Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kali ini saya ingin sharing berkaitan dengan model tahapan pertumbuhan linier yang merupakan teori klasik tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Di sini ada dua teori yang akan dibahas. Pertama, teori Rostov dan model Harod-Domar.
Tahapan pertumbuhan menurut Rostov ini adalah berdasarkan Sejarah perkembangan negara maju, baik di Amerika maupun beberapa negara Eropa, di mana tahapannya yang pertama dimulai dengan masyarakat tradisional, di mana di situ fungsi produksi, ilmu dan teknologi, perilaku masyarakat, seperti zaman masa sebelum Newton. Kemudian berikutnya tahapan kedua adalah masyarakat prasyarat untuk lepas landas, yaitu ada masa transisi. mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar, karena kadang-kadang mungkin barangkali tidak bisa lepas landas di situ, jadi kadang-kadang harus dibantu dengan luar, supaya tumbuh dan terus berkembang, self-sustained growth. Kemudian yang ketiga adalah masyarakat untuk lepas landas, take off.
Di situ ada perbedaan sangat signifikan seperti revolusi politik, inovasi-inovasi. Peningkatan modal dan pertumbuhan pendapatan wilayah sudah melebihi pertumbuhan penduduk. Yang keempat, di sini adalah masyarakat menuju kematangan.
Di situ banyak berbagai teknologi modern. Kemudian yang kelima adalah penekanannya bukan hanya ke produksi lagi, tapi penekanannya ke konsumsi dan kesejahteraan masyarakat. Jadi di situ masyarakat dengan konsumsi yang tinggi.
Bagaimana teori klasik ini ya, relevansinya dengan di Indonesia? Dulu ini di Indonesia ya, dengan arsitek ekonom modul baru ya, seperti Pak Widjo Yonisi Sasro, kemudian Pak Emil Salim, Pak Ali Wardana gitu ya, mereka mengembangkan semacam atau membuat semacam aplikasi teori Rostov di Indonesia. dengan beberapa tahapan yaitu melalui pelita 1, 2, 3, 4, 5 yang merupakan rencana pembangunan jangka panjang pertama kemudian 25 tahun berikutnya adalah rencana pembangunan jangka panjang yang kedua.
Misalnya untuk pelita 1, tujuannya adalah meningkatkan taraf hidup rakyat dan meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan yang menekankan pada bidang pertanian. Di sini arah kebijakannya memberikan bibit unggul kepada petani memperbaiki infrastruktur sektor pertanian. Jadi di sini sasaran yang hendak dicapai merupakan sasaran yaitu pangan, sandang, perbaikan sarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Lebih menetikberatkan pada sektor pertanian dalam pelita 1 ini. Kemudian sasaran dalam pelita 2 di sini adalah Masih pangan, sandang perumahan, sarana dan perasana, menyejahteran rakyat dan memperluas lapangan kerja di sini.
Lapangannya memperluas lapangan kerja. Pertumbuhan ekonomi di situ rata-rata 7% per tahun. Ada perbaikan irigasi, disasarannya itu. Kemudian di industri terjadi kenaikan produksi. Banyak jalan dan jembatan yang direhabilitasi dan dibangun.
Jadi di sini pelita kedua ini sudah memasuki perasalat. masyarakat dalam prasarat lepas landas. Tadinya masyarakat tradisional di perlitaan satu.
Kemudian perlitaan ketiga, di mana di sini sektor pertanian menuju sempada pangan dan meningkatkan industri pengolahan di situ tujuannya. Jadi di sini sasarannya adalah menekankan ada yang dikenal, mulai dikenal adalah trilogi pembangunan. Asas-asas pemerintahan seperti pemerintahan pembagian kerja, kesempatan kerja, memperoleh keadilan.
pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan perumahan, dan lain-lain. Masyarakat ini sedang disediakan untuk lepas landas, walaupun memang belum sepenuhnya. Jadi di sini juga menurut teori Rostov, ya ini mungkin barangkali masih berasarat lepas landas. Kemudian untuk pelita keempat, di sini sasarannya adalah yang dicapai, sasarannya adalah menitikberatkan pada sektor pertanian menuju suasembada pangan. Dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri.
