Di gejala alamnya, lukiskan masalahnya, buat peta konsepnya, lakukan analisis numerasi, gunakan. Ayo, belajar fisiknya. Poran pengukuran berulang Sebuah kelereng yang memiliki bentro tidak bulan sempurna.
Ketika diameternya diukur dengan jangka sorong dari satu sisi, maka hasil pengukurannya akan berbeda dengan hasil pengukuran dari sisi yang lain. Karena itu, pengukuran diameter kelereng itu harus dilakukan dengan bentro berulang. Hasil pengukurannya lebih teliti. Berikut ini disajikan simulasi 6 kali pengukuran sebuah keleret. Bagaimana langkah-langkah pembuatan laporan pengukurannya?
Dari tabel ini nanti akan didapatkan berat pengukuran. Kemudian hasil bacaan di dijumlahkan. Hasilnya adalah sigma di. Selanjutnya, masing-masing hasil bacaan di tadi dikuadratkan, kemudian dijumlahkan, maka hasilnya adalah sigma di kuadrat. Langkah ketiga, hitung nilai rata-rata diameter dan hitung pula nilai ketidakpastiannya.
Nilai rata-rata diameter dihitung dengan menggunakan rumus D rata-rata sama dengan sigma tinggi dibagi N. Sedangkan rumus ketidakpastiannya, delta D sama dengan S di rata-rata sama dengan 1 dibagi akar N kali akar N kali sigma DI kuadrat dikurang sigma DI dikuadratkan dibagi N dikurangi 1. Selanjutnya, langkah keempat, hitung nilai ketidakpastian relatifnya dan tentukan jumlah angka yang boleh dilaporkan. Nilai ketidakpastian relatif dihitung dengan menggunakan rumus delta D dibagi di rata-rata dikali 100%. Kemudian dari hasil ketidakpastian tadi, maka tentu berang ketidakpastiannya selanjutnya berat atas berapa angka.
Dan langkah yang kelima, Tulis laporan pengukuran berulangnya dengan memperhatikan bahwa jumlah desimal pada nilai rata-rata maupun nilai ketidakpastiannya harus sama. D sama dengan D rata-rata plus minus delta D.