Transcript for:
Pentingnya Istirahat dan Tidur

Assalamualaikum, saya Ners Diana Arianti, M.K. Pada mata kuliah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Dengan topik pembahasan kita yaitu konsep kebutuhan istirahat dan tidur. Manusia membutuhkan istirahat dan tidur agar dapat mempertahankan status kesehatan yang optimal.

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit. agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel, organ, ataupun sistem organ. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi.

Istirahat dan tidur adalah dua fungsi berbeda yang bekerja sama untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Istirahat dan tidur yang cukup dapat membuat manusia menjalani hidup lebih bahagia dan bermakna. Apa yang dimaksud dengan pengertian istirahat dan tidur? Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah.

Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, Berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat. Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal.

Bersantai dan beristirahat secara mendalam melibatkan fungsi istirahat. dari sistem saraf parasimpatis yang menenangkan tubuh. Menurut Buik, 2022 istirahat memiliki manfaat sebagai berikut.

  1. Menstabilkan detak jantung 2. Menurunkan tekanan darah 3. Meningkatkan penyerapan oksigen 4. Meringankan gejala radang sendi, insomnia, depresi, dan kecemasan. Kita lanjut ke bahan selanjutnya. Apa yang dimaksud dengan fisiologi tidur?

Menurut Hidayat, 2012, fisiologi tidur adalah pengaturan kegiatan tidur, di mana adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini biasanya diatur oleh sistem pengaktifasi retikularis yang merupakan sistem untuk mengatur seluruh tingkatan kegiatan sususan saraf pusat, di mana termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas kuas padaan dan tidur terletak dalam mesencefalon dan bagian atas pons. Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang otak, yaitu reticular activating system, RAS, dan bulbar synchronizing region, BSR. RAS di bagian atas batang otak diakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kuas padaan dan kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri.

dan sensori raba serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, ras melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. Hidayat, 2008. Lanjut kita bahas mengenai fisiologis tidur. Pengendali siklus tidur secara alami berpusat pada dua area spesifik pada batang otak reticular activating system, ras, bulbar, sincronizing region, BSR, Medula. Ada dua teori YG berkaitan dengan proses terjadinya tidur.

Satu, teori pasif. Sistem pengaktifasi retikuler pada otak menjadi lelah dan kemudian tidak aktif. Dua, teori aktif. Pusat pengendali yang menyebabkan tidur dengan menghambat bagian lain dalam otak.

Kita lanjut bahas ketahapan tidur kamu bahkan akan bermimpi saat tidur. Namun, Ternyata ada beberapa tahapan yang harus kamu lalui sebelum akhirnya kamu benar-benar terlelap. Setelah memejamkan mata, kamu pasti butuh waktu beberapa menit hingga benar-benar tidur nyenyak.

Apa saja tahapan tidur ini? Yuk, simak! Tahap-tahap tidur terbagi dua. Satu, tidur REM, non-rapid eye movement, adalah suatu periode DMN selama tidur.

tidak terlihat adanya gerakan bola mata dan kedutan kelopak mata. 2. Tidur REM, Rapid Eye Movement adalah suatu periode tidur YG mengalami gerakan mata dan kedutan PD kelopak mata. Alice Twits, Tahap Satun REM Tahap NREM, Non-Rapid Eye Movement, dikenal juga dengan tidur ayam. Istilah ini sudah tidak asing di telinga kamu. Tidur ayam adalah istilah yang menjelaskan kondisi tidur, tetapi pikiran, mental, dan tubuh kamu berada di tengah-tengah antara tidur terlelap dan setengah sadar.

Pada fase ini, otak merilis gelombang beta, gelombang cepat dan kecil. Pada fase 1 NREM, Kamu masih bisa dibangunkan atau terbangun dengan mudah meski sudah terlelap. Selain itu, aktivitas otot dan pergerakan mata ketika kamu memasuki tahap tidur ini akan lambat.

