran tentang sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia Asal mula ditetapkannya bahasa Indonesia Bahasa Indonesia identik dengan bahasa Melayu dan juga bahasa Indonesia dijadikan sebagai jati diri bangsa Indonesia melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Menurut Wittgenstein, seorang filsafat bahasa pada abad 20 yang berasal dari Austria, mengumumkakan bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk serta struktur yang logis. Sedangkan menurut Ferdinand de Saussure yang dijuluki sebagai Bapak Lungistik, Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol, karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok lain. Bila melihat dari kedua definisi, kita dapat menyimpulkan bahasa adalah suatu percakapan atau sistem lambang bunyi yang digunakan oleh setiap individu untuk berkomunikasi dan berinteraksi.

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu termasuk rumpun bahasa Austroni. Yang telah digunakan sebagai lingua franca di Nusantara Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7 Bukti yang menyatakan hal tersebut ialah dengan ditemukannya para sasti dari kedudukan Bukit Yang berangkat tahun 63 Masehi di Palembang Tarang Tuwo yang berangkat tahun 654 Masehi di Palembang Kota Kapur yang berangkat tahun 686 Masehi di Bangka Barat Dan karang berangkat tahun 657 Masehi di Palembang yang berangka 688 Masihi di Jambi.

Prasasti-prasasti tersebut bertuliskan huruf pranagari berbahasa Melayu kuno. Bahasa Melayu kuno tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya, karena di Jawa Tengah, Ganda Suli, Juga ditemukan prasasti yang berangka tahun 832 Masahi Dan di Bogor ditemukan prasasti yang berangka tahun 943 Masahi Yang juga menggunakan bahasa Melayu kuno Secara sosiologis penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa Bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 Hal ini yang sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia Pada Kongres Nasional ketiga di Jakarta dirancanglah penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pasca kemerdekaan Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin Seorang politikus, sastrawan dan ahli sejarah Dalam pidatonya pada Kongres Nasional ke-2 di Jakarta, Muhammad Yamin mengatakan bahwa jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusteraannya hanya ada dua bahasa yang diharapkan menjadi bahasa persatuan, yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayu lah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan. Ada beberapa alasan mengapa bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Yang pertama, apabila bahasa Jawa sebagai bahasa nasional, suku-suku bangsa lain akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas di Republik Indonesia.

Dua, bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. 3. Bahasa Melayu Riau merupakan lingua frangka atau bahasa pengantar di Indonesia dan bahasa yang paling sedikit terpengaruh dengan bahasa-bahasa lain. 4. Penggunaan bahasa Melayu bukan hanya terbatas di wilayah Nusantara, melainkan ada dari negara Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Namun secara yuriditis, bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945. atau setelah kemerdekaan Indonesia ketika Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagaimana tercantum pada bab 15 pasal 36 mengatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Kongres Bahasa Pertama, Kongres Bahasa pertama diadakan di Solo tanggal 25 sampai 27 Juni 1938. Kongres kedua dilaksanakan di Medan tanggal 28 Oktober sampai 2 November 1954. Kongres ketiga diadakan di Jakarta 28 Oktober sampai 3 November 1978. Kongres keempat diadakan di Jakarta pada tanggal 23 Juni 1978. 1-26 November 1983 Kongres ke-5 diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober sampai 2 November 1988 Kongres ke-6 diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober sampai 2 November 1993 Kongres ke-7 diadakan di Jakarta pada tanggal 26-30 Oktober 1998 Kongres ke-8 diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1998 pada tanggal 14-17 Oktober 2003 dan Kongres ke-9 diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober sampai 1 November 2008 dan yang terakhir Kongres ke-10 diadakan di Jakarta pada tanggal 28-31 Oktober 2013 Kongres Bahasa Indonesia pertama Berlangsung pada tanggal 25 sampai 28 Juni 1938 di Solo. Disimpulkan telah disepakati pada tanggal 18 Agustus 1945, dilakukannya penanda tanganan Undang-Undang Dasar 1945 yang salah satu pasalnya, pasal 36 dengan menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan 19 Maret 1947 dirismikannya penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Opusyen. Kongres Bahasa Indonesia ke-2 berlangsung pada tanggal 28 Oktober sampai 2 November 1954 di Medan.

