Salam guru merdeka dan guru belajar sepanjang hayat.
Pembahasan mengenai pendidikan inklusif di Indonesia.
Tujuan global SDG: memastikan pendidikan inklusif dan merata hingga 2030.
Makna dan Sejarah Pendidikan Inklusif di Indonesia
Pendidikan inklusif bukan hal asing di Indonesia; Ki Hajar Dewantara sudah menekankan pentingnya penyesuaian sistem pendidikan dengan kepentingan rakyat.
Pendidikan inklusif pertama kali dilaksanakan pada tahun 2001.
Tahun 2009, beberapa sekolah ditetapkan sebagai contoh baik pendidikan inklusif.
Mendapat dukungan pemerintah: pelatihan guru, alokasi sumber daya, penyediaan peralatan.
Tantangan dalam Pendidikan Inklusif
Kebingungan persepsi perbedaan antara sekolah umum dan inklusif.
Tidak semua sekolah inklusif mengadopsi filosofi ini sepenuhnya.
Sekolah umum yang menerapkan pendekatan inklusif tidak mendapatkan status resmi.
Perlu pemahaman yang jelas mengenai peserta didik dalam pendidikan inklusif.
Pemahaman Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif melayani semua anak, termasuk anak yang sakit atau dengan hambatan kesehatan.
Setiap sekolah perlu memahami arti pendidikan inklusif untuk memelihara potensi peserta didik.
Adaptasi layanan pendidikan inklusif dibutuhkan.
Bentuk Layanan Pendidikan Inklusif
Transformasi partisipatif, percaya diri, dan prestasi.
Partisipasi melalui interaksi dengan teman seusia dan kegiatan khusus.
Penilaian menyesuaikan kemampuan setiap anak.
Metode pengajaran inclusif:
Contoh: menggunakan alat perekam suara untuk anak yang kesulitan menulis.
Keterlibatan Peserta Didik dalam Pendidikan Inklusif
Keterlibatan peserta didik lain untuk memupuk rasa empati dan saling membantu.
Contoh interaksi positif antara siswa dalam mendukung teman dengan hambatan belajar.
Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif mengakui hak semua anak untuk belajar dan berkembang.
Tidak selalu membutuhkan sarana prasarana khusus; dimulai dari cara pandang dan pelaksanaan sistem belajar-mengajar.
Penutup
Panggilan untuk guru untuk terus beradaptasi dan menciptakan metode pengajaran yang inklusif.
Pentingnya menghargai keunikan, karakteristik, dan kebutuhan masing-masing peserta didik.