Transcript for:
Prinsip Gizi Esensial untuk Bayi

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat berjumpa kembali dengan saya, Aswita Amir. Saya adalah dosen Poltekes Kemenkes Makassar jurusan Gizi. Pada kesempatan kali ini, saya akan membawakan materi tentang prinsip Gizi pada bayi.

Nah, capaian pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah Peserta mampu membuat rencana pemenuhan gizi pada bayi. Subcapaian pembelajarannya adalah, yang pertama, mampu membuat rencana pemenuhan gizi pada bayi usia 0-6 bulan. Yang kedua, mampu membuat rencana pemenuhan gizi pada usia 6-23 bulan.

Dan yang akan saya bawakan kali ini adalah, rencana pemenuhan gizi Pada usia 6-23 tahun. Nah, pada grafik ini terlihat betapa pentingnya melanjutkan pemberian ASI setelah bayi berusia 6 tahun. Pada usia 0-6 bulan, ASI memberikan seluruh kebutuhan energi. Jadi semua kebutuhan bayi sudah terpenuhi dari asin.

Selanjutnya, pada usia 6-9 bulan, asin masih terus memberikan 2 per 3 dari kebutuhan energi bayi, 1 per 3 lagi kebutuhan energi ini harus diberikan dari makanan pendaping asin. Dari usia 9 sampai 11 bulan, asli terus memberikan sekitar setengah dari kebutuhan energi bayi. Nah, setengahnya lagi kebutuhan energinya diberikan dari makanan pendaping asli.

Dan dari usia 12 sampai 23 bulan, asli terus memberikan sekitar sepertiga dari kebutuhan energi. Anak dan sisanya itu harus diberikan melalui makanan pendamping asin. Nah, di samping memberikan gizi, pemberian asin akan terus memberikan perlindungan kepada anak terhadap berbagai macam penyakit.

Dan memberikan kedekatan, kenyamanan, dan kontak yang akan membantu ketumbuhan. Makanya, Pada usia di atas 6 bulan, ASI masih terus diberikan. Di samping itu, bayi sudah diberikan makanan pendamping ASI.

Nah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI. Kita lihat, memberikan MPASI Disesuaikan dengan usia bayi. Terdapat tiga pengelompokan usia pada pemberian MPAC, yaitu usia 6-89, 9-11 bulan, dan 12-23 bulan. Kemudian berikan dengan frekuensi yang sesuai dengan anak.

Jadi berbeda usia, frekuensinya juga berbeda. Demikian juga. Berikan jumlah yang sesuai dengan usia anak, dan berikan juga tekstur yang sesuai dengan usia anak.

Berikan anak variasi makanan, pemberian makan responsif, dan perhatikan kebersihannya. Jadi ada tujuh faktor yang diperhatikan ya, yaitu usia, frekuensi, jumlah, tekstur, variasi. responsif, dan kebersihan. Nah, selanjutnya kita akan membahas satu per satu rekomendasi pemberian MPAC usia 6 sampai 23 bulan.

Kita awali dengan... usia 6-8 bulan Ternyata dia ada tujuh faktor yang diperhatikan yaitu usia, frekuensi, jumlah, tekstur, variasi, responsif, dan kebersihan. Nah, pada slide ini kita akan melihat rekomendasi untuk usia 6-8 bulan.

Frekuensi pemberian perharinya itu mulai dari 2-3 kali makan ditambah asi. Kemudian 1-2 kali makanan selingan. Jadi bertahap ya. Begitu masuk usia 6 bulan, kita mulai dari 2 kali dulu. Nanti sejalan dengan bertambahnya usia bayi, bertambahnya kemampuan, maka kita tingkatkan menjadi 3 kali.

Begitu juga dengan pemberian makanan selingan. Selanjutnya adalah jumlah. Jumlah makanan yang diberikan kepada bayi usia 6-8 bulan itu juga bertahap. Sebenarnya target pemberiannya adalah 125 ml atau setengah dari mangkok yang berukuran 250. Tetapi karena bertahap, maka begitu memasuki usia 6 bulan, kita bisa start dari 2 sendok makan. 2-3 sendok makan, dan bertahap bertambah sampai mencapai setengah mangkok atau sekitar 125 ml.

Cara mengukurnya pada pilihan makan, kita bisa menggunakan air yang dimasukkan ke dalam gelas ukur. Jadi kita memasukkan air sebanyak 125 ml, lalu tuangkan ke dalam mangkok yang akan digunakan bayi. untuk makan atau menakar jumlah makanan yang akan diberikan kepada bayi. Lalu ditandai, kita menandai mangkuk tersebut, batas mangkuk tersebut, dan itulah yang menjadi target jumlah pemberian makan dari usia 6 sampai 8. Jadi ingat ya, bertahap pemberian makanan.

Berikutnya adalah tekstur, dalam hal ini kekentalan atau... atau konsistensi. Dimulai dengan pemberian makanan yang kental atau makanan keluarga yang dilumatkan. Nah, dilumatkan di sini dapat menggunakan saringan atau bisa juga menggunakan ulekan sesuai dengan apa yang dimiliki oleh ibu tersebut. Nah, berikutnya adalah variasi.

Kalau tadi untuk frekuensi, jumlah, dan tekstur itu bertahap ya, tapi untuk variasi, begitu memasuki usia 6 bulan, ini sudah bisa memberikan makanan yang beragam, bervariasi, yang terdiri dari makanan hewan, makanan pokok, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran. Dan ini, variasi ini berasal dari makanan lokal. Yang dimaksud dengan makanan lokal adalah makanan yang ada di dapur ibu saat itu.

Jadi kalau saat itu ada bayam, ada ikan bandang, ada kentang, ada buah pisang, maka itulah makanan lokal. Yang dimaksud dengan makanan lokal. Jadi makanan yang mudah diperoleh dan terdapat di... dapur ibu atau terdapat di rumah ibu kadang hari disini kita melihat ini adalah contohnya contoh untuk umur 6-8 bulan seperti saya katakan tadi bahwa targetnya adalah 125 mili tapi kita tidak langsung memberikan sebanyak 125 tapi bertahap dari 2 sendok yang setiap hari bertambah, bertambah, bertambah, sampai mencapai 120. Kita lihat di sini, ini adalah satu piring. Ini sudah diukur, ini terdiri dari ukurannya 120 dinamin.

Kalau kita melihat piring ini, terdapat sepertiga bagian makanan pokok. Sepertiga bagian protein hewani dan sepertiga bagiannya adalah protein nabati dan sayur. Lalu semua makanan ini dilumatkan. Dilumatkan sehingga hasilnya seperti ini.

Sebaiknya tidak menambahkan air terlebih dahulu supaya konsistensinya tetap. Cara melumatkannya tadi digunakan, bisa menggunakan elekan, bisa menggunakan seringan. Tidak dianjurkan menggunakan blender karena hasilnya akan lebih... Encel. Berikutnya saya akan memperlihatkan contoh kentalan.

Ini yang sebelah kiri adalah MPAC yang kental, kemudian yang sebelah kanan adalah MPAC yang encel. Terlihat perbedaannya ya? Yang kental itu berjejak, kemudian yang encel itu terlihat lebih banyak jahit.

Kita lihat videonya dulu. Ini adalah contoh MPAC yang kecil. Begitu sendok dimiringkan, maka akan gampang tumpah. Berikutnya adalah kita lihat MPAC yang kental. Tidak cepat jatuh.

Ini adalah contoh MPAC yang terlupa. Berikutnya, rekomendasi pemberian MPAC usia 6-23 bulan pada kelompok usia 9-11 bulan. Nah, tadi pada usia 6-8 bulan frekuensinya 2-3 kali.

Pada usia 9 bulan ini meningkat lagi menjadi 3-4 kali makan. Ditambah dengan asia. Kemudian 1 sampai 2 kali makan seling.

Jumlahnya juga sudah mulai meningkat. Mulai dari setengah sampai 3 per 4. Cara mengukurnya juga sama ya. Kita bisa menggunakan air.

Lalu dipasukkan ke dalam alat makan yang akan digunakan. Lalu kita tandai. Itu sebagai target jumlah yang akan diberikan.

Pada usia 9-11 bulan. Teksturnya bagaimana? Nah, kalau tadi usia 6-8 bulan adalah makanan lumat, maka tekstur untuk 9-11 bulan itu adalah makanan yang dicincang halus dan makanan yang dapat dipegang. Jadi, dicincang halus dan makanan yang dapat dipegang. Variasinya bagaimana?

Nah, variasi tetap sama. Jadi, asi bayi disusui sesering yang diinginkan. Kemudian, dalam piringnya terdiri dari makanan hewani, makanan pokok, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran yang berasal dari makanan log.

Kita lihat contohnya ya, seperti pada piring ini. Ternyata di piring ini kita lihat ada sumber protein hewani. Ada sumber protein nabati, ada sayur, dan ada makanan tokoh.

Semua makanan ini dicincang, lalu disajikan seperti ini. Dan masih tetap sama ya, sepertiga-sepertiga bagian. Selanjutnya, rekomendasi pemberian MPAC usia 6-23 bulan untuk kelompok usia...

12 sampai 23 bulan. Nah, kalau frekuensi itu masih tetap sama. 3 sampai 4 kali. 1 sampai 2 kali makan sedingan.

Snack bisa diberikan. Kemudian jumlahnya yang bertambah. Dari 3 per 4 menjadi 1 mangkok.

Atau sekitar 250 minum. Teksturnya juga sudah berubah. Sudah bisa diberikan makanan ke luar. Dan variasi tetap sama, asi diberikan sese yang diinginkan bayi, dan makanannya dalam piringnya terdiri dari dewaning, makanan pokok, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran dari makanan. Ini kita perlihatkan contohnya ya, kalau kita lihat contoh ini masih terdapat bagian sepertiga-sepertiga bagian ya, sepertiga bagiannya itu terdiri dari sayuran dan lauk nabati.

Sepertiga bagiannya makanan pokok dan sepertiga bagiannya lau kewan. Dan ini sudah tidak diolah dan lebih lanjut lagi tapi langsung diberikan kepada bayi dan bisa juga diberikan. buah.

Bagaimana jika ada anak atau bayi yang tidak disusui? Ternyata rekomendasi pemberian makannya itu hampir sama. Jika tidak diberi mendapat asih pada usia 6-23 bulan, frekuensi pemberiannya sesuai dengan kelompok usia yang mendapat asih.

Ditambah ekstra 1-2 kali sering. Jadi ditambah 1-2 kali makan ekstra dan 1-2 kali sering. Jadi bertambah lebih sering untuk frekuensi.

Jadi kalau tadi usia 6-8 bulan itu 2-3, maka ini kita bisa tambahkan menjadi 1-2 kali. Jadi mungkin dari 3 sampai berapa banyak. Nah jumlah setiap kali makan sama juga tadi dengan jumlah pada kelompok usia bayi yang mendapat asin. Lalu ditambahkan 1 sampai 2 gelas susu sehari dan 2 sampai 3 kali cairan air putih atau kuah sayur. Kekentalannya sama sesuai dengan kelompok usia 6 sampai 8. 9-11 dan 13-23 dan variasinya juga sama.

Makanan hewani, makanan pokok, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran dari bahan. Nah, kadang yang terjadi ibu-ibu yang memberikan susu formula mengendung. Anaknya nafsu makannya tidak baik.

Biasanya karena pemberian susu yang terlalu banyak. Jadi direkomendasikan di sini penambahannya. 1-2 gelas susu saja per hari, jadi 2x250.

Selanjutnya, pemberian makan responsif. Yang dimaksud dengan pemberian makan responsif adalah bersabarlah dan dorong anak untuk terus makan lebih banyak. Jadi seorang ibu itu memberi semangat, menyemak hati, dan mendorong anak agar bisa makan. Makan lebih banyak. Jadi tadi kan makanannya bertahap ya.

Jadi mulai dari 2 sendok, 3 sendok. Diberikan bertahap sampai dia bisa menghabiskan makanan ini. Selanjutnya, jika anak menolak makan, maka terus dorong untuk makan.

Bisa dengan cara dipangku. Jadi dipangku. Terima kasih.

atau menghadap ke bayi pada saat diberikan lalu tawarkan makanan jika kita menawarkan makanan baru, tawarkan berkali-kali karena kadang anak belum bisa menerima makanan pada saat baru diperkenalkan jadi memang butuh perkenalan jadi butuh memang berkali-kali untuk tawarkan, kemudian selanjutnya Waktu pemberian makan adalah masa-masa yang belajar, masa belajar bagi bayi, kemudian dia belajar mencintai makanan, maka berinteraksilah dengannya dan kurangi gangguan waktu diberi makan. Jadi sebaiknya makan itu difokuskan, tidak makan sambil nonton TV, tidak makan sambil berjalan-jalan. Tidak makan sambil memberikan pengalihan.

Jadi makanan adalah dijadikan sebagai suatu aktivitas. Sehingga bayi akan merasakan dan mengenali makanan yang diperlukan. Kemudian berikutnya, jangan paksa anak untuk makan.

Jadi kalau tidak mau, ya disemangati. Dan jangan dipaksa untuk menghabiskan. Jangan dipaksa untuk menghabiskan. Dan waktu makan itu sedangnya tidak lebih dari 30 menit. Karena kalau sudah lebih dari 30 menit, maka sudah terjadi perubahan tekstur, perubahan rasa, perubahan suhu dari makanan.

Dan itu membuat makanan menjadi tidak enak. Kemudian yang terakhir adalah bantu anak yang lebih tua untuk makan. Mungkin dibantu, tidak ada yang tumpah disuapi, dilapikan. Bisa juga dengan cara... Membantu mungkin jika ada makanan yang teksturnya keras, kemudian mungkin ada tulang, jangan sampai mendapatkan makanan yang mengandung.

Dan yang terakhir adalah kebersihan. Pada gambar ini kita melihat bahwa untuk kebersihan itu dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan air mengalir dan menggunakan sabun. Kapan mencuci tangan? Nah, cuci tangan dapat dilakukan sebelum menyiapkan makanan seperti pada gambar ini. Kemudian pada saat sebelum menyuapi makan anak, mencuci tangan.

Setelah dari kamar mandi. Dari WC, cuci tangan, dan setelah merampok-merampok, lakukan cuci. Oke, baiklah.

Inilah yang saya sampaikan tentang pemberian makanan pendamping asin. Mulai dari usia, frekuensi, jumlah, tekstur, dan variasi. Terima kasih atas perhatiannya.

Semoga materi ini bermanfaat. Saya tutup dengan membaca doa. Subhanakallahumma wabihamdi. Ashadu anla ilaha illa anta astagfirullah wa atubu ilaih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.