Transcript for:
Pendekatan Ekonomi Islam dalam Produksi

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua Kembali lagi kita bertemu untuk melaksanakan perkulian secara online dimana pada kesempatan kali ini kita akan membahas materi tentang produksi dan konsumsi dalam ekonomi islam Hai kek langsung saja kita bahas materi tentang produksi dan konsumsi dalam ekonomi Islam dan segini mungkin materi ini sebenarnya sudah pernah kalian pelajari ya namun dalam perspektif konvensional ngeri ya Nah mungkin dalam kesempatan kali ini kita akan lebih banyak membahas materi ini dalam pendekatan ekonomi Islam nah sebelum ke lebih detail seperti apa sih produksi dan konsumsi dalam perspektif islam kita awali dulu dari apa sih yang dimaksud dengan produksi ini mengingatkan kembali kepada kita semua walaupun ini sebenarnya sudah pernah kalian bahas jadi secara umum produksi itu diartikan sebagai proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada ini adalah produksi jadi secara sederhananya diartikan sebagai proses menghasilkan atau menambah nilai jadi menghasilkan itu artinya dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada kalau menambah nilai berarti tadinya sudah ada kemudian diolah kembali agar nilainya bisa bertambah begitu di sektor maupun di sektor jasa nah kemudian di dalam konsep produksi yang pernah kita pelajari kegiatan produksi itu setidaknya dipengaruhi oleh beberapa faktor atau yang kemudian kita kenal dengan istilah faktor produksi antara lain kalau dalam ekonomi klasik itu ya setidaknya ada tiga faktor produksi ya yaitu tenaga kerja kemudian bahan baku atau sumber daya alam dan yang ketiga adalah modal Nah kalau dalam konteks ekonomi modern mungkin terang ada namanya eh apa namanya teknologi ya dan sebagainya ini dia Hai nah eh nah sebagaimana yang kita ketahui apa itu tenaga tenaga kerja itu ya kemudian apa itu bahan baku atau sumber daya alam apa itu modal second mungkin sudah pernah dipelajari ya Jadi pada intinya adalah ketika sebuah aktivitas produksi ya banyak atau tidak lainnya barang akan kita produksi ya tentunya akan dimengaruhi tiga unsur ini ya hai hai Misalkan kita memproduksi barang yang banyak maka juga akan dipengaruhi faktor tenaga kerja. Walaupun sekarang mungkin tenaga kerja ini sudah mulai tergantikan oleh mesin. Makanya dalam kuasa ekonomi modern kemudian faktor produksi itu sekarang ditambah dengan teknologi atau mesin.

Termasuk bahan baku ini juga mempengaruhi. Jadi banyak sedikitnya barang yang akan kita produksi tentunya akan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yang ada atau sumber daya alam yang tersedia modal juga sama ya apalagi dalam konsep kapitalisme maka modal ini menjadi salah satu penentu dalam aktivitas produksi kita bisa berjalan lancar atau tidak dalam kegiatan produksi maka salah satu hal yang menunjukkan adalah modal sehingga dari faktor-faktor produksi itu kemudian kita kenal dengan islah fungsi produksi artinya seberapa banyak barang yang akan kita produksi itu akan tergantung dari fungsi faktor produksi yang sudah kita jelaskan tadi baik itu capital atau modal, baik itu labor atau tenaga kerja baik itu resource atau masyarakat masyarakat alam atau masyarakat baku dan juga ada teknologi ini ya Hai ini jadi banyak sedikitnya barang yang akan kita produksi tentu akan dimaruhi ini dia ketika kita tidak memiliki tenaga kerja yang banyak maka tentunya kita tidak akan bisa produksi dalam jumlah yang banyak kita tidak memiliki sumber daya alam ataupun bahan baku yang banyak maka tentunya kita juga tidak akan bisa produksi dalam jumlah yang banyak akan hitung juga banyak tidaknya eh barang akan kita produksi itu akan tergantung dari namanya fungsi dari faktor produksi ya begitu capital labor resource tenaga teknologi maupun ada juga yang lebih merincikan ada skill dan sebagainya gitu ya Nah dari eh fungsi produksi ini atau faktor produksi ini ternyata memiliki banyak hambatan tidak bisa kita serta-merta produksi dalam jumlah banyak dengan cara yang gampang menyiapkan modal yang besar kemudian menyiapkan tenaga kerja yang banyak dan sebagainya tapi ini ada kendala lain misalkan ini dalam sebuah konvensional ketika kita ingin produksi dalam jumlah besar, maka tentunya kita juga harus menyediakan modal yang besar juga, untuk kapital yang besar Nah masalahnya dalam konsep konvensional Ketika kita memiliki keterbatasan modal Maka Ketika kita ingin mencari alternatif modal Maka konsekuensi dari modal itu Ya nanti konsekuensinya adalah Bunga kan gitu Ketika kita ingin produksi banyak Ya kemudian kita memiliki Keterbatasan modal ya mau tidak mau Hanya kita kemudian harus berhubungan Dengan mereka-mereka yang memiliki modal Ya maksud disini misalkan Contoh perbankan Ya maka konsekuensinya adalah ya kita juga memberikan imbal balik berupa bunga labor ini juga disitu juga muncul masalah gitu ya ketika kita ingin produksi banyak ini kan tujuannya tidak lain adalah untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya maka salah satu untuk mendapatkan keuntungan yang besar maka kita juga harus seminimal mungkin mengeluarkan biaya kan gitu salah satunya adalah biaya yang harus kita keluarkan untuk membayar gaji pada buruh kan itu sehingga dalam konvensional ini ya buruh itu sering dikorbankan untuk kepentingan pengusaha kan gitu ya pengusaha pengen untungnya besar maka ya dengan cara eksploitasi buruh ya dengan cara menggaji buruh yang seminimal mungkin ini ya makanya sekarang ada namanya UMR dan sebagainya ya dengan harapan agar dengan adanya UMR itu maka perusahaan itu tidak sewenang-wenang memberikan gaji yang rendah bagi para buruh kan gitu nah kemudian resource atau sumber daya alam ini juga dalam konsep konvesional ketersediaan sumber daya alam itu kan terbatas nah apalagi kemudian dengan adanya konsep kepemilikan individu ya jadi bahkan sumber daya alam itu kemudian dimiliki oleh individu utama bagi mereka yang memiliki banyak modal sehingga bagi yang tidak memiliki sumber daya alam ya maka desu membeli ataupun menyewakan gitu yang mana itu juga membutuhkan kos ataupun biaya gitu kemudian terakhir adalah teknologi ini juga memunculkan masalah ya karena teknologi itu sekarang dianggap sebagai suatu yang apa namanya tidak semua orang bisa membuatnya sehingga cenderung teknologi itu kemudian biayanya tinggi dia itu bagaimana dalam kursi ekonomi Islam maka nah ini memiliki pandangan berbeda ya Misalkan dalam konsep kapital Kapital itu dalam konsep Ekonomi Islam maka ya tentunya Tidak boleh menggunakan skema bunga Maksudnya menggunakan skema Bagiasil atau profit sharing Ini mungkin akan kita bahas Di pertemuan selanjutnya Masalah bagiasil dan sebagainya Kemudian labor atau tenaga kerja Ini juga Dalam konsep ekonomi Islam Maka tidak boleh kita mengeksploitasi buruh makanya ada hadis yang mengatakan kita itu dilarang menggaji karyawan ataupun menggaji buruh sebelum keringatnya mengering jadi dengan hadis tersebut jangankan kita mengeksploitasi kita telat menggaji saja, hukumnya tidak diperbolehkan kemudian resurs atau sumber daya alam kalau dalam kuasa pisah itu cukup kata sedianya, artinya Tuhan itu menciptakan alam semesta ini termasuk sumber daya alam itu ya posisinya sudah sesuai apa yang dibutuhkan oleh manusia dan apa yang sudah disekan oleh Tuhan tersebut harusnya digunakan untuk kesejahteraan untuk bersama dalam washab Islam kemarin tidak ada namanya kepemilikan mutlak kepemilikan itu kemarin terbagi menjadi tiga ada kepemilikan individu kemudian ada kepemilikan umum dan ada kemulikan negara tapi tiga kemulikan tersebut itu pun juga supaya tidak mutlak gitu ya kita hanya memiliki sesuai dengan usia hidup kita kemudian teknologi yang dalam kesehatan itu tunjuk teknologi yang itu bermanfaat untuk umum maka jangan dikapitalisasi dia jangan diprivatisasi ya tapi harusnya teknologi itu harus digunakan untuk kepentingan kemaslahan bersama kalau memang teknologi itu bermanfaat untuk orang banyak ya jangan dikapitalisasi nah itu adalah bagaimana fungsi produksi nah kemudian selanjutnya adalah bagaimana sih Islam itu memandang konsep produksi Sebelum ke lebih detail Ini ada salah satu ayat yang menggambarkan Tentang bagaimana Islam itu memandang produksi Jadi di dalam subahatis Salah satu hadis yang direwatkan oleh Imam Bukhari Di situ dikatakan bahwasannya Nabi Muhammad Rasulullah SAW Mengatakan sesungguhnya Yang mempunyai sebidang tanah Harus menggarap tanahnya sendiri Dan jangan membiarkannya Ya Jadi kalau kita punya tanah, ya harus digarap. Jangan tanah itu kita biarkan. Artinya dengan kata lain, kalau kita punya sumber daya alam, ya itu dikelola.

Jangan dianggurkan. Apabila kita tidak bisa menggarap sendiri, ya dia harus memberikannya kepada orang lain untuk mengerjakannya. Kalau kita tidak bisa menggarap sendiri karena mungkin kita bukan profesionel sebagai petani, ya... silakan bisa itu dikerjakan orang lain yang penting adalah sumber daya alam itu jangan jangan hanya terdiam saja dan tidak terkelola gitu ya Nah apabila kedua-duanya tidak dilakukan atau artinya tidak digarap maupun tidak pula diberikan kepada orang lain untuk mengerjakannya maka alternatif ketika adalah hendaklah harta itu dibelahara ataupun tanah itu dibelahara ataupun dijaga sendiri Namun kami tidak menyugih hal ini Artinya apakah ketika memang Sumber daya alam itu tidak bisa kita garap sendiri Kemudian juga tidak dikelolakan oleh orang lain Terakhir adalah Silakan sumber daya alam itu bisa disimpan saja Atau dijaga saja Namun hal itu yang terakhir tadi Kenapa Rasulullah SAW tidak menyugih hal itu Artinya apa Dengan hadis ini sebenarnya menggambarkan bahwasannya Sumber daya alam itu harus dikelola Artinya secara tidak langsung ini adalah hadis yang berkaitan dengan kegiatan produksi bahwa sekarang kita mau gak mau harus melakukan kegiatan produksi Allah itu sudah menyediakan sumber daya alam nah kita harus mengelolanya jangan sampai ada yang membadirkan nah untuk lebih detailnya ini adalah bagaimana Islam memandang konsep produksi jadi menurut Al-Haq itu kegiatan produksi itu dihukumi sebagai kegiatan yang sebenarnya adalah Fardu Jifayah artinya apa?

Ya harus ada yang melaksanakan kegiatan produksi itu ya. Jadi dari sekian juta penduduk itu harus ada yang melakukan kegiatan produksi. Karena apa?

Dengan kegiatan produksi itu ya tadi itu bisa memunik kebutuhan masyarakat. Kalau tidak ada yang melakukan kegiatan produksi maka kebutuhan masyarakat itu menjadi terhambat. Sehingga tujuan produksi itu ya tidak lain harus kegiatan produksi yang memang itu dibutuhkan oleh masyarakat secara umum.

