Tidak ada yang bisa memenuhi, memuaskan hati kita ini kecuali sesuatu yang tak ada batas yaitu Al-Majid. Makanya orang yang mencari dunia. Pertama dia akan kemudian akan cepat bosan. Hidup orang yang orientasinya dunia itu pasti suatu saat dia akan merasakan kejenuhan dan kebosanan.
Kenapa? Karena selain Allah itu gak bisa mencapai majid. Sesuatu yang tanpa batas kemuliaan, tanpa batas ketinggian, tanpa batas keagungan. Semuanya akan berakhir pada batas tertentu.
Contohnya begini. Kita beli rumah baru, luasnya 1000 meter. Luas gak? Luas gak rumah 1000 meter? Luas.
Waduh, luas banget. Kita anggap itu luas. Tapi setelah sebulan disitu, dua bulan, terasa luas gak? Kenapa?
Karena ada batas. Kalau majid itu gak ada batas. Keagungannya, personanya, kemuliaannya, ketinggiannya, kekayaannya. Apalagi coba ilmunya, semuanya yang tidak ada batas itu dibahasakan dengan majid. Allah Al-Majid Maha Mulia.
Maha mencapai puncak keagungan dan kemuliaan. Nah karena itu cemas kalian yang dimulakan Allah SWT sangat sesuailah antara hati kita ini yang senang sama kesempurnaan dengan Allah yang menamakan Al-Majid yang mencapai puncak kesempurnaan. Sementara segala sesuatu selain Allah ada keterbatasan tidak bisa mencapai puncak. Sehingga orang yang mendapatkan sesuatu yang bukan Allah, suatu hari nanti dia akan merasakan kebosanan.
Maka lihat orang yang sudah sampai kepada kekayaan. Kekayaan, jabatan tinggi. Pokoknya dia sudah mendapatkan duniawi.
Maka apa yang akan terjadi pada dia? Lama-lama dia akan merasakan bosan. Akhirnya apa? Dia melakukan penyimpangan-penyimpangan. Bukan karena dia menyukai penyimpangan, tetapi karena dia mengalami kebosanan.
Wah ini luar biasa pak. Saya ulangi kalimatnya. Terkadang orang itu melakukan penyimpangan.
penyimpangan penyimpangan seksual mungkin ya penyimpangan apa akhlak dan seterusnya ini bukan berarti kadang mereka menyukai itu Pak tetapi karena hidupnya sudah terjebak kepada sesuatu yang rutin istrinya lo lagi lo lagi lo lagi lo lagi Makanya rumah tangga yang tidak ada Allah di situ, tidak dibangun berdasarkan ketakwaan kepada Allah, akan terjebak kepada 4L. Loh lagi, loh lagi, loh lagi. Akhirnya apa?
Akhirnya melakukan penyimpangan, perselingkuhan. Makanya ada yang mengatakan seluruh kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia adalah diakibatkan oleh ketiadaan Allah di dalam dirinya. Semua hal yang saya ulang lagi.
Ketiadaan Allah itu berarti ada sebuah ruang yang kosong di dalam hati kita. Dan ruang ini tidak bisa diisi dengan apapun. Karena ruang ini bukan.
yang sifatnya materi, ruang ini ruangnya yang bersifat jiwa. Ketika seseorang itu kehilangan Allah, maka ruang ini menjadi kosong dan dia akan gelisah. Untuk menutupi kegelisahan ini, dia mencoba ini, mencoba itu, mencoba ini, mencoba itu. Dan setelah melakukan itu, apa yang terjadi?
Karena selain Allah itu ada ukuran, ada batas, maka dia terjebak kepada rutinitas, rutinitas, rutinitas. Akhirnya dia jenuh. Berbeda dengan orang. Yang punya hubungan dengan Allah. Tidak ada kebosanan.
Bapak bosan tidak selalu cumbu? Bosan tidak baca Quran? Kenapa? Karena kita. Beri interaksi kepada al-majid.
Yang memiliki ketak terbatasan. Dalam keagungan dan kemuliaan. Makanya orang yang semakin tua, semakin bagus hubungannya dengan Allah, Pak. Hidupnya makin bahagia. Bukan makin jenuh, tapi makin bahagia, makin bahagia, makin bahagia, makin bahagia.
