Selamat pagi adik-adik semua, mahasiswaku, mahasiswa farmasi khususnya. Mahasiswa Farmasi Udayana, pagi ini Bapak saya, Prof. Apotekar Dr. Hernad I. Madiagus Gelgel Wirasuta, dosen Farmasi Udayana, ingin menyampaikan materi kuliah pemisahan dengan kromatografi bagian dari Materi kuliah metodologi pemisahan Adik-adik semua, mahasiswa, salam sehat semua Dimanapun adik-adik berada Pada batas bahasan kali ini Bapak ingin memberikan penjelasan tentang teori dasar dari kromatografi Pertama kali, kromatografi ditemukan oleh ilmuwan Rusia Yaitu Ilmuwan ini adalah seorang botanis yang sangat tertarik mengisolasi berbagai macam warna pigment dari tanaman. Beliau memisahkan warna-warna pigment tanaman menggunakan kolom kromatografi di mana pas sediamnya adalah kalsium karbonat. Beliau sangat kurius ingin tahu.
Warna-warna dari tanaman itu, menurut beliau, memiliki hipotesa bahwa tidak terdiri dari satu komponen senyawa warna, melainkan berbagai macam komponen. Sehingga, berdasarkan metode yang beliau dapatkan, muncul kata kromatografi, yang artinya kroma, artinya kolor, Gravian yang artinya to write, artinya kromatografi pada dasarnya, pada awalnya menceritakan bagaimana komponen atau menggambarkan bagaimana penyusun komponen warna itu sendiri. Apa yang dikerjakan oleh ilmuwan Rusia saat itu?
Beliau menggunakan pas mobil, kemudian kolom, di mana di dalam kolom terdiri kalsium karbonat, kemudian dipisahkan, proses pemisahannya digambarkan, dari sini beliau mendapatkan berbagai macam komponen warna dari penyusun bunga-bunga itu sendiri. Sehingga beliau berhasil menggambarkan bahwa suatu bunga terdiri dari bermacam penyusun warna. Pelarut yang beliau gunakan adalah alkohol dengan berbagai macam variasi.
Saat itu, santofil, kemudian berbagai macam antosianin, klorofil, dia berhasil berpisahkan. Ternyata, apa yang menjadi hipotesa beliau saat itu bahwa warna itu yang muncul terdiri dari berbagai macam senyawa kimia penyusun warna, sehingga terlihat terakhirnya hanya satu warna. Beliau berhasil menggambarkan bagaimana susunan warna-warna itu yang menyusun. Nah bagaimana prinsip pemisahannya? Mari kita lihat.
Pemisahan campuran berdasarkan perbedaan afinitas dari dua fase. Seperti yang beliau gambarkan, pertama kali gambarkan bahwa ada fase gerak, yaitu mobile face, ada fase diam. Pemisahan antara fase diam dan fase gerak diakibatkan oleh perbedaan afinitas atau perbedaan daya tarik antara senyawa yang tersusun di dalam kedua fase.
Kita bisa gambarkan, fase gerak akan bergerak melewati fase diam dengan perbedaan senyawa-senyawa penyusunnya dari senyawa warna tersebut. sehingga menggambarkanlah perbedaan warna komponen penyusun dari suatu senyawa atau pigment warna dari suatu bunga. Nah, teori dasar ini dimanfaatkan sekarang ini untuk memisahkan senyawa kimia, baik dia campuran senyawa kimia dari materi biologi, dari tanaman, dari darah, dan sebagainya.
Komponen senyawa kimia ini tersusun dari berbagai macam, diusahakan, dipisahkan berdasarkan perbedaan afinitas dari suatu senyawa pada dua fase gerak itu sendiri. Baik adik-adik, apa sih sebenarnya definisi dari kromatografi tersebut? Dari berbagai buku yang kita pelajari, pada prinsipnya metode pemisahan atau kromatografi tujuannya adalah memisahkan komponen terdistribusi antara dua fase.
Fase diam dan fase gerak. Fase gerak adalah bergerak melewati dari pasediam tersebut. Sedangkan pasediam tidak ada gerakan. Lalu, kalau kita bandingkan prinsip dasar kromatografi dengan teknik pemisahan krom lainnya, seperti misalnya ekstraksi cair-cair, di mana kita menggunakan tabung pisah, Atau ekstraksi cair-cair kontinu dengan menggunakan ekstraksi kontainer keraik aparatus atau alat keraik yaitu ekstraksi cair-cair berkesinambungan.
Pada dasarnya prinsip ini hampir sama di mana terjadi koefisien distribusi antara dua fase. Fase yang tidak tersatukan di antara kedua cairan tersebut. Dasarnya komponen pemisahan dua senyawa ini atau senyawa ini pada kedua fase tersebut didasarkan pada afinitas atau kelarutan antara senyama tersebut di antara dua fase. Fenomena psikokimia yang terjadi dalam proses pemisahan yaitu sebenarnya banyak sekali. Fenomena yang terjadi kita sederhanakan saja bahwa fenomena tersebut terdiri dari dua proses.
Proses pertama adalah kestimbangan, kedua adalah proses laju. Pada proses pemisahan ini terjadi suatu keseimbangan antar distribusi antara dua senyawa di antara dua fase. Tadi fase diam dan fase geraknya. Karena ada proses laju sehingga dia akan mengalir berdasar ke dalam fase diam tersebut sehingga selama proses kontak antara fase diam dan fase gerak terjadi proses kesetimbangan. Perbedaan afinitas atau kesedaya ikat mengakibatkan laju kesetimbangan yang berbeda-beda.
Sehingga mengakibatkan proses perbedaan tertambatnya suatu senyawa pada dua fase tersebut. Afinitas ini yang mengakibatkan terjadinya pemisahan senyawa-senyawa yang terdapat di dalam campuran antara fase diaku dan fase gerak itu sendiri. Fenomena fisikokimia dalam pemisahan kestimbangan itu dapat terjadi, misalnya kestimbangan senyawa antara fase gas dan fase cair.
Misalnya, pada proses non-kromatografi kita sudah pelajari yaitu destilasi atau foam fractionation. Pada proses kromatografi sering disebut dengan kromatografi gas cair. Fenomena kestimbangan tersebut bisa terjadi dalam fase padat gas.
Fase gas padat pada proses non-kromatografi sering disebut dengan sublimasi atau absorpsi. Pada kromatografi sering disebut dengan fase gas padat atau eksklusi melekul. Kestimbangan antara fase cair-cair, di mana pada proses non-kromatografi, Pemisahan non-kromatografi, kita kenal dengan ekstraksi cair-cair.
Pada proses kromatografi dapat berupa kolom cair-cair, eksklusif molekul, atau kromatografi kinerja tinggi atau HPTLC. Pemisahan cair padat, fenomena pemisahan kristimbangan ini. Kita bisa lihat pada non-kromatografi seperti prinsip prinsipitasi atau pengendapan atau fraksinasi kristalisasi yang kita sudah pelajari sebelumnya.
Proses kromatografi meliputi kromatografi absorpsi, kromatografi pertukaran ion, dan kromatografi oksklosi molekular. Fenomena lainnya yaitu pemisahan seperti proses laju didasarkan pada perbedaan kinetika dari komponen antara dalam campuran yang meliputi laju difusi melalui permeabilitas barier, yaitu difusi senyawa aktif di antara dua fase tersebut. Berikutnya adalah laju kecepatan migrasi dalam berbagai media.
di dalam kedua fase tersebut yang dipengaruhi oleh gravitasi listrik dan suhu proses laju Ritz berikutnya adalah proses pembentukan misela atau chemical process disini sering dimanfaatkan dalam proses ikatan atau pasangan ion misalnya dalam penisahan dari kromatok grafik Berdasarkan data fenomena tadi, ilmuwan mengklasifikasi metode kromatografi bisa dikelompokkan berdasarkan kromatografi cair, kromatografi gas. Kromatografi cair bisa dikelompokkan menjadi kromatografi cair-cair, kromatografi cair padat, kromatografi penukar ion, atau kromatografi eksklusi melekur. Sedangkan kromatografi cair-cair bisa meliputi bonded phase kolom kromatografi.
Sedangkan kromatografi penukar ion bisa meliputi kromatografi pasangan ion. Sedangkan kromatografi gas bisa berupa gas cair atau gas padat. Gas cair, gas padat di sini ditentukan oleh perbedaan fase dari komponen fase diam ataupun fase geraknya.
Kromatografi ini juga dapat dipisahkan berdasarkan penyangga dari fase diamnya. Apabila fase diam diletakkan dalam penyangga plat datar, sering disebut dengan kromatografi datar atau planar kromatografi. yang dikenal dengan kromatografi kertas atau kromatografi lapis tipis, twin layer kromatografi.
Sedangkan kromatografi kolom, kita kenal dengan kromatografi gas atau kromatografi kolom cair, yang sering disebut dengan HPLC atau kromatografi kolom. Fenomena berikutnya yang kita harus pahami sebelum kita mengelola. Memahami lebih jelas metodologi pemisahan itu sendiri adalah perbedaan antara adsopsi dengan absopsi.
Adsopsi adalah distribusi terjadi di permukaan, di mana partikel tertempel pada permukaan pasdak tersebut. Perbedaannya dengan absopsi, Dimana distribusi terjadi seluruh medium. Misalnya ketika di semua fase akan terjadi absorpsi.
Penyerapan secara menyeluruh. Nah fenomena lainnya adalah partisi dan distribusi. Term dari ini sama dimana keduanya bisa digunakan.
Kedua fenomena ini. Umumnya berhubungan dengan keseimbangan antara dua fase, koefisien distribusi atau koefisien partisi. Kedua ini hampir mirip, di mana terjadi keseimbangan distribusi di antara senyawa di antara dua fase.
Yang berikutnya adalah eksklusi. Pemisahan berdasarkan pada ukuran atau bentuk dari suatu senyawa. Melekul yang tereksklusi pada pasidiam akan terpisahkan dengan yang lain, seperti pada saringan atau filtrasi, di mana melekul akan masuk kepada pori-pori dari suatu partikel padat, dia akan tereksklusi, sehingga melekul bisa terpisahkan dari yang tidak tereksklusi.
Nah, fenomena berikutnya adalah pertukaran ion. Proses ini melibatkan reaksi pasangan ion, anion, dan kation dalam dua fase sering ini dipakai dalam melibatkan pemisahan molekul dimana melibatkan perbedaan dari ion misalnya permeabilitas pemisahan dari protein atau asam amino ini sering menggunakan pasangan ion pada kromatografi kolom juga dimana fase diamnya ditempelkan ion Sehingga nanti senyawa aktif diionkan dalam bentuk pelarut penyangga atau dafar. Sehingga dia akan membentuk pasangan ion yang tidak terbentuk. Membentuk pasangan ion dia akan dengan mudah dielusi dari fase diamnya. Kita masuk pada parameter koepisien partisi.
