Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Try for free
🕌
Rukun Iman dan Pemahaman Takdir
Aug 27, 2024
Catatan Kuliah: Rukun Iman dan Takdir
Pendahuluan
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pembahasan rukun iman keenam: percaya pada takdir.
Pemahaman Takdir dalam Sejarah
Pada masa Nabi, takdir tidak banyak dibahas.
Sahabat Nabi memahami takdir sebagai penyerahan diri pada Tuhan.
Contoh sikap Sayyidina Umar: tidak suka membahas takdir, lebih memilih fokus pada usaha.
Contoh Kasus
Wabah di Syam:
Sayyidina Umar membatalkan perjalanan ke Syam karena wabah.
Diskusi dengan Abu Ubaidah: "Apakah kamu lari dari takdir?"
Umar menjawab: "Saya lari dari takdir menuju takdir yang lain."
Hadis Nabi tentang Takdir
Nabi menjelaskan bahwa Allah sudah mengetahui tempat setiap orang di sorga atau neraka.
Pentingnya berusaha meskipun ada ketentuan dari Allah:
Manusia harus beramal baik.
Akhir hidup dapat berpengaruh pada takdir.
Perubahan Pemahaman Takdir
Setelah Sayyidina Ali, terjadi perubahan pandangan tentang takdir.
Penguasa Umayyah (Muawiyah) memanfaatkan takdir untuk membenarkan kekuasaan.
Paham yang Berkembang
Dua kutub pandangan:
Fatalisme
: semua ditentukan oleh Allah (irja murji'ah).
Kadariya
: manusia bebas menentukan nasibnya.
Tokoh dan Pandangan
Abul Hasan al-Ash'ari
: mencoba mencari jalan tengah antara dua pandangan yang ekstrem.
Konsep Qasb: manusia memiliki usaha, tetapi ada hal yang di luar kontrolnya.
Kesimpulan
Takdir dan usaha harus seimbang:
Tidak sepenuhnya ditentukan oleh Allah, tetapi juga tidak sepenuhnya bebas.
Tanggung jawab terletak pada amal yang dilakukan dengan kesadaran dan keinginan.
📄
Full transcript