Dalam Al-Bid'i, Al-Kalimat adalah kepada Allah, dan Al-Kalimat adalah kepada Allah. Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus, dalam iman Kristen, itu ditekankan dua hal yang sangat penting, yang harus dibedakan. Yang pertama adalah keilahian Kristus, the Godhead of Christ. Dan yang kedua adalah ketuhanan Kristus, the Lordship of Yesus Christ.
Yang pertama bicara tentang keilahian. Sebagai Allah, firman Allah itu adalah Allah. Yang kedua bicara tentang ketuhanan yang tidak lain fungsional atau jabatan.
Jadi ketika sang mis... datang ke dunia, kuasanya diberikan oleh Tuhan yang tidak lain adalah Bapak sendiri. Allah dalam wujud roh yang dikenal. sebagai sang Bapak yang menekankan sumber segala sesuatu, telah memberikan kepada Yesus. Kenapa dibedakan antara Yesus dengan Bapak?
Karena Yesus itu firmannya Bapak. Nah firmannya Bapak itu dibedakan dengan sang Bapak, tetapi tidak bisa dipisahkan. Begitu juga roh kudus adalah rohnya Allah sang Bapak, tetapi tidak bisa dipisahkan.
Sebagaimana manusia dengan pikirannya dan rohnya tidak bisa dipisahkan. Itulah yang nantinya. Dengan penuh tanggung jawab di bawah pimpinan roh kudus dalam bimbingan terang firman Tuhan, bapak-bapak gereja merumuskannya di dalam apa yang dikenal dengan Tritunggal Maha Kudus. Nah di dalam ajaran Tritunggal Maha Kudus itu pertama sama sekali tidak berbicara tentang tiga alah, tapi bicara tentang alah yang satu. Gambaran mudahnya itu kira-kira seperti ini, saudara-saudara.
Seperti manusia, di dalam diri manusia itu ada pikirannya manusia dan rohnya manusia. Maka di dalam diri Yesus ketika sang firman yang menciptakan segala sesuatu, menjadi manusia dan diam di antara kita. Maka firman Allah yang tidak terbatas memasuki ruang dan waktu yang terbatas.
Yang terbatas itu kemanusiaannya. Tetapi firman Allah tetap tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu. Sudah-sudah yang terkasih dalam Tuhan, ketika Yesus bicara, Dalam kewibawaannya sebagai sang firman yang adalah Allah, itu bisa dibedakan dengan kemanusiaannya yang haus, yang lapar, yang menderita di kayu salib, yang dicobai, bahkan yang mati dalam keadaannya sebagai manusia.
Kalau dua kudrat Kristus ini bisa kita pahami dengan baik, tidak ada lagi orang yang bisa mengguncang iman kita. Yesus itu Tuhan kok mati? Tuhan tidak bisa mati karena Tuhan itu jabatan. Yang mati itu kemanusiaan Yesus.
Maka di dalam 1 Petrus pasal 3, 18 dikatakan dia yang dibunuh dalam keadaannya sebagai manusia. Jadi kemanusiaan itu yang mati, Allah tidak bisa mati. Karena Allah itu roh, Tuhan tidak bisa mati karena Tuhan itu jabatan. Lalu apa bedanya ketika Yesus... Menyampaikan, misalnya dengan penuh wibawa, anakku dosamu sudah diampuni.
Itu bicara dalam wibawanya sebagai firman, sang penebus sendiri yang membebaskan manusia dari dosa-dosa. Tetapi ketika dia mengatakan aku haus, itu dalam kemanusiaannya. Loh kok bisa disandang oleh satu orang yang dikenal dengan Yesus Kristus?
Kenapa tidak? Anda bisa membedakan ketika Jenderal Sudirman memimpin perang gerilya, angkat senjata serang dan pertahankan perbatasan kota Jogja misalnya. Yang mengatakan ini mulutnya Jenderal Sudirman. Tetapi kejenderalannya dengan kesudirmannya kan tidak bisa dilepaskan. Tapi seandainya sudirman tidak berpangkat jenderal, tidak ada orang yang menghiraukan.
Pangkatmu apa nyuruh-nyuruh saya panggil senjata kan? Karena dalam diri sudirman itu melekat dengan kejenderalannya, maka dia dihiraukan orang. Tapi ketika di rumah dia mengatakan, Kepada istrinya agar dia dipikinkan kopi susu. Itu kan karena sudirmannya. Sebab tanpa berpangkat jenderal pun istrinya akan membuatkan kopi susu untuk dia.
Dari sosok yang sama. Kemanusiaan Pak Firman itu. Di dalam dirinya ada kuasa kejenderalannya. Tidak bisa dipisahkan.
Tapi bisa dibedakan. Itu mudahnya untuk memahami. Sudah-sudah yang terkasih.
Allah berfirman bahwa duduklah kamu di sebelah kananku. Dan itu bukan orang Kristen yang ngarang-ngarang. Itu berasal dari kitab Masmur. Maka ketika Yesus menyampaikan ungkapan-ungkapan.
Sebagai sang Mesias itu bisa dibedakan kemanusiaannya dan juga otoritasnya sebagai Tuhan. Dan Tuhan itu kuasa yang diberikan. Oleh sang Bapak yang tidak lain wujud kealahan itu sendiri. Kepada kemanusiaan sang Kristus.
Makanya dikatakan. Yesus berkata, segala kuasa baik di surga maupun di bumi. Telah diberikan kepada aku. Buktinya apa? Apa yang dikatakan Yesus semuanya jadi.
Itu karena kuasa firman. Anakku dosamu sudah diampuni. Apa manusia biasa mengampuni dosa?
Iya kan? Bahkan Kristus pun melakukan perbuatan-perbuatan yang hanya dilakukan oleh Allah. Misalnya, menghidupkan orang mati. Kuasa untuk mematikan dan menghidupkan itu hanya dari Tuhan.
Menghakimi pada saat akhir zaman. Kuasa penghakiman itu kuasa ketuhanan. Bukan karena Yesus bisa menghidupkan orang mati dari sebut Tuhan.
Sebab Tuhan pun bisa mengizinkan nabi-nabinya untuk melakukan hal yang sama. Tetapi atas izinnya Tuhan. Untuk Kristus, bukan karena dia menghidupkan orang mati, dia diangkat katanya. Jadi Tuhan tidak, karena memang dia Tuhan.
Makanya kuasa menghidupkan orang mati, kuasa kebangkitan itu melekat pada dirinya. Jadi yang pertama tentang... Inilah, itu merujuk kepada tadi yang tadi pagi saya sampaikan. Sebagai firman Allah yang adalah Allah.
Pada mulanya adalah firman dan firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah. Pada mulanya itu tidak dibatasi oleh ruang dan zaman, ruang dan waktu. Karena dia tidak terbatas.
Dia yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang. Itu doa Yahudi. Allah yang sudah ada, yang ada, yang akan seterusnya ada.
Jadi tidak pernah suatu waktu atau sedetik waktu atau sekejap pandangan pun Allah pernah tidak ada. Allah selalu ada. Karena Allah itu hidup karena roh kudusnya.
Dan Allah itu berkuasa karena firmannya. Maka juga tidak pernah ada waktu dimana Allah ada tanpa firman dan tanpa rohnya. Itulah yang disebut tritunggal.
Gampangannya kalau Allah tidak ada firman bagaimana Allah bisa menciptakan alam semesta. Bagaimana Allah bisa menitahkan. Yehior wa yihior jadilah terang.
maka terang itu jadi. Itu karena kuasa firman yang ada dalam dirinya. Bagaimana Allah bisa hidup dan menyalurkan kehidupannya kalau dalam dirinya tidak ada roh yang menjadi sumber hidupnya.
Jadi orang hanya mengatakan Allah itu hidup, Allah itu maha perkasa, Allah maha hidup, Allah maha mendengar, Allah maha melihat, melihat, mendengar, hidup itu karena apa? Yang pertama, melihat, mendengar itu cirinya orang hidup. Karena kalau tidak hidup, tidak mendengar, tidak melihat. Tapi, mendengar, melihat yang adalah ciri kehidupan.
