Intro Assalamualaikum Wr Wb bertemu lagi dengan Pak Aris dalam pelajaran sejarah dan kita melanjutkan materi sebelumnya yaitu tentang materi metode penelitian sejarah pada hari ini kita akan melakukan kritik, tidak harus mengkritik orang loh ya Tapi sumber pun harus dikritik, yaitu apa melakukan verifikasi sumber? Nah, pada langkah yang ketiga atau verifikasi atau kritik ini adalah melakukan penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Jadi di sini verifikasi dalam sejarah itu memiliki arti yaitu pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah.
Tidak semua sumber-sumber yang kita dapatkan dalam proses heuristik. Itu adalah sumber-sumber yang memang cocok sesuai dengan topik yang kita ambil. Nah, maka di sini sebagai seorang sejarawan kita harus melakukan omek kritik atau verifikasi.
Nah, kritik ini, kritik terhadap sumber ini itu bisa dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah aspek eksternnya atau luarnya, eksternalnya. Apa saja aspek ekstern ini? Yaitu mempersoalkan apakah itu sumbernya asli atau palsu.
Sehingga... Sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen. Nah, maka di sini kita juga bisa yang namanya menentukan sumber itu asli apa palsu.
Nah, seperti contoh ada dokumen yang sama gitu ya, ditemukan dokumen yang sama. Mana yang asli, mana yang palsu itu adalah faktor eksternalnya atau aspek eksternnya. Nah, sehingga di sini misalnya waktu pembuatan dokumen itu sangat penting.
Terus kemudian juga ada bahan atau materi dokumen itu sendiri. Nah sehingga disini seorang sejarawan dalam melakukan aspek ekstern, melakukan sebuah kritik atau kritik ekstern, maka dia harus bisa menguji atau menilai sumber itu asli apa? Palsu. Yang kedua adalah aspek intern. Apa sih ekstern tadi di luar ya?
Kalau intern itu apa Pak Aris? Intern disini adalah apa? mempersoalkan apakah isi yang didapatkan dari sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan terhadap peristiwa yang dikaji.
Jadi kalau tadi ekstern atau eksternal itu berkaitan dengan sumber itu asli atau palsu, kalau yang internal atau intern itu apakah isinya cocok atau sesuai memberikan informasi yang diperlukan untuk penelitian yang kita lakukan. Jadi di sini seorang peneliti atau seorang sejarawan bisa melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut dengan dibaca sesuai enggak dengan isi yang dikaji dan sebagainya. Nah bisa dipahami ya. Jadi tahapan ketiga dalam penelitian sejarah adalah verifikasi atau kritik. Kritik ada dua, yang pertama adalah kritik eksternal atau ekstern atau aspek eksternalnya.
Yang kedua adalah kritik. intern atau aspek internalnya ya itu ya, oke sekarang kita menuju ke selanjutnya selanjutnya itu apa sih? aspek eksternal atau ekstern itu harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, yang pertama adalah apakah sumber itu merupakan sumber yang digendaki atau autentitasnya apakah sumber itu asli atau turunan Berkaitan dengan originalitasnya.
Terus yang ketiga, apakah sumber itu masih utuh atau sudah diubah? Berarti soal apa? Tentang integritasnya. Nah jadi dalam seorang sejarawan, seorang sejarawan dalam melakukan kritik eksternal atau kritik eksternal tentang sumber, itu dia harus bisa memahami tentang autentitas, apa sumber itu merupakan sumber yang dikendaki apa enggak.
Terus yang kedua, itu asli atau turunan, originalitas. Yang ketiga adalah apa? Sumber itu utuh atau sudah diubah.
Tentang apa? Integritasnya. Paham ya di sini ya?
Oke, lanjut sekarang. Nah, sekarang coba kalian lihat contoh dari Ini ya tentang dokumen yang ada di samping Pak Aris ini ya Tentang dokumen super semar Nah disini kalau anda lihat dokumen tersebut itu dokumen sama bentuknya Dari gambarnya bisa dilihat itu sama ya super semar sama-sama super semarnya Coba kalian teliti disitu dari aspek eksternalnya Seorang sejarawan ketika dia melihat sebuah sumber Tentang disini adalah Super Semar, surat perintah 11 Maret. Kedua naskah ini sekilas hampir sama.
Namun jika kita cermati, maka akan kita temukan beberapa perbedaan. Coba, jadi yang pertama satu berkaitan dengan apa? Yang pertama, yang berkaitan dengan satu kertasnya sudah berbeda. Terus yang kedua, dari kopnya, satunya besar, satunya kecil.
Terus ada lagi mungkin dari isinya. Ternyata ada yang menyangkut, ada yang tentang kepresidenan, satunya tentang angkatan darat. Nah, maka di sini walaupun super semar itu sama, ternyata memiliki ada sedikit perbedaan. Nah, maka di sini sebagai seorang sejarawan, dalam menemukan sumber seperti ini, kita bisa membuat yang namanya kritik, yaitu verifikasi. Yang pertama, kritik eksternal berdasarkan asli apa palsu.
