📱

Fenomena Disrupsi Digital dan Moderasi Beragama

Oct 27, 2024

Fenomena Era Disrupsi Digital dan Post-Truth

Pengantar

  • Mata Kuliah: Islam dan Moderasi Beragama
  • Dosen Pengampu: Ibu Elina Lestarianti, Magister Pendidikan
  • Presentator: Kelompok 8
    • Lena Angelina
    • Mutiara Selsabila
    • Rihma Fikriana Farakin

Ruang Lingkup Materi

  1. Diskursus moderasi beragama di era disrupsi digital dan post-truth - Rihma Fikriana Farakin
  2. Fenomena keberagaman masyarakat Indonesia di era disrupsi digital dan post-truth - Mutiara Salsabila
  3. Peluang dan tantangan moderasi beragama di era disrupsi digital dan post-truth - Lena Angelina

Diskursus Moderasi Beragama di Era Disrupsi Digital dan Post-Truth

  • Diskursus: Bentuk komunikasi, baik lisan maupun tulisan, terkait sistem berpikir dan budaya.
  • Moderasi: Diskursus dan wacana keislaman untuk membawa umat Islam lebih unggul di era modern.
  • Era Disrupsi Digital: Perubahan sektor akibat digitalisasi, dari offline ke online.
  • Post-Truth: Individu lebih merespon berdasarkan perasaan dan keyakinan dibanding fakta objektif.
  • Al-Quran Surat Al-Ma'idah Ayat 8: Larangan berkata bohong, ujaran kebencian, dan tidak menegakkan keadilan.

Fenomena Keberagamaan di Era Disrupsi Digital dan Post-Truth

  • Definisi Keberagamaan: Norma berdasarkan pengalaman, kepercayaan, dan praktik kelompok.
  • Tipe religiositas: pragmatis, gnostik, eksperimental.
  • Permasalahan:
    • Banyak orang merasa ahli agama melalui internet.
    • Berkembangnya hoaks keagamaan.
    • Perubahan agama menjadi komoditas simbolis.
    • Agama menjadi tren.
    • Munculnya kapitalisme religius.
    • Hilangnya tanggung jawab keagamaan dan sosial.
  • Solusi:
    • Memperkuat tradisi beragama publik.
    • Mengembangkan sikap kritis dan selektif terhadap informasi.
    • Bersikap terbuka dan berhati-hati terhadap berita.
    • Memeriksa fakta dan mengikuti diskusi anti-hoax.

Peluang dan Tantangan Moderasi Beragama di Era Disrupsi Digital dan Post-Truth

Peluang

  • Dakawah: Memanfaatkan media sosial untuk kegiatan dakwah kreatif dan inovatif.
  • Teknologi Informasi: Memperkuat silaturahmi dan kerukunan.
  • Strategi Literasi: Mengurangi disinformasi dan meningkatkan filter internal informasi.
  • Peran Global: Indonesia sebagai model moderasi beragama.

Tantangan

  • Persaingan Situs Online: Kemunculan situs Islam yang provokatif.
  • Konflik dan Politik Identitas: Penyebaran konflik melalui ruang digital.
  • Kesulitan Menyamakan Persepsi: Perbedaan persepsi tentang moderasi beragama.
  • Rasa Ketidakpercayaan: Ketidakpercayaan satu sama lain dalam moderasi beragama.
  • Konteks Viral dan Framing: Berita viral sering tidak akurat, framing data dapat menyesatkan.

Penutupan

  • Terima kasih dan permintaan maaf dari kelompok 8 atas kesalahan dalam pemaparan.