Orang hidup atau yang hidup itu karena ada sumber hidup. Dan sumber hidup itulah yang disebut Ruah Ha-Kodes. Roh yang kudus. Roh kudus Allah. Dan itu bukan karangan perjanjian baru.
Anda membaca kitab Torah, di situ ada Allah, firman Allah, roh Allah. Bershid bara iluhim edhasamayim we etza aret. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Di sini ada kata iluhim. Weha aret dan bumi itu. Hamasyah tohu wabohu.
Bumi itu kosong, belum berbentuk. Dan kegelapan wehosek. Al-Finitehom menutupi samudera raya. Wiruah Elohim dan roh Allah.
Merakefet al-Finihamayim. Melayang-layang di atas permukaan air. Artinya menyalurkan hidup kepada ciptaan yang dalam proses pembentukan tadi.
Lalu, Wayomir Elohim dan berfirmanlah Elohim. Berfirmanlah Allah. Yehior wa yehior. Jadilah terang. Maka, Terang itu jadi, jadi Elohim menciptakan alam semesta ini dengan rohnya dan firmannya.
Ini terhitunggal. Bahwa kemudian orang Yahudi tidak mengakui terhitunggal, itu urusannya dia. Yahudi dan Kristen itu kan berbagi kitab suci yang sama.
Kekristenan dulunya adalah orang-orang Yahudi yang tercerahkan karena kedatangan Sang Mesias. Jadi setajam apapun perbedaan Yahudi dengan Kristen, itu perbedaan tafsir, bukan perbedaan kitab suci. Karena kitab suci-nya masih sama. Itu saudara-saudara yang berbicara tentang keilahian Kristus. Maka firman tidak mungkin ada setelah Allah.
Kalau Allah itu sudah ada, firmannya pernah tidak ada, ya berarti Allah pernah ada waktu tidak bisa berfirman. Karena firmannya belum ada, itu kan tidak mungkin. Pernahkah ada Allah tanpa rohnya? Tanpa sumber hidup dalam dirinya? Jadi roh Allah itu bukan Malaikat Jibril.
Siapa yang bilang Malaikat Jibril? Tidak ada urusannya itu. Jangan menafsirkan agama orang keliru, kemudian penafsirannya dipaksakan untuk memahami orang lain. Tidak ada orang di seluruh dunia yang memahami. Amirwah Ha-Kodes sebagai Malaikat Jibril.
Itu tafsiran Islam. Jadi kita tidak perlu mengintervensi tafsirnya orang lain terhadap kitabnya sendiri. Tapi ketika orang lain menafsirkan kitab saya, ya harus saya bicara dong.
Itu kitab saya bukan kitabnya kok. Gitu loh saudara-saudara. Jadi di dalam hubungan lintas agama itu harus ada kaidah-kaidah yang dijunjung tinggi. Itu etika bersama.
Tidak boleh kita saling mengintervensi agama orang, itu kunci kerukunan kita. Kemudian adakah penegasan dalam kitab suci bahwa putra atau firman Allah itu satu dengan Allah? Kapan Yesus mengucapkan itu?
Ketika Anda membaca misalnya Yohanes pasal 8, 42. Yesus menekankan bahwa Allah itu adalah Bapak, Bapamu. Jikalau Allah Bapamu, kamu mengenal aku, mestinya kamu mengenal aku kalau Allah itu kamu akui sebagai Bapamu. Bukan berarti Bapak itu artinya laki-laki, enggak lah. Itu kan Tuhan itu kan bukan laki-laki, bukan perempuan, juga bukan transgender.
Tuhan itu adalah... Beyond gender, bukan laki-laki, bukan perempuan, bukan banci. Tuhan itu mengatasi gender. Kalau disebut Bapak, apa berarti Tuhan laki-laki? Tidak lah, mana ada sebutan Bapak menyebutkan Tuhan laki-laki, tidak.
Seluruh budaya Timur Tengah itu kalau bicara tentang keagungan, kewibawaan, otoritas, selalu menggunakan kata ganti diri laki-laki. Agama apapun juga, mau Yahudi, mau Kristen, mau Islam, sama. Kita tidak pernah berdoa dengan misalnya ungkapan Tuhan itu dengan anti, engkau perempuan, tapi anta.