Yang kedua, Internalnya, isinya, itu benar nggak tentang super semar? Bisa dibahami ya di sini ya. Nah oke, sekarang kita lihat lagi selanjutnya. Nah, kalau kita sudah melakukan sebuah verifikasi atau kritik, kita sudah menemukan dari sumber-sumber yang sudah diverifikasi, kita akhirnya menemukan namanya apa?
Fakt. fakta-fakta sejarah benar ya jadi sumber yang ada setelah di verifikasi sumber itu sudah benar menurut internal sudah benar sudah sesuai internalnya kemudian sudah apa asli menurut eksternalnya maka kita setelah mendapatkan sumber maka kita mendapatkan fakta nah fakta berdasarkan sifatnya ada namanya fakta keras apa sih fakta keras itu atau hardfax disini adalah apa fakta dapat diterima kebenarannya atau fakta yang sudah pasti dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Itu namanya fakta keras.
Terus juga ada yang namanya fakta lunak atau soft facts. Soft facts di sini adalah fakta yang masih memerlukan bukti lebih. lebih kuat untuk diakini kebenarannya. Nah, biar kalian nggak bingung apa sih fakta keras, apa itu fakta lunak. Nah, sekarang kita akan lihat contohnya.
Apa sih contohnya dari fakta keras? Fakta keras itu apa contohnya? Yang pertama, tentang proklamasi. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia atas nama bangsa Indonesia. Nah, ini termasuk fakta keras atau fakta lunak?
Fakta keras, karena kenapa? Nggak perlu diperdebatkan lagi, karena ini merupakan sebuah fakta bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka dan diprogramerikan oleh Soekarno-Hatta. Yaitu contohnya dari fakta keras. Nah, kemudian juga ada yang namanya contoh fakta lunak atau sovaks.
Nah, fakta lunak di sini adalah apa tadi? Yang masih memerlukan, iya, bisa diperdebatkan kebenarannya dan sebagainya. Contohnya adalah tentang teori Darwin. tentang teori evolusi Darwin yang ditulis dalam bukunya The Origin of Species. Darwin disini mengatakan bahwa terjadi evolusi dari kera menuju manusia.
Nah ini masih berbentuk fakta yang harus bisa dicari, diperdebatkan. Maka disini dikatakan sebagai contoh dari fakta-fakta Luna. Oke, paham ya? Coba diingat-ingat lagi.
Heuristik, sudah kritik sekarang, nah setelah kritik mendapatkan fakta, fakta ada dua, fakta keras dan fakta luna. Oke, materi selanjutnya kita akan bicara tentang fakta lagi. Sekarang tadi fakta ada dua, fakta keras dan fakta luna.
Sekarang berdasarkan wujudnya, fakta itu ada berbentuk namanya fakta mental. Kalau tadi berdasarkan sifatnya ada fakta keras, fakta luna. Nah, sedangkan kalau berdasarkan wujudnya, itu ada namanya fakta mental.
Atau yang dikenal sebagai menti fak. Menti fak di sini adalah apa? Fakta yang bersifat abstrak.
Fakta yang bersifat abstrak misalnya adalah perasaan, pandangan, keyakinan, dan kepercayaan. Itu contoh dari fakta mental. Sedangkan kalau fak...
Fakta berdasarkan penunjuknya yang kedua adalah fakta sosial atau sosiofak. Nah, sosiofak di sini adalah konteks hubungan antara manusia dan situasi masyarakat pada saat peristiwa itu terjadi. Nah, biar lebih jelasnya, kita akan melihat contohnya. Contoh dari fakta mental.
Itu contohnya adalah seperti kalian tahu yang namanya tradisi sesajen, kemudian tradisi apa lagi ya, larung, sesajen dan larung pantai selatan. itu adalah bentuk keyakinan, itu adalah bentuk kepercayaan masyarakat yang menjelaskan tentang yang namanya fakta mental. Jadi itu adalah tradisi di masyarakat seperti Sosajen, seperti Larung Pantai Selatan, itu merupakan adalah bentuk dari keyakinan atau kepercayaan masyarakat yang menjalankannya. Itu adalah fakta-fakta mental.
Nah, terus kalau contoh... Dari sosiofak, apa contohnya? Kita bisa melihat kondisi masyarakat Majapahit, kondisi sosial kerajaan Majapahit pada masa Hayamuru, yang diceritakan banyak dalam buku Negara Kertagama. Maka di situ bisa kita lihat bahwa kondisi sosial masyarakatnya itu sudah tertata rapi, pemukimannya, kemudian sudah mengalami perekonomian yang maju pesat.
Pemerintahnya juga sudah bagus. Maka di sini kita bisa melihat tentang kerajaan Majapahit, melihat dari fakta yang ada dari beberapa peninggalan bukti, dari sumber-sumber yang ada, berbentuk fakta, fakta selanjutnya yang diceritakan dari sosiofak ini, merupakan bisa kita ceritakan tentang apa kehidupan dari kerajaan Majapahit. kemana-mana, kalau mau pintar tetap di channel penitipan BNI karena disini banyak sekali materi-materi khususnya materi sejarah jangan lupa selalu belajar dan selalu menjadi orang yang kreatif dan selalu jangan apatis ingat bersama Pak Aris sejarah makin eksis terima kasih, bertemu kembali di video selanjutnya Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh