Organisasi Massa dan Toleransi di Solo

Oct 10, 2024

Catatan Kuliah: Organisasi Massa dan Toleransi Beragama di Solo

Organisasi Massa di Solo

  • 25 organisasi massa yang terlibat:
    • Pusat Studi Pengamalan Pancasila (PSPP)
    • Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)
    • PMII
    • GMNI
    • HMI
    • Banser Solo
    • PCNU
    • Gus Durian Solo
    • Dan lain-lain

Tanggapan Wali Kota

  • Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudiatmo, dan Wakil Wali Kota Ahmad Purnomo menerima dukungan dari organisasi-organisasi tersebut.
  • Keprihatinan terhadap kondisi Solo yang dulunya kondusif, terutama menjelang tahun politik.
  • Organisasi massa menyatakan dukungan kepada pemerintah kota Surakarta untuk menghadapi situasi ini.

Sikap Terhadap Tindakan Intoleran

  • Ke-25 organisasi menyatakan sikap:
    • Mengecam tindakan intoleran dalam segala bentuk di kota Solo.
    • Contoh kasus:
      • Demo terkait salibisasi paving jalan di depan balai kota.
      • Protes tentang pemasangan dan penyelenggaraan lampion Imlek.

Aliansi 25

  • Aliansi 25 terbentuk untuk mendukung pemerintah daerah dalam mewujudkan BINIKA Tunggal Ika.
  • Sebelumnya, elemen umat Islam di Solo, termasuk Dewan Syariah dan Laskar Umat Islam, melayangkan protes terhadap pemasangan lampion.

Protes dari Elemen Umat Islam

  • Umat Islam meminta pemerintah kota Solo untuk menertibkan:
    • Pemasangan lampion yang dianggap berlebihan.
    • Dikhawatirkan menyebabkan kemacetan dan mengganggu waktu sholat.
  • Umat Islam berargumen bahwa perayaan tahun baru tidak perlu berlangsung begitu lama.

Dampak Ekonomi

  • Di sekitar pusat keramaian lampion di Pasar Gede:
    • Tidak ada masalah dengan keberadaan lampion menurut warga setempat.
    • Pemasangan lampion mendatangkan keuntungan ekonomis bagi pedagang.

Sejarah Toleransi di Indonesia

  • Indonesia dikenal sebagai negeri dengan toleransi tinggi.
  • Umat beragama hidup berdampingan sejak ratusan tahun.

Penolakan terhadap Perayaan Imlek

  • Beberapa kelompok umat Islam menolak perayaan Imlek.
  • Gus Dur berpendapat bahwa perayaan Imlek lebih pada tradisi dan budaya daripada ritual agama.
  • Menyusul seruan dari Forum Muslim Bogor untuk tidak memfasilitasi perayaan Imlek.

Respon Menteri Agama

  • Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta semua pihak saling menghargai.
  • Toleransi harus diutamakan dalam kehidupan.
  • Penghormatan terhadap kepercayaan orang lain adalah bagian dari pengamalan ajaran agama.

Untuk video lengkap, silakan klik link yang disediakan.