Perjuangan Indonesia untuk Kemerdekaan dari Belanda melalui Diplomasi
Latar Belakang
Indonesia melakukan berbagai upaya diplomasi di awal kemerdekaan untuk membebaskan diri dari Belanda.
Perjanjian Rumroyen adalah salah satu perundingan penting pasca kemerdekaan.
Perjanjian Rumroyen (1949)
Tanggal Penting: Dimulai April 1949, ditandatangani 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.
Delegasi:
Indonesia: Muhammad Rum, Prof. Supomo, Ali Sastroamijoyo, Yohannes Leimena, Akabringo Dibyo, Yohanes Laturhari. Kehadiran penting: Bung Hatta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Belanda: Dr. J.H. Van Roijen, Dr. Gates, Dr. P.G. Coates, Hoekstrander, Dr. Gibbert.
United Nations Commission for Indonesia (UNCI): Marley Cochran (AS), Chris Lay (Australia), Hariman (Belgia).
Tujuan: Menyelesaikan masalah kemerdekaan Indonesia dan membuka jalan untuk Konferensi Meja Bundar.
Konteks Sejarah
Perjanjian Sebelumnya:
Linggarjati (1946)
Renville (1948): Merugikan Indonesia, menyebabkan pelanggaran oleh Belanda.
Agresi Militer Belanda II:
Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melanggar perjanjian Renville.
Yogyakarta sebagai ibu kota sementara direbut Belanda.
Petinggi RI diasingkan, pemerintahan sementara di Bukittinggi.
Peristiwa Penting
Serangan Umum 1 Maret 1949: Yogyakarta direbut kembali selama 6 jam oleh Angkatan Perang RI.
Intervensi PBB:
4 Januari 1949, PBB memerintahkan penghentian operasi militer.
23 Maret 1949, UNCI membantu perundingan Indonesia-Belanda.
Hasil Perundingan Rumroyen
Persetujuan: Disebut Van Roijentrop Statement/Perundingan Rumroyen.
Isi Persetujuan:
Penghentian perang gerilya oleh Indonesia.
Pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta.
Penghentian operasi militer Belanda.
Pembebasan tahanan politik oleh Belanda.
Partisipasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar.
Dampak dan Tindak Lanjut
1 Juli 1949: Pemerintahan RI kembali ke Yogyakarta.
10 Juli 1949: Jenderal Sudirman kembali ke Yogyakarta.
13 Juli 1949:
Sidang kabinet pertama pasca pemulihan pemerintahan.
Pengesahan Perjanjian Rumroyen.
Pembubaran PDRI.
Refleksi
Perjuangan baik fisik maupun diplomasi menunjukkan semangat nasionalisme dan patriotisme.
Upaya ini membawa Indonesia menuju pengakuan dunia atas kemerdekaannya.