Dalam majid. Sudah ya, nyambungnya insya Allah. Ini makna majid artinya yang mencapai puncak keagungan, puncak kemuliaan, puncak kesempurnaan. Makanya kenapa kita itu di rumah itu sering ngerubah cat rumah. Cat rumah kayaknya udah bosen nih kan.
Wah ini letaknya kursi ini sekali-sekali pindahin sini lah. Iya kan? Kadang-kadang mobil juga begitu direparasi. dikasih stiker ini stiker itu kenapa orang melakukan itu pak? karena dia hidup itu materi yang menjadi tujuannya sementara materi itu ada batasnya pak Sesuatu yang cemerlang itu mesti akan pudar kecemerlangannya.
Sesuatu yang ganteng pasti akan menurun kegantengannya. Sesuatu yang cantik akan menurun kecantikannya. Maka kalau kehidupan kita ini dibangun.
Untuk mengejar hal-hal yang sifatnya material tadi. Hati-hati itu kecenderungannya akan suatu saat akan menyimpang. Makanya kalau kita menikah karena cuma cantiknya, kan menyimpang. Makanya kok ada orang yang selingkuh sama orang yang lebih jelek dari istrinya, betul gak? Bukan karena dia menyukainya, tapi karena dia sudah bosan.
Kok bosan? Ya karena hidupnya untuk materi, untuk benda, untuk jasad, untuk daging. Daging itu ada batas.
Betul gak? Makanya beruntunglah kita ini, ya. Sudah mulai menikmati sholat jamaah, sudah mulai menikmati tilawah quran, sudah mulai menikmati puasa.
Makin bapak itu, waduh, makin nikmat. Nggak ada ujungnya, makanya muda terus. Jiwanya muda terus. Kasian sekali kalau orang udah tua pak, dan dia belum menikmati ibadah itu kasian sekali. Maka kita bersyukur kepada Allah, alhamdulillah kita dikaruniai ibadah oleh Allah SWT.
Ya mas, kalian yang dimiliki Allah SWT, kan kita pernah saya ceritakan ada artis punya rumahnya luas, punya kolam renang di rumahnya, fasilitasnya, karena anak orang terkaya juga di Indonesia, apa yang terjadi? Karena istrinya juga artis juga. Cantiklah pasti. Semua fasilitas duniawi ada di rumahnya. Apa yang terjadi?
Dia kemudian mengkonsumsi narkoba di rumahnya. Kenapa? Bosan, jenuh.
Kenapa bosan dan jenuh? Cobain ini, sudah berulang-ulang. Ya lama-lama bosan. Karena benda.
Cobain ini, bosan. Lama-lama perilaku menyimpang ini akan terus. Karena sesuatu yang hidup tidak sesuai pitroh, itu pasti akan melakukan penyimpangan-penyimpangan.
Pitrohnya laki-laki, jelas. Pitrohnya perempuan, jelas. Ketika orang tidak sesuai pitrohnya, apa dia? Jadi bencong.
Betul gak? Jadi aneh perilakunya. Pitroh kita adalah menyembah Allah. Ketika orang tidak menyembah Allah, perilakunya akan menjadi aneh.
Maka bahaya sekali ketika ketiadaan Allah itu, wah ini bahaya sekali, ketiadaan Allah itu sangat membahayakan kehidupan pribadi kita. Jemaah sekalian yang dimulai oleh Allah SWT, itu... Makna al-majid secara bahasa, yaitu puncak kemuliaan, puncak ketinggian, puncak kesempurnaan.
Kalau orang itu punya nasab al-majid, nasabnya mulia. Tapi ternyata majid ini terkait juga dengan perbuatan. Orang yang perbuatannya banyak kebaikan, banyak pemberian. Banyak. Luas pemberian.
Luas kebaikan. Itu berarti dia disebut majid. Jadi majid itu. Bukan cuma misalkan dia keturunan orang mulia. Oh orang tua saya.
Dulu kiai pulan. Oh dari sisi nasab. Dia disebut punya nasab yang majid. Tapi kalau perilakunya. Tidak.
Mulia kebaikannya tidak banyak. Maka dia tidak memiliki majid. Maka majid itu dari sisi bahasa bukan cuma mulia asal usulnya.
Tetapi dia juga mulia luas kebaikannya. Jangan sekalian yang dimulikan Allah SWT. Karena itu apa makna Al-Majid? Majid adalah muliazatnya, indah perbuatannya, banyak anugerahnya.
