Intro Kembali di podcast Amazing Jogja Leadership and Growth Intro Podcast ini akan membahas berbagai macam ilmu manajemen, berbagai macam praktik bidang manajemen di sekeliling kota Jogja kita tercinta Dan seperti biasanya, kita akan mendatangkan bintang tamu-bintang tamu yang kompeten di bidangnya Bintang tamu yang penuh dengan inspirasi dan bintang tamu yang punya cerita-cerita menarik Hari ini yang datang, seperti biasa ya, selalu tamu kita nggak pernah nggak spesial Hari ini pun sama spesialnya atau bahkan sangat spesial Beliau adalah Vice President AMA Indonesia Tadi kan ini kerjasama antara AMA dan Tribun Jogja Dan ini lingkungan internal AMA Beliau juga adalah Sekretaris Jenderal DpdP Badan Kerjasama BUMD seluruh Indonesia. Beliau adalah Wakil Ketua HMI Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau adalah anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik DWM DiiA 2006 sampai dengan hari ini.
Dan juga beliau adalah Bendahara Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Serta beliau adalah anggota Dpd Dpri terpilih periode 2024 sampai 2029 Tidak lain dan tidak bukan Kita beri tepuk tangan yang paling meriah untuk Insinyur Ama Sauki Suratno Magister Management Halo Pak Sauki Sehat-sehat Mas? Sehat, aduh luar biasa Lihat Pak Sauki semangatnya Tadi sebelum acara ngobrolnya Dari intonasi, dari cara berbicara Saya lihat, wah spiritnya luar biasa Memang selalu Ber-AP-AP begitu Pak Sauki?
Iya, nggak ber-AP-AP. Nanti menyala terlalu lama. Jadi ya gini saja, jangan ngobrol.
Oh iya. Tapi waktu saya dengar cerita itu, antusias sekali. Saya melihat ada semangat, ada passion di apa yang sedang dikerjakan. Nah nanti kita akan ulik apa yang sedang dikerjakan Pak Sauki dan seberapa passionate Pak Sauki di bidang-bidang itu. Tapi...
Nanti ya, kita masih ngobrol juga dengan Pak Agus Kurniawan dari Ama, Yogyakarta Selamat siang Pak Agus Selamat siang Menarik nih, Pak Sauki sudah hadir disini Dan waktu saya melihat profil Pak Sauki Saya melihat, wah ini seperti memorinya terulang kembali gitu Karena saya merasa kenal, tapi nggak kenal Ternyata Wajah Pak Sauki ini saya lihat selalu Waktu pemilihan kepala daerah, waktu pemilu kemarin ya Pak Dan Bapak berhasil terpilih jadi anggota DpdRI Orang membayangkan, wah jadi terpilih, jadi wakil rakyat gitu Tapi kalau kita tarik ke belakang Pengalaman kepemimpinan Pak Sauki itu dimulai dari mana? Di level paling kecil Awalnya itu jabatan pertama Jadi ketua kelas atau di mana Pak Sauki? Ya, kalau SD mas, saya ketua kelas.
Kalau juga ada namanya Pramuka gitu, Kepala ya. Itu saya ketua barong. Jadi memang SD sudah seperti itu.
Dipilih teman-teman dan Pak Sauki mau? Iya, karena memang saat itu ada challenge kan. Ada hal yang buat kita bisa berbuat sesuatu.
Ya mau saja. Biasanya kan anak-anak itu nggak mau. Dorong-dorongan, wah saya nggak mau, saya nggak mau. Apa? Alasan Pak Sauki kok mau Karena gak ada yang mau Terus siapa yang harus mimpin ini Baru kan 10 orang Harus segera bikin tenda, bikin ini Siapa yang harus ngurusin, akhirnya ya sudah Barang-barang ngurusin Terus bagi-bagi tugas, kamu bawa ini, bawa ini Itu dari simpel ketika masih SD Kalau kita tarik lagi Sampai saat ini, di momen apa Pak Sauki merasa bahwa kepemimpinan itu Salah satu bakat, talenta Dan kemampuan yang Pak Sauki miliki dan menikmati disana Apakah sejak jadi Ketua barong tadi udah Wah saya menikmati atau dimana Pak?
Ya perasaan menikmati itu kan Tidak pernah terasa Secara nyata ya, tapi ketika kita Bisa menyelesaikan persoalan disana Itu kan kita melihat oh ternyata Bisa, ternyata merasa Berguna kan, kalau dulu Orang tua nanya saya pengen jadi apa Guru nanya, kan kita selalu bilang Ya menjadi orang yang berguna Iya Terima kasih Itu ketika bisa menjawab soalan, kita senang ya. Teman-teman yang tadinya harus bagaimana, ada persoalan apa. Persoalannya saat itu serena sekali. Setelah selesai kema, nggak bisa pulang karena bapaknya belum jemput.
Kita nyari jalan. Wah ada orang tua yang lain, pak tolong ini diantar. Very simple. Ada yang harusnya membawa tali, nggak bisa membawa tali. Ya sudah, kita bisa.
Kita cari barang yang lain, yang talinya berlebih kita tukar dengan tongkat. Umur 10 tahun, 8 tahun, kita sudah. Sehingga ketika kemudian berproses di banyak lingkungan, seiring bertambahnya usia ya logikanya yang terbang.
Learning experiences-nya jadi lebih banyak. Seberapa besar pengaruh pendidikan di rumah dengan apa yang Pak Sauki lakukan di usia 10 tahun itu? Pendidikan keluarga sangat berpengaruh.
Orang tua saya mudanya memang organisasi. Ibu saya di organisasi perempuan. Yang pada saat itu kan perempuan tidak sempat berada di ruang di publik. Saya mendorong saya seperti itu.
Maka ada doa di agama yang berdoa pada Tuhan itu untuk memang menjadikan keluarga kita, anak kita ini menjadi pemimpin. Dan menurut saya itu relevan Dengan kondisi kita sekarang Tidak harus kemudian menjadi Kepala dari satu organisasi Tapi karakteristik kepemimpinan itu Membuat kita mau memimpin Dan bersedia dipimpin Karena kita jadi paham Oke jadi supaya bisa maju Organisasi ini kita harus mau memerankan diri Jadi apa Mau sekolah, mau kampus Mau negara Kita harus memposisikan diri disitu Dengan perantaran yang setia Dan bisa dimulai dari sedini mungkin ya Pak Itu yang kemudian kita ilmunya sebagai manajemen Nah betul, nanti kita akan berlepas Betul, tapi menariknya bahwa Kesempatan untuk memimpin Itu adalah momen-momen langka Yang jangan sampai dilewatkan begitu Karena disitu ada pengalaman Disitu ada pembelajaran Ya tadi ketika ada permasalahan Pasti pemimpin yang dicari duluan Ini kepala ketua barongnya mana nih kok Kurang talinya, mana ini ada anggota tim yang belum dijemput, tapi persoalan itu membuat jalan kreatif sehingga ketemu solusi dan membuat perspektif tentang dirinya oh ternyata bisa ya memberi dampak positif dan itu terbawa sampai kemudian begitu banyak posisi mentereng nih Pak Asen sejak kapan Bapak punya niat untuk masuk ke dunia politik dan organisasi yang demikian banyak, karena Bapak masuk S1 nya adalah teknologi pertanian wakil Waktu mau masuk mendaftar teknologi pertanian, apa yang dipikir Pak? Pengen jadi apa waktu itu? Dulu ketika saya mau ke Bacamada, kita pengen ke Bacamada. Itu sangat sulit masuk ke Bacamada.
Orang tua saya berharap saya jadi dokter. Maka pilihan pertama dokter. Pilihan kedua rasional saja saat itu. Mana yang masih mungkin bisa masuk. Enggak bicara teknologi pertanian, enggak bicara apa.
Tapi yang penting masuk dulu. Rational waktu itu. Dan betul, saya masuk di pilihan kedua. Teknologi pertanyaan.
Sudah kita jalani. Tapi di dalam kan kita tidak hanya seperti mahasiswa lain. Kita juga berorganisasi.
Saya berbisnis di luar. Sehingga learning environment itulah yang kemudian membentuk karakter. Bolehkah saya bilang bahwa yang membentuk Bapak sampai detik ini adalah malah pengalaman berorganisasi dan apa yang Bapak lakukan di luar. Selain yang dari keluarga yang menurut itu.
Jadi sepenting itu berorganisasi menurut Pak Sauki. Berinteraksi dengan orang, berserikat, berkumpul, dan memiliki gagasan yang sama. Apa bedanya organisasi dengan kerumunan? Organisasi itu kan kumpulan dua orang terlebih yang memiliki tujuan yang sama. Dan bersepakat mencapai tujuan itu dengan cara yang sama.
Kalau kerumunan nggak ada. Maka pentingnya kita berorganisasi, mengenal tujuan, mengenal cara mencapai tujuan, mengenal cara menyampaikan gagasan itu menurut Pak Sauki. Dan itu namanya manajemen.
Itu definisi. Ketika dua orang atau lebih pengen mencapai tujuan, maka proses mencapai tujuan disebut manajemen. Dan Bapak sebagai yang pertama ini. Strategi bisnis dan pariwisata di Muhammadiyah. Jadi bendahara Majelis Ekonomi dan Bisnis Pariwisata Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Tugasnya Bapak apa? Kalau disitu bendahara. Tapi di periode sebelumnya saya wakil ketua.
khusus bidang pari keras dan digital business. Jadi memastikan potensi-potensi bisnis pariwisata, ekonomi kreatif, digital business itu betul-betul bisa masuk ke rootnya UMKM se-Indonesia. Muhammadiyah Jatuh kan concern ke pemberdayaan ekonomi lemah, ekonomi kecil, menuju ke menengah.
Gimana caranya pimpinan pusat itu bisa memfasilitasi mereka, mendorong mereka, memotivasi, mengarahkan agar tumbuh banyak bisnis di bawah. UMKM itu. Dan tidak hanya bicara untuk orang Muhammadiyah saja Makanya Muhammadiyah itu kan lalu untuk bangsa Maka kemudian nanti kalau waktunya cukup ya Kita bisa elaborasi itu Kita bikin banyak kegiatan kerjasama dengan banyak pihak Sehingga minimal tidak kaget lah Ketika di eksternal environment itu Ada disrupsi, ada kemajuan teknologi, digitalisasi Itu minimal tidak kaget lah Menghadapi itu harus bagaimana survival Dan proven ketika covid ya Wah iya ya Itu periode paling berat ya kan Apa yang, solusi apa yang Bapak tawarkan di masa-masa itu? Ya saat itu yang penting survive.
Yang penting survive. Manajemen cash flow. Akselerasi teknologi digital. Karena kita nggak bisa interaksi langsung. Dua itu harus dijaga.
Karena banyak UMKM kita itu dapat uang hari ini untuk makan besok pagi. ini yang harus dijaga, minimal ini karena struktur sudah gak bisa bergerak saat itu financial scheme-nya juga udah gak bisa jalan dengan kondisi normal ini zaman covid ya nah teknologi informasi membangun digitalisasi yang memungkinkan kita misalnya nih, berbisnis tidak harus bertemu muka, maka saat itu segera kita masukkan cara-cara berbisnis itu kita bangun jaringan, kita bikin link dan sebagainya Industri apa yang masih bisa jalan, kita kontak, game masih butuh ini-ini, kita suplas ya, gini-gini speknya ini. Itu semua kan nggak berinteraksi langsung. Zooming lah, kemudian pakai macam-macam Google Meet.
Alhamdulillah UMKM bisa survive. Justru UMKM yang survive. Nah challenge-nya sekarang Pak, di era pemulihan setelah COVID, kita menuju ke normal baru, terus sekarang udah bentuk, tanda petik COVID udah sedikit dilupakan.
Dan challenge-nya apa? UMKM. Jalurnya masuk di the new standard ada setting standard kan saat itu standard sekarang sudah banyak menggunakan IT standard sekarang sudah tidak membedakan lagi Ada senior bisnis atau junior bisnis standard sekarang tidak harus menggunakan dana dari perbankan standard sekarang produk bisa beraneka ragam, tapi life cycle-nya lebih pendek. Nah tantangannya adalah mengakselerasi publik agar bisa menyesuaikan dengan standard-standard itu Sehingga berpikir kreatif, taking risk, adversity itu menjadi penting.
Dan mudah membawa orang dengan berbagai macam latar belakang, dengan berbagai macam konteks untuk punya karakter itu? Itu kan membangun budaya baru. Tidak ada yang mudah dalam membangun budaya baru.
Ini yang saya pelajari S2 saya, organization. Organisasi pengembangan organisasi. Jadi ya tidak mudah.
Ada kultur yang dengan contoh dulu baru orang mau ngikutin. Ada yang top down itu perintah dari atas, orang mau nggak mau ngikutin. Ada yang partisipasi murni dari bawah. Kita datangin mereka satu-satu, kita yakinkan sosialisasi. Ya itu tantangannya.
Dan negara kita ini sangat beraneka. Nah disitulah menariknya. Pak Soki berarti betul-betul pola leadershipnya ya harus disesuaikan dengan siapa yang dipimpin pada saat itu ya?
Dan dengan siapa Pak Soki berhubungan? Iya. Oke.
Kalau berrelasi sama masyarakat, sama... Pelaku-pelaku ya cara pendekatannya berbeda dan segala macam. Nah itu banyak dipelajari di mana? Di Universitas Jalanan.
Banyak di sana? Bapak Ya harus kemudian nongkrong di angkeringan. Ngelebur ajar-ajar dengan warga.
Masuk pasar tradisional. Jadi ya kita harus ketemu dengan teman-teman itu kan yang merasakan betul mereka. Jadi gak bisa kemudian kita hanya baca buku, hanya dengerin video pendek di real Saya harus memang ketemu Karena manajemen itu adalah skill menurut saya Jadi bisa dibaca tapi bisa dihafal Tapi untuk melakukan itu butuh pelatihan dan ketampilan Teorinya manajemen itu art and science Tapi kalau Ada mau actuating, Ada mau lakukan itu Maka Ada harus punya pendekatan yang lebih masuk ke dalam untuk tahu Konsepsi manajemen mana yang harus Ada masukkan.
Nanti Pak Agus akan cerita banyak. Oke, luar biasa. Dengan segitu banyak pengalaman yang Pak Sauki bawa, ada nggak pengalaman manajerial yang paling challenging?
Yang masih Pak Sauki ingat. Jadi gini, ada leadership, ada manajership. Ada leadership, ada manajership. Leadership itu mengarahkan, memasukkan aspek manajemen.
Managership itu bagaimana kemanajemenan, kemanajerianan. Ini catatan, Mas. Saya belum pernah melamar pekerjaan sejak saya sekolah.
Saya belajar manajemen dari sekolahan. Saya S2, saya manajemen. Tapi sebelumnya saya sudah berbisnis.
Saya ketemu banyak orang. Saya menjadi kesehatan umur saya 24-25 tahun. Bikin sendiri.
Bikin perusahaan perusahaan sendiri. Sampai kematangan sampai 30 sekian lama-lama perusahaan saya jadi maju. Nah bagaimana mengenal manajemen?
Karena kita merasakan manfaat dari manajemen. Waktu itu informasi tidak terbuka seperti ini. Tidak selalu asal kita dapatkan internet masih zero. Jadi kita belajar dari buku, ketemu orangnya, ketemu ini, ketemu itu. Senyum-senyum saya di Ama saat itu, ya saya datangin.
Saya datangin jauh-jauh, saya datangin hanya untuk dapat ilmunya lah kira-kira gitu. Untuk belajar ya Pak? Untuk belajar dan kemudian proven.
Salah satunya ya keuntungannya adalah saya tidak harus merasakan kegagalan yang dirasakan bapak-bapak itu. Tapi saya harus membuka diri untuk menerima pengalaman itu. Bukan mengarang saya udah pasti tau lah gak perlu ngapain saya tanya.
Kalau pengen maju justru kita ya rendah hati, open mind, dan kita belajar. Alhamdulillah syukur saya. Sebenarnya saya di AMA itu ya pikirannya terbuka.
Sehingga oke deh kalau saya sangat bersyukur gitu. Saya dulu kan ketua AMA DiiY. Sebelum itu kan berproses dari anggota.
Saya belajar dari seorang senior-senior itu. Nah sekarang tugas saya berbagi nih. Termasuk lewat tribun gitu. Alhamdulillah saya punya kata-kata kader sekarang ketua di Jogja, Mas Agus juga yang teraten gitu ngobrol.
Kan di Indonesia ini kan harus banyak komunikasi dan teraten. Bukan hanya teori, bukan hanya konsep. Jadi implementasi, actuating itu harus masuk ke dalam. Kenali di dalam, baru masukkan konsep menayang.
Itu kalau Ada punya jam terbang yang cukup, relevant experience, jadi. Kalau kita hanya touch, atau kita hanya bikin proxy aja, nanti jadi. Jadi pemimpin itu, tadi obrolan kita di belakang, ada kompeten dan ada relevant experience.
Boleh dijelaskan, Pak? Kalau Ada nggak punya kompetensi, Ada nggak mungkin bisa mimpin seharusnya. Kecuali ada proses politik di situ.
Ada bisa menjadi seseorang ketika ada proses politik. Itu nggak bicara kompeten. Misalnya, misalnya ya, Ada anaknya Pak Lurah.
Lurah Ada dua periode, maka orang kenal dia anaknya Pak Lurah. Dipandang mampu, dipandang. Mampu apa tidak tergantung si anak belajar dari kelembagaan bapaknya.
Tapi kalau Ada berkarir dari sebelumnya menjadi pengurus staff di Kelurahan, terus jadi cari, ini kan akan lain pematangannya. Nah, maksud saya memang pengalaman yang relevan ini kan dibutuhkan. Saya tadi katakan, tidak mungkin ada seorang pemerintah bisa mengambil keputusan yang pasti, yang tepat, dan benar pada saatnya kalau Ada belum pernah menjadi kontributor, belum pernah menjadi wartawan, belum pernah menjadi editor, writer. Maka itu dibutuhkan di situ.
Sama di beberapa organisasi yang lain. Tapi dalam ruang politik ini bisa berbeda. Maka ada istilah jabatan politik, ada jabatan profesional. Jabatan politik itu biasanya kanan-kiranya ada urusan-urusan profesional yang harus menemani Agar delivery Produk dari organisasi tetap bisa dirasakan Proporsional dan profesional Kira-kira gitu Jadi betul-betul Pendengar ini kan mungkin Yang lihat ini, mungkin ada mahasiswa Ada orang yang, wah saya pengen tuh Besok jadi orang politisi Saya pengen tuh bergerak di organisasi Yang besar, semua dimulai dari Kecil, semua dimulai dari Amanah yang kecil yang di Jalani dengan penuh tanggung jawab dan belajar Dari situ Dan tadi saya melihat ada kunci kerendahan hati untuk mau belajar. Karena yang paling susah itu adalah ketika belajarnya dalam proses dikasih tahu.
Orang kalau bertanya lebih mudah. Tapi kalau tidak ditegor itu kan tanda petik kan dikasih tahu. Itu kan sebetulnya proses belajar juga ya Pak.
Nah Bapak menjadi pemimpin. Dan menjadi pemimpin itu yang tidak mudah adalah mengakomodasi kepentingan berbagai macam pihak. Terutama ketika satu kebijakan dibuat Maka ada orang yang tanda petik Akan tanda petik dirugikan Karena tadinya bisa menikmati apa Jadi tidak bisa menikmati apa Tadinya tidur-tiduran sekarang harus bekerja Tadinya santai sekarang harus berlari Itu kan dampak dari sebuah kebijakan Nah di lembaga hikmah dan kebijakan publik Apa saja sih isu kebijakan publik Yang paling menantang yang pernah Pak Sauki hadapi Dan bagaimana cara mengatasinya Untuk menghadapi kondisi tersebut Iya jadi gini Kunci pemimpin menurut saya Selain tadi ya Itu bagaimana kita memiliki visi Visi ini harus jelas mau kemana Ini yang membedakan organisasi dan kerumunan Visi ini kemudian Ini kan diturunkan dari nilai organisasi Yang kedua komunikasi Orang itu punya kepentingan yang berbeda-beda Ketika kemarin saya maju di PD Itu kan mesej saya jelas Bikin Jogja makin istimewa Turunannya juga jelas Di bidang kreatif bagaimana kepemudaan Bagian pertanian jelas Itu yang kita sampaikan. Kalau mau fair-fairan, mengatakan, kalau Bapak cocok dengan gagasan saya, pilihlah saya. Kalau tidak, nggak apa-apa.
Harusnya kan begitu. Tapi demokrasi kita kan membutuhkan banyak dukungan. Sehingga ya kita sampaikan sebesar kita.
Nanti ketika sudah jadi, kita temui lagi dan kita sampaikan. Pak, yang dulu kita gagas bersama itu, turunannya kan seperti ini loh. Kira-kira Bapak support nggak?
Wah saya nggak bisa, saya butuh kayak gini. Oke, kita dengerin. Kita lihat yang penting nilai dan visi ini tetap jalan. Misalnya nih, kalau saya pertanian di DiiI.
Ini kan kita masif nih. Masih banyak pertanian. Ya jangan moro-moro datang-datang langsung bawa mesin otomatisasi. Terus puluhan ratusan ribu mana. Tapi kalau masih bisa di-enlarge kapasitinya.
Masih bisa di-intensify. Ya kenapa enggak? Pak bikin, buat traktor ini gampang apa pak?
Makanya pak? Oh kusel mas. Gini loh. Oh iya ternyata bisa ya?
Bisnis Bapak mungkin perlu seminggu untuk balik tanah. Dengan ini mungkin cuma 3 hari. Bapak bisa begini-begini. Ini cara kita menjelaskan. Tidak mudah.
Karena mengubah kultur budaya. Tapi kalau kita komunikasi dengan tepat, kita motivate, kita tunjukkan, eh suksesnya akan begini loh. Kemanfaatannya akan begini. Yakin saya bisa. Selama ini ya begitu.
Bukan berarti gak ada kegagalan ya. Selalu ada 1-2 kegagalan. Tapi ya kita belajar lagi, itu namanya adversity quotient. Kecerdasan kita, ketika kita jatuh, secepat apa kita bangkit, itu adversity quotient. Kita harus bangkit lagi, motivate lagi.
Berikan contoh, oke, di desa yang ini mungkin agak susah. Desa sebelah bisa. Tiga bulan kemudian, panennya muncul hasil.
Kita ngomong, itu lho Pak, kalau kemarin kita begini, begini, begini. Memang butuh waktu. Memang butuh waktu, butuh tenaga, butuh pikiran. Tapi ya, kita harus invest di situ. 280 juta rakyat kita.
Kalau tidak kita mulai sejak sekarang Dengan kesungguhan semacam itu Maka kita akan punya Variansi yang terlalu besar Yang sudah advance sama yang left behind Nah ini tantangan kita disana Sebagai pemimpin Kalau sebagai pemimpin kan Pak Sauki tadi sadar ada waktu Ada perhatian, ada fokus Yang diberikan dan itu butuh Proses yang tidak cepat Mungkin Pak Sauki sabar menanti Tapi orang-orang di sekeliling Pak Sauki Ada gak yang Gak bisa menangkap idenya. Dan terus mempertanyakan gitu. Bisa jadi bukan orang-orang di sekeliling.
Bisa jadi masyarakat. Pak Sauki ini katanya mau diatasi. Sampai hari ini kok ada masalah terus.
Kok ini masih padahal kan ini proses. Itu bagaimana Pak Sauki handle itu? Ya kuncinya komunikasi.
Kuncinya komunikasi. Dan suatu hari dia harus dihadapkan pada esensi hidup. Apa sih esensi hidup?
Esensi hidup itu tanggung jawab. Kita gak bisa bekerja karena kita senang saja. Tapi kalau ibu bapak punya kewajiban ke istri ke anak, ibu kepala sekolah punya kewajiban ke murid, ke ini semua, maka ya ada tahapan yang harus dijalankan. Nah itu komunikasi. Maka ada konsep change management itu namanya early win atau early success.
Manusia itu punya keterbatasan untuk suruh menunggu berapa lama. Maka buatlah satu sukses kecil lah di depan. Ternyata bisa ya, kecil aja.
Sehingga orang akan termotivasi terus. Muncul sukses lagi, sukses lagi. Kita bisa bikin konsep manajemen perubahan yang agak panjang. Itu untuk mereka yang enlightened, yang sudah tercerahkan.
Tapi untuk yang belum pernah merasakan itu, kita harus bikin yang semacam itu. Dan dipahami karena memang belum pernah tahu. Maka kita bikin.
Yang penting komunikasi. Komunikasi. Traten komunikasi. Gampang nggak?
Wasting time nggak? Kadang-kadang. Kadang-kadang fail juga ya Pak.
Oh iya? Iya. Ini menarik yang dilakukan Pak Sauki. Sekarang ngobrol sama Pak Agus. Praktisi manajemen, melihat praktik manajemen yang dilakukan Pak Sauki ini apa yang sedang terjadi?
Tadi katanya dia belajar dari jalan sekalipun ya, magister manajemen kan, tetap ada ilmunya. Tapi, apakah kemudian orang itu kalau mau belajar manajemen ya harus pendidikannya manajemen? Dan bagaimana sistem pembelajaran manajemen yang paling efektif menurut Pak Agus sendiri? Oke. Jadi memang kalau kita bicara manajemen tadi ya, itu ada unsur art-nya juga.
Ada unsur bahwa dia adalah skill dibanding teori. Karena manusia mau seperti apapun, background pendidikannya, sebenarnya juga sudah melakukan manajemen. Minimal untuk dirinya sendiri.
Jadi manajemen ini memang ada ilmunya, bisa dipelajari. Tapi kalau kita bicara aplikasi manajemen, kita bicara penerapan manajemen, kita bicara bagaimana manajemen itu bisa berdaya, kuncinya tetap ada di jalanan tadi itu. Saat teori itu dibawa, dipakai, lah kok ketemunya begini?
Lah kok beda? Lah kok berubah? Nah itu kemampuan untuk beradaptasi, kemampuan untuk critical thinking, untuk memikirkan inovasi, memikirkan kreativitas, bagaimana manajemen yang ada di tataran teori tadi. bisa dipraktekkan.
Yang otomatis pasti akan ada kegagalan. Akan ada yang tidak sesuai. Tapi kegagalan itu adalah sarana untuk belajar. Karena kalau tadi Pak Soki bilang, dengan gagal itu ya kita jadi, oh berarti harus sabar mengikuti proses lagi, jalani lagi, itulah maka upgrade-nya manajemen akan ada di situ. Wah, luar biasa.
Dan tadi ya, praktek-praktek gagal, praktek-praktek gagal, tapi... Dalam proses itu ada pembelajaran, pembelajaran, dan pembelajaran. Melihat kepentingan orang. Karena Bapak kan sebagai organisasi publik menaungi banyak kepentingan dan banyak masyarakat. Orang itu kan kepentingannya banyak.
Kalau cuma single gitu, oke kepentingannya ini ya dipenuhi. Tapi dengan berbagai macam kepentingan, dengan berbagai macam tuntutan gitu, pernah stres nggak sebagai pemimpin? Ya stres sih, stres kalau sampai harus opnum sih enggak.
Tapi kalau kurang, sesat tidur gitu? Tapi kalau belum nemu, kan masalah belum nemu cara. Maka saya kadang-kadang merefleksi, saya sekian tahun saya pengalami ini atau belum itu, oh iya ini pernah ada di case-nya perusahaan si A gitu.
Maka saya minta izin bertemu dengan CEO-nya saya. Izin Pak dulu gimana ya, semacam ini. Nah itu membuat kita jadi kaya, wawasan. Tapi dengan rendah hati memang.
Enggak terus, wawas tak gini aja deh. Enggak boleh. Ada namanya emotional intelligence. Semakin kita bisa kelelah emosi, tersinggung, capek, lelah, kecewa gitu.
Semakin kita punya ruang untuk mendapatkan wawasan dari mengambil keputusan. Inovasi itu kan muncul ketika kita punya bekal yang cukup untuk berbuat sesuatu. Organisasi itu seperti manusia, ada life cycle-nya.
Ada daur hidupnya Ada sifatnya, karakteristiknya kemudian muncul Mengapa? Karena organisasi itu kan Kumpulan dua orang atau lebih Setiap orang punya budaya sendiri-sendiri Masa ke organisasi blended jadi budaya organisasi Kalau belum blend-blend juga Berarti ada dua persoalan nih Persoalan leadershipnya Di organisasi atau persoalan orangnya Yang tidak mau nge-blend dengan Organisasinya Nah ini tantangan kepemimpinan disitu Jadi dengan segitu banyak challenge, yang penting dijalanin saja. Dan kalau metodenya Pak Sauki sendiri, kalau ada masalah yang belum bisa selesai, biasanya ngapain Pak?
Cek risk-nya, risk management-nya. Cek management resikonya. Kalau tidak harus kita ambil saat itu, karena risk-nya memang belum akan jatuh saat itu, kita bisa hold dulu sambil kita mencari solusi lain, kita berpikir alternatif, sama-sama dapat manfaat tanpa harus masuk ke ruang ini dulu. Gitu ya.
Tapi kalau kemudian risknya harus saat itu, risk manajemennya harus diambil keputusan, maka ya sudah, ini the most possible decision namanya. Pasti ada risknya. Risknya kemudian kita antisipasi.
Ini namanya decision making process ya. Jadi kalau harus malam ini diambil keputusan, tidak lagi ada kesempatan von der Fren gitu ya. Kira-kira gitu.
Ya sudah, kita ambil keputusan. Tapi plan B-nya dipikirkan. Risk manajemennya gimana nih?
Nah. Pentingnya punya pengalaman yang relevan. Itu akan cepat nemu plan B-nya. Mengkoordinasi kemungkinan pengambilan keputusan yang kedua ini apa. Itu cepat.
Tapi kalau Ada nggak punya experience yang cukup, Ada langsung aja melumpat bypass. Makanya jadi persoalan. Kan punya advisor.
Namanya advisor itu tidak punya ruang pengambilan keputusan. Tidak punya beban mengambil resiko. Maka jadilah orang yang mengambil resiko. Karena itu akan mengasah kematangan.
Keputusan yang ada Jadilah pengambil resiko Pengambil keputusan Karena orang itu jadi punya resiko Dan dia punya kemampuan Untuk mempertimbangkan resiko Dan membuat keputusan Berdasarkan resiko yang terukur Kalau ini berlangsung Sekian waktu, maka akan muncul namanya Majority, kematangan Nah kematangan ini nanti ketika sudah lebih tinggi Itu di polar yang satunya Di sisi yang lain Itu akan muncul Namanya flexibility Kalau begini terus Zaman berubah harus bagaimana Maka tadi saya bilang Landasi dengan rendah hati dan open mind Agar kita selalu belajar hal baik Itu juga yang selalu dipraktekan Pak Sauki Iya selalu dipraktekan dan tidak selalu berhasil Dan tetap kita at first disitu Kita tetap harus selalu ada disitu Saya baru mau nanya ini Risiko kan selalu Diambil kan, pernah juga nggak kebentur, wah risikonya, eh kok ternyata fail dengan risiko yang besar. Iya, iya. Dan memang itu bagian dari risiko. Nah ketika fail besar, kan sudah bicara plan B nih. Oke, kalau dalam bisnis ya, saya ambil ini, kita akan nyelamatkan investasi, kata-kata satu miliar.
Kalau gagal, saya lose 300 juta. Maka saya harus cari jalan. Ya sudah lah, 300 ini harus saya cari jalan dari mana.
Ini resmi nih cuman. Ini kalau uang Kalau SDM Kalau ambil misalnya begini Orang itu nanti keluar tuh Gimana saya dapat mengganti orang itu Atau orang itu masih mau kita aset sama-sama lagi Kira-kira gitu Oke Wah Ini Dan itu juga yang Pak Soki bawa untuk Memimpin BUMD BUMD itu untuk maju Iya Memimpin organisasi yang mengelola BUMD Challenge-nya apa Kalau BUMD BUMD kan challenge-nya Ini kan culture-nya bermacam-macam Seribu lebih se-Indonesia Ya Ini milik pemerintah daerah. Maka pimpinannya kan ya kepala-kepala daerah itu. Kepala daerah ini misalnya salah satu challenge-nya ya. Itu kan terikat regulasi-regulasi.
Maka Bumd pasti tidak seluas perusahaan swasta. Maka kita masuk dengan logika tentang kreativitas, tentang motivasi, tentang transforming birokrasi yang baru di korporasi harus bagaimana. Itu juga harus terus menurut saya.
Dan menembus kepala daerah caranya gimana? Udah merasa jadi pimpinan kok. Ada orang yang ngatur-ngatur pimpinan itu kan susah. By regulation kan perusahaan daerah itu dimiliki oleh daerah. Representasinya kan kepala daerah.
Dia yang ngambil keputusan bukan kita. Maka lebih kita ini suggestion. Dengan memberikan beberapa contoh-contoh bagus di BND yang lain.
Benchmark itu ya untuk kemudian bisa dicontoh. Nah kuncinya sekali lagi di komunikasi. How to influence people. Pak, kalau karakteristik perusahaan Bapak semacam ini, finance-nya begini, marketing-nya begini, di tempat lain bisa begini Pak, Bapak mau coba nggak? Hasilnya jauh lebih Pak, tapi harus begini-begini.
Nggak gampang, karena di situ kemudian ada regulasi yang mengatur setoran modal misalnya. Persetujuan di PRD, ada sekian komisi, sekian fraksi yang harus kita ajak duduk. Itu bagian dari dinamika di organisasi itu. Tapi karena... Karaktanya regulasi state-owned enterprise atau local state-owned enterprise itu begitu, ya kita harus ikuti itu.
Nah tantangannya di situ. Setiap orang kan karakternya beda-beda nih. Skill mengelola orang begitu dipakai ya dalam posisi Pak Sauki sekarang? Iya, saya pikir bukan hal-hal saya. Di posisi siapapun.
Kalau Ada akan interaksi dengan orang, Ada harus kuasa ilmu. Itu sebenarnya yang beliau tadi. Emang ya harus turun. Harus jalan.
Dan ya experience Pak. Itu jam terbang. Saya puluhan tahun, Pak.
Jadi ya sedikit banyak kita kenal. Saya ini sejak umur 26 sudah jadi interviewer, orang mau masuk perusahaan. Jadi kalau ini bukan dukun, tapi saya ngobrol dengan jenengan, 5, 10, 15 menit, saya jadi punya prototyping. Oh ini seperti manajer di sana tuh, orang yang modelnya gini-gini. Namanya prototyping.
Bahkan adalah stereotyping. Nah biasanya 70-80% benar. Sehingga itu mempermudah perusahaan-perusahaan Blank Lane saya untuk mengambil keputusan Apakah staffnya ini bisa dipromosikan Jadi supervisor, jadi manager, atau tidak Selain psikogram Yang dibaca setelah Di atas psikologi keluar psikogram Kemudian kita baca Tapi kan ketemu dan ngobrol begini jadi penting Ini bukan masalah fortune teller nih Tapi memang ada Ilmunya, ada experience-nya Jadi kita bisa berhenti Wah, makin menarik ini karena ternyata insight manajemennya begitu banyak yang Pak Sauki bawakan, dan disitu saya melihat ada kombinasi antara memang keilmuan karena Pak Sauki menguasai istilah-istilah manajemen, tapi juga ada praktiknya karena dealing dengan orang-orang tahu sistem bagaimana kepemimpinan berjalan dan bagaimana experience itu dijalani itukah yang juga Pak Sauki bawa ketika membuat slogan bikin Jogja makin istimewa Apa yang mau Pak Sauki bawa di 5 tahun mendatang, 2024-2029? Oke, Jogja kita ini kan, DiiY ya, sudah istimewa nih. By status kita ini istimewa.
Negara mengeluarkan undang-undang tentang istimewa ada 4 kewenangan. Tapi zaman berubah. Keistimewaan ini kan harus terus dijaga.
Istimewaan kita rasang-rasang rakyat itu adalah mestinya lebih sejahtera daripada kondisi sebelumnya. Saya tidak comparing dengan provinsi lain. Tapi dengan kondisi rakyat kita sebelumnya, tantangan disrupsi yang begitu kencang ini kan sudah antisipasi. Maka mau tidak mau, tugas saya sebagai calon DpdRI, mengatakan bikin Jogja makin istimewa, sudah muter seribu titik. Memastikan kalau ada variansi ini, oh di sana lebih maju pertanianya, di sini sama potensi juga nggak bisa maju, di sini ekonomi kreatif jalan, di sana potensi sama.
Ini adalah bagaimana kita... metani, metani, mengidentifikasi masing-masing kita compile, kita bikin pola koordinasi dengan masing-masing pemerintah eksekutif di daerah-daerah itu untuk ayo pak sama-sama kenapa harus koordinasi? karena DpdD tidak punya kewenangan langsung mengambil keputusan terkait dengan itu tapi DpdD punya kewenangan untuk membuat koordinasi punya tugas juga untuk itu ini kita perluas nih, tidak hanya government nanti non-government Seperti asosiasi manajemen Seperti private Seperti kampus-kampus Ayo kita ajak duduk sama-sama Bisa gak Pak Soki?
Ya bismillah kita coba Saya belum pernah jadi anggota DpdD Belum dilantik kan Tapi ke depan kita coba sama-sama Kira-kira bisa gak? Pengalaman saya selama ini Kalau semua bisa duduk bareng Dengan komunikasi tadi Ya sedikit banyak akan terukur nih hasilnya Visi itu kayak yang Bapak bawa Atau apa lagi? Iya kita ingin Gampangnya kita pengen bikin Lebih istimewa itu rakyatnya lebih sejahtera.
Pendatangnya lebih senang datang ke Jogja. Inspirasi Jogja ini bisa menginspirasi nasional untuk banyak urusan. Kesuksesan ekonominya, seninya, budayanya, waraganya.
Sehingga banyak pemimpin bangsa ini sejak lahir bangsa ini, negara ini, Bapak Mas. Itu lahir dari Jogja. Kenapa? Karena environment Jogja itu Sangat memungkinkan ada udar gagasan Ada mencalas Oh gagasan Pak Soki kurang bagus disini Oke saya rendah hati saya tanya Oke aku tolong dikritisi Oh iya benar ya karena begini Ini mematangkan kita semua Saya ketika nanti ke Jakarta Ada yang kemudian jadi calon presiden, jadi calon menteri Calon apa, mereka sudah matang Dengan gagasan yang dipertukarkan Gagasan yang dipertukarkan Ilah yang akan membawa Perubahan Kalau gagasan tidak pernah dipertukarkan Ya tidak pernah Proven bahwa ini bisa diperhenti Kira-kira begitu Saya gak sabar pak untuk menunggu pak Sauki Dilantik Banyak mimpi kita Artinya kota ini Kita jadi punya Provinsi ini kita jadi makin terbuka Untuk bagaimana wah ini pak Sauki nanti Kita kawal dengan gagasan-gagasan Kita kawal dengan pemikiran-pemikiran, dengan masukan-masukan, supaya bagaimana menyatukan antar stakeholders itu makin efektif dan efisien lagi ke depan untuk mengerjakan sesuatu yang besar bagi tempat kita tercinta. Satu statement dari Pak Agus berarti, menurut Pak Agus, strategi manajemen publik seperti apa yang sedang dipraktikkan Pak Sauki ini?
Kok bisa membawa dia ada di titik ini? Jadi apa yang tadi sudah disediakan oleh Pak Sauki, satu titik penting adalah... sudah jalan ke seribu titik di Jogja artinya Pak Soki berusaha berangkat dari grassroot dari apa yang real case yang dihadapi oleh masyarakat yang betul-betul ada bukan yang katanya, bukan yang beritanya, tapi yang benar-benar dihadapi, jadi wawancara langsung wawancara langsung, ketemu orangnya artinya case-case itulah yang membuat jadi satu kristalisasi yang punya oh ini selaras dengan visi yang mau dibawa.
Sehingga apa yang nanti akan jadi visi, kemudian yang akan diterjemahkan jadi misi dan jadi program, itu asalnya yang memang betul-betul dari masyarakat. Jadi memang kalau kita bicara manajemen, ini memang memanage satu daerah. DpdD ini kan Dewan Perwakilan Daerah, bukan mewakili rakyat, tapi mewakili daerah DiiI ini. Sehingga perlu untuk tahu potret secara menyeluruh daerah ini seperti apa, plus minusnya di mana.
dinamikanya dimana, nah itulah yang dibawa untuk nanti bisa jadi suatu apa ya, suatu peningkatan untuk Dii ini makin istimewa, wah luar biasa satu pertanyaan, saya iseng sekali Pak Sauki apa kontribusi AMA dalam proses kehidupan Pak Sauki ketika menjadi pengurus AMA, jadi terlibat di AMA seberapa besar pengaruhnya dalam kehidupan Pak Sauki? umur 23 tahun, saya sudah jadi anggota AMA di Dii 23 tahun 30 tahun yang lain saya belajar dari orang-orang hebat kadang-kadang belajar yang gak masalah saya bawakan tasnya, dulu gak ada handphone-handphone seperti sekarang saya jemput, saya uruskan tiketnya naik sepeda motor saya, Eric King hanya untuk check-in kan supaya saya punya waktu untuk ketemu dengan si bapak untuk diskusi apa yang saya ingin tanyakan pengalaman yang macam-macam ada yang VP di perusahaan multinasional saya ingin belajar nah itu yang kemudian bukan hanya... Secara organisasi.
Tapi faktanya organisasi AMA itu memberi ruang saya untuk akses-akses itu. Saya menelatkan. Kontribusi kemudian berbalik nih.
AMA butuh ketua misalnya saat itu. Siapa? Adanya saya. Sudah saya jadi ketua. Karena saya ketua AMA Jogja.
Maka saya praktekkan apa yang pernah saya dapat dari sini. Dengan tantangan zaman yang sudah berubah juga. Mulai ada internet, mulai ada apa. Kita bikin ini, itu, ini. Sekarang posisi saya sudah tidak di Jogja lagi.
Di pusat. di tugas si ketua jadi VP, Vice President di Soki Impact. Oke, sekarang kita pikirkan, apa sih impact dari ilmu manajemen, konsep manajemen secara sosial? Ini tantangan baru buat saya. Maka oke, kita jalankan sama-sama nih.
Nanti di Rakernas, di Batam, insya Allah kita bahas lebih detail ya, bagaimana membumikan konsepsi manajemen ini agar membawa manfaat sosial. Karena faktanya 97% memang UMKM nih di Indonesia, kalau kita bicara macam bisnis ya. Kalau bicara manajemen publik itu, kan memang dari 500 kabupaten kota daerah di seluruh daerah Indonesia ini, ini kan tidak semuanya kepala daerah itu memang disort berdasarkan kriteria Ada sudah punya pendidikan ini ya. Kan enggak.
Maka perlu juga mungkin satu hari kontribusi kita untuk memberikan materi-materi gitu ya kepada cara memimpin daerah ini bagaimana mengelola daerah. Dan sebagainya dan sebagainya. Ama itu tidak harus orang bisnis, Pak. Anggotanya itu ada yang memang akademisi.
Ya. Ada pengusaha, ada manajer Ada birokrasi pemerintahan Ada anggota TNI Polri dulu Ada mahasiswa Karena semua orang butuh ilmu manajemen Nah itu kita buka, kita share Muka-muka sih nanti bisa jalan Amin, terima kasih Pak Soki Terima kasih Pak Agus untuk inspirasinya Terima kasih telah menyaksikan Berbagai macam inspirasi yang kita bisa Sampaikan hari ini dan saya percaya Bahwa ilmu yang disampaikan hari ini Akan sangat bermanfaat untuk seseorang membangun hidupnya, membangun proses manajerial di organisasi manapun ia berada. Sampai jumpa di Amazing Jogja berikutnya dengan bintang tamu-bintang tamu yang pasti tidak kalah menarik dan tidak kalah inspiratif. Karena itu silahkan kirimkan pesan Ada untuk menyampaikan kira-kira tema apalagi yang menarik untuk dibahas di Amazing Jogja di episode-episode berikutnya. Kita akan hadirkan untuk Ada.
Demikian episode kali ini Saya Tribun Pradita undur diri Pak, bagus, terima kasih Sampai jumpa