Intro Salam dan bahagia Ibu dan Bapak Guru Selamat datang kembali di modul membuat dan memodifikasi modul ajar Pada materi kali ini kita akan belajar merancang assessment pada jenjang SMA Intro Intro Intro Sebelum itu, mari mundur sejenak dan ingat kembali apa yang sudah kita rancang saat merumuskan ATP. Asesmen ini bisa merupakan asesmen formatif atau sumatif. Pada materi ini, hari ini kita akan menggunakan contoh assessment sumatif pada mata pelajaran seni di fase E. Salah satu tujuan dari adanya assessment adalah untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Misalnya, pada akhir pembelajaran materi aplikasi seni dan desain, dalam kehidupan sehari-hari murid diharapkan mampu mempresentasikan isu dan kondisi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga produk akhir yang dirancang adalah presentasi di mana murid memaparkan solusi seni rupa yang memenuhi suatu kebutuhan tertentu yang didapatkan dari proses design thinking. TPE Aspeknya adalah murid diharapkan mampu mempresentasikan solusi dari isu dan kondisi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara mengukur ketercapaian kompetensi murid? Untuk bentuk proyek biasanya akan lebih dari satu aspek yang akan kita nilai.
Sehingga alat ukur yang tepat adalah sebuah rubrik. Apabila terdapat... lebih dari satu tahapan yang ingin dinilai, kita dapat pula membuat lebih dari satu rubrik. Sebelum membuat rubrik, kita perlu menentukan dulu indikator yang akan kita ukur dari assessment ini. Ibu dan Bapak Guru sudah mempelajari tentang indikator ketercapaian kompetensi pada materi sebelumnya.
Sekarang, mari kita coba simulasikan cara merancang rubrik untuk menilai proses pembelajaran. pelajaran murid. Murid diminta berdiskusi secara berkelompok untuk menentukan solusi seni rupa untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Indikator yang ingin kita nilai adalah murid mampu melakukan proses empati, proses definisi, dan proses ideasi. Setelah itu mari uraikan indikator tersebut menjadi beberapa tingkat capaian.
Misalnya mahir. cakep, layak, dan berkembang. Kemudian kita tentukan seperti apa penilaian untuk masing-masing tingkat capaian. Misalnya, untuk indikator menilai bagaimana murid melakukan proses empati.
Mahir jika murid melakukan seluruh tahapan proses empati dan menyampaikannya dengan jelas pada saat presentasi. Tahapan proses empati dapat diuraikan sebagai berikut. Cakap jika murid melakukan 3 dari 4 proses empati dan menyampaikannya dengan jelas pada saat presentasi. layak jika murid melakukan 2 dari 4 proses empati dan menyampaikannya dengan jelas pada saat presentasi.
Berkembang jika murid melakukan 1 dari 4 proses empati dan menyampaikannya dengan jelas pada saat presentasi. Saat membuat tingkat capaian dalam rubrik, ibu dan bapak guru disarankan untuk membuat 4-5 tingkat capaian. Nama pengelompokan pun bisa diganti menjadi yang lain. Misalnya, kita bisa membuat 4-5 tingkat capaian.
menggunakan baik sekali, baik, cukup, dan kurang. Penamaan tingkat capaian dibebaskan kepada guru dan sekolah masing-masing. Setelah proses empati, selanjutnya adalah murid.
melakukan proses definisi dan ideasi. Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita dapat menurunkan pula apa yang mau kita ukur saat murid melakukan kedua proses tersebut? Misalnya, pada proses definisi, murid diharapkan mampu.
Selanjutnya, murid diharapkan dapat melakukan ideasi dengan kriteria. Sama seperti pada proses empati, kita juga dapat menurunkan tahapan ini menjadi beberapa indikator penilaian. Misalnya, mahir jika murid melakukan seluruh tahapan proses definisi dan ideasi, lalu menyampaikannya dengan jelas pada saat presentasi. Cakep jika murid melakukan 3 dari 4 proses definisi dan ideasi. lalu menyampaikannya dengan jelas pada saat presentasi.
Layak jika murid melakukan 2 dari 4 proses definisi dan ideasi, lalu menyampaikannya dengan jelas pada saat presentasi. Berkembang jika murid melakukan 1 dari 4 proses definisi dan ideasi, lalu menyampaikannya dengan jelas pada saat presentasi. Kemudian kriteria-kriteria tersebut dapat kita susun menjadi tabel yang dapat ibu bapak unduh di lampiran.
Pada pembelajaran ini, pendugasan dilakukan secara berkelompok. Maka guru perlu menambahkan aspek refleksi kelompok sebagai bahan tambahan melakukan penilaian. Misalnya, mahir jika presentasi murid beberapa hal, yakni Cakap jika murid menyampaikan 3 dari 4 poin refleksi kelompok dengan jelas saat presentasi. Layak jika murid menyampaikan 2 dari 4 poin refleksi kelompok dengan jelas saat presentasi. dengan jelas saat presentasi.
Berkembang jika murid menyampaikan satu dari empat poin refleksi kelompok dengan jelas saat presentasi. Berikut adalah contohnya. Tingkat capaian yang sudah kita tentukan tadi, tinggal kita susun menjadi sebuah rubrik yang utuh.
Jika membutuhkan nilai berupa angka kuantitatif, kita bisa membuat rentang angka untuk setiap aspek. Semua bisa disesuaikan sesuai kebutuhan guru masing-masing. Berikut ini adalah contohnya. Ibu bapak, mari kita ulas kembali apa yang perlu kita lakukan saat merancang asesmen.
Pertama, menentukan tujuan pembelajaran yang mau diukur. Kedua, menjabarkan apa yang menjadi indikator pencapaian kompetensi. Ketiga, menentukan alat ukur yang relevan.
Keempat, menyiapkan alat ukur. Kelima, jika alat ukur berbentuk rubrik, uraikan indikator menjadi beberapa tingkat capaian. Nah, Ibu dan Bapak Guru, dengan merancang asesmen yang tepat, kita dapat mengevaluasi pembelajaran untuk kepentingan pemahaman murid.
Kita juga bisa menyesuaikan pembelajaran berikutnya dengan kebutuhan murid. Selamat mencoba dan terus belajar, Ibu dan Bapak Guru hebat! Salam dan bahagia!