Itu menurut Imam Ghazali itu begitu. Muliazatnya, indah perbuatannya, banyak anugerah-anugerahnya. Makanya Al-Majid itu Pak. mencakup banyak sifat ya dia itu dermawan maka disebut majid ya itu dia itu adalah jalil memiliki kekuasaan yang sangat tinggi keagungan yang sangat tinggi maka dia disebut al-majid jemaah sekalian yang dimulakan Allah SWT Al-Majid berarti Allah yang maha banyak, maha luas karunianya.
Ada sebuah kisah, ini kisah ini penting kita ambil pelajarannya, seorang laki-laki yang sangat majid. Maksudnya sangat majid itu sangat baik orangnya dan sangat banyak pemberian dan karunianya kepada orang lain. Dia menemukan ada seorang anak dan keluarga kecelakaan di jalan. Maka yang meninggal adalah ayah ibunya dalam kecelakaan itu.
Sementara anak ini dalam keadaan hidup walaupun butuh operasi. Dan memang kadang-kadang kita melihat keajaiban. Dalam gempa misalkan di Turki. Orang tuanya mati.
Ibunya mati. Orang-orang kuat mati. Tapi kok ada anak kecil yang tidak bisa. Melakukan upaya penyelamatan.
Baik. Kok bisa selamat. Kajiban. Dan saya punya semacam hikmah tentang gempa itu, gempa itu sebenarnya bukan ingin menunjukkan kepada kita berapa ukuran skala gempa itu sebenarnya.
Tapi gempa itu datang untuk menunjukkan bukan ukuran gempanya berapa, tetapi gempa itu datang untuk memberitahu berapa ukuranmu. Ukuranmu itu seberapa. Sudah nyambung gak? Bukanlah gempa itu yang menunjukkan, nih ukuran gempa aku sekian rifter ya namanya ya. Rifter, bukan.
Tapi gempa itu datang untuk mengatakan, kamu mau tahu kekuatanmu itu seberapa? Nih, tak kasih gempa. Tak kasih penyakit kepadamu.
Nih, biar kau tahu ukuranmu itu seperti apa. Tak kasih kesulitan kepadamu, biar kau tahu ukuranmu yang sesungguhnya. Kau bukan siapa-siapa.
Makanya jamaah sekalian ketika kita ingin melawan Allah itu tidak akan kuasa. Kenapa? Karena Allah itu mendatangkan itu semuanya justru untuk melemahkan kita. Untuk menampakkan kelemahan kita.
Jadi kalau kita ingin melawan, kita tidak akan menang. Dan jamaah sekalian yang di... Kita kembali kepada kisah tadi, sengaja saya belokin biar gak ngantuk. Karena nama Allah Al-Majid ini pertama tidak mudah mencari rujukan yang luas dalam pembahasannya sehingga butuh ekstra yang menyampaikannya untuk bisa diambil pelajaran. Tadi kecelakaan ayah ibunya meninggal tapi anak ini selamat tapi dalam keadaan luka dan butuh operasi.
Nah ada orang yang sangat baik tadi, sangat baik, banyak kebaikannya yang disebut majid. Apa yang dilakukan oleh orang ini? Oleh laki-laki ini kemudian anak ini ditolong Pak.
Ditolong dilakukan sampai 17 operasi, 17 kali operasi. 17 kali operasi banyak sekali berarti. Sampai anak ini bukan cuma dibawa di operasi di dalam negeri, sampai butuh operasi di luar negeri.
Dan dibiayai oleh orang yang sangat majid ini tadi. Sangat luas kebaikannya, sangat baik perbuatannya. Sehingga anak ini kemudian bisa berjalan lagi, bisa normal lagi.
Setelah anak ini sudah sehat oleh orang baik tadi, anak ini kemudian dihantarkan kepada keluarga jauhnya, ya jadi dikembalikan. Saat anak ini melepas atau berpisah dengan orang yang menolongnya ini, Anak ini menangis, menangis harum. Lalu sebelum dia pergi, dia kembali untuk menemui orang yang sudah berbuat baik kepada ini. Ketika dia sudah mau kembali, dia melihat orang yang baiknya sudah melepasnya.
Dia tidak tahan, dia lari lagi. Ternyata dia sudah menyiapkan hadiah. Hadiahnya cuma minyak wangi, tapi minyak wangi yang sudah dikasih box. Dia lari kepada orang yang berbuat baik ini sampai terjatuh.
