TeTeori Uang
Teori Preferensi Likuiditas
Teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes, bahwa ada tiga motif yang mendorong seseorang memegang uang.
1. Motif transaksi, makin besar pendapatan, makin besar kemungkinan transaksi.
1. Contoh: Seseorang menyisihkan Rp1.000.000 setiap bulan untuk membeli makanan, membayar listrik, dan transportasi ke sekolah atau tempat kerja.
2. Motif berjaga-jaga, adanya ketidakpastian keadaan, tergantung pada tingkat pendapatan masyarakat.
1. Contoh: Seorang menyimpan Rp500.000 per bulan dalam rekening tabungan untuk dana darurat, seperti biaya berobat jika sakit atau kerusakan kendaraan.
3. Motif spekulasi, tujuan memegang uang untuk mendapatkan keuntungan disebut permintaan uang untuk spekulasi, yang dipengaruhi oleh tingkat suku bunga atau saham.
1. Contoh: Seorang investor menahan uang tunai dan belum membeli saham karena menunggu harga saham turun agar bisa beli lebih murah.
Pengertian Permintaan Uang
Permintaan uang adalah jumlah unit moneter (berupa uang kartal maupun uang giral) yang ingin dipegang sebagai harta tunai dalam periode tertentu.
Permintaan uang itu berperan dalam menentukan tingkat harga, pendapatan, dan bunga. Permintaan uang muncul dari dua fungsi penting uang. Fungsi pertama adalah uang sebagai alat tukar. Fungsi kedua adalah uang sebagai penyimpan nilai (beli tanah, tabung, disimpan, wujud barang).
Teori Permintaan Uang
1. Teori permintaan uang klasik
Teori permintaan uang klasik menjelaskan uang dari sudut pandang kuantitas atau jumlah uang yang beredar dalam Masyarakat, teori ini disebut juga sebagai teori kuantitas uang (quantity theory of money). Teori kuantitas uang dipelopori oleh David Ricardo. Menurut teori ini, jumlah uang yang beredar memiliki hubungan dengan tingkat harga. Jika jumlah uang beredar berkurang, harga-harga akan cenderung turun, dan sebaliknya.
M = k.P
M: Jumlah uang yang beredar dalam perekonomian (money supply)
k: Koefisien atau proporsi dari pendapatan nasional yang ingin disimpan oleh Masyarakat dalam bentuk uang tunai (cash holding ratio). Atau seberapa besar masyarakat cenderung menyimpan uang tunai dibandingkan membelanjakannya
P: Tingkat harga atau nilai barang dan jasa tertentu
2. Disempurnakan oleh Irving Fisher:
M.V = P.T
M: Jumlah uang beredar
V: Kecepatan peredaran uang (velocity of money)
P: Tingkat harga rata-rata (price level)
T: Jumlah total transaksi (volume of transaction)
3. Menurut Alfred Marshall, nilai uang bergantung pada jumlah pendapatan masyarakat yang dipegang atau ditahan dalam bentuk tunai (cash). Teori ini sebagai teori persediaan kas (cash balance theory)
M = k * P * Y
M: Jumlah uang beredar
k: Koefisien atau proporsi dari pendapatan nasional yang ingin disimpan oleh Masyarakat dalam bentuk uang tunai (cash holding ratio). Atau K menggambarkan seberapa besar masyarakat cenderung menyimpan uang tunai dibandingkan membelanjakannya
P: Tingkat harga rata-rata (price level)
Y: Pendapatan riil atau output riil (real income/output)
Merujuk pada jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian, yang mencerminkan aktivitas ekonomi sebenarnya.
Indeks Harga
Konsep Perubahan Harga
Perubahan harga terjadi ketika harga produk atau jasa tersebut naik atau turun dari harga sebelumnya. Penyebabnya:
1. Permintaan yang berubah. Jika permintaan tambah, harga umumnya meningkat pula. Jika permintaan berkurang, harga menurun.
2. Penawaran yang berubah. Jika penawaran tambah, harga umumnya menurun, jika penawaran berkurang, harga meningkat.
3. Perubahan biaya produksi. Apabila biaya untuk memproduksi suatu barang bertambah, harga barang akan meningkat. Sebaliknya, apabila biaya untuk produksi suatu barang kurang, harganya menurun.
Konsep perubahan harga memiliki hubungan dengan indeks harga. Untuk menghitung indeks harga, digunakan perubahan harga yang terjadi pada suatu waktu tertentu.
Pengertian Indeks Harga
Indeks harga adalah perbandingan antara harga rata-rata pada tahun yang dihitung dan harga rata-rata pada tahun dasar. Tahun dasar yang digunakan adalah tahun yang dibuat sebagai patokan perhitungan.
Tujuan Perhitungan Indeks Harga:
1. Sebagai petunjuk/indikator untuk mengukur kegiatan ekonomi secara umum.
2. Indeks harga perdagangan besar dapat memberi gambaran tren/kecenderungan dalam perdagangan.
3. Indeks harga konsumen dan indeks harga biaya hidup untuk penetapan gaji dan perubahannya.
4. Sebagai pedoman pembelian bagi perusahaan yang memiliki persedian dalam jumlah besar dan teratur/rutin.
5. Indeks harga yang dibayar dan diterima petani memberikan gambaran mengenai kondisi petani, makin makmur atau melarat.
6. Indeks harga umumnya digunakan pedagang dalam kebijakan penetapan harga dan penentuan jumlah persedian.
Metode Perhitungan Indeks Harga
Metode Indeks Harga Agregatif Tidak Tertimbang
Perhitungan indeks harga agregatif tidak tertimbang mudah dan sederhana sebab hanya menjumlahkan harga rata-rata untuk tahun yang dihitung, lalu dibandingkan dengan jumlah harga pembanding (tahun dasar).
Pada akhirnya, rumus akan menghasilkan sebuah persentase. Jika dibawah 100 maka menurun, jika diatas 100, maka meningkat.
Contoh kalimat kesimpulan: Jadi bisa disimpulkan bahwa indeks harga dari tahun 2019 hingga tahun 2020, indeks harga naik menjadi 113 persen, maka indeks harga naik sebanyak 13 persen dari tahun 2019 hingga 2020.
________________
Metode Indeks Harga Agregatif Tertimbang
Metode
Penjelasan
Rumus
Laspeyres
Indeks harga diperoleh dengan cara menggunakan faktor penimbang kuantitas barang pada tahun dasar.
Paasche
Indeks harga diperoleh dengan cara menggunakan faktor penimbang kuantitas barang pada tahun yang dihitung angka indeksnya.
o = tahun / periode dasar awal
n = tahun / periode yang dihitung
Laju kenaikan harga=(Harga awal / Perubahan harga)×100%
Inflasi
Inflasi adalah fenomena kenaikan harga & jasa secara gradual / bertahap secara terus menerus, dalam periode tertentu, serta penurunan nilai mata uang.
Inflasi dinyatakan dalam persentase (BPS)
Hal seperti hari lebaran tidak termasuk inflasi karena harga yang naik juga akan nanti turun.
Penyebab
* Demand & Supply: Permintaan naik jika jumlah barang sedikit, maka harga akan naik
* Biaya produksi naik: jika bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi barang & jasa naik (tenaga kerja / gaji), maka biaya akan naik dan harga hasilnya juga akan naik untuk masih mendapatkan keuntungan
* Jumlah uang yang beredar: Jika masyarakat mendapatkan banyak uang, daya beli akan meningkat, permintaan akan naik, persediaan barang & jasa tetap atau terbatas, akhirnya harga juga naik oleh pedagang.
* Ini juga bisa disebabkan oleh cetak uang berlebihan
* Impor barang: Jika negara asal juga terdapat faktor seperti juga mengalami inflasi, maka harga barang tersebut akan mahal diimpor dan harga akan naik, atau juga biaya impornya sendiri seperti transportasi.
________________
Kurva penyebab inflasi “Demand pull, dan Cost push”
Beat confusion: Stagflation vs inflation explained!
Jenis Inflasi
Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
1. Demand-Pull Inflation: Terjadi karena permintaan lebih tinggi dari pasokan.
2. Cost-Push Inflation: Disebabkan oleh kenaikan harga produksi.
3. Built-in Inflation: Terjadi karena ekspektasi harga naik di masa depan.
Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
1. Inflasi Ringan (<10% per tahun): Tidak terlalu berbahaya
2. Inflasi Menengah (10-30% per tahun): mulai mengganggu daya beli
3. Inflasi Tinggi (30-100% per tahun): Ekonomi mulai tidak stabil
4. Hiperinflasi (>100% per tahun): Krisis ekonomi, uang kehilangan nilai
Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
1. Inflasi Domestik: Disebabkan oleh faktor dalam negeri (misal kebijakan moneter buruk)
2. Inflasi Import: Disebabkan oleh kenaikan harga barang impor (misal: minyak dunia naik)
Kebijakan terhadap Inflasi
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter. Fungsinya untuk menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter, seperti operasi pasar terbuka; kebijakan diskonto, rasio cadangan minimum, batas maksimum pemberian kredit, dll.:
1. Menjaga stabilitas ekonomi
2. Menjaga stabilitas harga
3. Meningkatkan kesempatan kerja
4. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan pembayaran
________________
Kebijakan Moneter Ekspansif / Longgar
Dilakukan melalui penambahan jumlah uang beredar untuk pemulihan ekonomi ketika resesi.
1. Menurunkan tingkat suku bunga
2. Menjual surat-surat berharga, seperti SBI
3. Menurunkan cadangan kas minimum
4. Melonggarkan pemberian kredit
Kebijakan Moneter Kontraktif / Ketat
Dilakukan melalui pengurangan jumlah beredar, untuk tidak mengalami overheating.
1. Menaikkan tingkat suku bunga
2. Membeli surat-surat berharga, seperti SBI
3. Menaikkan cadangan kas minimum
4. Membatasi pemberian kredit
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan penyesuaian di bidang pengeluaran dan penerimaan pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi dengan hal seperti menetapkan pajak dan membuat kebijakan lain demi memperbaiki ekonomi negara. Teori ini dipelopori teori John Maynard Keynes. Fungsinya:
1. Fungsi alokasi dana, terkait dengan masalah perpajakan, tergantung pada pengumpulan pajak dan pemerintah menggunakan pendapatan untuk tujuan.
2. Fungsi distribusi adalah strategi spesifik agar dana distribusikan ke setiap segmen ekonomi.
3. Fungsi stabilisasi adalah menjaga stabilitas ekonomi seperti jaga bahan pokok tetap tersedia dengan harga terjangkau.
4. Fungsi pembangunan, memengaruhi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan Fiskal Ekspansif
Pengeluaran pemerintah tinggi, pajak rendahkan, meningkatkan pertumbuhan GDP riil. Dilakukan ketika daya beli turun dan pengangguran meningkat.