Tadi sudah digamarkan, koepisien partisi adalah koepisien perbedaan distribusi senyawa aktif pada dua cairan yang tidak tercampurkan. Persamaannya dapat dilihat bahwa perbedaan konsentrasi senyawa di fase 1 dan konsentrasi senyawa di fase 2. Perbedaan ini akan menggambarkan koefisien partisinya, sedangkan berikutnya adalah kromatografi adsopsi. Didasarkan atas das daya adsopsi subaktif pada 2 fase yang berbeda.
Pada pemisahan ini, Terjadi proses adsopsi dan desopsi. Tadi kita sudah bahas adsopsi penempelan pada permukaan, desopsi pelepasan sataktif dari permukaan tersebut. Pada proses kromatografi adsopsi, kemampuan sataktif tertempel dan terlepas pada permukaan fase diam menentukan koefisien afinitas dari pemisahan tersebut. Pada kromatografi ion atau kromatografi pertukaran ion, pemisahan melalui pertukaran ion yang akan mengingkat suatu senyawa ion dengan muatan yang sama ke dalam larutan, sedangkan muatan ion yang lain yang tidak terikat, tidak terhalangi alam artian lewat. Nah, di sini akan terjadi pertukaran ion, di mana ion terikat dengan muatan yang, fase diam dengan muatan negatif, akan mengikat ion yang bermuatan positif.
Datang senyawa ion yang lainnya yang memiliki kemuatan positif dan kemampuan ikatannya lebih kuat, atau daya dorongnya lebih luat, akan mengusir senyawa yang sudah menempel sebelumnya. Nah, senyawa yang tidak terikat pada ion ini akan Terilusi bersama fase gerak. Nah, gimana persamaannya?
Jadi faktor kunci pada setiap bentuk kromatografi adalah koefisien distribusi atau partisi senyawa antara dua fase. Tadi sudah digambarkan koefisien partisi adalah jumlah senyawa persatuan fase diam dibagi dengan jumlah senyawa persatuan fase gerak. K. Dipengaruhi oleh suhu, sifat fisikokimia, seperti kepolaran, kelarutan, dan titik kuap dari senyawa aktif tersebut.
Kondisi untuk mendapatkan pemisan yang optimum diharapkan hargakah mendekati 1. Artinya, terjadi kesetimbangan antara 2 fase dan persamaan jumlah pas saat aktif yang terikat di antara 2 fase tersebut. Rasionya hampir sama. Pemisahan juga dapat digambarkan sebagai derajat daya pisah atau komponen daya pisah yang sering digambarkan dengan resolusi.
Nanti lebih jauh kita bahas di belakang. Untuk menggambarkan efisiensi pemisahan pada suatu kromatografi dapat dinyatakan sebagai plat teoritis yang bisa dihubungkan antara panjang plat, atau panjang kolom dari suatu kromatografi dan tinggi platioritis yang sering disebut dengan high equivalent of one theoretical plat. H ini bisa digambarkan menggunakan persamaan PAMDINTER yaitu N berbanding lurus dengan panjang kolom berbanding terbalik dengan tinggi platioritisnya. Semakin panjang suatu kolom, semakin jumlah platnya akan semakin banyak. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah tinggi plat teoritisnya atau tipis plat teoritisnya, sehingga dia akan mampu meningkatkan plat efisiensi dari suatu pemisah.
Persamaan lain dari kolom efisiensi dapat dikatakan bahwa kolom efisiensi adalah suatu gambaran jumlah plat teoritis, atau secara original teori lat kromatografi atau teori plat. Di sini juga dapat digambarkan sebagai efek variable yang berpengaruh pada laju migrasi dari suatu senyawa. Bagaimanapun juga, plot teoritis tidak mudah untuk digambarkan terhadap beberapa faktor yang bertanggung jawab atau mengakibatkan pelebaran dari pita tersebut.
Sehingga, plot teoritis secara dapat kita gunakan sebagai suplemen pendukung dari teori pemisahan atau teori laju itu sendiri. Platioritis terdiri dari jumlah plat, yaitu komponen kandungan dari platioritis itu sendiri, yang diasumsikan selama terjadi beseimbangan antara dua fases selama proses pemisahan itu terjadi. Efisiensi pemisahan dari suatu kolom kromatografi akan meningkat dengan meningkatnya jumlah platioritis.
Platioritis dapat digambarkan secara teoritis. Jumlah plat 16 dibagi tinggi dibagi lebar dari suatu kolom. Nah bagaimana kita bisa mengukur lebih jauh atau pengaruh-pengaruh laju terhadap platioritis itu sendiri.
Dimana digambarkan dalam persamaan disini bahwa Dimter menggambarkan bahwa persamaan platioritis dipengaruhi oleh A yaitu term depusi id, B plom depusi molekular, kemudian C kestimbangan antar molekular di dalam suatu proses. Kemudian yang terakhir adalah kecepatan arus linear dari fase gerak itu sendiri. Persamaan ini dapat diterapkan pada kromatografi kolom cair ataupun pada kromatografi gas.
Khususnya pada kromatografi gas, ditambahkan term gas, konsentrasi dari gas itu sendiri. Nah bagaimana pengaruh laju terhadap theoretical class? Sudah banyak diteliti bahwa faktor A, yaitu term di pusi ini, itu tidak dipengaruhi oleh laju. Sedangkan term. dari liquid atau mobile phase itu dipengaruhi oleh laju.
Dia akan meningkat berdasarkan laju, semakin cepat akan terjadi peningkatan. Ketika semua teori ini digabungkan sehingga kita mendapatkan yang kita amati bahwa laju aliran fase gerak ke dalam melewati fase diam juga akan berpengaruh pada theoretical plot itu sendiri. Sehingga ada titik optimum di mana titik laju yang mendapatkan tinggi plot yang terendah.
Pada titik inilah didapatkan proses pemisahan yang paling optimum. Titik ini bisa diperoleh dengan menggunakan percobaan atau asumsi lebih awal kemudian dilakukan pengukuran. Sehingga kita mendapatkan laju optimum dalam melakukan pemisahan.
Berikutnya dasar molekular dalam pemisahan bisa terjadi interaksi molekular gaya depresi, gaya non-despresi, atau teori parameter kelarutan atau interaksi dari kukus fungsi. Nah, kita ingin masuk lebih jauh, khusus pada kromatografi gas. Adik-adik bisa lihat, gambar di depan adalah kromatografi gas, di mana terjadi dalam ini adalah kromatografi sistem, ini komputer, kemudian monitor.
Komputer adalah data sistem. Kalau digambarkan secara teoritis, ada gas, masuk, kemudian ada. Open, di dalam open ada kolom, di dalam kolom ini terjadi pemisahan, kemudian ada injektor sampel, kemudian akan melewati kolom, mengalir bersama pas geraknya berupa gas, kemudian keluar ditangkap oleh detektor, detektor sinyal akan ditangkap oleh data system.
Bagaimana? Kromatografi gas is widely used technically for the sparing of the gas and volatile sub which are difficult to sparing. Maksudnya di sini adalah kromatografi gas umumnya digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang mudah menguap atau dalam bentuk gas dalam pemisahannya. Hampir mirip dengan kromatografi kolom, cuman bedanya di sini, senyawa yang dipisahkan berupa gas. Oleh sebab itu tadi, kolom ditempatkan di dalam open untuk menjaga analit berupa tetap berada dalam bentuk gas.
Gas sebagai fase gerak akan melewati kolom bersama analit. Sehingga terjadi proses pemisahan tergantung pada jenis kolom yang digunakan. Apabila dia menggunakan kolom padat, bisa terjadi proses absorpsi dan tergantung juga jenis kolom-kolom yang digunakan.
Ada juga menggunakan kolom berupa cairan. yang sering disebut dengan gas liquid chromatography. Proses di sini yang mendasari pada proses fenomena fisika tadi adalah koefisien partisi antara analit di dalam fase gas dan fase cair dari fase cendiamnya.
Sifat partisi analit ke dalam dua fase yang berbeda ini yang menentukan kemampuan pemisahan dari senyawa tersebut. Pertama kali kromatografi gas dikembangkan oleh Chile pada 1943, kemudian dilanjutkan oleh Marlin dan James pada tahun 1952, mendapatkan medali Nobel. Nah, teknik dari pemisahan tergantung pada resolusi atau tenaga atau daya pisah dari suatu senyawa.
Di sini contohnya memisahkan metil ester dan senyawa-senyawa asam linoleat yang lainnya. Kemudian sensitivity sangat dipengaruhi oleh memberikan sensitivitas yang tinggi, membutuhkan sampel yang sangat sedikit sehingga bisa melakukan pemisahan dan juga perlu disadari bahwa diperlukanlah skill yang kuat, bagus dari analis. Singhas memerlukan waktu pemisahan yang sangat singkat dan akurasi yang sangat tinggi.
Kromatografi gas adalah pemisahan berupa gas, tadi sudah digambarkan, gas cair, gas padat. Kemudian parameter yang sering diamati, pertama adalah waktu retensi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengilusi zona dihitung dari waktu. waktu penyuntikan sampel.
CM adalah waktu retensi at kolom, dimana artinya ketika diinjeksi senyawa ini tidak tertambat, dia lewat terus. Kemudian volume retensi adalah jumlah volume yang ter retensi dari suatu senyawa yang terdiri dari volume retensi waktu retensi dikalikan dengan laju aliran rata-rata gas. Sedangkan volume fase gerak atau volume kolom adalah volume senyawa yang tidak tertambat dikali dengan laju aliran gas.
Volume VM sering juga disebut dengan volume mati atau volume minimal gas yang dibutuhkan untuk melewati kolom. sebelum puncak itu diilusi. Parameter VR maupun PM dipengaruhi oleh tekanan dalam kolom dan suhu dari kolom itu sendiri. Nah disini jika tekanan itu turun tiba-tiba biasanya dilakukan suatu koreksi dari VR dan PM jadi diperlukanlah faktor koreksi yaitu dengan rumus yang diberikan dipengaruhi oleh tekanan inlet dan outlet sehingga volume retensi koreksi VR out sama dengan jd kali VR VR ini banyak digunakan untuk mengukur retensi senyawa karena mempunyai hubungan Antara koefisien partisi dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa. Sebelum ada GCMS, volume retensi ini, volume retensi terkoreksi biasa digunakan untuk memprediksi deret homolog dari suatu senyawa.
Nanti kita pelajari lebih jauh. Bagaimana daya pisah atau daya resolusi? Daya pisah sama dengan kromatografi kolom lainnya, dihitung dari parameter pemisahan yaitu total number proteolytic, ditentukan oleh pemisahan faktor dan kapasiti faktor.
Nah kemudian, alpha itu adalah koepisien partisi antara K1 dan K2 aksen. K1 aksen dapat dihitung berdasarkan retensi waktu. Puncak dikurangi dengan retensi tidak tertambat, dibagi dengan retensi tidak tertambat.
Nah, di sini bisa kita hitung semuanya. Faktor lain yang menentukan adalah, bisa kita hitung berdasarkan waktu tambat dan lebar dari puncak itu sendiri. Untuk mendapatkan resolusi dari suatu senyawa. Nah, faktor lain kita bisa lakukan hitung nomor theoretical plot. terkoreksi berdasarkan data-data yang diberikan.
Hal ini adalah parameter pemisahan dari suatu senyawa ketika kita menggunakan chromatography. Kita lihat skema instrumen. Nah sebelum bagaimanapun ketika kita ingin mempelajari metode pemisahan, kita harus paham instrumen yang terjadi atau instrumen yang digunakan dalam proses pemisahan tersebut.
Tadi kita sudah bahas sedikit, pertama ada gas carrier yang biasa berupa helium, nitrogen, atau hidrogen. Biasanya tekanan inlet berupa 10-50 psiko, atau lajunya berkisar 25-150 ml untuk package kolom, untuk open tubular kolom berkisar 1-25 ml. Nah ini tergantung dari jenis kolom yang dilewatkan. Nah untuk kolom biasanya panjangnya berkisar 2 sampai 50 meter. Kolom dapat berupa stainless sebagai pembungkus gelas atau teflon.
Rentang operasional kolom tergantung dari pasediam yang digunakan. Bisa menol derajat sampai 400 tergantung dari titik didi dari sampel yang akan diteliti. atau dipisahkan nah disini sudah kita lihat skemanya ada gas carrier ada tekanan regulator kemudian ada pengatur flow kemudian ada root alat pengukur flow kemudian masuk ada injek nanti sini split split less nanti kita jelaskan lebih jauh kemudian ada detektor terakhir ada stop bubble meter. Data dari detektor ditangkap oleh data sistem tergantung pada jenis yang digunakan. Ini contoh gambar-gambar yang ada.
Ini contoh dari alat pengukur dari regulator yang biasanya adik tidak lihat, tapi ini bisa dibuka ketika kita membongkar alatnya. Ini Proligulator atau plometer berupa sub-bubble meter disini biasa ditempatkan pada akhir dari alat itu sendiri. Nah, kita perlu tahu bagaimana sistem injeksi dari sampel.
Jadi, sampel injeksi sistem is very important because one of the features of the gas chromatography is used for very small amount of the sample. Artinya di sini, jumlah senyawa yang kita injeksikan atau jumlah sampel yang diinjeksikan sangat menentukan keberhasilan dari pemisahan. karena yang dibutuhkan dalam pemisahan itu jumlahnya sangat sedikit. Jadi, liquid sample.
Kita bisa injeksikan liquid menggunakan syring, atau sel solid, kita bisa masukkan senyawa-senyawa yang mudah olatil, sehingga di dalam kolom dia akan, injektor dia akan mudah menguap, atau sampel berupa gas, sehingga kita perlu adalah syring gas tight, searing yang kedap gas nah selanjutnya model injeksinya ini ada skatuk disini karet septum rubber yang tujuannya adalah ketika anda tusukkan injektor atau searing disini dia masuk ketika ditarik ini tertutup kembali nah kemudian disini inlet gas ini septum purging apabila Kelebihan dia akan terbuang, kemudian di sini masuk lagas ke sini. Ada gelas linear capillary yang dimasukkan, kemudian ada ini pemanas. Nah tujuan dari pemanas ini adalah memberikan perbedaan suhu, atau suhu menjamin bahwa analit yang kita injeksikan berada dalam bentuk gasnya, itu yang paling penting sehingga dia berada dalam bentuk gas, kemudian dia siap masuk ke dalam kolom metodologi injeksi ada split ada splitless, split dipisah splitless, ini split splitless akan terpisah tidak terpisah, semua akan masuk menuju kolom nah, begini konsepnya secara menyeluruh ketika dia masuk Kemudian masuk septum, dia akan melewati kolom, kemudian dia masuk trap, masuk purging. Nah, di sini masuk pada kolom, baru menuju detektor.
Nah, di sinilah terjadi pemisahan. Nah, tabung tadi di sini, kita bisa injection. berupa linier, bahasa fokus container quartz coal linier yaitu meningkatkan laju dari penguapan, menurunkan discrimination of the high boiling point analysis jadi senyawa yang sangat susah menguap jadi perbedaannya akan bisa dijaga, mencegah senyawa non-polatil atau komponen-komponen yang tidak mengudah menguap masuk ke kolom, sehingga digunakan glass wall sebagai filter... atau meningkatkan sensitivitas dari analisis itu sendiri.
Nah, ada linear tirus ke bawah dapat mengurangi cairan yang masuk disuntikan sampai ke ujung polom. Ada linear tirus ke atas di mana tujuannya adalah dapat mengurangi kesan flashback, yaitu lompatan dari senyawa yang mudah menguap menuju keluar. Jenis-jenis kolomnya, dia berupa kolom tubing, bisa berupa gas stainless yang dibolongi atau nikel atau padatan logam lainnya, atau berupa gelas yang terdiri dari silika atau polymer lainnya berupa tepton.
Kolom bisa berupa package kolom atau kolom kapil. Nah ini jenis-jenis kolomnya. Ini package kolom, ini kapileri kolom.
Ini package dimana solid dimasukkan ke dalam kolom Jumlah kapilerinya ini jenisnya seperti ini Dia biasanya panjangnya maksimum 2 meter Ini ada senyawa yang dipackage ke sini Ini linie kapileri kolom biasanya panjangnya sampai 30 meter Ini kolom kapiler sangat tipis Lanjut kemudian kita bahas jenis-jenis dari kolom Ini package Jadi senyawa absorbent yang dimasukkan ke dalam kolom bisa bid kolom, bisa purus layar, bisa konvensional. Nah ini senyawa aktif ditempelkan atau pas sediam ditempelkan pada tepi kolom. Nah ini lapisan cair yang ditempelkan pada tepi kolom. Di sini tentunya pas sediam cairan ini tidak mudah menguap selama kolom operasional dari kolom itu sendiri. Nah di sini contohnya ini senyawa silika, ini polimid, ini kemikal yang diikatkan dalam senyawa ini.
Dia berupa cairan yang menempel. Nah di sini solid dia akan melewati kolom. Apabila liquid, dia akan hanya di luar sehingga dia berbentuk kapiler.
Kalau dia package, dia diameternya lebih jelas, lebih besar, biasanya dimanfaatkan untuk preparatif atau pemisahan-pemisahan preparatif. Ini ukuran-ukuran dari kolom, kapileri, dan panjangnya. Jadi sering disebut dengan mega bore, high speed bore, wide, narrow. Atau nerobor, di sini ID-nya, yaitu 0,1 biasanya tekanan dibutuhkan, kemudian panjang kolomnya, ini hanya parameter.
Klasifikasinya dari suatu sampel bisa kita lihat bisa berupa sampel polar, yaitu alkohol, fatty acid, phenol, amin, nitro compound, senyawa-senyawa nitro yang terikatan dengan hidrogen atau nitril. Kemudian yang berikutnya adalah senyawa yang sangat polar, air, gliserol, aminoalkohol, hidroksi asid, atau senyawa asam basah atau polifenol. Kelompok sampel berikutnya adalah di mana polaritasnya bersifat menengah atau intermediate, seperti aldehyd, ester, ether, keton. Triterpens, kemudian nitro, senyawa-senyawa alkaloid, kemudian nitril yang terikatan dengan H.
Yang berikutnya adalah senyawa yang memiliki polaritas yang sangat rendah seperti senyawa hidrokarbon terhalogenasi atau senyawa-senyawa aromatik atau oleolevin. Nah, senyawa berikutnya adalah yang kelompok sangat nonpolar. Jadi, hidrokarbon tak jenuh, kemudian merkap tan. atau sulfit atau hidrokarbon lainnya nah disini jenis-jenis kelompok klasifikasi dari sampel sedangkan kolom kita bisa klasifikasikan berdasarkan jenis pertama adalah senyawa untuk senyawa-senyawa polar seperti kelompok 1 yaitu kolomnya berupa beta-beta dioksitri Propionitril atau XG60 atau Tri-tetraethanolpentaethryl atau etropax.
Nah jenis-jenis kolom ini kita telah lihat atau kita manfaatkan ketika kita ingin memisahkan senyawa apa. Jadi tabular sudah diberikan misalnya kelompoknya grup 1. atau kelompok sampel yang memiliki polaritas grup 4 dan grup 5. Kita pilih jenis-jenis kolom ini. Yang paling berikutnya adalah kita bahas open.
Open di sini itu bagian yang bertugas untuk memanaskan dari kolom kita. Nah, di sini kita perlukan preheating kolom, kemudian dan open. Open ini akan berpengaruh pada proses pemisahan dari sisi.
Nah, yang paling penting adalah termostatical dari open terkontrol. Di sana ada dua jenis, bisa iso thermal programming, jadi iso artinya minnya artinya same, sama. Jadi di sini temperatur yang digunakan sama sepanjang proses itu terjadi.
Atau kita lakukan programming, kita lakukan perubahan kol temperatur selama proses tergantung dari jenis perubahannya. Nanti kita lihat, di sini detektor. Detektor, tadi kita sudah bahas bahwa syarat-syarat detektor, kita sudah bahas sebelumnya, kita perlukan beberapa jenis sampel sesuai dengan jenis detektornya.
Nah lalu kita masuk kepada detektor. Detektor di sini syarat-syaratnya jelas, sangat sensitif, kemudian memiliki rentang suhu yang tinggi, 1 sampai 400 derajat Celcius, kemudian stabil, kemudian reproducible, memiliki respon yang linier terhadap analit. kemudian dibutuhkan atau keharusan memiliki rentang dinamik yang luas, memiliki respon yang cepat, kemudian sederhana atau realable, kemudian dia non-destructive, kemudian memiliki respon seragam pada semua. Kita bahas ini jenis detektornya, ada berupa detektor TCD, yaitu thermal conductivity detector atau dekteron hantaran panas, di mana hantaran panas gas, helium, dan hidrogen jauh lebih besar dari senyawa organik. Senyawa organik akan meningkatkan suhu pada kawat filament.
Prinsipnya bahwa panas akan hilang apabila panas akan hilang dari kawat panas yang diletakkan pada gas, dengan laju dipengaruhi oleh sifat dari gas itu sendiri. Nah, di sini apabila ada sat aktif yang nalir, panas kolom ini akan berubah. Perbedaan perubahan panas kolom itu ditangkap sebagai sensor. Nah, di sini dengan ukuran melekul dan tahanan listrik pada kawat dan konduktivitas thermal dari gas yang diukur akan berpengaruh pada hantaran dari listrik di sini. Nah, di sini sifat-sifatnya dari detektor ini Dia tangguh, rentang dinamisnya sangat luas, dia non-destruktif, sangat sensitif, dan bersifat non-uniform.
Jenis detektor berikutnya adalah ionisasi nyala atau flame ionization detector. Jadi, eluen dialirkan pada gas nyala hidrogen. Senyawa dalam eluen akan terbakar pada nyala menghasilkan ion.
Kemudian nyala ditempatkan di antara dua elektroda sehingga ion akan mengakibatkan perbedaan potensial arus yang ditimbulkan pada elektroda. Oleh nyala ini yang ditangkap sebagai sinyal yang proporsional dengan konsentrasi di suatu sinyal di dalam efluen. Kemudian diterjemahkan sebagai sinyal listrik di amplifikasi dan di kam.
Nah, sifat-sifatnya adalah satu. Sangat tangguh, dinamiknya luas, sangat sensitif, sinyalnya tergantung dari jumlah atom karbon. Sangat tidak sensitif terhadap gugus-gugus karbonil, alkohol, dan amin. Tidak sensitif juga terhadap gugus CO2 dan NO. Di sini umumnya destruktif, merusak karena senyawanya dibakar.
Jenis berikutnya adalah ECD, yaitu detektor. penangkapan elektron atau electron capture detector didasarkan pada proses ionisasi gas tetapi dalam hal ini gas pembawa yang terionisasi bukan senyawa kalau flame ionization senyawanya yang terionisasi di sini gasnya yang terionisasi kebalikannya suatu molekul senyawa yang mengandung atom elektronegatifan kuat akan masuk ke efluen dan elektron akan ditangkap oleh senyawa yang mengakibatkan berkurangnya arus listrik latar belakang. Perubahan arus listrik ini ditangkap sebagai sinyal kromatogram. Detektor ini sangat responsif terhadap melokul yang mengandung halogen dan juga elektronegatifan yang lainnya.
Nah, detektor ini biasanya digunakan pada senyawa-senyawa yang memiliki nilai atau elektronegativitas yang tinggi. Nah, simpat sampel, rehabilitatif, realibel, simpel dan realibel, kemudian sensitif, dia juga bersifat non-destruktif, tetapi dia tidak sensitif terhadap senyawa amin, alkohol, alida. kemudian rentang dinamiknya terbatas hanya 10 pangkat ada jenis-jenis detektor lain nanti dibahas lebih jelas ini contohnya GCMS yaitu detektor yang menggunakan MS di sini ada quadruple yang berupa mass analyzer Bagaimana MS analisar lainnya? Ini nanti kita jelaskan oleh dosen lain ketika dia membahas teori-teori dari MS. Nah, di sini kita masuk sekarang pada ilusi dengan temperatur terprogram.
Apa sih artinya? Tadi kita sudah bahas sedikit bahwa isotherm artinya aliran suhu. kolom atau suhu open dijaga konstan selama proses pemisahan. Nah, kita lihat saat aktif ini akan terpisah, senyawa yang mudah menguap akan keluar lebih awal, kemudian senyawa yang sangat susah menguap akan keluar lebih lambat. Nah, di sini suhu isotermalnya pada Suhu open 180 derajat Celcius.
Kita lihat bahwa yang keluar pertama adalah C8, C9, kemudian lanjut C10, C11, C12, C13, C14, terakhir C18 pada waktu 90 menit. Nah tentunya pemisahan ini membutuhkan waktu yang banyak dan juga jenis-jenis puncaknya pemisahannya kurang bagus di awal. dan satu puncak ke puncak lain membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu biasanya digunakan kolom open terprogram, di mana suhu open diatur seperti di sini 60-250 derajat Celcius, di mana kenaikan 8 derajat per menit.
Dia akan menghasilkan pemisahan yang lebih bagus dan waktu running timenya akan lebih singkat atau jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengelusi semua senyawa akan lebih singkat. Terjadi pemisahan yang bagus juga bentuk dari puncaknya akan sangat bagus. Kita lihat selanjutnya aplikasi ketika kita ingin belajar lebih jauh. Bagaimana sih pemanfaatan kromatik grafik kolom dalam pemisahan di dunia farmasi?
Ini tugas kuliah dari pengembangan metodologi pemisahan dari kakak kelas Anda angkatan 2008 yang judulnya Determination of Aflazolam in Revit Plasma by GC-MS Method. Khusus kita bahas tentang pemisahan. Jadi problemnya adalah analisis kuantitatif aplasoram di dalam cairan biologis yang sangat komplek.
Kemudian, dengan kromatografi gas GCMS, memerlukan waktu yang singkat, metode single step dengan biaya yang relatif murah. Problem berikutnya dari problem analisis diperlukan akurasi dan presisi yang dipersyaratkan, dimana Perlu dipersyaratkan akurasi dan presisi analisis untuk sampel berupa materi biologis. Sampelnya disini menjadi tantangan berupa materi biologis, sehingga diperlukanlah sampel handling atau pemisahan sampel lebih awal atau pre-treatment sampel. Kemudian biasanya untuk sampel analisis materi biologis jumlahnya sangat sedikit. Nah disini menjadi tantangan tersendiri.
Proses berikutnya, pengotor dari sampel biologis itu banyak, yaitu matrik sampelnya sebagai interference. Metabolitnya juga berupa, dapat diterjemahkan sebagai interference, jadi metabolit dari aplazolam. Nah, pada umumnya, kasus-kasus analisis toksikologi, dia membutuhkan waktu yang singkat, khusus pada kasus keracunan atau overdosis.
Target analisisnya adalah kuali dan kuantitatif, di mana kita bisa melakukan identifikasi, kita juga harus bisa menetapkan kadarnya. Problem lainnya adalah senyawa dengan suhu uap yang tinggi, sehingga perlulah modifikasi atau derivatisasi dari senyawa itu, sehingga senyawa di pretreatment sebelum dilakukan injeksi ke dalam. Sambel tujuan derivatisasi ini merubah senyawa menjadi lebih volatil, biasanya direaksikan dengan senyawa-senyawa lain seperti trimethylsilane.
Faktor yang problem yang lain adalah pertama senyawanya berupa polar sehingga dipilih kolom yang tepat, kemudian sifat kolom dan suhu uap dari suatu senyawa dilakukan suatu suhu pemisahan atau pengontrolan suhu. Kemudian suhu bisa digunakan program terprogram atau flow rate yang akan berpengaruh sehingga diperlukan suatu optimasi kondisi. Di sini diperlukan limit deteksi, kemudian penetapan jenis dari suatu kolom, kita pilih kolom yang tepat apa, ukuran diameternya, kemudian di sini kolomnya adalah HP5, jenis-jenis kolom nonpolar, kemudian aplikasi luas, di sana digunakan untuk sudah tercatat dalam USB G7.
Nah di sini rentang dari kolom yang kita harus pelajari dari minus 6. dari sampai nah disini bisa menggunakan kalau pemanasan terprogram sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dia sangat stabil untuk senyawa-senyawa yang polar bisa menggunakan split atau splitless ini saran yang digunakan pada laju alirnya dia menggunakan hidrogen atau helium flow rate nya bisa diatur pada diameter volume-nya. Nah, di sini jenis dari program isotherm tadi sudah satu, di sini yang terprogram bisa menggunakan konsep balistik, di mana persamaannya hampir bersifat, kenaikannya bersifat parabolik, kemudian di sini terprogram hanya linear, jadi sekali di program naik, kemudian linear lagi, ini multilinear, Jadi berkali-kali diprogram untuk mendapatkan hasil. Nah, apa yang didapatkan dalam jurnal tersebut, dia hanya menggunakan korom sekali pemisahan, di mana diatur pada menit awal pada suhu 20 derajat, kemudian setelah tercapai 1 menit, open ditingkatkan pelan-pelan suhunya sampai 300 derajat, sehingga tercapai pada 7 menit. Setelah itu dibiarkan. Nah, umumnya proses pemisahan terjadi pada 0 sampai 8. Nah, di sini tujuan dari pemisahan tersebut.
Nah, ini skema kerja yang didapatkan. Jadi, sistem pemisahan dan deteksi, kemudian menggunakan GCMS, kemudian metode uji senyawa murni untuk mendapatkan rentang linearitas dan LOD-LOK-nya, kemudian pengembangan prosedur ekstraksi, digunakan untuk mendapatkan sampel preparasi sampel kemudian metode ekstraksi sehingga diperoleh recovery yang sangat tinggi kemudian uji pada sampel disini perlu dikembangkan apakah perlu di diripatisasi menggunakan senyawa-senyawa lain sehingga kita bisa tahu interference spesifikasi akurasi presisi dan stabilitas dari sampel baru bisa di Coba untuk mendapatkan hasil sebenarnya. Nah, demikianlah tadi.
Terima kasih adik-adik sudah menyimak video ini sebagai bahan pembelajaran. Di mana Bapak harapkan teri video ini bisa membantu adik-adik lebih awal untuk mempelajari materi kuliah. Di samping adik-adik juga dapat mengakses buku-buku pembelajaran yang sudah tersedia lewat jalur online di oase yang disediakan oleh dosen juga adik-adik perkulian med ini atau video ini hanya membantu adik-adik mendengarkan berulang-ulang ketimbang adik-adik mendengarkan di kelas sambil ngantuk lewat terakhir tentunya Bapak berharap agar Bapak lebih semangat dalam mengembangkan video jangan lupa subscribe atau like tonton yang banyak sharing ke teman-teman adik di jurusan farmasi yang lainnya yang ingin belajar lebih jelas terhadap metodologi pemisahan menggunakan gas kromatografi terima kasih banyak adik-adik atas waktu dan kesediaannya untuk mendengarkan