Sejumlah negara Asia Tenggara mulai mengikuti langkah tim nasional Indonesia dalam menaturalisasi pemain. Bedanya beberapa negara seperti Vietnam mengambil naturalisasi yang gak punya darah keturunan. Rafael Sun yang sekarang berkewarga negaraan Vietnam mengubah namanya menjadi Nguyen Xuan Son. Selain Vietnam, tim nasional Singapura juga menaturalisasi pemain Great Apples, salah satunya bermain di Liga Inggris.
Cetakul coba merangkum langkah serius naturalisasi negara Asia Tenggara sebagai berikut. Tim Nas Vietnam Tim Nasional Vietnam sempat enggan menggunakan jasa pemain naturalisasi di era Park Hangseo. Di bawah tangan dinginnya, pelatih berkacamata ini menyulap naga biru menjadi raksasa ASEAN.
Bermodalkan pemain lokal, The Golden Star Warrior sempat menduduki peringkat 94 FIFA. Meningkatnya prestasi ini membuat Park Hangseo semakin nyaman dengan pemain lokal. Pelatih Korea Selatan ini bahkan menolak tegas rencana VFF yang ingin menaturalisasi pemain.
Menurut Park Hangseo, saat ini Vietnam sudah cukup berat. bagus dengan para pemain lokalnya. Namun dirinya tidak menampik suatu saat nanti bakal menggunakan pemain naturalisasi. Namun sayangnya, rencana tersebut gagal terrealisasi setelah kepergiannya dari kursi kepelatihan. Nguyen Mandung selaku legenda Vietnam menyebut Park Hangseo mundur karena takut dengan timnas Indonesia.
Pasalnya, squad Garuda saat ini diperkuat oleh pemain abrut kualitas grade A. Sepertinya Tuan Park Hangseo mengundurkan diri karena menyelamatkan dirinya setelah mendengar Indonesia banyak diperkuat pemain keturunan Eropa, kata Mandung. Sepeninggalan Park Hangseo, squad Naga Biru percaya diri hanya menggunakan satu pemain keturunannya. Mereka adalah Philip Nguyen yang memulai debutnya di Piala Asia 2023 yang lalu.
Nyatanya Vietnam gagal total dan kalah di semua pertandingan atas Jepang. Indonesia dan Irak. Kekuatan Vietnam di ronde kedua juga gak mengalami perubahan yang drastis. Hasilnya, skuad Naga Biru gagal lolos ke ronde ketiga setelah hanya bisa menempati peringkat 3 grup F. Bahkan Vietnam sempat dibabat habis tim Nas Indonesia dengan 3 gol tanpa balas.
Kegagalan di dua kompetisi internasional membuat VFF bergegas mencari cara untuk bangkit. Federasi tertinggi Vietnam ini mengikuti cara Indonesia menggunakan pemain naturalisasi. Bedanya, naturalisasi Vietnam gak punya darah keturunan, melainkan pemain yang sudah menetap lebih dari 5 tahun. Mereka adalah Kyle Colonna dan juga Adumin.
Keduanya sempat diajukan sebagai calon pemain naturalisasi tim nasional Vietnam. Akan tetapi, Bongda menuliskan jika naturalisasi Colonna dan Adomin hanyalah omong kosong saja. Media Vietnam ini menyalahkan VFF yang dinilai gak banyak melakukan tindakan.
Namun VFF beralasan kesulitan mengambil pemain naturalisasi karena terhalang aturan kewarga negaraan. Akhirnya VFF mengambil langkah instan menaturalisasi penyerang Namdin FC yakni Rafael Son. Soha.vn menyebut Rafael Sen lebih hebat dari Kilian Bape dan Erling Haalan.
Media lokal Vietnam ini menilai jika Rafael Sen telah mencetak 31 gol dan 6 asis di musim lalu. Sebenarnya, Rafael Sen gak punya darah keturunan Vietnam sama sekali. Hanya saja, sang bomber sudah lama berkarir di Liga Vietnam sejak 2020. Rafael Sen bahkan sudah mengganti namanya menjadi Nguyen Xuan Son.
Selain Rafael Son, Vietnam juga berencana menaturalisasi Jason Kuangvin. Pemain kelahiran Perancis itu sempat membela FC Sokhauk selama 2 tahun lamanya. Akan tetapi, kini Jason berkarir di Liga Vietnam dengan memperkuat Chan FC, timnas Singapura.
Performa tim nasional Singapura terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Inkonsistennya penampilan squad Singa gak lepas dari kekalahan di sejumlah pertandingan penting internasional. Kekalahan ini berdampak buruk pada peringkat FIFA Singapura yang anjlok ke ranking 161. Ranking ini merupakan yang paling rendah di antara negara-negara besar... Asia Tenggara.
Padahal Singapura dulunya merupakan salah satu negara kuat di Asia Tenggara. Buktinya, Squad Singa pernah menduduki ranking 100 besar FIFA di tahun 1993 yang lalu. Selain itu, Singapura juga merupakan salah satu negara dengan gelar AFF terbanyak.
Usut punya usut, merosotnya performa Squad Singa disebabkan karena menurunnya kualitas pemain. Bagaimana tidak, mayoritas pemain timnas mereka hanya bermain di Liga Lokal. Tercatat, hanya ada 6 pemain abrut Singapura yang saat ini berkarir di kompetisi luar negeri.
Belum lagi Singapura baru-baru ini ditinggal oleh keeper utama mereka yakni Hasan Sani. Keeper berumur 40 tahun ini memutuskan pensiun dengan catatan 115 caps. Hasilnya, timnas Singapura dihantui oleh rentetan hasil buruk selama 5 pertandingan terakhir. Squad The Lions menjadi lumbung gol ronde kedua grup C dengan total kebobolan 24 kali.
Mirisnya lagi Singapura bahkan kalah menghadapi Johor Darul Tazim dengan 3 gol tanpa balas. Kekalahan memalukan ini sempat membuat seluruh masyarakat merasa malu. FAS Laku Federasi langsung berbenah besar-besaran untuk membangkitkan singa yang tertidur.
Mereka mengikuti langkah PSSI menaturalisasi sejumlah pemain kualitas grade A. Nggak nanggung-nanggung, FAS langsung memanggil Perry Ng yang saat ini bermain di Cardiff City. Pemain 28 tahun ini mengaku sudah lama ingin membela tim Nas Singapura. Saya selalu berharap untuk datang ke sini, tetapi itu tidak pernah realistis sampai mungkin beberapa minggu yang lalu.
Semoga saja kemajuannya cepat dan kita bisa segera menyelesaikannya. Perry Ng sendiri menjadi pemain utama Cardiff City selama beberapa musim terakhir. Di musim ini, backhanan kelahiran Liverpool itu tercatat telah memainkan enam pertandingan championship.
Perry bahkan pernah dinobatkan menjadi pemain terbaik di Cardiff City pada musim 2022-2023. Penobatan ini gak terlepas dari penampilan konsistennya selama satu musim penuh. Bahkan Perry mempunyai nilai pasar 3,8 juta euro yang menjadikannya sebagai salah satu pemain termahal Asia Tenggara.
Nilai pasar ini bahkan melebihi gelandang Indonesia yakni Tom Hayek. Diketahui, Perry punya darah keturunan Singapura yang berasal dari keluarga ayahnya. Kakek sang ayah sendiri merupakan putra asli kelahiran Singapura sebelum akhirnya kembali ke Liverpool. Bernard Tan, selaku ketua FAS, mengkonfirmasi bakal mengebut proses naturalisasi Perry. FAS akan membantu Perry Ng untuk dinaturalisasi menjadi warga Singapura, sehingga pada akhirnya mereka dapat dengan cepat mewakili negara kita.
Ungkap Bernard Selain Perry Ng, tim Nas Singapura juga berhasil menaturalisasi Kyogo Nakamura Pemain kelahiran Jepang ini sudah bermain di Liga Singapura sejak tahun 2019 Nakamura saat ini membela salah satu klub raksasa Singapura yakni Tampin Rovers Dirinya pernah 4 kali masuk dalam starting line-up terbaik Singapur League Nakamura sendiri mengaku gak keberatan berganti ke warga negaraan karena merasa nyaman. Ini adalah menjadi momen besar dalam hidup kami, karena saya dan keluarga bahagia tinggal di sini. Hal ini juga menjadi kesempatan besar bagi saya untuk tampil di level Timnas. Ucap Kyoga, Timnas Filipina. Berbeda dengan Singapura, tim Nas Filipina memang banyak diperkuat pemain abrut sejak dulu.
Terdapat 18 pemain The Ascals yang saat ini bermain di kompetisi luar negeri. Squad tersebut juga diisi oleh pemain-pemain keturunan seperti Neil Entridge yang sempat bermain di Cardiff City. Berikutnya, terdapat juga Michael Baldissimo yang berkarir di kompetisi MLS.
Meskipun banyak diperkuat oleh pemain abrod, nyatanya Filipina masih kerap kesulitan bersaing. Buktinya, The Ascals hanya menjadi penghuni dasar kelasemen grup F di ronde kedua kualifikasi. Bahkan tim nasional Filipina hanya mampu meraih satu hasil imbang di babak tersebut. Sebenarnya, squad The Ascals mengincar Rafael Obermeir yang saat ini bermain di Liga 2 Jerman.
Sayangnya, hingga saat ini Obermeir tidak kunjung menjawab panggilan dari tim nasional Filipina. Padahal negeri lumbung padi itu sudah mengincar dirinya sejak tahun 2021. Kegagalan tersebut membuat Filipina mengincar pemain yang saat ini membela VFL Bokum. Menurut laporan VFL, PFF selaku federasi tertarik mendatangkan Gerrit Holtman.
Lagi-lagi pemain berusia 29 tahun ini nggak merespon sepanggilan dari PFF. Gerrit Holtman tidak merespon panggilan dari timnas Filipina untuk bermain. Tulis Ken Altar, DX.
Filipina masih belum menyerah dan kini mengincar Johannes Selvan. Pemain odense BK ini dibidik karena punya kemampuan fleksibilitas bermain sebagai winger kiri ataupun winger kanan. Namun tim Nas Filipina sampai saat ini belum berhasil menggayat self-run. Akhirnya PFF hanya menyisakan beberapa pemain naturalisasi yang membela squad The Ascals. Salah satunya ada Zico Bailey yang bermain di divisi kedua Amerika Serikat bersama New Mexico United.
Pemain 24 tahun ini menjalani debutnya di Filipina saat kekalahan kontra Indonesia 2-0. Selain Bailey, tim nasional Filipina juga berhasil mendatangkan Dylan Demunik. Pemain berusia 20 tahun ini dianggap menjadi salah satu prospek terbaik yang dimiliki squad The Ascals. Saat ini dirinya bermain di divisi kedua Belgia bersama Zulte Waragem. Di musim lalu, Demunik memainkan 25 laga dengan catatan 5 gol dan 3 asis.
Rencana naturalisasi Filipina tersebut berantakan karena Thomas Hainfried memutuskan mundur. Padahal juru taktik Belgia ini merupakan salah satu sosok penting squad The Ascals. Pergian Saint-Vit ke tim nasional Mali langsung memberikan banyak dampak buruk untuk Filipina. The Askals langsung finish di posisi paling bawah saat menjalani turnamen piala merdeka. Tim Nasional Malaysia Setelah Filipina, Malaysia juga gak mau kalah mengambil pemain naturalisasi.
Berbeda dengan Indonesia, squad Harimau Malaya membidik beberapa pemain keturunan berdarah Inggris. Salah satu nama yang paling mencuri perhatian adalah Josh Brownhill selaku Kapten Barnley. Pemain berusia 28 tahun ini punya garis keturunan yang berasal dari neneknya. Kapten Barnley, Josh Brownhill dikabarkan memiliki hubungan darah Inggris-Malaysia lewat neneknya. dan membuka peluang membela pasukan kebangsaan Malaysia, tulis Astro.
Mendengar kabar tersebut, netizen Harimau Malaya langsung merasa senang. Mereka mengharapkan FAM bisa mendatangkan pemain Great Aplus untuk menyaingi tim Nas Indonesia. Apalagi Brownhill punya segudang pengalaman yang cukup dalam berkarir di benua biru khususnya Liga Inggris.
Sebelum Barnley, sang pemain pernah memperkuat Akademi Manchester United di tahun 2012. Kini Brownhill menjadi andalan Barnley di Championship dengan catatan enam pertandingan. Dari 6 pertandingan tersebut, Sang Bomber berhasil melesakan 3 gol dan 1 asis. Dengan segudang pengalamannya, gak heran Brownhill punya nilai pasar yang fantastis.
Dikutip dari Transfer Market, pemain kelahiran Warrington ini punya nilai pasar sebesar 18 juta euro. Apabila berhasil dinaturalisasi, Brownhill akan menjadi pemain termahal di Asia Tenggara. Ini mengalahkan naturalisasi dari Mace Hillgers yang hanya punya nilai pasar 7 juta euro saja.
Selain Brownhill, tim nasional Malaysia juga turut mengincar bintang Chelsea yakni Kieran Deus Buriho. Menurut laporan Future Talent, sang pemain punya darah keturunan lewat neneknya. Media ini menuliskan jika sang nenek lahir di Malaysia, tepatnya di kota Penang.
Bedanya, kabar naturalisasi Deus Burihol hanyalah isapan jempol belaka alias kabar burung. Saat itu, Makan Bola sempat memberitakan jika Deus Burihol akan menjadi pemain termahal di Asia Tenggara. Bagaimana tidak, sang pemain punya nilai transfer mencapai 30 juta euro.
Makan bola lagi-lagi memberitakan Malaysia akan menaturalisasi Ferdi Druif. Media lokal negeri jiran ini menuliskan sang pemain telah mempersiapkan dokumen pindah ke warga negaraan. Diketahui Druif punya darah keturunan Malaysia yang berasal dari ibu undanya. Kini sang ibu dilaporkan telah kembali dan menetap ke negara asalnya yakni Belanda. Ferdinand Ruif sendiri menunjukkan performa gemilangnya dengan catatan 15 laga bersama PEC Zwolle.
Catatan 5 gol dan 2 asis membuat FAM tertarik untuk menjadikannya sebagai ujung tombak. Akan tetapi, nampaknya Druif gak tertarik berseragam harimau malaya. Pemain kelahiran Utrecht ini malah tebar pesona ke timnas Indonesia saat Erik Thohir berjabat tangan dengan Eliano Reinders.
Saat itu, Druif memberikan komentar di salah satu postingan Eliano. Beberapa media kenamaan kemudian mengaitkan Druif tertarik dengan proyek naturalisasi. PSSI, kegagalan mengait pemain keturunan Eropa, FAM mengambil langkah yang lainnya.
Harimau Malaya sampai-sampai mengincar pemain naturalisasi yang berasal dari Amerika Latin. Sejak tahun 2023, Malaysia sudah mendapatkan 3 calon pemain keturunan berusia matang. Mereka adalah Hendrik Dos Santos, Paulo Jose dan juga Romel Morales.
Hendrik dan Joseu sama-sama berasal dari Brazil yang mana keduanya berposisi sebagai gelandang serang. Sementara itu Morales berasal dari Colombia yang bermain sebagai striker. Ketiganya sudah menetap di Malaysia lebih dari 5 tahun dan berhak mendapatkan kewarga negaraan. Apalagi mereka sempat menyatakan tertarik untuk berseragam kuning-hitam.
Timnas Indonesia Terakhir ada Timnas Indonesia yang akan kedatangan dua pemain keturunan baru. Mereka adalah May Silgers dan Elia Norenders yang punya pengalaman berkarir di Eropa. PSSI mengkonfirmasi keduanya akan mengambil sumpah di tanggal 30 September.
Waktu tersebut terbilang cukup untuk mendaftarkan Hilgers dan Eliano sebelum laga kontra Bahrain dan Tiongkok. Sumarji menyebut peluang Eliano dan Hilgers bermain cukup besar mengingat pendaftaran terakhir jatuh di tanggal 3 Oktober. Keduanya saat ini tinggal menjalani beberapa tahap saja. Bahkan dokumen Hilgers dan Eliano sudah ditanda tangani langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Artinya, kedua pemain ini tinggal menjalani sumpah setia warga negara Indonesia. Uniknya, pengambilan sumpah ini akan dilaksanakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda. Ini hampir jarang terjadi mengingat para pemain selalu mengambil sumpah di Indonesia. Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi diaktas akan mengutus Cahyo Rahadian Musdar ke Belanda. Direktur Jenderal Administrasi ini sudah terbang ke Belanda pada hari minggu kemarin.
Supratman mengatakan tidak ada masalah terkait pengambilan sumpah setiap hari. Ketia di luar negeri. Tidak ada masalah karena KBR itu berada di wilayah kedaulatan Indonesia, kata Supratman.
Selain Hilgers dan Eliano, tim Nas Indonesia juga berpeluang menaturalisasi Mauro Zildstra dan Jero Riedewald. Kabar ini sempat dibocorkan langsung oleh media football premier. Saat itu Zildstra menjadi bintang tamu dalam sebuah acara podcast. Pembawa acara saat itu menyebut Zildstra dan Riedewald. hanya menunggu waktu untuk berseragam timnas Indonesia.
Itulah ulasan langkah serius naturalisasi negara-negara Asia Tenggara. Bagaimana pendapatmu? Apakah langkah ini dinilai sudah tepat atau justru menjadi blunder? Coba tulis pendapatmu di kolom komentar di bawah ini.