Tahap 1 NREM Tahap NREM, Non-Rapid Eye Movement, dikenal juga dengan tidur ayam. Istilah ini sudah tidak asing di telinga kamu. Tidur ayam adalah istilah yang menjelaskan kondisi tidur, tetapi pikiran Mental dan tubuh kamu berada di tengah-tengah antara tidur terlelap dan setengah sadar.

Pada fase ini, otak merilis gelombang beta, gelombang cepat dan kecil. Pada fase Saturn Rem, kamu masih bisa dibangunkan atau terbangun dengan mudah meski sudah terlelap. Selain itu, aktivitas otot dan pergerakan mata ketika kamu memasuki tahap tidur ini akan lambat. Ketika kinerja otak mulai melambat, Organ penting ini juga merilis gelombang alfa.

Ini ditandai dengan munculnya sensasi aneh yang kamu rasakan, seperti nyata tetapi kamu sedang memejamkan mata. Kamu akan mengalami sensasi seperti terjatuh hingga tersentak kaget atau merasakan ada seseorang yang memanggil nama kamu. Sensasi ini disebut dengan halusinasi hipnagogik.

Sentakan mengejutkan yang kamu rasakan disebut sentakan mioklonik. Tahap 2an rem memasuki tahap 2an rem dalam tidur, pernapasan, dan denyut jantung semakin teratur, diikuti dengan penurunan suhu tubuh. Pada tahapan ini, kesadaran kamu semakin menurun. Meski kamu mendengar suara-suara, kamu tidak terlalu paham yang sedang terjadi.

Gerakan mata berhenti dan terjadi perambatan gelombang otak pada fase ini. Tubuh bersiap tidur nyenyak dengan hadirnya spindle tidur. Bekerjasama dengan kakompleks, dua aktivitas ini melindungi tidur sekaligus menekan adanya respon rangsangan dari luar.

Tahap duan rem memasuki tahap duan rem dalam tidur, pernapasan, dan denyut jantung semakin teratur, diikuti dengan penurunan suhu tubuh. Pada tahapan ini, kesadaran kamu semakin menurun. Meski kamu mendengar suara-suara, kamu tidak terlalu paham yang sedang terjadi. Gerakan mata berhenti dan terjadi perambatan gelombang otak pada fase ini. Tubuh bersiap tidur nyenyak dengan hadirnya spindle tidur.

Bekerja sama dengan kakompleks. Dua aktivitas ini melindungi tidur sekaligus menekan adanya respon rangsangan dari luar. Tahap 3 NREM Setelah melalui tahap kedua, di tahap ini kamu tertidur lebih nyenyak.

Otak merilis gelombang delta yang membuat kamu menjadi kurang responsif. Pada tahap ini tidak terindikasi adanya gerakan otot atau gerakan mata. Fase ini menjadi tahap transisi antara tidur nyaman dan tidur terlelap. Kamu akan sulit dibangunkan pada tahap ini.

Setelah berhasil terbangun, kamu masih harus menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar atau mengumpulkan nyawa bukan tidak mungkin. Terjadi aktivitas tanpa disadari, seperti ngompol, mengigau, hingga berjalan sambil tidur. Pada tahapan ini tubuh melakukan perbaikan atau regenerasi jaringan sekaligus meningkatkan pasokan darah menuju ke otot, juga memperkuat imunitas tubuh.

Tahap REM Sekarang, kamu memasuki tahap akhir atau REM, Rapid Eye Movement alias tidur bermimpi. Berbeda dengan tahap 2 dan 3, pada tahap ini, Terjadi peningkatan aktivitas karena munculnya mimpi, seperti napas dan detak jantung yang semakin cepat, pergerakan mata yang cenderung agresif, gelisah, hingga tekanan darah yang mengalami peningkatan. Mimpi terjadi karena adanya peningkatan aktivitas pada otak, tetapi otot justru mengalami kelumpuhan sementara.

Data dari The American Slave Foundation menyatakan seseorang kira-kira menghabiskan 20% dari waktu. waktu tidur pada tahapan ini atau selama 70 hingga 90 menit kita lanjut ke seli selanjutnya mengenai faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur 1. Penyakit-penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distres fisik yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya di samping itu, siklus bangun tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan.

  1. Lingkungan faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus dapat menghambat upaya tidur. 3. Kelelahan kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang.

  2. Stres emosional ansietas dan depresi seringkali mengganggu tidur seseorang. Kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi sistem saraf simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur rem tahap 4 dan tidur rem serta seringnya terjaga saat tidur.

Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang susunan saraf pusat, SSP, sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan konsumsi alkohol yang berlebihan dapa. 8. Motivasi Keinginan untuk tetap terjaga terkadang. dapat menutupi perasaan lelah seseorang.

Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga seringkali dapat mendatangkan kantuk. 9. Medika Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hipnotik dapat mengganggu tahap 3 dan 4 tidur nrem.

Metabloker dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk. Sedangkan narkotik, misalnya, Mepridin hidroklorida dan morfin, yang biasanya digunakan dalam pengobatan saat perang, diketahui dapat menekan tidur rem dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari. 10. Diet Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan seringnya terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari. Kita lanjut ke pembahasan gangguan tidur yang umum terjadi.

  1. Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah. 2. Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan sistem saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme, misalnya hipertiroidisme.

  2. Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatuk berlebihan pada siang hari, sakit kepala di siang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologi seperti hipertensi atau aritmia jantung. 6. Narkolepsi Adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari.

Gangguan ini disebut juga sebagai riserangan tidur atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik sistem saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM.

Lanjut ke pembahasan asuhan keperawatan. Diagnosis ini diberi kode D0055, masuk dalam kategori fisiologis, subkategori aktivitas dan istirahat dalam standar diagnosis keperawatan Indonesia, SDKI. Gangguan pola tidur merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.

Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya. Tanda dan gejala. Untuk dapat mengangkat diagnosis gangguan pola tidur, perawat harus memastikan bahwa minimal 80% dari tanda dan gejala di bawah ini muncul pada pasien, yaitu Data subjektif. 1. Mengeluh sulit tidur.

  1. Mengeluh sering terjaga. 3. Mengeluh tidak puas tidur. 4. Mengeluh pola tidur berubah. 5. Mengeluh istirahat tidak cukup. Data objektif.

  2. Tidak tersedia. Bila 80% dari data di atas tidak tampak pada pasien, maka perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam subkategori aktivitas dan istirahat pada SDKI. Penyebab, etiologi, Dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan.

Penyebab inilah yang digunakan oleh perawat untuk mengisi bagian berhubungan dengan pada struktur diagnosis keperawatan. Penyebab etiologi untuk masalah gangguan pola tidur adalah 1. Hambatan lingkungan Mis, kelembaban lingkungan sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, Kebisingan, bau tidak sedap, jadwal pemantauan, pemeriksaan, tindakan. 2. Kurang kontrol tidur.

  1. Kurang privasi. 4. Restrain fisik. 5. Ketiadaan teman tidur. 6. Tidak familiar dengan peralatan tidur.

Diagnosis. Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu masalah, penyebab, dan tanda gejala. Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti ini.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur dibuktikan dengan mengeluh sulit tidur, sering terjaga, tidak puas tidur, pola tidur berubah, istirahat tidak cukup, atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dap... Dapat menjadi. Gangguan pola tidur B, D kurang kontrol tidur D, D mengeluh sulit tidur, sering terjaga, tidak puas tidur, pola tidur berubah, istirahat tidak cukup.

Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia, SLKI, luaran utama untuk diagnosis gangguan pola tidur adalah E pola tidur membaik. Pola tidur membaik diberi kode A05045. Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab. Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda gejala.

Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan. Intervensi Keperawatan Indonesia, SIKI, intervensi utama untuk diagnosis gangguan pola tidur adalah 1. Dukungan tidur 2. Edukasi aktivitas dan istirahat Baiklah, sampai di sini pertemuan kita ini. Semoga berkah ilmu yang diperoleh hari ini. Saya dosen Diana Arianti mengucapan. Assalamualaikum.