1. Menaikkan pengeluaran pemerintah
2. Menurunkan pajak
Kebijakan Fiskal Kontraktif
Pengeluaran pemerintah rendah, pajak tinggi, mengurangi tingkat GDP riil. Dilakukan ketika perekonomian memanas agar terjadi penurunan tekanan permintaan.
1. Menurunkan pengeluaran pemerintah
2. Menaikkan pajak
________________
Perpajakan
Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang, yang bersifat memaksa, tanpa balas jasa langsung, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara demi kepentingan umum dan kemakmuran rakyat.
Fungsi Pajak
Fungsi
Penjelasan
Contoh
Anggaran (Budgeter)
Pajak menjadi sumber utama penerimaan negara.
Digunakan untuk membayar gaji ASN dan membangun infrastruktur.
Mengatur (Regulerend)
Alat untuk kebijakan ekonomi/sosial negara.
PPN untuk mengatur konsumsi barang, tarif pajak ekspor 0%.
Distribusi (Pemerataan)
Mengurangi kesenjangan pendapatan.
Subsidi pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat miskin.
Manfaat Pajak
Manfaat
Penjelasan
Belanja Pegawai
Gaji ASN, TNI, Polri
Pembangunan Infrastruktur
Jalan, sekolah, rumah sakit
Keamanan Nasional
Biaya pertahanan dan alat keamanan
Subsidi Publik
BBM, listrik, pupuk
Utang Negara
Membayar utang luar negeri
Pelayanan Gratis
Kesehatan, pendidikan, bantuan beras
Lapangan Kerja & UMKM
Modal dan pelatihan bagi pelaku usaha kecil
________________
Jenis Tarif Pajak
Jenis Tarif
Penjelasan
Contoh
Proporsional
Persentase tetap, tidak berubah sesuai penghasilan.
10% dari semua penghasilan
Tetap
Jumlah pajak sama, apapun penghasilannya.
Rp 15.000.000 per tahun
Degresif
Persentase menurun saat penghasilan meningkat.
30% untuk Rp 50 juta, 20% untuk Rp 75 juta
Progresif
Persentase naik sesuai kenaikan penghasilan.
10% untuk Rp 50 juta, 15% untuk Rp 75 juta, dst.
Pungutan Resmi Lain
Pungutan Resmi
Penjelasan
Contoh
Pajak
Wajib, berdasarkan UU, tanpa imbalan langsung.
Pajak Penghasilan, PBB
Retribusi
Balas jasa langsung, biasanya untuk jasa / pembangunan daerah.
Bayar parkir, PDAM
Cukai
Untuk barang tertentu yang berdampak.
Rokok, minuman alkohol
Bea Materai
Pajak untuk dokumen / surat berharga
Surat perjanjian, akta-akta
Bea Masuk/Keluar
Dikenakan atas barang impor/ekspor.
Impor mobil dikenai bea masuk
Sumbangan
Sukarela, khusus kelompok tertentu.
Sumbangan pembangunan jalan lokal
________________
Asas-asas Pajak
Asas (Adam Smith, The Four Maxims)
Penjelasan
Equality
Adil, sesuai kemampuan wajib pajak.
Certainty
Jelas hukumnya, tidak sewenang-wenang.
Convenience
Waktu pungut tepat, tidak memberatkan.
Efficiency
Biaya pungut lebih kecil dari hasilnya.
Asas (W.J. Langen)
Penjelasan
Daya Pikul
Semakin tinggi penghasilan, semakin besar pajak.
Manfaat
Hasil pajak harus berguna bagi rakyat.
Kesejahteraan
Tujuannya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kesamaan
Orang dengan kondisi sama bayar pajak yang sama.
Beban Ringan
Tidak memberatkan secara ekonomi.
Jenis-Jenis Pajak
Berdasarkan Sifatnya:
Jenis
Penjelasan
Contoh
Langsung
Dibayar sendiri, tidak bisa dialihkan.
PPh, PBB
Tidak Langsung
Dapat dialihkan ke konsumen.
PPN, bea impor
Berdasarkan Subjek/Objek:
Jenis
Penjelasan
Contoh
Subjektif
Berdasarkan keadaan wajib pajak.
PPh orang pribadi
Objektif
Berdasarkan barang atau objek.
PBB, PPN
Berdasarkan Lembaga Pemungut:
Jenis
Penjelasan
Contoh
Pajak Pusat
Dipungut pemerintah pusat.
PPh, PPN, PPnBM
Pajak Daerah
Dipungut pemda (provinsi/kota).
Pajak kendaraan, reklame, hotel
Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia
Sistem
Penjelasan
Contoh
Official Assessment
Pemerintah menentukan jumlah pajak.
PBB
Self Assessment
Wajib pajak menghitung dan melapor sendiri.
PPh, PPN
Withholding System
Pihak ketiga memotong pajak langsung.
PPh 21 (oleh perusahaan untuk karyawan)
Jenis-Jenis Pajak Penting
* PPh: atas penghasilan.
* PPN dan PPnBM: atas barang/jasa.
* PBB: atas kepemilikan bumi dan bangunan.
* Bea Materai: atas dokumen hukum atau perdata.
________________
Perhitungan Perpajakan
Subjek pajak: orang pribadi / badan
Objek pajak: dijadikan dasar atau sasaran pemungutan pajak
PPh (Pajak Penghasilan)
PPh adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh orang pribadi atau badan usaha dalam satu tahun pajak.
* PTKP:
* Orang pribadi: Rp 54.000.000
* Tambahan menikah: Rp 4.500.000
* Tanggungan max 3: @Rp 4.500.000
* Penghasilan digabung isteri suami: Rp 54.000.000
* Biaya Jabatan:
* 5% dari gaji kotor
* Maksimal: 6 juta per tahun, 500 ribu per bulan
PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan/atau bangunan, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Pajak ini dipungut oleh Pemerintah Daerah (untuk PBB-P2: Perdesaan dan Perkotaan).
NJOP: Nilai Jual Objek Pajak, harga pasar tanah dan/atau bangunan yang menjadi dasar perhitungan pajak
NJOPTKP: Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak = Rp. 12.000.000
NJOP = (Total Harga Tanah/Bangunan) - Rp. 12.000.000
NJOPKP:
Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak
Jika NJOP < Rp. 1 Miliar
Jika NJOP > Rp. 1 Miliar
NJOP dikali Pajak 20%
NJOP dikali Pajak 40%
PBB = Nilai NJOPKP x 0,5%
Contoh:
Diketahui:
* Tanah: 500 m² × Rp 500.000 = Rp 250.000.000
* Bangunan: 200 m² × Rp 600.000 = Rp 120.000.000
* NJOPTKP: Rp 12.000.000
* Tarif PBB: 0,5%
Penyelesaian:
Total NJOP = Rp 250.000.000 + Rp 120.000.000 = Rp 370.000.000
NJOP = Rp 370.000.000 – Rp 12.000.000 = Rp 358.000.000
NJOPKP = Rp 358.000.000 * 20% = 71.600.000
PBB = 0,5% × Rp 71.600.000 = Rp 358.000
Ms Melni’s Rumus:
Jika NJOP < Rp. 1 Miliar
Jika NJOP > Rp. 1 Miliar
APBN - APBD
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Pengertian
Rencana keuangan tahunan pemerintah pusat yang disusun oleh pemerintah, disetujui oleh DPR, dan berlaku selama 1 Januari–31 Desember.
Fungsi APBN
1. Otorisasi: Dasar hukum pengeluaran dan penerimaan negara.
2. Perencanaan: Pedoman menyusun aktivitas keuangan negara.
3. Pengawasan: Instrumen evaluasi pelaksanaan anggaran, apakah sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak.
4. Alokasi: Anggaran negara digunakan untuk mengurangi pengangguran & pemborosan, meningkatkan efisiensi & efektivitas perekonomian.
5. Distribusi: Menjamin keadilan dan kepatutan dalam distribusi pendapatan dengan kebijakan anggaran.
6. Stabilisasi: Menjaga dan mengupayakan stabilitas ekonomi makro, keseimbangan fundamental.
Tujuan APBN
* Menjaga stabilitas ekonomi nasional.
* Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
* Menghindari defisit anggaran secara berlebihan.
* Mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Sumber Penerimaan APBN
1. Pajak (PPh, PPN, PBB, Bea Masuk, Cukai)
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) – dari BUMN, SDA, layanan publik
3. Hibah, penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/ surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri.
Jenis Pengeluaran APBN
1. Belanja Pemerintah Pusat – belanja pegawai, barang, subsidi, dll.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD): dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dll.
3. Pembiayaan: pengeluaran yang akan diterima kembali (misalnya, investasi pemerintah)
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
Pengertian
Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disusun oleh Pemda dan disetujui oleh DPRD, digunakan untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Fungsi APBD
Otorisasi, Perencanaan, Pengawasan, Alokasi, Distribusi, dan Stabilisasi (mirip APBN).
Tujuan APBD
* Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
* Mewujudkan pembangunan daerah berkelanjutan.
* Meningkatkan sarana & prasarana publik daerah.
* Menciptakan lapangan kerja.
* Menopang otonomi daerah.
Sumber Penerimaan APBD
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD):
* Pajak daerah (pajak kendaraan bermotor, reklame)
* Retribusi daerah
* Hasil pengelolaan BUMD
* Kekayaan daerah lainnya
2. Dana Transfer dari Pemerintah Pusat:
* Dana Alokasi Umum (DAU)
* Dana Alokasi Khusus (DAK)
* Dana Bagi Hasil (DBH)
3. Lain-lain Pendapatan yang Sah: Hibah, bantuan darurat, dll.
Jenis Belanja Daerah
1. Belanja Operasional: Gaji pegawai, barang/jasa, subsidi.
2. Belanja Modal: Aset jangka panjang (jalan, gedung, dll).
3. Belanja Tidak Terduga: Bencana alam, kedaruratan.
4. Belanja Transfer: Transfer ke kabupaten/kota.
Prinsip APBN - APBD
Tertib, taat pada peraturan, efisien, ekonomis, efektif, bertanggung jawab, tepat waktu, transparan, dan partisipatif. Selain itu, prinsip-prinsip ini juga memastikan APBN dan APBD sesuai dengan kebutuhan urusan pemerintahan, tidak bertentangan dengan kepentingan umum, dan mempedomani KUA dan PPAS.
Surplus APBN - APBD
Ada kelebihan pendapatan (penerimaan) dibandingkan dengan pengeluaran (belanja) dalam tahun anggaran yang sama
Defisit APBN - APBD
Selisih kurang antara pendapatan dan belanja dalam satu tahun anggaran. Dengan kata lain, defisit terjadi ketika pengeluaran pemerintah lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh. ori Uang
Teori Preferensi Likuiditas
Teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes, bahwa ada tiga motif yang mendorong seseorang memegang uang.
1. Motif transaksi, makin besar pendapatan, makin besar kemungkinan transaksi.
1. Contoh: Seseorang menyisihkan Rp1.000.000 setiap bulan untuk membeli makanan, membayar listrik, dan transportasi ke sekolah atau tempat kerja.
2. Motif berjaga-jaga, adanya ketidakpastian keadaan, tergantung pada tingkat pendapatan masyarakat.
1. Contoh: Seorang menyimpan Rp500.000 per bulan dalam rekening tabungan untuk dana darurat, seperti biaya berobat jika sakit atau kerusakan kendaraan.
3. Motif spekulasi, tujuan memegang uang untuk mendapatkan keuntungan disebut permintaan uang untuk spekulasi, yang dipengaruhi oleh tingkat suku bunga atau saham.
1. Contoh: Seorang investor menahan uang tunai dan belum membeli saham karena menunggu harga saham turun agar bisa beli lebih murah.
Pengertian Permintaan Uang
Permintaan uang adalah jumlah unit moneter (berupa uang kartal maupun uang giral) yang ingin dipegang sebagai harta tunai dalam periode tertentu.
Permintaan uang itu berperan dalam menentukan tingkat harga, pendapatan, dan bunga. Permintaan uang muncul dari dua fungsi penting uang. Fungsi pertama adalah uang sebagai alat tukar. Fungsi kedua adalah uang sebagai penyimpan nilai (beli tanah, tabung, disimpan, wujud barang).
Teori Permintaan Uang
1. Teori permintaan uang klasik
Teori permintaan uang klasik menjelaskan uang dari sudut pandang kuantitas atau jumlah uang yang beredar dalam Masyarakat, teori ini disebut juga sebagai teori kuantitas uang (quantity theory of money). Teori kuantitas uang dipelopori oleh David Ricardo. Menurut teori ini, jumlah uang yang beredar memiliki hubungan dengan tingkat harga. Jika jumlah uang beredar berkurang, harga-harga akan cenderung turun, dan sebaliknya.
M = k.P
M: Jumlah uang yang beredar dalam perekonomian (money supply)
k: Koefisien atau proporsi dari pendapatan nasional yang ingin disimpan oleh Masyarakat dalam bentuk uang tunai (cash holding ratio). Atau seberapa besar masyarakat cenderung menyimpan uang tunai dibandingkan membelanjakannya
P: Tingkat harga atau nilai barang dan jasa tertentu
2. Disempurnakan oleh Irving Fisher:
M.V = P.T
M: Jumlah uang beredar
V: Kecepatan peredaran uang (velocity of money)
P: Tingkat harga rata-rata (price level)
T: Jumlah total transaksi (volume of transaction)
3. Menurut Alfred Marshall, nilai uang bergantung pada jumlah pendapatan masyarakat yang dipegang atau ditahan dalam bentuk tunai (cash). Teori ini sebagai teori persediaan kas (cash balance theory)
M = k * P * Y
M: Jumlah uang beredar
k: Koefisien atau proporsi dari pendapatan nasional yang ingin disimpan oleh Masyarakat dalam bentuk uang tunai (cash holding ratio). Atau K menggambarkan seberapa besar masyarakat cenderung menyimpan uang tunai dibandingkan membelanjakannya
P: Tingkat harga rata-rata (price level)
Y: Pendapatan riil atau output riil (real income/output)
Merujuk pada jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian, yang mencerminkan aktivitas ekonomi sebenarnya.
Indeks Harga
Konsep Perubahan Harga
Perubahan harga terjadi ketika harga produk atau jasa tersebut naik atau turun dari harga sebelumnya. Penyebabnya:
1. Permintaan yang berubah. Jika permintaan tambah, harga umumnya meningkat pula. Jika permintaan berkurang, harga menurun.
2. Penawaran yang berubah. Jika penawaran tambah, harga umumnya menurun, jika penawaran berkurang, harga meningkat.
3. Perubahan biaya produksi. Apabila biaya untuk memproduksi suatu barang bertambah, harga barang akan meningkat. Sebaliknya, apabila biaya untuk produksi suatu barang kurang, harganya menurun.
Konsep perubahan harga memiliki hubungan dengan indeks harga. Untuk menghitung indeks harga, digunakan perubahan harga yang terjadi pada suatu waktu tertentu.
Pengertian Indeks Harga
Indeks harga adalah perbandingan antara harga rata-rata pada tahun yang dihitung dan harga rata-rata pada tahun dasar. Tahun dasar yang digunakan adalah tahun yang dibuat sebagai patokan perhitungan.
Tujuan Perhitungan Indeks Harga:
1. Sebagai petunjuk/indikator untuk mengukur kegiatan ekonomi secara umum.
2. Indeks harga perdagangan besar dapat memberi gambaran tren/kecenderungan dalam perdagangan.
3. Indeks harga konsumen dan indeks harga biaya hidup untuk penetapan gaji dan perubahannya.
4. Sebagai pedoman pembelian bagi perusahaan yang memiliki persedian dalam jumlah besar dan teratur/rutin.
5. Indeks harga yang dibayar dan diterima petani memberikan gambaran mengenai kondisi petani, makin makmur atau melarat.
6. Indeks harga umumnya digunakan pedagang dalam kebijakan penetapan harga dan penentuan jumlah persedian.
Metode Perhitungan Indeks Harga
Metode Indeks Harga Agregatif Tidak Tertimbang
Perhitungan indeks harga agregatif tidak tertimbang mudah dan sederhana sebab hanya menjumlahkan harga rata-rata untuk tahun yang dihitung, lalu dibandingkan dengan jumlah harga pembanding (tahun dasar).
