Transcript for:
Ketidakadilan dan Teror dalam Sejarah

Extra Judicial Killing atau penembakan atau pembunuhan di luar yang diperbolehkan oleh hukum menjadi sangat jamak saat-saat ini. Itu warisan dari mana sih sebetulnya? Nah, salah satu yang sangat menakutkan dalam sejarah Indonesia, terutama sejarah Odeh Baru, adalah operasi penembakan siapa saja yang disebut Pre- Siapa saja yang disebut penjahat tanpa ada proses hukum.

Curigai, tembak, dan pamerkan mayatnya di tempat terbuka. Penembakan misterius atau petrus adalah teror rezim. Ketika tidak seorang pun berani bicara secara terbuka, nah ada seorang Gus Dur atau Abdul Dahlan Wahid. Gus Dur menautkan... Petrus itu atau operasi penembakan gelap dan misterius itu dengan operasi penyebaran ketakutan.

Gus Dur bahkan menautkan juga operasi Petrus itu sekaligus dengan bagaimana aparat negara menakut-nakuti rakyat Indonesia dengan pseudoscience. Dengan kampanye yang masif dan terstruktur betapa horornya Gerhana Matahari Total. yang terjadi pada tanggal 11 Juni 1983. Gus Dur, salah satu cendekia yang awal-awal yang mengendus, itu semua dengan sangat-sangat jernih. Saya Muhyiddin M. Dahlan, dokumentator partikelir dari Warung Arsip.

Gus Dur dibalik operasi jahat, penembakan misterius, dan lahirnya Betoro Kolo. Intro Kita mulai dari dua peristiwa yang kejadiannya berbarengan. Kejadian dalam satu frekuensi. Dan di bagian akhir nanti kita masukkan mengapa Gus Dur menjadi sangat penting. Peristiwa pertama, penembakan misterius atau sering disebut orang Petrus.

Dan kalian pastilah sangat akrab dengan istilah ini. Bagi pembaca sastra, membaca cerpen-cerpen Senogumi Rajadharma, penembak misterius yang menjadi judul antologi cerpennya. Ada itu bukunya, coba dicari aja. Disebut misterius karena enggak jelas sebetulnya siapa yang nembak dan menghabisi sampai sekarang. Sampai sekarang loh, sampai kalian menonton video ini.

Betul-betul misterius. Enggak ada yang tahu siapa aktor utamanya. Ratusan preman, ratusan orang bertato bergelimpangan. Dan operasi itu bermula di kota Yogyakarta. Bekas-bekas gali.

Coba diisolasi di kota Jogja, pindah kota nggak bisa, ke luar negeri dicekau, dan harus tetap di dalam kota dengan nasib di ujung peluru Petrus. Juni sampai dengan Juli 83 adalah bulan-bulan yang menjadi puncak dari penembakan misterius. Jawa, Kalimantan, Sumatera, itu peristiwa pertama.

Peristiwa kedua, adalah Gerhana Matahari Total. Bagi kalian yang mengalami langsung peristiwa Gerhana Matahari Total di tahun 2016 yang lalu, mungkin bertanya-tanya, apa menakutkannya Gerhana Matahari itu? Yang ada kan heboh, pagi jam 9 tiba-tiba sejenak siang jadi malam, dan orang-orang pada keluar rumah menanti dengan gembira.

Tapi semua serba sebaliknya. Pada tanggal 11 Juni 1983, sama dengan tahun 2016, Indonesia menjadi tuan rumah kejadian semesta yang bernama Gerhana Matahari Total. Para peneliti asing itu berbondong-bondong datang ke Indonesia.

Bedanya, 11 Juni 1983, tidak ada kegembiraan sama sekali. Satu negara itu sunyi senyap. Pemerintah mengkondisikan. Lewat semua siaran yang dimilikinya betapa berbahayanya kerhana mata.

Siapa saja matanya terkenal lintas... Gerhana bakal buta. Nah itu loh, siapa yang gak takut ya. Buna menghilangkan bahaya kebutuhan tersebut pemerintah melalui berbagai mass media sejak dini telah memberikan petunjuk dan peringatan kepada seluruh anggota masyarakat. Yang dilakukan kemudian oleh warga saat gerhana lewat adalah masuk rumah, kunci semua pintu jendela, dan tiarap di bawah ranjang atau kursi.

Dan isu mata bakal buta inilah. yang menjadi seperti virus yang menakutkan. Dan pemerintahlah yang menyebarkan virus pseudosains itu.

Dan kalian bisa menyimak kliping-kliping yang saya kumpulkan. Pemerintah Orba menunggangi tahayul di Tomkolo agar ketatuhan nasional itu bertambah efektif. Libur nasional, bayangkan gerhana matahari libur nasional loh ya Bayangkan libur nasional itu untuk menyambut gerhana matahari total Dan dengan rasa takut yang na'uzubillahimin zalik Apakah agar husu menyaksikan peristiwa alam semesta? Agar fobia itu berlangsung sempurna Butalah mata siapa saja melawan Kehendak saat betoro kolo lewat. Di Semarang misalnya, di bagian mata rumah sakit Karyadi, ditemukan memang ada satu orang yang matanya menuju kebutaan.

Nah, kan apa kata pemerintah? Kan pemerintah udah benar, malah ngeyel. Nah itu artinya buta. Tetapi, teman-teman sekalian, saat diperiksa kembali, emang si pasien ini sakit sebelumnya.

Dan gak ada hubungan dengan gerhana matahari. Memang dia kelainan mata kok si Wiji ini. Ada memang yang terpapar, namanya aja mata terlanjang melihat matahari. Kan silau dan menyakitkan. Tetapi sampai rakyat harus tidur di bawah ranjang, menutup pintu dan jendela, ya gimana logikanya?

Jadi kembali ke dua peristiwa tadi. Ini saya ringkas potong. Potong aja ini, apa hubungan antara penembakan misterius atau Petrus dengan gerhana matahari total?

Secara kalender, secara tanggal, secara bulan, secara tahun, dua peristiwa itu memang berlangsung di bulan dan tahun yang sama, Juni 83. Dan persamaan yang lain adalah, keduanya menjadi teror yang luar biasa menakutkannya. Satunya, teror penembakan. Satunya lagi, teror kebutaan. Lalu, pertanyaannya, siapa penyebar teror itu?

Pada masa itu, semua orang bungkam. Bahkan menghubungkan dua peristiwa itu saja, nyaris tidak ada yang berani sama sekali. Tapi, untungnya Indonesia punya Gus Dur. Gus Dur bersuara. Gus Dur...

menulis di tengah teror itu, di tengah teror yang sedang berlangsung itu. Jika untuk kasus pembantaian 65, kan ada sehubungan yang mengingatkan dan menyadarkan kita lewat tulisannya, ada peristiwa penyembelihan besar-besaran manusia tahun 65. Nah, saat gerhana matahari total dan Petrus atau penembakan misterius itu, ada sosok Gus Dur. Gus Dur, Ingatin bahwa teror Petrus dan teror Gerhana Matahari bukan berlangsung natural.

Nggak ada yang misterius-misterius amat. Nggak ada yang tahayul-tahayulan. Maka di Koran Kompas, 16 Juni 1983, Gus Dur menulis esai dengan judul yang sangat menggelitik saya kira, judulnya begini Akhirnya Betoro Kolo Muncul Juga Dari judulnya saja kita jadi bertanya siapa sesungguhnya Betoro Kolo atau Batara Kala yang disebut Gus Dur Akhirnya Muncul Juga itu Apakah Betoro Kolo itu si monster yang sangat jauh?

Raksasa yang ada dalam imajinasi cerita orang Jawa atau betoro-kolo itu suatu kekuatan besar yang sedang menyebarkan teror dan dia ada di sini, kini. Jadi kontemporer. Bahwa ada loh yang mengorkestrasi semua ini, ada yang mendapatkan keuntungan dari penciptaan ketakutan itu. Memainkan drama ketakutan jelas adalah pekerjaan kekuasaan. Kekuasaan yang sedang menaiki lagi tahtanya untuk ketiga kalinya.

Kira-kira Gus Dur mau bilang seperti, semuanya dilebih-lebihkan. Lurah-lurah seluruh Indonesia diorganisasi untuk, bayangkan mengorganisasi lurah ini pekerjaan siapa coba? Lurah, semua lurah kata Gus Dur, diorganisasi untuk meneruskan teror dari atas.

Selain warga disuruh berdiam dalam rumah, anak-anak kecil itu loh, yang masih kecil, kalau bisa harus diikat oleh orang tuanya, kata Gus Dur, bahkan seorang dokter yang rasional, ilmiah. Dipaksa mengeluarkan seruan agar mata kambing dan mata sapi, bukan makanan ya, mata sapi ditutupi saat gerhana melintasi tanah Indonesia. Gus Dur bilang inilah yang disebut dengan operasi psikologi ketakutan. Dan Gus Dur langsung menghubungkannya saat itu juga dengan penembakan gelap, di mana saat itu orang tidak mau membahasnya secara terbuka dan terus terang.

hanya bisa berbisik dan berbisik. Orang yang ditembak secara random, tanpa ada proses hukum, adalah sesuatu yang salah. Ini yang disebut extrajudicial killing.

Tapi orang enggan memperkarakannya secara terbuka. Nerimo aja. Rapat gelap saja bahkan bisa ditangkap.

Dan nantinya, setelah Gus Dur memperkarakan ini secara terbuka, barulah Lb Jogja kemudian... bersuara kecil. Pejabat-pejabat Orba juga berkementar soal Petrus ini seperti pengamat saja yang duduk di kursi yang sangat jauh dari peristiwa.

Intinya, mereka ya turut mendukung operasi ekstra judicial killing yang dilakukan oleh operator lapangan yang dipimpin oleh si Tom Kolo itu. Ketua DPR MPR Amir Mahmud, setuju. Wakil Ketua DPA Ali Murthopo, oke.

Semuanya bisa dipertanggungjawabkan. Panglima Abri Pangkop Kamtip Jenderal LB Murdani, sip. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Rudini, Bahkan minta tolonglah masyarakat mendukung operasi-operasi pemberantasan kejahatan walaupun dengan cara-cara ekstra judicial killing.

Tetap saja si Betoro Kolo tetap nggak muncul-muncul. Gelap, penuh topeng seperti operasi ninja. Siapa sesungguhnya Betoro Kolo itu? Gus Dur menjawab, ingat ya! Gus ini ngomong di tengah peristiwa teror ketakutan sedang merajalela Saat penembakan misterius makin menjadi-jadi Siapa sesungguhnya Betoro Kolo itu?

Dan Gus menjawab Mitos Betoro Kolo itu sesungguhnya telah berlalu dari kesadaran kosmologis kita Betoro Kolo yang baru sedang muncul Betoro Kolo Baru di bidang hukum dan politik. Monster dan raksasa di bidang hukum, di bidang politik. Kekuatan apa yang paling kuat di masa itu? Gus Dur tidak perlu berterus terang.

Tapi implikasi terjelas, kata Gus Dur. Betoro kalau ini tidak ingin kita bertanya tentang itu, tentang ini, kebijakan ini, kebijakan itu. Dari Gus Dur saya kemudian meraba semua operasi ketakutan itu Goalnya adalah kita tidak punya nyali lagi mempertanyakan kebijakan pemerintah Kebijakan untuk meruginya Misalnya pemaksaan asas tunggal Pancasila kepada semua ormas dan parpol pada saat itu Loh, iya Gus Dur memang sangat lihai dan cemerlang saya kira menarik sampai ke titik kebijakan pemerintah soal asas tunggal yang kemudian betul-betul direalisasikan setelah Petrus ini selesai digelar, selesai difestivalkan.

Sejak saat itulah kustur mulai diinteli. Dan drama penjegalannya saat mencalonkan sebagai ketua PBNU di Muktamar Situbondo setahun kemudian, Desember 1984, berlangsung. Sejak saat itu, Gus Dur dan pemerintah Betoro Kolo ini seperti Tom & Jerry.

Gus Dur memerankan diri sebaik-baiknya sebagai Jerry yang banyak akal dan tentu saja jenaka, sementara Tom adalah Betoro Kolo itu sendiri. Saya Muhyiddin M. Dahlan, dokumentator partikelir Jas Merah dari Cafe & Gallery Tiga Rupa. Kabupaten Sulaiman, sampai jumpa di episode Siksa Orba berikutnya. Salam Petro Kolo, salam Petros.