Padahal tadi udah salaman gitu ya. Terus berpisah. Tapi dia ketika mau meninggalkan, dia gak tahan ya.
Dan dia teringat dia sudah menyiapkan sesuatu. Dia lari dan terjatuh. Lalu setelah itu dia memeluk orang yang berbuat baik ini.
Sambil menangis lalu dia kasih ini hadiah. Anak kecil. Anak kecil.
Yang mendapatkan kebaikan seperti itu dan dia tidak memiliki apa-apa. Kecuali hanya minyak wangi yang kemudian dia bungkus dengan kotak kecil. Dia ingin membalas kebaikan orang yang telah berbuat baik kepada dia. Dia ingin membalas macetnya sipulan ini.
Dan orang yang berbuat ini mengatakan di dunia ini tidak ada yang lebih berharga bagi saya. Kecuali kotak yang diberikan anak kecil. Dia terharu. Pertanyaan saya pak, ada gak yang lebih majid kepada kita melebihi Allah? Ada gak?
Ada gak yang kebaikannya melebihi Allah? Ada gak rahmat yang lebih luas daripada rahmat Allah kepada kita? Kemudian kalau anak kecil tadi berusaha, ingin membalas apa yang telah dilakukan oleh orang yang baik tadi.
Pertanyaan saya, apa yang sudah kita berikan kepada Allah? Sebuah bentuk berterima kasih kita kepada Allah. Allah Majid. Saya kadang-kadang merenung, kenapa anjing itu begitu menyambut majikannya kalau datang.
Ekornya begini-gini terus dia melompat-lompat. Senang ketika majikannya datang. Kemudian kalau ada orang asing mau mendekat ke rumahnya, dia gonggong.
Kenapa kok? Saya pernah mikir begitu. Jawabannya satu. Karena anjing ini merasakan kebaikan dari majikan ini. Dikasih makan, kasih minum, dikasih tempat yang layak, dimandikan kalau sakit dibawa ke dokter.
Karena perbuatan baik daripada majikannya ini kemudian anjing ini membalas. Anjing yang kita katakan ludahnya. Majis, bagaimana dia bisa membalas kebaikan majikannya dengan menjaga rumah majikannya, dengan menyambut majikannya itu dengan penuh kegembiraan. Lalu bagaimana dengan kita yang mulia, manusia yang mulia.
Apa yang sudah kita persembahkan kepada Allah terhadap majidnya Allah kepada kita. Jemaah sekalian yang dimiliki Allah SWT Surat Al-Insan Ayat 1 Halata alal insani hinu minaddahri Lam yakun shay'amad kura Wahai manusia Bukankah kamu dulu tiada Itu maksud surat Surat Al-Insan itu Bukankah sekian miliar tahun dulu engkau tiada Dan Allah mengadakan kita Menciptakan kita nikmat Dalam surat Al-Infitar misalkan Al-Ladhi khalaqa fa sawwaka fa adalak fi ayy surati ma sya'a rakabak Wahai manusia, aku telah menciptakanmu dalam bentuk sebaik-baik bentuk Saya, tadi pagi, kemarin pagi, makan kelontong sayur Tiba-tiba ada anak, bukan pagi ini, kemarin. Jangan neler luda. Saya melihat sekaligus, pertama penjualnya, penjualnya itu masih muda, ada sedikit kecacatan di bagian ini, terus mungkin karena sebuah kecelakaan, kemudian ada anak kecil yang mungkin kelas 3 SD juga, ada kekurangan dalam visinya.
Apa yang saya rasakan ya Allah dalam hati saya, Alhamdulillah Allah menyelamatkan saya dan anak-anak saya dari apa yang menimpa, ujian yang menimpa orang itu. Ada hadis di hari ini, di hari ini pak, sangat saya rasakan, hadis ini biasa saya bacakan, tetapi setelah peristiwa gempa di Turki, hadis ini menjadi lebih power lagi pak rasanya. Mau tau gak hadisnya?
Bapak bayangkan gempa di Turki sekarang ini, lalu bapak bacakan hadis ini. Bagaimana orang kehilangan rumahnya, kehilangan keluarganya, kehilangan seluruhnya. Lalu dengarkan hadis ini. Mau dengar gak nih? Hadis ini jadi power sekali.
