Catatan Kuliah tentang Bansos dan Ekonomi
Pendahuluan
- Indikator kemiskinan, pengangguran, dan inflasi membaik.
- Pemerintahan Presiden Joko Widodo mencatat rekor baru dalam bantuan sosial (Bansos).
- Anggaran jumbo dalam APBN bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Rekor Bansos
- Pencairan Bansos berkaitan dengan pemilu pada Februari 2024.
- Pemulihan ekonomi selama dua tahun terakhir belum membuat pemerintah percaya diri.
- Bansos tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun pandemi (2020-2022).
Program Bansos
- Bantuan pangan beras: 10 kg hingga bulan Juni.
- Bantuan langsung tunai: Rp200.000 per bulan untuk 3 bulan, evaluasi setelah 3 bulan.
- Anggaran Bansos 2024 melibatkan partai politik di DPR.
- Nilai Bansos tahun 2023: Rp476 triliun.
Indikator Ekonomi
- Tingkat kemiskinan: di bawah level sebelum pandemi.
- Angka pengangguran: 5,4% di 2023, turun dari di atas 6% saat pandemi.
- Inflasi: berhasil sesuai target, diusahakan tetap di bawah 3% oleh Bank Indonesia.
Proyeksi dan Tantangan
- Inflasi 2024 diperkirakan terjaga di kisaran 2,5% ± 1%.
- Anggaran Bansos mungkin membengkak hingga Rp508 triliun, tertinggi sepanjang sejarah.
- Tahun politik menjadikan Bansos rentan untuk dipolitisasi.
Efektivitas Bansos
- Efektivitas pemberian Bansos dipertanyakan.
- Bansos sebagai belanja terbesar untuk masyarakat bawah.
- Konsumsi rumah tangga lebih bergantung pada kelas menengah, yang jadi tulang punggung perekonomian.
Sumber: Diah Megasari Anjaya, Tim Liputan Kompas TV, Jakarta.