Transcript for:
Organisasi Massa dan Toleransi di Solo

25 organisasi massa di Solo antara lain pusat studi pengamalan Pancasila atau PSPP Masyarakat Anti Fitnah Indonesia atau MAFINDO, PMII, GMNI, HMI, Banser Solo, PCNU, Gus Durian Solo, dan lain-lain diterima. wali kota Solo, F.X. Hadi Rudiatmo, dan wakil wali kota Ahmad Purnomo. Ini hubungan?

Ya, tentunya ini kan keprihatinan beliau-beliau juga, dengan adanya kondisi Solo yang dulu kondusif. Dengan adanya tahun politik terus berubah seperti begini dan sebagainya, sepertinya kan Prof. Bermanu dan teman-teman memberikan dukungan kepada pemerintah kota Surakarta ini tidak keliru, itu tepat. Ke-25 organisasi ini dengan tegas menyatakan sikap mengecam tindakan intoleran dalam segala bentuk yang terjadi akhir-akhir ini di kota Solo. Mulai dari demo soal salibisasi paving jalan di depan balai kota dan yang terbaru adalah soal paving. pemasangan dan penyelaan Lampion Imlek.

Nah karena itu, Aliansi 25 Aliansi ini bergabung untuk mendukung pemerintah daerah agar mewujudkan BINIKA Tunggal Ika untuk seluruh masyarakat Surakarta. Sebelumnya elemen umat islam di kota Solo mulai dari Dewan Syariah kota Solo juga Laskar Umat Islam Surakarta melayangkan protes terhadap pemasangan lapion sebagai salah satu ciri khas perayaan Imlek di sekitar pasar Gede Surakarta yang dinilai terlalu berlebihan. Perwakilan Umat Islam ini meminta agar pemerintah kota Solo menertibkannya karena menurut mereka pemasangan lampion yang menyala selama 30 hari ke depan berlebihan. Terlebih lagi, bahasanya terjadi kemacetan di mana-mana karena ada rekayasa lalu lintas. Tentunya itu dapat mengganggu...

...dibanggu ruang publik lantaran masyarakat harus memutar jauh. Termasuk keprihatinan di waktu azan maghrib dan isya......di mana banyak remaja-remaji di sana padahal sudah waktunya sholat. Kalau ini peringatan tahun baru sebagai menantang baru hijriyah......tahun baru masehi, tahun baru shaka, itu cukup satu sampai tiga hari. Nah kita keberatan nanti dari sisi budaya......solo ini lambat laun akan terkikis dan tahun baru jin. Di China lebih mendominasi.

Sementara bagi warga di sekitar pusat keramaian lampion Imlek, Pasar Gede Solo tidak pernah mempersalahkan keberadaan lampu-lampion ini. Bahkan sedikit banyak mendatangkan ekonomi berputar di seputaran Pasar Gede, mulai dari tukang parkir hingga pedagang kaki lima. Yang beli dan yang jual. Datang-bedakan, ini nasihat, ini. Danya itu.

Keberadaan umat Islam melalui Louis dan DSKS ini sebenarnya sudah... terjadi sekitar setahun yang lalu dan tahun ini adalah protes kedua kalinya yang mereka lakukan kepada Pemkot Solo. Sementara, panitia bersama Imlek Solo mengklaim dengan adanya wisata lampion ini, kota Solo menjadi destinasi wisata kelima wisata Imlek di Indonesia dan mendatangkan wisatawan dari berbagai wilayah di Indonesia.

Kartiga Bagus, Solo, Jawa Tengah. Indonesia dikenal sebagai negeri yang memiliki toleransi tinggi. Sejak ratusan tahun lalu, umat beragama hidup berdampingan dan tetap saling menghargai.

Namun seiring perayaan Imlek yang merupakan tradisi budaya Cina menghadapi penolakan dari organisasi masyarakat. Kemeriahan Imlek dan Capgomen di Indonesia sejatinya tak lepas dari jasa Kiai Haji Abdurrahman Wahid tak kalah menjadi presiden. Dikutip CNN Indonesia.com, menurut Gus Dur, perayaan Imlek itu lebih mendekati proses tradisi dan budaya daripada ritual agama. Perayaan Imlek merupakan warisan budaya yang syarat nilai dan spirit keagamaan. Namun, menjelang perayaan Imlek dan Cap Gomeh tahun 2019 ini, masyarakat Bogor dikejutkan dengan seruan dari kelompok umat Islam yang menamakan Forum Muslim Bogor.

Mereka menyuruhkan kepada pemerintah kota dan kabupaten untuk tidak memfasilitasi perayaan Imlek dan tidak mengerahkan aparatur sipil negara untuk hadir dan mendukung perayaan tersebut. Di kutipdetik.com, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menanggapi seruan tersebut dengan meminta semua pihak saling menghargai antara umat beragama. Menteri Agama berharap umat beragama menghormati dan menghargai.

menghargai hal tersebut. Toleransi harus dikedepankan dalam kehidupan. Menurut Lukman, bentuk penghargaan dan penghormatan bukanlah pembenaran, tapi justru pengamalan ajaran-ajaran agama.

Karena kita dituntut menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain yang berbeda dengan kita. Untuk menyaksikan video lengkapnya, klik link di bawah ini.