Tahun 1984, sudah memproduksi beras 25,8 ton. Jadi sudah suasana beras sebenarnya pada waktu itu. Dan ini dapat penghargaan dari FAO tahun 1985. Namun ini juga memang sih prasarat lepas landas, karena memang... Rencananya diperkirakan pada rencana pembangunan jangka panjang kedua setelah 25 tahun baru Indonesia akan lepas landas take off. Nah, repelita kelima ini menyiapkan, tujuannya menyiapkan proses tinggal landas untuk memacu pembangunan.
Dimana di situ sasarannya sebenarnya adalah menitikberatkan sektor pertanian dan industri untuk memantapkan suasembah depangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya. serta menghasilkan barang ekspor. Ini merupakan akhir pembangunan jangka panjang pertama selama 25 tahun. Ini juga merupakan prasarat lepas landas kalau kaitannya dengan teori Rostov.
Untuk rencana pembangunan jangka panjang yang kedua, yaitu mulai perintah 4 di sini, diharapkan akan memulai masuki proses tinggal landas Indonesia untuk memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri. Di situ rencana pembangunan jangka panjang kedua Indonesia mengalami atau dilanda krisis ekonomi yang sulit diatasi pada akhir tahun 97. Semula memang berawal dari krisis moneter lalu berlanjut menjadi krisis ekonomi dan akhirnya menjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah. Nah di sini rencananya tinggalan dan kelihatannya memang jatuh ya pertumbuhan ekonomi pada waktu itu sampai minus 13%. Jadi di sini tidak terjadi seperti yang diperkirakan dalam teori Rostov. Memang sebenarnya semua ini tiap negara berbeda-beda tentu saja tergantung kondisi dan lingkungannya.
Tapi paling tidak ya selama lima repelita di Indonesia itu masih mengikuti artinya merupakan mirip dengan teori Rostov ya yaitu sampai prasarat lepas landas. Nah yang kedua gitu ya. Teori klasik itu berkaitan dengan model Harrod-Domar.
Model Harrod-Domar ini sebenarnya model pertumbuhan ekonomi, masyarakat kensian. Ini digunakan dalam ekonomi pembangunan untuk menjelaskan tingkat pertumbuhan ekonomi terkait dengan tingkat tabungan dan modal. Model ini dikembangkan secara terpisah, yaitu oleh Roy F. Harrod dalam tahun 1939 dan FC Doma di tahun 1946. Di sini kalau kita lihat, nanti kita jelaskan bagaimana penurunan matematiknya.
Tingkat pertumbuhan ekonomi ini bisa didekati dari tingkat tabungan dibagi dengan capital output ratio. Jadi dalam hal ini bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi tergantung dari saving ratio-nya. Saving ratio-nya ini makin tinggi, tingkat tabungan makin tinggi, maka tingkat pertumbuhan akan tinggi. Kemudian produksi marginal dari kapital di sini juga mempengaruhi makin tinggi, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kalau kita lihat di sini, ini sebenarnya proses dari misalkan saja negara miskin, negara Indonesia pada waktu itu dan sekarang juga untuk daerah-daerah atau wilayah misalkan Papua.
Kemudian juga Maluku Utara. Mungkin masih bisa relevan kita jelaskan dengan model Harod Domar ini. Jadi pertama di situ kalau mau untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu poinnya adalah harus ada apa? Peningkatan ini, stok kapital. Harus ditingkatkan stok kapital.
Kalau misalkan kapital ini meningkat, tentu saja akan menaikkan output. Kalau output menaikkan, naik, maka income-nya akan naik, income akan naik, akan mendorong tabungan, kemudian tabungan ini akan merupakan sumber daripada investasi, investasi akan menambah stok kapita dan seterusnya. Ini adalah ide dari Harald dan Domar dalam model pertumbuhan ekonominya. Namun di sini sebenarnya nanti kita akan lihat, seringkali tidak diperhatikan bahwa di dalam tingkat pertumbuhan ekonomi Harald Domar sebenarnya nanti dimasukkan Capital depreciation, ada depresiasi kapital.
Kalau ini sih sama tadi ya, berkaitan dengan produksi marginal daripada kapital. Jadi kalau misalkan saja produksi marginal ini kan berbanding terbalik dengan capital output ratio. Jadi kalau capital output ratio, untuk menghasilkan satu output ini, berapa dibutuhkan kapitalnya?
Kalau makin sedikit kapital yang dibutuhkan untuk memproduksi output satu unit, maka ini adalah kan... Ini merupakan atau menunjukkan technological progress, kemajuan teknologi dan juga produktivitas kapitanya. Berarti menaik-naik.
Namun nanti kita akan jelaskan bahwa teori pertumbuhan ekonomi juga bisa turun kalau misalkan depresiasi kapitalnya cukup besar. Karena sekarang yang namanya kapital itu tentu saja makin lama makin terjadi depresiasi. Adanya kapasitas produksi atau aus lah kalau seperti komputer akan tambah lambat.
prosesnya dan seterusnya, termasuk juga mesin juga ya, proses produksinya tidak optimal lagi, maka di sini juga akan tergantung daripada depresiasi kapital. Kemudian nanti juga kadang-kadang kita mendengar istilah incremental capital output ratio, ini sama saja di sini ya, jadi di sini makin kecil, ICOR di sini menunjukkan bahwa tambahan unit, capital atau investment yang dibutuhkan untuk memproduksi tambahan satu unit output. Seperti yang tadi saya cerita. Ini berbanding terbalik dengan produksi marginal daripada kapital.
Bagaimana menurunkan rumusnya? Sebelumnya barangkali seperti tadi disampaikan, bahwa sebenarnya ini adalah model pertumbuhan ekonomi masyarakat Keynesian. Gimana di situ, kalau Keynesian sendiri dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi dari sisi demand yaitu dia menjelaskannya dari belanja pemerintah ini ditingkatkan, akan meningkatkan pendapatan dan juga melalui konsumsi ini akan terjadi multiplier effect.
Sehingga di sini multiplier effect-nya adalah tergantung dari berapa marginal propensity to consume. Makin tinggi kecenderungan marginal untuk mengkonsumsi, itu makin besar multiplier effect-nya. Jadi seperti sekarang ini. Dalam masa pandemi, kalau misalkan saya bisa ditingkatkan, kita tingkatkan spendingnya, effective spending, misalkan saja bagaimana agar produk-produk pertani yang jatuh sekarang ini supaya bisa terjual, bagaimana kita menggalang masyarakat ini untuk membali produk pertanian, supaya terjadi multiplier effect dan juga bisa tumbuh lagi. pertumbuhan kita.
Nah, Harald Dahmer sendiri di sini mau menjelaskan bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi dari sisi kalau ada ditingkatkan investasi. Nah, bagaimana penurunan rumusnya di dalam model Harald Dahmer ini? Jadi, misalkan saja di dalam penjelasan model matematiknya, misalkan Y ini merupakan output, yaitu itu juga sama dengan pendapatan.
Kemudian, misalkan K ini sama dengan stok kapital, jadi K ini stok kapital. Kemudian S adalah total tabungan, kemudian S kecil ini adalah tingkat tabungan, dan I besar di sini adalah investasi. Delta merupakan tingkat depresiasi dari stok kapital.
Nah, model Harder-Demar di sini mempunyai beberapa asumsi. Pertama, asumsi yang pertama adalah output merupakan fungsi daripada stok kapital. Kemudian marginal product dari kapital ini konstan, dy per dx ini. Berapa tambahan output jika kapitalnya nambah 1 unit, ini konstan. Jadi ini fungsi linear di sini.
Makanya ini adalah tahapan pertumbuhan ekonomi linear. Jadi ini konstan. Karena konstan, turunan pertama dari y terhadap k ini, yaitu marginal product, sama dengan rata-rata produksi.
Kapital, jadi dibagi K, ini sama kalau ini sama dengan konstan. Kemudian kapital ini merupakan sangat perlu untuk output. Jadi kalau nggak ada kapital, maka output pun akan 0. Kemudian total saving ini merupakan perkalian daripada tingkat saving, yang es kecil dikali output.
Kemudian saving ini adalah sumber investasi, yaitu Saving jadi sama dengan investasi. Kemudian di sini perubahan, perubahan capital stock ini merupakan investasi. Jadi investasi kan adalah kapital yang baru, fixed capital formation. Jadi ini merupakan tambahan daripada stock capital. Tapi tentu saja ini harus dikurangi, depresiasi ya.
Karena kapital yang ada ini bisa saja aus ya, produktivitasnya bisa. Jadi ini harus dikurangi dengan delta kali kapital itu sendiri. Nah ini asumsi yang dibuat di dalam model Harod-Domar. Kemudian kalau kita misalkan turunkannya, bagaimana menurunkan tiket pertumbuhan output? Tadi produksi marginal dari kapital ini konstan, sama dengan C.
D ini kita uralkan, katakanlah ini merupakan Yt plus 1 dikurangi Yt. Jadi perbedaan output per tahun di sini. Kemudian dibagi DK.
Jadi kalau misalkan saja DK ini sebenarnya, ini kalau kita lihat dari asumsi yang kelima, di sini DLK ini adalah investasi dikurangi delta kali K. Nah ini investasi. Investasi ini kan tadi sama dengan saving, dan saving sama dengan output.
output dikali tingkat saving ya kemudian dikurangi Delta kali apa kaya ini depresiasi ya ini sama saja ini plus k dengan minus k nya untuk membantu saja gitu ya kemudian kalau ini ini hilang ya nilang kemudian kalau kita lihat bagaimana delta KT ini ya ini bisa diuraikan KT ini sama dengan Deka Dibagi DY kali YT. Jadi ini dari asumsi yang kedua ya. Dari asumsi yang kedua berarti kalau misalkan saya ada tadi K ini ya. Jadi kalau ini adalah K.
K ini ya berarti sama dengan apa? DK dibagi DY ya. Kemudian dikali apa?
Y. DK dibagi DY kali Y. Sama DK dibagi DY kali apa?
Y gitu ya. Ini bisa ditunjukkan seperti ini. Kemudian denominatornya ini di.
pindahkan ke sebelah kiri ya dikalikan sama dengan perbedaan output ya setiap tahun ya kemudian kita uraikan ya di sini yt-nya kita keluarkan ya dalam tanda kurung ini kemudian disini katakalah atau misalkan saja S nya di sini kita keluar kekeluarkan jadi ini CS karena disini kalau kalau kita lihat ya kita katakanlah yt-nya dibagi ke sini pindah ke kanan ya berarti di sini ya ini adalah apa pertumbuhan Ekonomi, ini perbedaannya relatif terhadap output sebelumnya. Jadi ini kita pindahkan ke kanan. Jadi di sini kalau kita keluarkan, ini adalah CS, ini C kali S, dikurangi kali C kali delta, DK per DY.
Kemudian kalau kita turunkan terus, bahwa di sini adalah, apa namanya, tadi C ini adalah DY per DK, produksi marginal daripada kapital, C-nya. Kemudian ini adalah C. C ini adalah dy per dk. Ini habis. Sehingga di sini tinggal S kali C.
Ini karena konstan produksi marginalnya. S kali C dikurangi delta. Karena ini sama dengan 1. Berarti kalau begitu ini pertumbuhan ekonomi. Sama dengan tingkat tabungan. Dikali dengan produksi marginal dari kapital.
Dikurangi depresiasi. Kemudian kalau kita lihat ya penurunan secara kalkulus adalah sebagai berikut ya. Misalkan menggunakan notasi titik ya. Jadi kalau ada misalkan di jurnal penulisan Y titik ya.
Ini merupakan turunan variable tersebut ya turunan Y ini terhadap waktu gitu ya. Jadi seolah ini adalah apa namanya pertumbuhan ya. Bukan pertumbuhan, perubahan Y ya tiap waktu gitu.
Jadi seperti. Yt plus 1 dikurangi Yt. Kemudian asumsi nomor 1 dan nomor 3 yang di sini tadi, nomor 1 dan nomor 3 ini adalah berimplikasi bahwa output dan capital ini hubungannya linear. Jadi nanti barangkali bisa dibaca dalam suatu latar belakang di mana ini berimplikasi di situ.
Elastisitas kapital, output, kapital elastisitas output sama dengan 1. Jadi elastisitas kapital ini sama dengan 1. Asumsi ini akan memberikan tingkat pertumbuhan ini sama antara 2 variable. Misalnya di sini, kalau kita lihat di sini, jadi antara kedua variable ini tingkat pertumbuhannya sama, yaitu tingkat pertumbuhan output sama saja dengan tingkat pertumbuhan kapital. Misalkan kata kalah Y merupakan fungsi dari K Ini adalah konstanta Kemudian kalau kita logaritmakan Transformasi logaritma Ini log G Log C ditambah log K Kemudian karena ini adalah konstanta Kalau kita turunkan Terhadap kata kalah waktu Terhadap waktu Ini adalah D log G per DT Ini juga sama Ini karena turunan Dlon ini adalah pertumbuhan, pertumbuhan berarti dy per y, ini juga sama, dk per k.
Jadi disinilah melihat bahwa pertumbuhan keduanya ini, kedua variable ini yaitu pertumbuhan output sama dengan pertumbuhan apa. kapital. Jadi ini juga bisa ditunjukkan dari asumsi 4 dan 5, yang tadi ini asumsi 4 dan 5, tadi dijelaskan juga bahwa kita juga dapat menurunkan tingkat pertumbuhan kapital adalah sama dengan investasi dibagi dengan K dikurangi depresiasi. Jadi intinya dengan cara ini juga akan sama bahwa pertumbuhan output ini akan sama dengan apa. tingkat tabungan dikali dengan produksi marginal dari kapital.
Jadi kalau dikali produksi marginal dari kapital, dikurangi depresiasi daripada kapital. Jadi perlu dibedakan, kadang-kadang suka confused juga ya di sini. Ini adalah produksi marginal kapital, kemudian kalau misalkan saja dalam rumus dibagi, ini adalah capital output ratio.
makin rendah kalau di sini adalah makin tinggi produksi marginal dari kapital itu sendiri. Jadi ini berbanding terbalik dengan marginal efficiency of capital. Jadi di sini kalau sekali lagi bahwa dalam model Harod-Domar, di sini tingkat tabungan, tingkat tabungan di sini.
Kalau dikali dengan marginal product dari kapital, kemudian dikurangi, ya, depresiasi, ini sama dengan tingkat pertumbuhan output, ya, sama saja dari sini, oke. Baik, nah, namun ini juga namanya juga model klasik, ya, tentu saja banyak kritikan terhadap model ini, ya, yaitu terhadap asumsinya, ya, di mana model ini mengasumsikan bahwa tingkat tabungan ini konstan, ya, yang tentu saja ini nggak benar, ya, karena tingkat tabungan di sini biasanya makin tinggi pendapatan, biasanya tingkat tabungan makin besar misalkan, ini tergantung dari pendapatannya. Itu juga asumsi daripada marginal return to capital, di situ dianggap konstan, padahal kita tahu bahwa biasanya kapital itu terjadi depresiasi, biasanya makin ini ada semakin semakin berkurang, produksi marginal dari kapital itu biasanya semakin berkurang.
Jadi dan ini sebenarnya Dommar sendiri gitu ya menyatakan bahwa ini sebenarnya asumsi yang gak realistis gitu ya. Jadi sekali lagi kalau kita lihat yang tadi ya kalau kita lihat kalau kita lihat ini kritikan dari model harap demand disini ini sebenarnya gak konstan jadi seharusnya semakin berkurang ya karena ada depresiasi disitu ya karena depresiasi. Namun gitu ya, meskipun kata Kala di sini ada kelemahannya di mana asumsinya konsen dalam produksi marginal dari kapital, tapi di sini gitu ya, kegunaan daripada model Harodomar di sini, jadi di sini berguna di dalam menjelaskan ya bagaimana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang kurang berkembang gitu ya, di mana di situ biasanya labor itu sangat banyak gitu ya, tapi... kapital ini enggak gitu ya, sehingga akan apa namanya, perkembangan ekonominya juga akan semakin menurun kalau kapitalnya tidak ada atau hanya sedikit.