Pada akhirnya, rumus akan menghasilkan sebuah persentase. Jika dibawah 100 maka menurun, jika diatas 100, maka meningkat.
Contoh kalimat kesimpulan: Jadi bisa disimpulkan bahwa indeks harga dari tahun 2019 hingga tahun 2020, indeks harga naik menjadi 113 persen, maka indeks harga naik sebanyak 13 persen dari tahun 2019 hingga 2020.
________________
Metode Indeks Harga Agregatif Tertimbang
Metode
Penjelasan
Rumus
Laspeyres
Indeks harga diperoleh dengan cara menggunakan faktor penimbang kuantitas barang pada tahun dasar.
Paasche
Indeks harga diperoleh dengan cara menggunakan faktor penimbang kuantitas barang pada tahun yang dihitung angka indeksnya.
o = tahun / periode dasar awal
n = tahun / periode yang dihitung
Laju kenaikan harga=(Harga awal / Perubahan harga)×100%
Inflasi
Inflasi adalah fenomena kenaikan harga & jasa secara gradual / bertahap secara terus menerus, dalam periode tertentu, serta penurunan nilai mata uang.
Inflasi dinyatakan dalam persentase (BPS)
Hal seperti hari lebaran tidak termasuk inflasi karena harga yang naik juga akan nanti turun.
Penyebab
* Demand & Supply: Permintaan naik jika jumlah barang sedikit, maka harga akan naik
* Biaya produksi naik: jika bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi barang & jasa naik (tenaga kerja / gaji), maka biaya akan naik dan harga hasilnya juga akan naik untuk masih mendapatkan keuntungan
* Jumlah uang yang beredar: Jika masyarakat mendapatkan banyak uang, daya beli akan meningkat, permintaan akan naik, persediaan barang & jasa tetap atau terbatas, akhirnya harga juga naik oleh pedagang.
* Ini juga bisa disebabkan oleh cetak uang berlebihan
* Impor barang: Jika negara asal juga terdapat faktor seperti juga mengalami inflasi, maka harga barang tersebut akan mahal diimpor dan harga akan naik, atau juga biaya impornya sendiri seperti transportasi.
________________
Kurva penyebab inflasi “Demand pull, dan Cost push”
Beat confusion: Stagflation vs inflation explained!
Jenis Inflasi
Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
1. Demand-Pull Inflation: Terjadi karena permintaan lebih tinggi dari pasokan.
2. Cost-Push Inflation: Disebabkan oleh kenaikan harga produksi.
3. Built-in Inflation: Terjadi karena ekspektasi harga naik di masa depan.
Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
1. Inflasi Ringan (<10% per tahun): Tidak terlalu berbahaya
2. Inflasi Menengah (10-30% per tahun): mulai mengganggu daya beli
3. Inflasi Tinggi (30-100% per tahun): Ekonomi mulai tidak stabil
4. Hiperinflasi (>100% per tahun): Krisis ekonomi, uang kehilangan nilai
Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
1. Inflasi Domestik: Disebabkan oleh faktor dalam negeri (misal kebijakan moneter buruk)
2. Inflasi Import: Disebabkan oleh kenaikan harga barang impor (misal: minyak dunia naik)
Kebijakan terhadap Inflasi
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter. Fungsinya untuk menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter, seperti operasi pasar terbuka; kebijakan diskonto, rasio cadangan minimum, batas maksimum pemberian kredit, dll.:
1. Menjaga stabilitas ekonomi
2. Menjaga stabilitas harga
3. Meningkatkan kesempatan kerja
4. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan pembayaran
________________
Kebijakan Moneter Ekspansif / Longgar
Dilakukan melalui penambahan jumlah uang beredar untuk pemulihan ekonomi ketika resesi.
1. Menurunkan tingkat suku bunga
2. Menjual surat-surat berharga, seperti SBI
3. Menurunkan cadangan kas minimum
4. Melonggarkan pemberian kredit
Kebijakan Moneter Kontraktif / Ketat
Dilakukan melalui pengurangan jumlah beredar, untuk tidak mengalami overheating.
1. Menaikkan tingkat suku bunga
2. Membeli surat-surat berharga, seperti SBI
3. Menaikkan cadangan kas minimum
4. Membatasi pemberian kredit
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan penyesuaian di bidang pengeluaran dan penerimaan pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi dengan hal seperti menetapkan pajak dan membuat kebijakan lain demi memperbaiki ekonomi negara. Teori ini dipelopori teori John Maynard Keynes. Fungsinya:
1. Fungsi alokasi dana, terkait dengan masalah perpajakan, tergantung pada pengumpulan pajak dan pemerintah menggunakan pendapatan untuk tujuan.
2. Fungsi distribusi adalah strategi spesifik agar dana distribusikan ke setiap segmen ekonomi.
3. Fungsi stabilisasi adalah menjaga stabilitas ekonomi seperti jaga bahan pokok tetap tersedia dengan harga terjangkau.
4. Fungsi pembangunan, memengaruhi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan Fiskal Ekspansif
Pengeluaran pemerintah tinggi, pajak rendahkan, meningkatkan pertumbuhan GDP riil. Dilakukan ketika daya beli turun dan pengangguran meningkat.
1. Menaikkan pengeluaran pemerintah
2. Menurunkan pajak
Kebijakan Fiskal Kontraktif
Pengeluaran pemerintah rendah, pajak tinggi, mengurangi tingkat GDP riil. Dilakukan ketika perekonomian memanas agar terjadi penurunan tekanan permintaan.
1. Menurunkan pengeluaran pemerintah
2. Menaikkan pajak
________________
Perpajakan
Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang, yang bersifat memaksa, tanpa balas jasa langsung, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara demi kepentingan umum dan kemakmuran rakyat.
Fungsi Pajak
Fungsi
Penjelasan
Contoh
Anggaran (Budgeter)
Pajak menjadi sumber utama penerimaan negara.
Digunakan untuk membayar gaji ASN dan membangun infrastruktur.
Mengatur (Regulerend)
Alat untuk kebijakan ekonomi/sosial negara.
PPN untuk mengatur konsumsi barang, tarif pajak ekspor 0%.
Distribusi (Pemerataan)
Mengurangi kesenjangan pendapatan.
Subsidi pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat miskin.
Manfaat Pajak
Manfaat
Penjelasan
Belanja Pegawai
Gaji ASN, TNI, Polri
Pembangunan Infrastruktur
Jalan, sekolah, rumah sakit
Keamanan Nasional
Biaya pertahanan dan alat keamanan
Subsidi Publik
BBM, listrik, pupuk
Utang Negara
Membayar utang luar negeri
Pelayanan Gratis
Kesehatan, pendidikan, bantuan beras
Lapangan Kerja & UMKM
Modal dan pelatihan bagi pelaku usaha kecil
________________
Jenis Tarif Pajak
Jenis Tarif
Penjelasan
Contoh
Proporsional
Persentase tetap, tidak berubah sesuai penghasilan.
10% dari semua penghasilan
Tetap
Jumlah pajak sama, apapun penghasilannya.
Rp 15.000.000 per tahun
Degresif
Persentase menurun saat penghasilan meningkat.
30% untuk Rp 50 juta, 20% untuk Rp 75 juta
Progresif
Persentase naik sesuai kenaikan penghasilan.
10% untuk Rp 50 juta, 15% untuk Rp 75 juta, dst.
Pungutan Resmi Lain
Pungutan Resmi
Penjelasan
Contoh
Pajak
Wajib, berdasarkan UU, tanpa imbalan langsung.
Pajak Penghasilan, PBB
Retribusi
Balas jasa langsung, biasanya untuk jasa / pembangunan daerah.
Bayar parkir, PDAM
Cukai
Untuk barang tertentu yang berdampak.
Rokok, minuman alkohol
Bea Materai
Pajak untuk dokumen / surat berharga
Surat perjanjian, akta-akta
Bea Masuk/Keluar
Dikenakan atas barang impor/ekspor.
Impor mobil dikenai bea masuk
Sumbangan
Sukarela, khusus kelompok tertentu.
Sumbangan pembangunan jalan lokal
________________
Asas-asas Pajak
Asas (Adam Smith, The Four Maxims)
Penjelasan
Equality
Adil, sesuai kemampuan wajib pajak.
Certainty
Jelas hukumnya, tidak sewenang-wenang.
Convenience
Waktu pungut tepat, tidak memberatkan.
Efficiency
Biaya pungut lebih kecil dari hasilnya.
Asas (W.J. Langen)
Penjelasan
Daya Pikul
Semakin tinggi penghasilan, semakin besar pajak.
Manfaat
Hasil pajak harus berguna bagi rakyat.
Kesejahteraan
Tujuannya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kesamaan
Orang dengan kondisi sama bayar pajak yang sama.
Beban Ringan
Tidak memberatkan secara ekonomi.
Jenis-Jenis Pajak
Berdasarkan Sifatnya:
Jenis
Penjelasan
Contoh
Langsung
Dibayar sendiri, tidak bisa dialihkan.
PPh, PBB
Tidak Langsung
Dapat dialihkan ke konsumen.
PPN, bea impor
Berdasarkan Subjek/Objek:
Jenis
Penjelasan
Contoh
Subjektif
Berdasarkan keadaan wajib pajak.
PPh orang pribadi
Objektif
Berdasarkan barang atau objek.
PBB, PPN
Berdasarkan Lembaga Pemungut:
Jenis
Penjelasan
Contoh
Pajak Pusat
Dipungut pemerintah pusat.
PPh, PPN, PPnBM
Pajak Daerah
Dipungut pemda (provinsi/kota).
Pajak kendaraan, reklame, hotel
Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia
Sistem
Penjelasan
Contoh
Official Assessment
Pemerintah menentukan jumlah pajak.
PBB
Self Assessment
Wajib pajak menghitung dan melapor sendiri.
PPh, PPN
Withholding System
Pihak ketiga memotong pajak langsung.
PPh 21 (oleh perusahaan untuk karyawan)
Jenis-Jenis Pajak Penting
* PPh: atas penghasilan.
* PPN dan PPnBM: atas barang/jasa.
* PBB: atas kepemilikan bumi dan bangunan.
* Bea Materai: atas dokumen hukum atau perdata.
________________
Perhitungan Perpajakan
Subjek pajak: orang pribadi / badan
Objek pajak: dijadikan dasar atau sasaran pemungutan pajak
PPh (Pajak Penghasilan)
PPh adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh orang pribadi atau badan usaha dalam satu tahun pajak.
* PTKP:
* Orang pribadi: Rp 54.000.000
* Tambahan menikah: Rp 4.500.000
* Tanggungan max 3: @Rp 4.500.000
* Penghasilan digabung isteri suami: Rp 54.000.000
* Biaya Jabatan:
* 5% dari gaji kotor
* Maksimal: 6 juta per tahun, 500 ribu per bulan
PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan/atau bangunan, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Pajak ini dipungut oleh Pemerintah Daerah (untuk PBB-P2: Perdesaan dan Perkotaan).
NJOP: Nilai Jual Objek Pajak, harga pasar tanah dan/atau bangunan yang menjadi dasar perhitungan pajak
NJOPTKP: Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak = Rp. 12.000.000
NJOP = (Total Harga Tanah/Bangunan) - Rp. 12.000.000
NJOPKP:
Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak
Jika NJOP < Rp. 1 Miliar
Jika NJOP > Rp. 1 Miliar
NJOP dikali Pajak 20%
NJOP dikali Pajak 40%
PBB = Nilai NJOPKP x 0,5%
Contoh:
Diketahui:
* Tanah: 500 m² × Rp 500.000 = Rp 250.000.000
* Bangunan: 200 m² × Rp 600.000 = Rp 120.000.000
* NJOPTKP: Rp 12.000.000
* Tarif PBB: 0,5%
Penyelesaian:
Total NJOP = Rp 250.000.000 + Rp 120.000.000 = Rp 370.000.000
NJOP = Rp 370.000.000 – Rp 12.000.000 = Rp 358.000.000
NJOPKP = Rp 358.000.000 * 20% = 71.600.000
PBB = 0,5% × Rp 71.600.000 = Rp 358.000
Ms Melni’s Rumus:
Jika NJOP < Rp. 1 Miliar
Jika NJOP > Rp. 1 Miliar
APBN - APBD
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Pengertian
Rencana keuangan tahunan pemerintah pusat yang disusun oleh pemerintah, disetujui oleh DPR, dan berlaku selama 1 Januari–31 Desember.
Fungsi APBN
1. Otorisasi: Dasar hukum pengeluaran dan penerimaan negara.
2. Perencanaan: Pedoman menyusun aktivitas keuangan negara.
3. Pengawasan: Instrumen evaluasi pelaksanaan anggaran, apakah sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak.
4. Alokasi: Anggaran negara digunakan untuk mengurangi pengangguran & pemborosan, meningkatkan efisiensi & efektivitas perekonomian.
5. Distribusi: Menjamin keadilan dan kepatutan dalam distribusi pendapatan dengan kebijakan anggaran.
6. Stabilisasi: Menjaga dan mengupayakan stabilitas ekonomi makro, keseimbangan fundamental.
Tujuan APBN
* Menjaga stabilitas ekonomi nasional.
* Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
* Menghindari defisit anggaran secara berlebihan.
* Mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Sumber Penerimaan APBN
1. Pajak (PPh, PPN, PBB, Bea Masuk, Cukai)
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) – dari BUMN, SDA, layanan publik
3. Hibah, penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/ surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri.
Jenis Pengeluaran APBN
1. Belanja Pemerintah Pusat – belanja pegawai, barang, subsidi, dll.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD): dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dll.
3. Pembiayaan: pengeluaran yang akan diterima kembali (misalnya, investasi pemerintah)
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
Pengertian
Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disusun oleh Pemda dan disetujui oleh DPRD, digunakan untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Fungsi APBD
Otorisasi, Perencanaan, Pengawasan, Alokasi, Distribusi, dan Stabilisasi (mirip APBN).
Tujuan APBD
* Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
* Mewujudkan pembangunan daerah berkelanjutan.
* Meningkatkan sarana & prasarana publik daerah.
* Menciptakan lapangan kerja.
* Menopang otonomi daerah.
Sumber Penerimaan APBD
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD):
* Pajak daerah (pajak kendaraan bermotor, reklame)
* Retribusi daerah
* Hasil pengelolaan BUMD
* Kekayaan daerah lainnya
2. Dana Transfer dari Pemerintah Pusat:
* Dana Alokasi Umum (DAU)
* Dana Alokasi Khusus (DAK)
* Dana Bagi Hasil (DBH)
3. Lain-lain Pendapatan yang Sah: Hibah, bantuan darurat, dll.
Jenis Belanja Daerah
1. Belanja Operasional: Gaji pegawai, barang/jasa, subsidi.
2. Belanja Modal: Aset jangka panjang (jalan, gedung, dll).
3. Belanja Tidak Terduga: Bencana alam, kedaruratan.
4. Belanja Transfer: Transfer ke kabupaten/kota.
Prinsip APBN - APBD
Tertib, taat pada peraturan, efisien, ekonomis, efektif, bertanggung jawab, tepat waktu, transparan, dan partisipatif. Selain itu, prinsip-prinsip ini juga memastikan APBN dan APBD sesuai dengan kebutuhan urusan pemerintahan, tidak bertentangan dengan kepentingan umum, dan mempedomani KUA dan PPAS.
Surplus APBN - APBD
Ada kelebihan pendapatan (penerimaan) dibandingkan dengan pengeluaran (belanja) dalam tahun anggaran yang sama
Defisit APBN - APBD
Selisih kurang antara pendapatan dan belanja dalam satu tahun anggaran. Dengan kata lain, defisit terjadi ketika pengeluaran pemerintah lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh.