Transcript for:
Gender dalam Pembangunan dan Ketidakadilan

dikembangkan berangkat dari sebuah kajian bahwa ternyata pembangunan yang selama ini dilakukan tidak memberikan dampak atau maksimal badi laki-laki dan perempuan. Jadi ada pertanyaan penting awalnya, kenapa pembangunan yang selama ini dilakukan pembangunan itu tidak mampu maksimal memberikan hasil. Lalu ditemukan salah satu kajiannya bahwa ternyata yang tidak maksimal itu khususnya adalah perempuan tidak bisa maksimal menikmati manfaat pembangunan.

Salah seorang pembaharu Mesir, Kasim Amin, pernah menuliskan sebuah kajiannya bahwa ketika dia menemukan kenapa pembangunan di Mesir bergerak lambat, itu adalah karena setengah risosnya disimpan di rumah, di mana perempuan... dalam budaya yang pada saat itu tidak berbuat, tidak berkiprah. Jadi beliau mengangkat sebuah statement bahwa setengah sumber dayanya memikul beban kerja untuk seluruh sumber daya yang lain, sehingga itu menjadi bergerak lamban. Nah, untuk Indonesia, kesadaran tentang kurang maksimalnya hasil pembangunan itu salah satunya ditemukan karena adanya ketidakadilan jeder dari hasil pembangunan kemudian.

mendorong pemerintah untuk melahirkan sebuah regulasi yaitu Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2000 tentang pengarus utamaan gender. Pada prinsipnya, Instruksi Presiden ini menegaskan bagaimana konsep gender harus dijadikan prinsip yang mainstream dalam semua bidang pembangunan lintas sektor, baik infrastruktur, baik sosial, ekonomi, pendidikan, dalam semua hal. Maka dalam instruksi tadi Presiden menginstruksikan kepada seluruh kementerian lembaga juga gebun dan pupati untuk melaksanakan pembangunan yang mainstreaming gender atau pengaruh setamaan gender yang dia menggunakan gender sebagai prinsip utamanya.

Seperti pembangunan-pembangunan lainnya, pembangunan itu kan mencasar laki-laki dan perempuan. Ternyata dalam kajian kehidupan kita, laki-laki dan perempuan punya situasi yang tidak sama. Laki-laki dan perempuan punya pengalaman aspirasi yang berbeda.

Menyeragamkan pendekatan pembangunan bagi laki-laki dan perempuan mengakibarkan pembangunan tidak memberikan dampak yang maksimal. Sebagai contoh dalam kasus pasca tsunami di Aceh, ketika pembangunan... sebuah desa berusaha memberikan sumber air bersih pada satu desa ya, jadi masyarakat itu rapat, kata masyarakat pada saat itu isinya adalah laki-laki, sehingga kemudian disepakati dibuarlah sumur Pompah ya, sumur pompah di beberapa titik desa untuk kemudian bisa menghasilkan air bersih. 6 bulan berlalu ketika kemudian pembangunan itu dievaluasi ternyata hanya satu titik sumber air tadi yang bisa dipungsikan lalu kemudian dievaluasi apa yang terjadi? Seorang perempuan menjawab Yang biasa menggunakan air itu adalah perempuan.

Bahkan untuk mandinya laki-laki yang menyediakan juga perempuan. Tetapi yang menghadiri rapat adalah laki-laki. Jika kami ditanyakan, maka kami hanya minta selang untuk menghadirkan air ke rumah. rumah kami dari gunung karena tidak mungkin bagi kami meninggalkan anak dalam ayun untuk kemudian memompa air di ujung desa walaupun cuma berselang dua rumah dari rumah kita karena anak dalam ayunan jadi situasi yang tidak pernah diperhitungkan oleh laki-laki Lagi yang ternyata pengguna air adalah perempuan mengakibatkan bangunan-bangunan air atau sumber air yang disediakan oleh desa itu tidak berfungsi dengan baik. Itu satu contoh di mana situasi dan pengalaman yang berbeda harusnya diadopsi oleh pembangunan untuk menghasilkan pembangunan yang lebih maksimal hasilnya.

Ini kenapa kemudian... Gender masuk menjadi isu dalam pembangunan. Ada banyak hal ketidakadilan yang terjadi dalam pembangunan.

Sebagai contoh ketika kita berbicara tentang bagaimana membangun rumah do'afa. Dilaporkan ada 300 rumah do'afa dibangun oleh pemerintah pada tahun sekian. Pertanyaannya siapa do'afa yang mendapat bantuan rumah tadi? Setelah di-list semua kepala keluarga penerima do'afa itu adalah misalnya kepala keluarga laki-laki. Kenapa pertanyaannya dalam satu kasus?

Karena ternyata kepala keluarga perempuan yang tidak kuat mengakses informasi, yang tidak mampu kemuliaan. kemudian mengusulkan proposal yang tidak mampu, kemudian berjuang untuk mendapatkan bantuan tadi, akhirnya tidak mendapatkan. Sehingga perempuan yang menjadi kepulauan keluarga miskin tidak mendapatkan program pembangunan tadi. Ini satu contoh, seharusnya pembangunan yang memperhatikan perbedaan laki-laki dan perempuan, melihat bahwa akses informasi perempuan dan laki-laki itu berbeda karena bentukan budaya, maka harusnya melakukan pendekatan yang berbeda supaya memastikan bagaimana Pembangunan apapun bisa membuat perempuan dan laki-laki mampu mengaksesnya, dapat bermanfaat bagi laki-laki dan perempuan secara sama sehingga pembangunan dapat menjadi lebih maksimal.

Cara yang tidak memperhitungkan situasi dan pengalaman yang berbeda laki-laki dan perempuan inilah yang kemudian sering sekali menyebabkan pembangunan itu menjadi tidak tepat sasarat, menjadi tidak berhasil maksimal dan juga tidak memberi manfaat yang setara bagi laki-laki. laki dan perempuan. Dalam banyak hal gender dan pembangunan ini menjadi agenda yang sering sekali difokuskan hingga hari ini PUG atau pengarusutaman gender itu sudah dituangkan dalam konsep yang lebih detail yang dikenal dengan perencanaan dan penganggaran responsif gender atau PPRG.

PPRG ini akan kita kupas pada kesempatan yang berbeda. Pada intinya gender dan pembangunan adalah upaya untuk memastikan bagaimana pembangunan memberi hasil yang lebih adil bagi perempuan dan laki-laki terima kasih, Assalamualaikum Wr. Wb Terima kasih