Jadi di sini negara-negara yang kurang berkembang ya, tidak akan income-nya gitu ya, karena income-nya ini rendah ya, tidak memungkinkan untuk menabung, jadi tabungannya, tingkat tabungannya tidak cukup. sehingga nanti akumulasi daripada stok kapitalnya melalui investasinya rendah. Jadi model ini berimplikasi bahwa pertumbuhan ekonomi ini tergantung dari kebijakan bagaimana meningkatkan investasi, yaitu melalui peningkatan saving, peningkatan tabungan, dan menggunakan investasi itu lebih efisien lagi melalui kemajuan teknologi.
Jadi intinya model ini menyimpulkan bahwa perekonomian itu tidak dengan dengan sendirinya akan ke full employment seperti yang dinyatakan dalam model klasik oleh Adam Smith. Tidak langsung otomatis ke full employment. Jadi kalau negara-negara berkembang, kalau katakanlah didiamkan saja, tidak dibantu, tentu saja akan terus-menerus seperti dulu. Harinya kalau tidak ada peningkatan dari kapital yang merupakan. syarat perlu dari output.
Dan stok kapital itu ditingkatkan melalui investasi dan investasi ini ditingkatkan dari tabungan. Jadi seperti itu. Jadi kalau kita lihat bagaimana dampak atau manfaat kegunaan dari model hard demand di sini dalam kaitannya pembangunan di berbagai daerah karena di Indonesia ini belum merata. Jadi bagaimana kapital ini misalkan saja kebutuhan pembangunan listrik di daerah tertinggal itu cukup banyak ada kaitannya kenapa daerah ini tertinggal karena memang infrastruktur listrik ini belum ada. Jadi di sini kalau kita lihat misalkan di Papua jumlah kepala keluarga tanpa listrik ini sebanyak 407 ribu kepala keluarga.
Jadi di daerah-daerah tertinggal ini memang karena kapitalnya sangat rendah, infrastrukturnya kurang memadai. Bahkan di daerah sekabumi kita pernah kesana dengan beberapa mahasiswa. Bagaimana harus membangun jalan ini. Itu dari Sikap Bumi di daerah Citan Tayan di sini, karena memang ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, bahkan masyarakat berkorban tanahnya ini diserahkan untuk publik.
Jadi di sini dana untuk membuat jalan dari desa, tapi tanahnya ini sebenarnya tanah dari masyarakat, karena memang sangat diperlukan untuk membangun akses jalan ini, infrastruktur jalan. Jadi kalau kita lihat di sini, pentingnya terutama... Kalau di sana dijelaskan ini adalah sangat penting bagi negara yang kurang berkembang, dalam konteks Indonesia ini relevansinya adalah sangat penting membangun infrastruktur yang meningkatkan stok modal tadi, yaitu di daerah-daerah yang tertinggal, seperti Papua, Maluku.
Makanya tidak aneh pemerintah sekarang itu Bagaimana meningkatkan investasi membangun infrastruktur di Papua. Makanya ada semacam jalan tol atau trans Papua di situ. Nah inilah relevansi daripada model Harodomar di dalam kaitannya dengan daerah-daerah tertinggal di Indonesia.
Begitu juga kalau kaitannya dengan dalam kondisi sekarang pandemi kita membutuhkan teknologi informasi dan komunikasi. Bagaimana menerapkan itu kalau misalkan saja banyak desa yang belum memiliki akses internet di sini. Kemudian, jadi sekali lagi di sini, kalau misalkan infrastrukturnya kurang, kemudian relevansinya dengan kondisi sekarang itu kaitannya dengan teknologi informasi dan komunikasi, bagaimana desa mengambil berkah dari pandemi ini, menjual produksinya, kalau tidak ada internet.
Sehingga tidak... bisa melakukan seperti e-commerce gitu ya, seperti itu gitu ya. Jadi di sini bagi desa yang sudah siap gitu ya, ada internet gitu, sebenarnya pandemi ini berkah ya. Kenapa? Karena sekarang ini banyak perusahaan ya, inputnya itu pasokannya dari domestik, bukan dari luar gitu ya.
Sehingga banyak beberapa desa yang sudah siap dengan teknologi informasi dan komunikasinya, ini dapat berkah dari pandemi ini. Tapi bagi daerah atau desa yang ya, Belum siap dengan akses internet ini, biasanya produk-produknya pun tidak bisa terjual atau sedikit, bahkan akhirnya murah karena pasokannya terlalu besar di situ. Kemudian juga kalau kita lihat relevansinya, bagaimana dengan pemerintah sekarang, di mana di aka, jadi untuk mengarahkan daerah-daerah ini, membelanjakan ke infrastruktur. Sekarang diakab dulu sebelum 2014 itu hanya sekitar 30 triliun dibagi ke seluruh 543 kabupaten kota dan provinsi. Nah sekarang mulai 2015 ini untuk diakab untuk kapital infrastruktur itu cukup besar bahkan di tahun 2016 melalui DAK berbasis proposal itu hampir Rp90 triliun.
Sekarang ini mulai cukup besar, Rp60 triliun. Kenapa ini besar? Karena memang ini di awal waktu berbasis proposal.
Belum siap untuk berbasis proposal itu. Sekarang sudah mulai baik dengan membangun ikrisna planning dalam mengusulkan DAK ini melalui atau mengupload usulannya melalui internet. Begitu juga sekarang pemerintah. mengarahkan ya APBD ya semua di daerah ini harus melakukan semacam mandatory spending di dalam APBD.
Ada mandatory spending ini diantaranya APBD ini belanjanya harus minimal 20% untuk pendidikan, 5% untuk kesehatan. Bahkan untuk DTU, dana transfer umum seperti DAU dan DPH, itu minimal 25% harus seperti ini. Jadi di sini bagaimana seolah mengaplikasikan, ada relevansinya dengan model Harod-Gomart di sini. Bagaimana supaya mengarahkan pemerintah daerah ini membangun infrastruktur di daerahnya.
Kemudian juga selain itu, kalau kita lihat di dalam peraturan Presiden 38215, ini apa yang dimaksud infrastruktur ini, misalkan saja contohnya fasilitas teknis, fisik, sistem perangkat keras dan lunak, ini semuanya untuk pelayanan dan mendukung. Menghubungi jaringan struktur agar pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat dapat berjalan dengan baik. Kemudian infrastruktur juga kadang-kadang diklasifikasikan. Ada yang namanya infrastruktur ekonomi, transportasi, utilitas, komunikasi.
Ada juga yang disebut infrastruktur sosial seperti pendidikan, keamanan, budaya, dan administrasi. Nah inilah ya kalau kita lihat ya mulai 2014 ini benar-benar gencar-gencarnya dibangun berbagai infrastruktur ya. terutama daerah-daerah tertinggal, Papua, Maluku Utara, atau Maluku Nusa Tenggara, ini mulai ditingkatkan pembangunan infrastrukturnya.
Bahkan di Jawa pun beberapa akses jalan tol pun sudah mulai dibangun di beberapa tempat. Jadi barangkali untuk mahasiswa yang sedang ambil teori dan kebijakan pembangunan perdesaan, coba Anda menjawab. pertanyaan ini, yaitu pekerjaan rumahnya, apakah dalam RPJMN selama dua periode pemerintah sekarang, coba ada relevansinya enggak dengan teori Rostov? Coba menilai ya. Karena kemarin tadi sudah dibahas bahwa ada beberapa yang melihat tahapannya yang mirip dengan teori Rostov.
Tapi memang belum kelihatan lepas landas waktu di dalam pemerintahan order baru. Nah, coba dilihat ya, apakah memang sudah mempunyai ciri-ciri seperti masyarakat yang sudah tinggal landas gitu ya, seperti itu. Nah, coba itu adalah pilihan yang pertama.
Kemudian yang kedua adalah bagaimana ya, apakah kebijakan pemerintah sekarang ini ada relevansinya dengan model hard doma ya, kemudian jelaskannya. Saya kira mungkin itu saja ya, mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.