Siapapun yang mendengarkan hadis ini pagi ini, dia akan sangat bersyukur, sangat bahagia. Siapa yang memasuki hari, sehat badannya, tenang hatinya, punya cukup makan untuk hari itu saja. Maka seolah-olah dia telah diberikan dunia dan seisi. Ada peristiwa bencana, Pak.
Dimana mereka tidak punya tempat, masih ada takut mencekam, makan apa hari itu. Luka-luka di tubuhnya mungkin cacat. Lalu kita yang menyaksikan itu, kita baca hadis Nabi tadi.
Siapa yang memasuki hari, sehat badannya, tenang hatinya cukup makan untuk hari itu saja. Seolah-olah dia telah memiliki dunia dan sebagainya. Gimana?
Beda gak rasanya hadisnya? Maka Allah majid kepada kita. Majid. Luas karunianya, luas kebaikannya. Dia maha muliazatnya, maha indah perbuatannya, maha luas dan maha banyak.
Kasih sayang dan rahmatnya kepada kita semuanya. Pertanyaannya apa yang sudah kita persembahkan untuk Allah? Al-Majid.
Makanya di dalam urutan Asma'ul Husna yang di dalam Al-Hadis, Al-Majid. Majid itu bisa Majid, bisa Majid, sama aja artinya. Cuma kalau Majid itu lebih mubalagah, lebih bersangat, mahal, luar biasa, mulia. Tapi Al-Majid seringkali disebut Apa namanya di dalam urutan Asma'ul Husna yang di dalam hadis itu? Kenapa?
Karena Al-Wajid artinya yang maha kaya. Sama dengan Al-Qoni. Sudah kita jelaskan pada Asma'ul Husna yang sebelumnya.
Al-Majid yang banyak pemberiannya, yang banyak karunia berarti apa? Al-Wajid maha kaya karena banyak pemberiannya berarti yang mengkayakan. Subhanallah. Jadi Al-Majid yang berarti banyak pemberiannya berarti mengkayakan.
Karena ada orang kaya pak, tapi tidak mengkayakan orang lain. Orang kaya seperti itu, dia hidup dalam keadaan pakir, mati dalam keadaan kaya. Maksudnya apa tuh?
Waktu di dunia karena dia pelit, kepada dirinya aja dia fakir. Berarti fakir sekali itu dia. Betul gak? Miskin, punya uang, tapi jangan kan kepada orang lain. Kepada dirinya aja dia bakil, berarti dia fakir.
Waktu mati, itu hartanya buat siapa? Waliwaris. Makanya orang pelit itu paling dermawan.
Benar gak? Orang pelit itu paling dermawan. Kenapa?
Di hidupnya sengsara. Kemudian harta yang dikumpulkan setelah mati buat siapa? Tapi dermawan terpaksa. Gak dapat pahala.
Jemaah sekalian yang dimulakan Allah SWT. Al-Majid, Allah yang maha memberikan kebaikan dan kasih sayang yang banyak. Makanya Al-Majid itu berarti kalau dia memberi pemberiannya dahsyat. Contohnya apa?
Nah ini yang sering kita abaikan. Kita ini terlalu ambisi dengan uang. Sehingga tidak melihat nikmat yang lebih besar, lebih bernilai daripada uang. Contohnya apa? Kesehatan.
Apa gunanya uang bagi kita kalau tidak sehat? Apa ada makanan yang enak kalau kita tidak sehat? Apa ada mobil mewah yang kita pakai terasa mewah kalau kita tidak sehat?
Berapa harga dari kesehatan kita ini? Kita gak bisa nilai. Maka Allah Al-Majid, dia mahal luas kebaikannya dan anugerahnya kepada kita.
Kita diberikan kesehatan. Makanya nikmat yang paling tinggi setelah keyakinan adalah kesehatan. Saya ulang lagi ya kalimatnya, nikmat yang paling agung setelah keimanan dan keyakinan adalah kesehatan. Dan kesehatan itu adalah mahkota yang ada di kepala orang yang sehat, yang tidak disadari kecuali oleh orang yang sakit.
Halo, ya makanya kalau sehat begini nih, lemes-lemes kan? Kalau sakit beri ya Allah, ya Allah. Sehat itu adalah mahkota yang ada di kepala orang yang sehat yang tidak disadari kecuali oleh orang yang sakit.
Jamah sekalian yang dimiliki Allah SWT. Setelah kita mengetahui bahwa Al-Majid adalah Allah yang maha muliazatnya, maha indah perbuatannya, maha banyak karunianya dan kebaikannya. Bagaimana kita menauladani nama Allah Al-Majid. Nah ini pembahasan terakhir dari Al-Majid.
Nah berarti kalau kita ingin memiliki akhlak majid. Maka hendaklah kita ini membangun kehidupan kita ini punya mindset bagaimana memberi. Saya mau kasih semua kita ini Pak bisa menjadi majid.
Dengan ukuran manusia jangan dibandingkan dengan Allah. Kenapa? Karena majid itu adalah orang yang banyak memberi. Beri, mulia orangnya, mulia perbuatannya, banyak pemberiannya, maka orang itu disebut majid, orang dermawan majid. Sekarang mari kita lihat, si A si B, si A ini punya uang 100 juta, kemudian dia sedekah 1 juta.
Si B punya uang 1 juta, dia sedekahkan 500 ribu, mana yang lebih dermawan? Si A atau si B? Si A punya 100 juta, sedekah 1 juta. Si B punya uang berapa tadi? 1 juta, sedekah 500 ribu.
Mana yang lebih dermawan? Tapi kalau bagi yang menerima, dia lebih senang yang mana? Mana yang lebih bahagia bagi yang menerima? Diberi 1 juta? Atau diberi 500 ribu.
Tapi bagi yang memberi si A dan si B. Mana yang lebih berbahagia karena pemberiannya? Si A atau si B? Jadi jangan nunggu banyak duit.
Kita yang duit kita tidak miliaran itu, tapi kalau kita memberi persenannya lebih besar daripada orang yang banyak duitnya, maka kita lebih mancit dari dia. Jadi jangan kita merasa kalau kita masukin ke bot, ke kotak amal itu dengan 5 ribu. 5 ribu itu bagi tukang ojek mungkin ya. Bagi orang-orang yang income-nya kecil itu sangat besar Pak. Al-Majid, maka kita perlu punya mental majid, yaitu dermawan, latihan jadi orang kaya, karena ada latihan jadi orang miskin.
Kalau latihan orang kaya itu pak, memberi, itu latihan orang kaya. orang kaya. Mindsetnya adalah memberi. Kalau latihan orang miskin apa?
Meminta. Punya tapi minta. Nah itu berarti latihan jadi orang miskin.
Kalau kita latihan jadi orang kaya, kita memberi walaupun kita tidak memiliki banyak. Kita bersemangat untuk memberi. Berarti kalau kita latihan jadi orang kaya, insya Allah peluangnya jadi calon orang kaya. Amin. Dan ingat kalimat ini ya bang Memberi sama dengan menerima Tapi menerima itu tidak pernah sama dengan memberi Saya bilang lagi ya Memberi sama dengan menerima Tapi menerima tidak pernah sama dengan memberi Menerima bahagia, memberi bahagia.
Kebahagiaan menerima itu kebahagiaan yang sifat material. Karena benda dikasih. Ya kan orang menerima kan, kalau dikasih uang kan menerima uang kan, uang itu materi kan, uangnya habis selesai kebahagiaan. Karena kebahagiaannya bersifat material.
Tapi orang yang memberi... Dia bahagia tapi kebahagiaannya bersifat spiritual. Nyambung ya.
Karena dia bukan menerima tapi dia melepas spiritual. Karena itu kebahagiaannya langgang. Makanya kebahagiaan memberi.
Kebahagiaan menerima sama-sama bahagia. Tetapi kebahagiaan yang memberi. Jauh lebih besar daripada kebahagiaan menerima, karena itulah Allah lebih bergembira dengan taubat hambanya. Melebihi kegembiraan hamba ini sendiri. Allah gembira dengan pemberiannya kepada hambanya, melebihi kegembiraan dari orang, hamba yang menerima ini.
Makanya dalam Al-Quran itu Pak, memberi itu senantiasa dikaitkan dengan iman. Saya perhatikan misalkan di surat Al-Baqarah ayat 1-2. Al-Quran Al-Baqarah Sebagai penutup Ada ayat Yang bunyinya begini pak, di surat al-layl, ini menarik, antara memberi dan iman itu pak, gak bisa dipisah, semua orang yang beriman pasti memberi, tapi tidak semua orang memberi didasari oleh iman, karena ada yang memberi berdasarkan kepentingan, ya kan?
Nih liat ayatnya nih. Fa amma man a'ta alayl Fa amma man a'ta Siapa yang memberi Wasoddako bilhusna Dan dia membenarkan Tasdik Tasdik membenarkan Makanya sodakoh dari kata sidik, sidik artinya jujur dan benar. Apa hubungan sedekah dengan kejujuran? Karena sedekah itu bukti kejujuran iman.
Makanya sodako, isodoka yang kita beri, itu akar katanya hurufnya sama dengan kata sidukun, benar, sodik, jujur. Kemudian sama dengan sodiki, teman, karena teman itu adalah orang yang tidak berkhianat kepada kita. Fa'amma man a'to siapa yang memberi wasaddaqa, membenarkan husna surga. Berarti dia beriman ada surga, membenarkan surga. A'to, a'to memberi dan membenarkan surga.
Lihat di bawahnya. Wa'amma man bakhila. Wa kazzaba bil husna Nanti kan ayat berikut Wa amma man bakhila wastagna Wa kazzaba Kazzaba artinya apa pak?
Mendustakan Ada pun yang bakhil Wa kazzaba dan mendustakan Karena dia mendustakan Adanya sungga Maka dia bakhil Maka di dalam surat al-ma'un Aro'ayta alladhi yukadzibu Bidin, tahukah kamu orang yang dusta di dalam beragama? Orang ini dusta beragamanya, dia simbolik saja, dia pencitraan saja beragamanya. Dia bohong dalam beragama, yukadribu bidin.
Siapa mereka? Fadhalika alladhi yadu'ul yati, wala yahutu ala ta'amil miski. Coba lihat.
Beragama tapi bungkus doang, gak bener beragamanya, dusta. Contohnya seperti apa ya Allah? Oh dia rajin sholat. Hawailu lil musallin.
Ya rajin sholat. Tapi, Wayamna'unal ma'u. Medit. Gak punya sifat majid. Jangan sekalian yang dimiliki Allah SWT, maka kita menjadi pribadi yang majid, pribadi yang memberi.
Paling tidak jangan kalah sama ATM lah. Kalau saldonya lagi kurang, ATM aja memberi maaf kepada kita, maaf saldo Anda. Beri maaf, kalau gak bisa memberi uang beri maaf, beri senyum, berikan penghiburan, berikan motivasi kepada orang, memberi informasi kepada orang, memberi. Bahkan memberi yang terbaik itu ternyata bukan memberi uang. Kalau memberi uang itu seperti orang memberikan ikan, ada yang lebih baik daripada itu apa?
Memberikan kail, pancing, itu bisa menjadi lebih baik. Itulah sifat majid yang harus kita tauladani. Semoga Allah mengharuniakan kepada kita.
Al-Majid dalam kehidupan ini. Amin ya Rabbal Alamin. Semoga kita dijadikan pribadi-pribadi yang mulia.
Semoga perbuatan kita merupakan perbuatan-perbuatan mulia. Semoga kita semuanya dijadikan oleh Allah orang-orang yang banyak kebaikannya. Banyak sedekahnya.
Banyak amal solehnya. Amin ya Rabbal Alamin. Ini yang bisa saya sampaikan. Silahkan kalau ada yang ingin bertanya. Baik Bapak Ibu kita lanjutkan dengan...
Ada yang mau bertanya langsung ke Ustadz? Mungkin ada satu pertanyaan Ustadz, kita hikmah yang bisa kita peti dari Al-Majid ini ketika Allah memberikan dua kondisi. Pertama ketika Allah menutupi dosa-dosa kita di hadapan manusia.
Yang kedua kondisi ketika rejeki yang kita dapat melebihi apa yang kita minta. Kira-kira hikmahnya apa? Baik. Yang pertama ditutupi, subhanallah, Allah itu maha menutupi aib, dosa-dosa kita, padahal aib itu sudah memang kudrat kita, bahwa kita ini gak mungkin gak ada aib. Bahwa kita ini gak mungkin ada, gak mungkin sempurna.
Tapi ditutupi oleh Allah. Seolah-olah Allah ingin mengatakan. Jadilah engkau juga orang-orang yang menutupi aib orang lain.
Mansatara musliman, siapa yang menutupi aib seorang muslim? Maka Allah akan tutupi aibnya nanti di hari kiamat sehingga tidak dibuka, tidak dipermalukan. Itu hikmah yang pertama ditutupi aib. Makanya dalam Islam itu kenapa kalau orang yang menuduh zina tidak bisa mendatangkan empat saksi, justru yang menuduh ini yang akan dihukum.
Luar biasa kan? Menuduh zina tapi gak ada empat saksi. Kalau cuma satu saksi, gak bisa. Kamu laporkan, kamu yang kena hukum.
Lihat bagaimana agama ini menjaga kemuliaan orang lain. Yang kedua adalah Allah menutupi aib kita, agar kita itu punya peluang untuk bertobat. Allah tutupi aib, siapa tau kamu mempertobat, siapa tau kamu memperbaiki, siapa tau kamu memperbaiki.
Tapi kalau terus menerus, udah ditutupi, masih saja berbuat dosa, Allah akan mempermalukan. Makanya di zaman Umar ada seseorang yang mencuri ketawan. Kata keluarganya, wahai Umar, dia baru sekali mencuri. Kata Umar Ibn Khattab, kalau dia baru sekali, gak mungkin ketahuan.
Karena Allah itu maha menutupi. Semangat Allah. Allah itu menutupi, pertama agar kita juga menutupi aib orang lain.
Karena kita juga punya aib, kalau dibuka gak ada orang yang mau mengagumkan dan menghormati kita. Ya kan? Mungkin anak-anak kita itu akan benci sama kita. Pasangan kita itu akan benci sama kita kalau aib kita yang dibuka. Berarti orang memuji kita, menghormati kita bukan karena kita.
Tapi karena Allah menutupi. Jadi yang indah itu yang menutupi bukan diri kita. Yang kedua, Allah memberikan kepada kita lebih dari yang kita minta. Tahu gak hikmahnya apa? Seolah-olah Allah yang ingin mendekatkan dirinya Allah kepada Antum, makanya dia kasih banyak.
Tidak aneh kalau Antum yang mendekatkan diri ke Antum kepada Allah. Coba kalau Antum ingin dekat kepada seseorang Antum, kasih hadiah gak dia? Lebih dari gini, apa perasaan dia kepada Antum?
Jadi Allah itu. Ketika dia ingin hamba ini ngeh sama Allah, hamba ini ingin agar dia dekat kepada Allah, maka kadang-kadang dia gak minta dikasih, dikasih, dikasih. Supaya hamba ini merasakan kebaikannya Allah. Bahwa Allah itu baik.
Coba aja antum ingin dekat sama siapa deh. Telepon dia, lalu bilang aku mau traktir kamu nih hari ini, kira-kira. Setelah Antum traktir dia, apa perasaannya terhadap Antum?
Eh saya mau kirim hadiah nih, alamatnya tolong ya. Apa yang akan terjadi? Orang itu akan punya ikatan.
Karena manusia itu adalah hamba bagi siapapun yang berbuat baik kepadanya. Tapi apakah semua manusia kemudian ketika diberikan nikmat itu? Merasakan kebaikan Allah. Tidak padahal Allah sebenarnya ingin membuat orang itu mendatangi Allah.
Maka Allah kasih supaya kamu datang kepada Allah. Jika itu tidak terjadi. Jika engkau tidak datang kepada Allah melalui nikmat yang Allah berikan kepadamu.
Kamu tidak datang. Maka Allah akan mendatangkan dirimu kepadanya melalui musibah. Saya melalui kalimat. Orang yang tidak datang kepada Allah melalui nikmat. Dia akan dipaksa datang oleh Allah melalui musibah.
Gitu. Kok jadi hening? Memang iya. Memang iya kan?
Aku kasih ni'mat. Biar kamu datang. Kamu datang juga nih. Tak kasih ni'mat. Tak kasih musibah.
Kamu datang kepadanya. Makanya Alhamdulillah ini. Sehat-sehat.
Datang kepada Allah. Sehingga Allah tidak membutuhkan musibah untuk membuat kita datang. Karena kita sudah mendatanginya tanpa perlu didatangkan musibah. Makanya dalam ayat Quran, Allah tidak akan mengazab kalian jika kalian bersyukur dan beriman.
Waudah, bersyukur ngapain saya azab? Nggak perlu saya azab, syukur. Wallahu'alamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Baik Ustadz, karena waktu sudah lewat 15 menit, kita tutup gajian pada pagi hari ini.
Kita tutup gajian pada pagi hari ini dengan kelima kafaratut majelis. Subhanallahumma wabihamdika asadu allah ilayhi wa atas, astagfirullah wa atas. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.