Kan begitu kan, Allahmma anta, salam misalnya. Ya Allah engkau lah perdamaian, engkau lah keselamatan. Seperti itu.
Maka kita tidak pernah mengatakan, Hiya, dia, perempuan tapi huwa. Huwa Allah, dia. Laki-laki, apa berarti Tuhan itu laki-laki?
Kan tidak. Bapak itu hanya sumber hidup dalam diri Allah. Wujud Allah itu sendiri disebut Bapak, dikiaskan Bapak. Karena dia masodir al-ilahiyah, sumber keilahian. Lalu dalam dirinya ada sumber hidup dalam diri Allah itu, yang disebut roh kudus.
Makanya dalam Alkitab jelas, kalau kamu percaya Allah Bapamu, kamu pasti mengasihi aku, sebab aku keluar dan datang dari Allah. Aku yang keluar dari Allah itu tentu bukan kemanusiaan Yesus. Karena kemanusiaan Yesus keluarnya dari Bunda Maria. Lukas pasal 1 yang 42, terpujilah engkau di antara perempuan, ini kata yang diberlakukan bagi Bunda Maria, dan terpujilah buah rahimmu. Berarti secara manusia Yesus itu buah rahim Bunda Maria, kemanusiaannya.
Tapi keilahiannya firman itu keluar dari Allah. Maka dalam pengakuan iman itu disebutkan yang diperanakan dari Bapak sebelum segala abad. Apa ada orang diperanakan dari Bapak?
Kan enggak ada. Bulidaminal abkobelakuliduhur. Kalau pengakuan iman di gereja koptik seperti itu. Yang dilahirkan dari Bapak sebelum segala abad.
Mana ada orang lahir dari Bapak, semua lahir dari Maha, tidak ada lahir dari Bapak. Berarti ungkapan lahir disini bukan kelahiran fisik. Kalau orang Jawa mengatakan itu, Mijile sabdo langgeng, soko gusti kang moho langgeng, eng jaman kelanggengan.
Karena Tuhan itu tidak terikat oleh ruang dan waktu, maka langgeng. Gitu loh saudara-saudara, Kristus secara ilahi dia diperanakan dari Bapak tanpa seorang ibu. Ada seorang teolog besar di abad ini yang sudah meninggal, namanya Bapak Senuda, yang sekaligus adalah patriak dari gereja ortodokoptik. Dalam bukunya yang berjudul Konun al-iman, konstitusi iman. Dia mengatakan bahwa putra Allah itu memiliki dua kelahiran.
Yang pertama al-awal, yang lahir dari Bapak secara ilahi tanpa jasad, tanpa fisik karena ini bukan kelahiran fisik. Duna'um tanpa ibu, karena putra Allah itu tidak membutuhkan seorang ibu, karena Allah itu tidak beranak dan tidak diperanakan secara fisik. Terus yang kedua, kelahirannya yang kedua, Bulidaminal min'um.
Jasadan biduni ab, yang lahir dari ibu secara jasad dalam kemanusiaannya tanpa seorang ayah. Nah, Nabi Isa dalam Islam itu menekan. yang kedua ini. Kalau kekristenan menekankan yang pertama dan yang kedua. Beda-beda enggak apa-apa.
Itu urusannya dia memang Islam. Bukan Kristen. Kristen bukan Islam. Kenapa kita harus memaksakan pemahaman kita? Puji Tuhan.
Orang percaya itu pilihan hidup. Gitu loh saudara-saudara, makadanya orang mu'alaf itu enggak usah dibesar-besarkan, itu merusak kerukunan. Begitu juga orang yang pindah agama ke Kristen, enggak usah disiarkan. Kalau mau kesaksian ya biar aja pribadi di dalam Kristen. tidak usah dimetsoskan, yang seperti itu merusak kerukunan, merusak beniga tunggaliga.
Coba kalau tidak percaya sama saya, lihat Syria itu. Saya pernah hidup di Syria, dulu itu indah sekali yang namanya. namanya Aleppo, Damascus, ada penemu apa, ada bukti arkeologi. Jalan lurus sekarang namanya Torik al-Mustakim. Jalan lurus inilah yang disebutkan dalam kisah para rasul.
