Diplomasi dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Oct 8, 2024

Perjuangan Indonesia untuk Kemerdekaan dari Belanda melalui Diplomasi

Latar Belakang

  • Indonesia melakukan berbagai upaya diplomasi di awal kemerdekaan untuk membebaskan diri dari Belanda.
  • Perjanjian Rumroyen adalah salah satu perundingan penting pasca kemerdekaan.

Perjanjian Rumroyen (1949)

  • Tanggal Penting: Dimulai April 1949, ditandatangani 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.
  • Delegasi:
    • Indonesia: Muhammad Rum, Prof. Supomo, Ali Sastroamijoyo, Yohannes Leimena, Akabringo Dibyo, Yohanes Laturhari. Kehadiran penting: Bung Hatta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
    • Belanda: Dr. J.H. Van Roijen, Dr. Gates, Dr. P.G. Coates, Hoekstrander, Dr. Gibbert.
    • United Nations Commission for Indonesia (UNCI): Marley Cochran (AS), Chris Lay (Australia), Hariman (Belgia).
  • Tujuan: Menyelesaikan masalah kemerdekaan Indonesia dan membuka jalan untuk Konferensi Meja Bundar.

Konteks Sejarah

  • Perjanjian Sebelumnya:
    • Linggarjati (1946)
    • Renville (1948): Merugikan Indonesia, menyebabkan pelanggaran oleh Belanda.
  • Agresi Militer Belanda II:
    • Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melanggar perjanjian Renville.
    • Yogyakarta sebagai ibu kota sementara direbut Belanda.
    • Petinggi RI diasingkan, pemerintahan sementara di Bukittinggi.

Peristiwa Penting

  • Serangan Umum 1 Maret 1949: Yogyakarta direbut kembali selama 6 jam oleh Angkatan Perang RI.
  • Intervensi PBB:
    • 4 Januari 1949, PBB memerintahkan penghentian operasi militer.
    • 23 Maret 1949, UNCI membantu perundingan Indonesia-Belanda.

Hasil Perundingan Rumroyen

  • Persetujuan: Disebut Van Roijentrop Statement/Perundingan Rumroyen.
  • Isi Persetujuan:
    • Penghentian perang gerilya oleh Indonesia.
    • Pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta.
    • Penghentian operasi militer Belanda.
    • Pembebasan tahanan politik oleh Belanda.
    • Partisipasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar.

Dampak dan Tindak Lanjut

  • 1 Juli 1949: Pemerintahan RI kembali ke Yogyakarta.
  • 10 Juli 1949: Jenderal Sudirman kembali ke Yogyakarta.
  • 13 Juli 1949:
    • Sidang kabinet pertama pasca pemulihan pemerintahan.
    • Pengesahan Perjanjian Rumroyen.
    • Pembubaran PDRI.

Refleksi

  • Perjuangan baik fisik maupun diplomasi menunjukkan semangat nasionalisme dan patriotisme.
  • Upaya ini membawa Indonesia menuju pengakuan dunia atas kemerdekaannya.