Kemudian tidak hanya menghasilkan barang secara fiskal saja, jadi dalam konsep Islam produksi itu tidak hanya sekedar outputnya saja, tidak hanya sekedar kuantiti saja. Seperti konvensional, dalam konsep konvensional tujuan produksi itu kan untuk memproduksi barang yang sebanyak-banyaknya demi untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya pula. Yang kadang justru...

respect moralitas, respect etik itu kemudian terabaikan dalam kuantitas pisan juga selain memproduksi barang secara fisik atau kuantiti, juga harus mengedepankan namanya moral etik di dalam kegiatan produksi bagaimana kegiatan produksi itu tidak merusak lingkungan dan sebagainya kemudian selanjutnya adalah tujuan produksi apa sih tujuan produksi? Ini sebagaimana yang sudah sering kita pelajari bahwasanya dalam ilmu ekonomi, terutama dalam kursus kapitalisme produksi itu dimaksudkan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya atau dengan bahasa lain ada istilahnya profit seeker atau profit maximizer Jadi kenapa seorang itu melakukan kegiatan produksi ataupun bisnis tidak lain adalah untuk menjahit keuntungan yang sebesar-besarnya Bagaimana dalam kursus Islam? Apakah juga sama ya? Maka tentunya dalam konsep Islam selain kita tujuannya adalah untuk mencari keuntungan dalam kegiatan produksi, kita juga sempat teman aspek-aspek yang ada di dalam aturan Islam atau yang kemudian kita akan kenal dengan istilah maslah. Jadi kegiatan produksi dalam konsep ekonomi Islam itu harusnya itu bertujuan untuk memberikan kemaslahan bagi masyarakat umum masalah itu artinya bukan berarti kita tidak diperbolehkan untuk mencari kundungan boleh mencari kundungan tapi dalam proses mencari kundungan itu tentunya apa-apa yang sudah diatur dalam Islam itu tentunya dipatuhi nah ini ini juga salah satu pendukung bahwasanya ini Hai eh apa yang ada di dalam konsum kapitalisme itu sebenarnya juga sudah mulai ditinggalkan ya jadi selama ini kita selalu terdoktrin bahwasanya tujuan bisnis ataupun tujuan produksi itu adalah untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya sehingga kadang aspek moralitas aspek norma aspek ketiga itu kemudian diabaikan ya sehingga yang namanya kerusakan alam dan sebagainya itu kemudian menjadi terabaikan Karena memang orang-orang itu hanya untung-untung dan untung Nah konsep inilah yang kemudian akhirnya sekarang mengakibatkan dampak buruk pada kehidupan manusia Sehingga konsep ini sudah mulai jenuh dan sudah mulai ditinggalkan Bahkan sudah mulai banyak yang mengkritik Termasuk sebagaimana kritik dari Sloman Yang mengatakan di dalam perspektif bisnis modern saat ini Pandangan tentang mak tentang maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan perusahaan telah mengalami sedikit perubahan tradisional teori yang memandang maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan perusahaan itu dianggap tidak lagi memadai karena dua hal yaitu satu kesulitan dalam mencapai keuntungan maksimum dan yang kedua adalah perusahaan seringkali memiliki tujuan-tujuan yang lain jadi menurut Suleman konsep kapitalisme ini sudah mulai ditinggalkan Jadi kalau kita sekarang ke orientasi bisnis itu cari untung-untung dan untung berarti kita sudah kita masih menggunakan teori yang yang lama yang kemudian sekarang sudah tidak lagi dipakai dia itu nah sebagaimana eh Soman ya dia mengatakan teori ini sudah tidak lagi berlaku Kenapa untuk mencapai untuknya sebesar-besarnya itu ternyata sulit ya Kenapa ya sulitnya tadi eh Tidak ada batas yang jelas berapa sih keuntungan yang besar.

Sebagai contoh, misalkan pada bulan ini mungkin perusahaan A itu dia sudah memenuhi target keuntungannya sekian miliar, misalkan. Maka pada tahun selanjutnya, tahun berikutnya, dia akan men-target pada nilai keuntungan yang lebih besar lagi, dan seterusnya, sehingga justru ini menjadikan masalah itu semakin ragus. Dan yang kedua adalah, ternyata tidak semua perusahaan itu tujuannya adalah untuk mencari keuntungan.

walaupun konsep kedua ini sangat jarang sekali hampir semua perusahaan itu mungkin dari keuntungan mungkin hanya sebagian kecil saja yang punya orientasi yang lain bagaimana pendekatan matematisnya antara profit maximizer dan masalah ini kalau kita memahami lebih jelas dengan pendekatan matematis bedanya antara profit maximizer atau keuntungan yang sebesar-besarnya dengan konsep masalah ya Hai ke tadi ya dalam konsep konvensional tujuan produksi itu adalah profit maximizer gimana profit maximizer itu kan rumus sederhananya ini ya B sama dengan total revenue dengan dikurangi dengan total kos kita dianggap untung ya dari ini ya total pemasukan digunain dengan total biaya ketika memang total revenue ini lebih besar maka ya nanti kita mendapatkan keuntungan gitu tapi yang jadi masalah adalah ini karena profit orientasi adalah profit paksimis bagaimana agar untungnya ini besar maka dengan dua cara ya satu harus menaikkan total revenue yang kedua adalah mengurangi total cost agar pinya besar kan gitu Nah karena yang dikorbankan adalah ini total costnya bagaimana kemudian dalam kegiatan produksi itu pemasukan nyabanya tapi biaya yang harus kita keluarkan sedikit bahwa salah satu yang biasanya dikorbankan adalah mengenai upah kepada buruh ya yang kemudian di eksploitasi dia jadi enggak ada yang namanya perusahaan topeng menggaji karyawan dengan gaji yang besar itu ya pengennya kalau bisa gaji dengan gaji yang kecil agar apa agar keuntungan perusahaan itu tinggi kan itu nah bagaimana dalam konsep ekonomi Islam tadi yang tujuan adalah masalah-masalah itu sederhananya adalah ini secara finansial kita dapat secara berkah juga dapat artinya kita juga sesuai dengan aturan Islam dan sesuai dengan anjuran yang ada dalam kosong Islam kan itu jadi masalah itu bukan berarti kemudian kita tidak boleh mencari keuntungan boleh kita cari keuntungan tapi juga kita harus juga mendapatkan keberkahan kan itu nah ini yang jadi masalah adalah bagaimana kita menghitung berkah ini kan yang sulit tapi bisa itu ya nah masalah itu rumpusan gini eh M atau masalah sama dengan pi atau ini ya ditambah dengan berkah jadi selain kita untung secara finansial itu kita juga harus berkah nah permasalahan adalah bagaimana menghitung B ini kan itu atau berkah ini ya Nah ini sebenarnya bisa ya nah ini berkah atau B ini akan diperoleh apabila produsen menerapkan prinsip dalam Islam jadi B itu akan kita dapatkan kalau dalam kegiatan produksi itu kita sesuai dengan aturan yang ada dalam Islam nah masalahnya adalah ini Penerapan prinsip dan nilai Islam tersebut itu seringkali menimbulkan nilai ekstra atau biaya ekstra. Jadi, kalau kita mau mendapatkan masalah, maka kita harus juga mengeluarkan biaya untuk mencari keberkahan. Bagaimana caranya mengeluarkan biaya untuk keberkahan itu?

Contohnya gini, misalkan. Hai eh kalau hanya untung saja ini kan simpel ya Jadi kalau kita usaha kemudian kita hanya cari untung saja itu kan simpel ya kita pemasukannya berapa dikurangi dengan biayanya berapa ya setelah itu ya sudah itu sisanya menjadi keuntungan kita tapi kalau dalam konsep masalah maka selain itu itu kita juga semua nambah biaya untuk mencari keberkahan atau b apa namanya berkah kecil biar hai hai contohnya apa contohnya dalam saling gini ya kalau kita sebagai seorang pedagang kemudian kok kemudian eh mau sesuai dengan konsep masalah maka eh misalkan kita juga mencari keberkahan ya keberkahan Bagaimana bagaimana misalkan ya kalau kita sudah mendapatkan keuntungan ya maka kita juga mengeluarkan biaya keberkahan salah satunya misalkan contohnya kita sembahyar zakat membayar ke dapur itu kan untuk mencari keberkahan kan gitu Hai ada orang lewat misalkan apa namanya ibu-ibu yang minta-minta yang sudah tua misalkan kita bersama tako itu kan bagian dari kita mencari keberkahan itu kan sehingga M itu masalah itu enggak mungkin akan lebih besar dari piya kopi bisa dimaksimalkan tapi kalau itu nggak bisa Kenapa karena kalau kita mau M maka kita juga mengeluarkan biaya ekstra ya biaya untuk mencari keberkahan ini gitu Sehingga rumus terakhirnya Itu adalah ini Masalah itu adalah total revenue Dikurangi dengan total cost Masih dikurangi lagi dengan berkah cost Atau biaya yang harus kita keluarkan Untuk mencapai keberkahan Jadi secara tidak langsung Masalah itu memang secara finansial dikit Tapi kita bisa memberikan manfaat Artinya selain kita dapat manfaat secara pribadi Kita juga bisa memberikan manfaat kepada orang lain Beda dengan ini Kalau ini manfaat Kita dapatnya hanya manfaat finansial saja Dan Manfaat finansialnya hanya untuk kita saja, orang lain tidak akan mendapatkan manfaat secara finansial dari aktivitas bisnis kita. Nah, kita lanjutkan untuk selanjutnya adalah untuk teori konsumsi dalam Islam.

Nah, apa sih konsumsi? Saya yakin mungkin Anda sudah paham ya, ini kebalikan dari produksi ya. Kalau produksi itu tadi menambah ataupun menghasilkan barang, tapi kalau konsumsi berarti adalah mengurangi ataupun menghabiskan nilai suatu barangan.

Langsung saja mungkin Langsung ke tujuannya Tujuan konsumsi dalam Islam Adalah untuk memaksimalkan Masalah Sama baik itu produksi maupun konsumsi Dalam Islam itu sama tujuan adalah Untuk memberikan kemaslahatan Untuk memberikan kebaikan kepada Umat manusia Bukan hanya sekedar untuk Memaksimalkan kepuasan atau maksimum Utility Karena dalam konsep konvensional konsumsi tujuan adalah untuk mencari kepuasan apa sih tujuan kita itu membeli barang untuk mencari kepuasan dimana kepuasan dalam kasus konvensional atau utility itu merupakan ukuran kebahagiaan utility dianggap bahwa ukuran kemampuan atau barang jasa untuk memuaskan kebutuhan jadi artinya Ketika dalam konsep konvensional, kita dengar berhasil atau tidak dalam kegiatan konsumsi itu akan tergantung dari utility atau kepuasan kita terhadap barang tersebut. Dimana kepuasan terhadap barang yang kita beli itu akan tergantung dari fungsi X1, X2, X3, dan seterusnya. Artinya kepuasan atau utility itu akan kita dapatkan dari semakin banyak kita mengkonsumsi barang.

logikanya adalah kita punya motor 1 dengan punya motor 2 dalam konsep konvensional maka akan lebih utility nya akan lebih dapat ketika kita mengkonsumsi barang yang dua atau kita memiliki motor 2 kan gitu namanya dalam konsep konvensional orang-orang konvensional itu dia semakin ketika dia memang memiliki uang banyak dia akan mengkonsumsi barang yang dalam jumlah banyak kan gitu ya ini bagaimana dalam konsep Islam maka ya tadi konsumsi sama dengan produksi ya dimana tujuan adalah masalah ya cuma masalah disini mungkin konsumennya beda dengan masalah yang ada di produksi ya jadi masalah yang dalam konsep konsumsi itu akan bisa didapatkan bukan dari seberapa banyak barang kita konsumsi yang kalau dikonsumsikan kalau di konvensional kan tolak ukur kepuasan atau tolak ukur konsumsi itu diukur dari kepuasan dimana kepuasan itu didapatkan dari semakin banyak barang kita mengkonsumsikan gitu atau dengan kata lain ya dalam bahasa konvensional itu kita diajarkan untuk hidup hedonisme kan gitu atau mubazir kan gitu atau berpilih piang kan gitu tapi kalau dalam masalah atau konsumsi dalam Islam maka tujuan konsumsi itu masalah itu akan didapatkan dari F plus B F itu manfaat B itu adalah berkah hatinya apa barang yang kita konsumsi itu bukan diukur dari seberapa banyak yang kita beli dia melainkan diukur dari F atau manfaatnya kira-kira barang itu manfaat atau tidak sih gitu ya artinya gini contohnya ya kita punya mobil satu dengan mobil dua itu kalau dalam konsep konvensional itu akan lebih puas kita punya mimpi 2 tapi dalam konsep islamah shahid itu nggak bisa hai hai Kenapa? Karena mobil 1 dengan mobil 2 tingkat kemanfaatan mobil itu akan lebih tinggi yang mobil 1. Kenapa? Karena mobil 1 itu mobilnya akan dipakai terus. Tapi kalau mobilnya 2, itu mungkin kemanfaatan dari mobil itu akan berkurang.

Kenapa? Karena akan bergunda ganti. Sehingga secara tidak langsung, masalah itu akan didapatkan dari tingkat kemanfaatan dari barang tersebut. Terus dengan...

bi atau berkatnya barang sebut juga barang yang sesuai dengan syariah atau barang yang halal kan gitu manfaat tapi kalau enggak berkah atau halal juga tidak akan menimbulkan mas masalah kan gitu ini Nah itu yang jadi dalam konsep Islam tulah ukur konsumsi butuh bukan seberapa banyak barang kita konsumsi ada tapi adalah semakin seberapa besar manfaat yang yang kita dapatkan dari kita mengkonsumsi barang tersebut makanya dalam konsep konsumsi dalam Islam ini kalau merujuk pendapatnya Ibn Khaldun disitu ada namanya segala prioritas kebutuhan ini sebenarnya juga ada dalam konsep konvensional ada namanya doruria ada lagi namanya jia ada lagi namanya tahsiniah masalah itu akan bisa kita dapatkan kalau yang kita penuhi itu adalah duruh dulu ya jangan hajiah maupun tah sini yang atau kalau di konsep konfesional itu adalah primer sekunder dan tersier. Nah tersier itu kalau di konvensional itu barang mewah ya tapi kalau dalam kursi Islam tersier itu atau tahsinih itu itu adalah barang yang dibutuhkan apa kebutuhan di atas hajiah dan Hai di bawah takdir karena nanti kalau barang mewah itu bisa jadi ada dalam konsep Islam itu perbuatannya takdir atau mubadir itu atau yang telur bermewah mewahan dia pada dalam jam gak boleh dia jadi tasin tasinnya itu enggak sampai kepada level apa namanya eh kemewahan ya atau pembuah rosan atau berbebihan dia tapi masih dalam skala kebutuhan tapi kebutuhannya yang kebutuhan yang tidak terlalu penting dia jadi eh itu ya nah ini adalah dasar perilaku konsumsi alam islam ini salah satunya misalkan dalam surat al-maidah ayat 87 sampai ayat 88 ya ya yawladina amanu la tuharimu tayyibati mahalawahu lakum wala tak tatu Innal-Laha layuq ibu'l-mu'taddin Muku'l-mumimah razakumullah alalan ta'iba wa ta'ibah wa ta'ibah wa ta'ibah wa ta'ibah wa ta'ibah wa ta'ibah Jadi dalam ayat ini kita diminta oleh Islam untuk satu adalah memakan makanan kita tidak boleh melampaui batas atau perbuatan yang dibuat di arah tadi kalau kita mau konsumsi barang konsumsi yang cukupnya dan kemudian juga kita diminta juga untuk mengkonsumsi barang yang halal ya jelas ini turun dalam saham ya manfaat pun kalau tidak halal yang maka tidak akan masalahkan gitu ya itu ya makanya ada namanya halal dan lagi juga namanya toib halalan toibah itu ya halal itu halal toib itu ya mungkin lebih lebih sederhananya kita katakan sebagai makanan yang baik atau yang bersih Hai nah ini kemudian dasar konsumsi yang kedua dalam surat al-isro ayat 27-8 nah ini inel mba dirinya kanu iwanis zayatin ya jadi kita juga dilarang untuk mengkonsumsi barang secara boros ini ini juga ayat ini adalah ayat yang apa namanya yang menentang konsep teori konvensional tadi ya tentang utility tadi ya karena kepuasan itu kan semakin banyak yang kita konsumsi maka akan semakin puas walaupun marginal utility nya akan semakin berkurang dalam konsep islam maka tidak boleh kita bersifat boros nah ini yang terakhir, ada sebetulnya dalam konsumsi islam ini mungkin pernah pernah dengar ya, istilah makanlah ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang Rasulullah mengatakan NANU KAUMUN LANAK KULUHAN TANAJUAN WA ITAKANALA NASBA kami adalah kaum yang tidak makan sampai kami lapar dan jika kami makan maka kami tidak sampai kenyang artinya adalah dengan hadis ini ini sebenarnya adalah hadis yang menegaskan bahwasannya dalam konsumsi kita harus sesederhana mungkin jangan terlalu berlebihan tapi juga ya sepelunya lah gitu ya Sehingga inti konsumsi dalam Islam adalah seperti ini Jadi kalau dalam konsep konvensional kan Inti konsumsinya adalah semakin tinggi pendapatan Maka nanti akan semakin tinggi juga tingkat konsumsinya Kalau pendapatannya rendah maka tingkat konsumnya rendah Kalau tingkat pendapatannya tinggi maka nanti tingkat konsumnya juga akan tinggi Itu dalam konsep konvensional Bagaimana dalam konsep konsumsi Islam? Maka ini Jadi seberapa banyak yang kita konsumsi itu ya Dalam keesam itu akan dipengaruhi oleh dua hal.

Satu adalah ditentukan oleh tingkat pendapatan. Yang kedua adalah dipengaruhi oleh tingkat keimanan. Artinya apa?

Ketika semakin tinggi pendapatan kita, kalau keimanannya kita kuat, maka dalam hal konsumsi itu kita tidak akan terlalu banyak. Kalaupun banyak, konsumsinya tidak pada sesuatu yang jika hanya adalah untuk kepuasan, melainkan lebih banyak kepada urusan-urusan yang berkaitan dengan ibadah, makanya orang yang tingkat religitasnya tinggi dan kaya itu, dia akan memanfaatkan kayanya bukan untuk memperkaya diri melainkan akan lebih banyak digunakan untuk membantu orang-orang yang butuhkan makanya kalau kita terlalu hidup hedonisme maka akan tidak sesuai dengan konsep konsumsi Islam nah kemudian ini yang terakhir nah kesesuaian ekonomi Islam dengan ekonomi modern jadi berdasarkan konsep produksi dan konsumsi Islam yang sudah kita jelaskan tadi ini kalau kita gambarkan bahwasannya sebenarnya dalam konsep ekonomi Islam itu itu adalah konsep yang sangat sesuai dengan konsep ilmu ekonomi modern misalkan sebagai contoh ada green economy ini dia Seperti tadi kita sudah membahas tentang masalah produksi Bagaimana produksi itu kita juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan dan sebagainya Ini kan sangat sesuai dengan konsep ekonomi yang sekarang dikembangkan Seperti contohnya green economy Kemudian ada lagi sekarang ada namanya CSR Dalam perusahaan itu sekarang diwajibkan untuk mengeluarkan CSR Corporate Social Responsibility Jadi sebagian pendapatan perusahaan itu harus ada sebagiannya yang diperuntukkan untuk kepentingan sosial atau yang sekarang mungkin sedang berkembang misalkan ada SDGS atau Sustainable Development Goals itu juga sangat sesuai dengan bos ekonomi Islam termasuk ada green city dan sebagainya maka kalau kita bicara tentang ekonomi Islam maka kita akan bicara tentang konsep ekonomi yang sebenarnya adalah sangat sesuai dengan konsep ekonomi yang ada saat ini yang sekarang dikembangkan oke mungkin itu materi tentang produksi dan konsumsi dan mungkin nanti akan kita lanjutkan pada sesi diskusi ya terima kasih saya sekian Wassalamualaikum Wr Wb