Disimpulkan penyempurnaan ejaan yang akan diresmikan tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia. Meresmikan penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, EYD, melalui pidato kenegaraan pada sidang DPR yang dikuatkan pula dengan keputusan Presiden nomor 57, Tahun 1972 Kongres Bahasa ketiga Berlangsung pada tanggal 28 Oktober sampai 2 November 1978 di Jakarta Disimpulkan bahwa dalam rangka memperingati hari supah pemuda yang ke-50 para cendikiawan Pemerintah dan ahli bahasa berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia Kongres Bahasa Indonesia keempat Berlangsung pada tanggal 21 Oktober sampai 6 November 1938 di Jakarta Disimpulkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi Sehingga amanat yang tercantum di dalam garis-garis besar Haluan negara yang mewajibkan semua negara Indonesia Untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat tercapai Kongres Bahasa Indonesia kelima Berlangsung pada tanggal 28 Oktober sampai 3 November 3 November 1988 di Jakarta. Disimpulkan bahwa dipersembahkannya Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, yang merupakan karya pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. Kongres Bahasa Indonesia ke-6 Berlangsung pada tanggal 20 Oktober sampai 2 November 1993 di Jakarta. Disimpulkan bahwa pengusulan pusat pembinaan dan pengembangan bahasa ditingkatkan statusnya menjadi lembaga bahasa Indonesia serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.

Kongres Bahasa Indonesia ke-7 Berlangsung pada tanggal 26 sampai 30 Oktober 1998 di Jakarta. Dapat disimpulkan bahwa berisikan tentang kedudukan bahasa Indonesia di NKRI, serta mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa Indonesia. Kongres Bahasa Indonesia ke-8 berlangsung pada tanggal 14-17 Oktober 2003 di Jakarta.

Disimpulkan bahwa menetapkan bulan Oktober sebagai bulan bahasa. Hal ini dikarenakan pemuda mendeklarasikan penggunaan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia pada peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Kongres Bahasa Indonesia ke-9 berlangsung pada tanggal 28 Oktober 1928. 28 Oktober sampai 1 November di Jakarta. Disimpulkan membahas 5 hal utama, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Penggunaan Bahasa Asing, Pengajaran Bahasa, dan Sastra, serta Bahasa Media Masa.

Kongres Bahasa Indonesia ke-10 berlangsung pada tanggal 28 sampai 31 Oktober 2013 di Jakarta. Kongres ini menyimpulkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud dan merekomendasikan hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah, yaitu pemerintah perlu menetapkan menetapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia melalui penerjemahan dan penerbitan. Bahasa pengembangan dan pembinaan bahasa perlu berperan lebih aktif melakukan penelitian, diskusi, simulasi, dan pendampingan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dan lainnya. Rekomendasi tersebut berdasarkan laporan badan pengembang dan pembinaan bahasa serta paparan 6 makalah plenopanel.

Mengenali sejarah perkembangan edukasi Ejaan. Sebelum kita masuk ke sejarah, apa sih ejaan itu? Ejaan adalah hal-hal yang mencakup penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim, angka, dan lambang bilangan serta penggunaan tanda baca.

Ejaan merupakan suatu hal yang penting di dalam pemakaian bahasa terutama dalam ragam bahasa. dan tiga ejaan yang tidak diresmikan. Ejaan yang diresmikan diantaranya ejaan FunOption, ejaan Republik, ejaan yang disempurnakan atau EYD, dan ejaan Bahasa Indonesia atau EBI.

Sedangkan ejaan yang tidak resmi, diantaranya adalah ejaan Pembaharuan, ejaan Melindo, dan ejaan Bahasa dan Kesusteraan atau LBK. Ejaan FunOption Ejaan FunOption ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan oleh EJP. Terima kasih. Ejaan ini disusun oleh seorang pendidikan dasar bagi penduduk pribumi Sumatera dan daerah di sekitarnya di tahun 1890-an, yaitu C.H.A. Van Opusien. Pada tahun 1896, ia ditugaskan oleh pemerintah untuk merancang sistem ejaan yang mantap dan ilmiah untuk digunakan dalam pengajaran.

Hasil kerja Van Opusien dibantu oleh Engku Nawawi, Sultan Makmur, dan Muhammad Toib Sultan. Ada pun aturan penulisan dalam ejan Fun of Ocean yaitu Yang pertama, kata koe, aku, kau, se, ke, dan aku. Dan ditulis rangkai dengan kata yang mengikutinya.

Contoh. Kulihat. Kerumah. Dua.

Kata poen selamanya dihubungkan dengan kata sebelumnya. Contoh. Adapun raja itu. Sekalipun tiada lagi berbunyi. Ketiga.

Ke dan se merupakan awalan. Bukankah dan Contoh ketiga Sebenarnya 4. Ejaan fun of pushing ini telah membahas awalan ber, ter, dan per Yang jika dirangkaian dengan kata dasar berawalan huruf R akan luluh Contoh 5. Akhiran I diberi tanda kutip 2 di atas Apabila bertemu Temu dengan kata berakhiran huruf contoh. Menamai. Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik. Ejaan Suwandi dirismikan pada tanggal 19 Maret 1947. Menggantikan Ejaan Van Opusien.

Nama Ejaan Suwandi diberikan berdasarkan nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menjabat pada saat itu. Ejaan Suwandi mengatur hal-hal berikut. Pertama. Pertama, huruf OE diganti menjadi U. Kedua, Bunyi Hamzah dan bunyi sentak diganti dengan huruf K.

Contoh, tak, rakyat, tidak. Tiga, pengulangan diberi angka dua. Contoh, buku-buku, mudah-mudahan.

Empat, kata dasar berhuruf E, epepet, dalam bahasa Jawa, boleh dihilangkan. Contoh, perahu, menjadi perahu. Menteri.

Menjadi menteri Tetapi tidak pada kata berimbuhan an Misalnya perangkap Tidak menjadi perangkap Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan atau EYD Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan atau EYD Diberlakukan sejak 23 Mei 1972 Pada tanggal 16 Agustus 1972 Pemerintah Indonesia menetapkan EJ Ejaan baru yaitu Ejaan LBK Yang telah diperbaiki dan disempurnakan Kemudian dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan Hal ini disertai dengan penerbitan Buku Saku berwarna merah putih Tahun 1972 dengan judul Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan Untuk melengkapi EYD Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen P dan K menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan Berlaku sejak 27 Agustus 1970 dengan SK Menteri P dan K nomor 0196-U-1975. Beberapa perubahan penting pada ejaan yang disempurnakan adalah 1. Abjet dibaca A B C D Dan seterusnya Sebelumnya dibaca A B C D Dan seterusnya Kata majemuk ditulis terpisah Seperti Kereta api dan kamar tidur Kecuali hubungan unsur-unsurnya erat seperti matahari, beribahasa, dan sebagainya Sebelum ini, kata majemuk selalu ditulis rangka 3. Akronim yang memiliki lebih dari dua huruf awal tidak memakai tanda titik Misalnya, SMA dan FKIP Sebelumnya ditulis S.M.A dan F.K.I.P 4. Penulisan ejaan TJ menjadi C NJ menjadi NY 5. Huruf asing yang diresmikan pemakaiannya Z pada kata zaman F pada kata pasif V pada kata konvoy 6. Bunyi antara W dihilangkan diganti menjadi UA Misalnya, kualitas menjadi kualitas 7. Jika di tengah kata ada dua konsonan maka konsonan pertama termasuk Maka pemenggalannya seperti April menjadi April. Bangkrut menjadi bangkrut. 8. Huruf Ki dan X yang biasa digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai.

Contoh, foto Nixon, Musabakoh. 9. Penulisan nama diri, sungai, orang, gunung, jalan, dan sebagainya haruslah disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus dari segi tradisi, hukum, dan perintah. Dan sejarah Kelemahan pepet ini adalah Tidak dibedakannya huruf E yang menyatakan pepet Maupun tidak Sebab ditulis sama Ejaan Bahasa Indonesia Ejaan Bahasa Indonesia Atau EBI adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan mulai dari pemakai huruf penulisan kata, penulisan unsur serapan serta penggunaan tanda baca ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kemudayaan Republik Indonesia nomor 50 tahun 2015 tentang peneluman umum ejaan bahasa Indonesia ejaan ini Ejaan ini menggantikan ejaan yang disempurnakan.

Ejaan ini menggantikan ejaan yang disempurnakan. Kaedah ejaan bahasa Indonesia yaitu pemakaian huruf abjad yang dipakai dalam bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf, yaitu 21 huruf bansonan dan 5 huruf vokal. Semua huruf dapat digunakan secara umum dalam kata, kecuali huruf Q dan huruf X.

Keduanya khusus diperlukan untuk nama. dan keperluan ilmu di dalam bahasa Indonesia terdapat pengombinasian dua huruf vokal yang disebut dengan huruf diphtong, pengucapan bunyinya dilakukan secara luncur dan tingginya tidak sama, dengan kata lain huruf vokal pertama mempunyai bunyinya tinggi sedangkan huruf vokal kedua rendah huruf diphtong dilambangkan dengan AI, AU, dan OI Ejaan Pembaharuan Ejaan Pembaharuan ini direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Suwandi Ejaan Pembaharuan diresmikan pada tahun 1957 Ejaan Pembaharuan Oleh Profesor Parijono dan Eka Topo Namun hasil kerja panitia itu tidak pernah dimumumkan secara resmi Sehingga ejaan itu pun belum pernah dilakukan Ejaan ini mengatur beberapa hal Yaitu yang pertama, diphtong atau gabungan vokal A, I, O, I, O Ditulis berdasarkan kelapalannya Sehingga berubah penulisannya menjadi A, I, O, I, O Dua, huruf-huruf yang muncul pada ejaan ini adalah gabungan konsonan D, J diubah menjadi menjadi J, TJ diubah menjadi TS, Eng diubah menjadi N. 3. Pengaturan Venom H dalam Venom H bila letaknya di depan dapat dihilangkan, seperti hutan menjadi utan juga dapat dihilangkan bila diantara dua vokal berbeda, misalnya kata tahun menjadi tahun atau perahu menjadi perahu.

  1. Konsonen rangkap pada akhir kata dihilangkan, contoh, Resident Menjadi Resident 5. Partikel pun yang berarti juga dan saja Dituliskan Tuliskan terpisah, contoh, sekalipun, meskipun, sekalipun, satu kali saja. 6. Kata berulang yang memiliki arti tunggal ditulis tanpa tanda hubung, contoh alun-alun, sedangkan yang bermakna jamak dengan tanda hubung, contoh ibu-ibu sekali-sekali. Ejaan Melindo atau Melayu Indonesia.

Ejaan Melindo sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan huruf latin di Indonesia dan persekutuan tanah Melayu pada tahun 1959. Akan tetapi, karena terjadi masalah politik antara Indonesia dan Malaysia selama bertahun-tahun, Akhirnya ejaan ini tidak dilaksanakan. Ejaan Melindo ini mengatur beberapa hal. Yang pertama, gabungan konsonan TJ seperti kata dicinta diganti dengan C menjadi cinta. Yang kedua, gabungan konsonan NJ seperti jonjah diganti dengan huruf NC.

Tiga, ejaan kata yang menggunakan tanda fonem lain dari yang sudah ditetapkan sebagai fonem Melindo dianggap kata asing. Misal, universitas, varia, vokal. Ejaan baru atau ejaan LBK Lembaga Bahasa dan Kesusteraan atau LBK sekarang bernama Pusat Bahasa atau Ejaan. Lembaga Bahasa dan Kesusteraan atau LBK sekarang bernama Pusat Bahasa. Ejaan LBK sebagai pengembangan ejaan Melindo yang tidak ada kepastian.

Pada ejaan ini sudah banyak perubahan ejaan yang disempurnakan. Hampir tidak ada perubahan. perbedaan antara ejaan baru dengan EYD, kecuali pada rencana kaedah-kaedahnya.

Ejaan ini dikeluarkan pada tahun 1967. Ejaan ini muncul karena ketidaksetujuan akan konsep ejaan Merindo, beberapa hal yang dibahas dalam seminar Sestra 1968 membentuk konsep ejaan LBK ini. Pertama, diphtong, gabungan vokal tetap. Dua, di dan ke dibedakan antara preposisi dan imbuhan. Contoh, surat itu ditulisnya di rumah 3. kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung 4. mengenal islah asing misal guerela frase cop de etat francis dan extra inggris diubah menjadi guerrilla gudeta extra 5. ejaan ini juga membahas mengenai kata kolm atau hati dan bahasa arab juga mengenal kata kolm Kau anjing, tetapi diputuskan tetap menggunakan kata kalbu untuk bahasa Indonesia.

Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia Bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, sekaligus sebagai bahasa persatuan. Bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai lambang kebanggaan dan identitas nasional, serta alat nomor satu. berbagai suku bangsa yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan di dalam penyelenggaraan negara. Dalam kedudukan itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi, kenegaraan, bahasa pengantar di dunia pendidikan, bahasa perhubungan pada tingkat nasional, untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, serta pemerintahan dan bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan.

serta teknologi modern. Menurut buku Arifin, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki fungsi diantaranya pertama, kebangsaan. Dalam fungsinya sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia menjelaskan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Atas dasar kebahagiaan ini, bahasa Indonesia harus terus menjaga, mengikihara, dan mengembangkan rasa kebangsaan pemakainya dan rasa kebangsaan. 2. Lambang identitas nasional Bahasa Indonesia fungsinya sebagai ide institus nasional yang mengarah pada penghargaan tentang bahasa Indonesia, selain bendera dan nama negara.

Di dalam fungsinya, bahasa Indonesia tentu harus memiliki identitasnya sendiri, sehingga serasi dengan lambang kebangsaan yang lain. Bahasa Indonesia memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat memakainya, terutama kaum muda dan pelajar mempunyai dan memakainya, tidak lupa, sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain. 3. Alat Perhubung Antar Warga antar daerah, antar budaya. Bahasa Indonesia memiliki peranan hospital di masyarakat, umum dan nasional. Berkat adanya bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain.

Indonesia lupa sehingga kesalahan bahasa Indonesia sebagai akibat perbedaan atas pelanggan sosial budaya dan bahasa tidak perlu direkrutirkan. Masyarakat dapat memergil ke seluruh pulau-pelau tanah air dengan hanya melompatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi. 4. Alat Pemersatu Super suku budaya dan bahasanya. Bahasa Indonesia sebagai alat memasak suku budaya dan bahasa, maksudnya bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di atas suku-suku, budaya, dan bahasa di Indonesia.

Sebagai sebuah negara, kita harus menghilangkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada Indonesia, dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya, serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu, masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.