Ketika Paulus di awal pertobatannya di rumah Ananya, sampai sekarang masih ada. Itu namanya Bapak itu indah sekali. Saya kalau sore hari sering minum kopi Turki itu di pinggir-pinggir jalan. Ya, dekat jalan di Damascus itu suasananya damai sekali.
Kalau hari minggu di gereja, lantunan ayat-ayat firman Tuhan, di gereja nanti agak siang sedikit duhur, itu ada suara adan, tidak pernah saling bertabrakan antara Kristen dan Islam. Misalnya, Kalau di gereja ortodok, orang mendengar lantunan seorang mengajikan firman Tuhan dari doksologi trinitaris misalnya. Amin.
Itu artinya apa? Segala kemuliaan bagi Bapak dan Petrus dan Ruah Kudus sekarang dan selalu, serta sepanjang segala masa. Amin.
Ibadah dimulai. Nanti tiba sholat duhur. Allah Akbar, Allah Akbar. Indah sekali. Begitu dihantam isis, satu saling curiga dengan yang lain.
Satu mengutuk dengan sekarang tidak ada damai. Maka orang Kristen harus punya sumbangan untuk merekatkan kesatuan bangsa ini. Jangan sampai tercapik-capik karena egoisme kelompok, egoisme aliran termasuk sesama Kristen. Kita ini disuruh membawa damai, yang membawa damai diumpamakan anak-anak Allah kan gitu kan. Jadi anak Allah itu maknanya anak Allah secara umum, orang-orang yang membawa damai.
Yang kedua, anak Allah gelarnya Raja-Raja Israel yang diurapi oleh Tuhan sebagai Raja atas umatnya. Yang ketiga, anak Allah secara eksklusif yaitu monogenes teos, putra tunggal Allah. Yaitu apa?
Firman Allah yang bersama-sama dengan Allah dan firman Allah itu adalah Allah. Kenapa ditekankan firman Allah itu adalah Allah? Jangan salah paham dan jangan berpaham salah. Yang disebut sepenuhnya Allah itu bukan kemanusiaan Yesus. Clear itu.
Yang disebut sepenuhnya Allah itu firman Allah. Firman Allah itu sepenuhnya Allah. Kalau di dalam Alkitab terjemahan bahasa Arab.
Fil beti il kanal kalimah, wal kalimatukana intallah, wa kana kalimatullah. Wa kana kalimatullah. Kenapa kalimatullah itu harus Allah? Sebab kalau firman itu kekal, tidak diawali oleh waktu, tidak diakhiri oleh waktu.
Sebab kalau firman tidak kekal, berarti ada waktu Allah pernah ada tanpa firmannya. Itu tidak menunjuk pada kemanusiaan Yesus yang dilahirkan Maria. Itu sama sekali tidak menunjuk kepada Yesus yang dicobai oleh setan Yesus yang mati disalib.
Itu kemanusiaannya dalam keadaannya sebagai manusia. Meskipun kodratnya itu adalah sepenuhnya alah sepenuhnya manusia, tapi dimiliki oleh satu subjek yang disebut Yesus Kristus. Nah subjek ini disebut sebagai hipostasis pribadi. Kalau di dalam teologi gereja-gereja non-kalsis dunian disebut sebagai Maria Mesias Tontion Logon Cesar Comeni, ini yang sulit-sulit.
Tapi kadang-kadang bahasa begini saya terjemahkan supaya lebih mudah. Subjeknya satu, karena subjeknya satu. Ketika dia mengatakan anakku dosamu telah diampuni.
Yang bicara ini kuasanya sebagai sang firman. Tapi ketika bicara aku haus, itu bicara dalam kemanusiaannya. Clear kan?
Mana yang tidak clear sekarang? Nah kemudian itu dalam satu aspek. Kemudian kenapa firman itu harus Allah?
Sekarang firman tidak diawali waktu. Karena kalau diawali waktu pernah ada Allah tanpa firmannya. Firman tidak diakhiri waktu karena Allah itu selalu maha kuasa selama-lamanya.
Nah sekarang kalau firman tidak diawali waktu, firman tidak diakhiri waktu. Sementara wujudnya Allah tidak diawali waktu, tidak diakhiri waktu. Lalu ada berapa yang tidak diawali waktu dan yang tidak diakhiri waktu?
Allah kekal, tidak berawal, tidak berakhir. Firman Allah juga kekal, tidak berawal, tidak berakhir. Berarti ada dua yang tidak diawali waktu, tidak diakhiri waktu. Ini bertentangan dengan monotisme.
Tapi kalau dikatakan firman itu adalah Allah sendiri, ya satu. Mudah kan dipahami kalau firman itu bukan Allah, sementara firman menciptakan, firman mengawali dari tidak ada menjadi ada, ya berarti ada dua Tuhan. Ketika dikatakan firman itu adalah Allah, berarti hanya ada satu Allah.
Itu yang merujuk pada keilahian Kristus. Jadi keilihan Kristus itu tidak merujuk pada kemanusiaannya. Kemudian tadi kita membaca ayat 14. Dan firman itu telah menjadi manusia. Firman telah menjadi manusia.
Tidak pernah dikatakan firman setengah manusia. Tidak pernah dikatakan firman seperti manusia. Tapi firman benar-benar menjadi manusia. Ketika Firman menjadi manusia, dia sebagai apa?
Sebagai Mesias. Mesias itu adalah imam, nabi, raja. Dan jabatan Mesias sebagai imam sekaligus nabi sekaligus raja, itu juga bukan orang Kristen yang ngarang-ngarang.
Makanya Raja Daud. Menulis Masmur, dan itu yang dicatat di dalam Masmur 110 yang tadi kita baca. Le David Masmur, Masmur dari Daud. Neum Hashem Ladoni, firman Tuhan. Di sini kata Tuhan itu huruf besar semua.
Itu YHWH, Yod He Fav He. Bacaan akademis salah satu yang diusulkan Yahweh, tapi itu bacaan kira-kira, tidak ada dalam Alkitab itu. Firman Tuhan, kepada Ladoni, kepada Tuhan, Seflimini, duduklah di sebelah kananku, at asit oypk hadom lirakhleka, sampai ku buat takluk musuh-musuhmu di bawah kakimu. Artinya apa teks ini, saudara-saudara? Firman Tuhan kepada Tuhan.
Dulu Bait Suci itu menghadap ke timur. Bait Suci itu terdiri dari tiga ruangan. Bait Hamikdas terdiri dari tiga ruangan. Ruangan yang pertama namanya Ruangan Maha Kudus.
Di Ruangan Maha Kudus itu Allah bersikinah. Allah hadir. Makanya kata Sekinah itu dialihkan saja dalam bahasa Yunani. Firman telah menjadi manusia dan bersekinah di antara kita.
Itu teks aslinya. Sekinahnya Allah di mana? Di ruangan Maha Kudus.
Nah sebelah kanan ruangan Maha Kudus itu istana Daud. Karena Sang Mesias sebagai nabi dan raja. Pertama Sang Mesias sebagai raja itu keturunan Daud.
Itulah sebabnya di awal Anda membaca Alkitab, penegasan dilakukan. Sefer Toledot Yesus Hamasyah ben Daud ben Avraham. Inilah Sefer Toledot, kitab silsilah.
Yesus Hamasyah, Yesus Kristus putra Daud. Karena Mesias itu lahir dari keturunan Daud sebagai raja. Maka duduklah di sebelah kanan, jangan membayangkan ada dua kursi, terus Tuhan duduk di sebelah kiri, Allah di sebelah kiri, Mesias di sebelah kanan. Tidak seperti itu. Ungkapan tangan kanan, sebelah kanan itu kan ungkapan universal.
Sudah ketemu Pak Presiden, ya kita hanya ketemu tangan kanannya. Bukan berarti tangannya Pak Kejokowi copot itu menemui Anda. Tangan kanannya orang kepercayaannya. Itu loh saudara-saudara, jadi ungkapan sebelah kanan itu jangan dibayangkan ada dua wujud yang terpisah, tidak seperti itu.