ANTB, surat pemberitahuan ke INSW ini urusan biaya juga. Kalau saya jadi penyelenggara event itu, lemes dulu sebelum bertanding eventnya. Mungkin masih ada tambahan lagi ini, izin yang... Sudah saya sebut lagi mungkin ada tambahan lagi.
Atau mungkin duit saya sudah habis dulu sebelum eventnya terjadi. Ini fakta. Piala Dunia tahun 22 di Qatar, itu piala dunia.
bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi di Qatar dari yang tahun sebelumnya hanya 1,5 persen melompat menjadi 4,3 persen pada saat penyelenggaraan. Dan Qatar berani mengeluarkan uang untuk event itu. 220 billion US dollar, itu kalau dirupiahkan 3.600 triliun di atas APBN kita setahun. Kenapa dia berani mengeluarkan itu, uang sebanyak itu? Ya karena pasti return-nya.
Lebih besar dari ini, keuntungannya pasti lebih besar dari ini. Dan saat pembukaan, jumlah yang nonton 60 ribu yang datang ke sana, tapi yang nonton lewat TV lebih dari 3 juta. Itu sudah keuntungan promosi sebuah negara. Sekarang kita masuk ke Indonesia. Kita punya event-event yang besar.
Meeting misalnya yang baru saja World Water Forum itu dikunjungi oleh peserta itu lebih dari 50 ribu. Kemudian waktu... Sebelumnya juga World Bank-NIMF Annual Meeting untuk yang datang ke Indonesia kurang lebih 30 ribu peserta. G20.
Yang datang Rp21.000, dan setiap peserta itu spendingnya, belanjanya kurang lebih Rp30 juta per orang, tinggal kalikan saja, total menjadi berapa ratus miliar atau berapa triliun. Inilah event meeting, sehingga sekarang ini banyak orang ngerebutan mengadakan event-event dunia. Juga event-event nasional kita, lokal kita, satu nonton, sering sekali nonton, seleng pernah, bukan pernah, enggak tahu berapa kali, Dewa pernah, Ariel Noah pernah, Gigi pernah. Yang saya bisa bayangkan, ngurus izinnya ruwet saja masih mau menyelenggarakan kok, menyelenggarakan event, apalagi kalau sekarang dipercepat. Saya berikan contoh saja MotoGP di Mandalika, saya cek ke Panitia.
Ini efeknya luar biasa, dampak ekonominya 4,3 triliun. Bisa menyerap, melibatkan tenaga kerja itu 8.000, UMKM yang terlibat kurang lebih 1.000. Tapi begitu saya tanya bagaimana perizinan, lemes saya.
Ternyata ada 13 izin yang harus diurus. Tapi namanya bukan perizinan, namanya surat rekomendasi. Sebetulnya sama saja, perizinan itu. Hanya diganti nama saja, dialuskan menjadi surat rekomendasi.
Ada yang namanya surat pemberitahuan, tapi namanya itu izin. Dimulai dari Surat Persetujuan Desa, Surat Rekomendasi dari IMI NTB, Surat Rekomendasi dari IMI Pusat, Surat Rekomendasi dari Polsek, Surat rekomendasi dari Pores ke atas lagi, surat rekomendasi dari Polda NTB, dan surat rekomendasi dari Mabes Polri. Kemudian ada surat dukungan dari RSUD di NTB, surat dukungan dari Dinas Kebakaran.
Harus punya ini, kalau enggak izin-izin tadi enggak keluar. Surat pemberitahuan ke Bia Jukai karena mendatangkan barang-barang dari luar. Surat pemberitahuan ke KEKNTB.
Surat pemberitahuan ke INSW ini urusan Bia Jukai. Kalau saya jadi penyenggara event itu, lemes dulu sebelum bertanding eventnya. Mungkin masih ada tambahan lagi ini, izin yang sudah saya sebut lagi mungkin ada tambahan lagi. Atau mungkin duit saya sudah habis dulu sebelum eventnya terjadi.
Ini fakta. Karena saya tanya langsung, sebenarnya problemnya apa sih? Ini sama dengan konser musik, dengan event-event olahraga lainnya, sudah enggak akan mungkin jauh dari yang tadi saya sebutkan tadi. Betapa sangat beratnya menjadi penyelenggara event di Indonesia.
Padahal event di Indonesia itu setiap tahun sekarang sebelum pandemi itu ada 4.000 event kurang lebih, sekarang 3.700 event. Jadi sekali lagi ini sudah saya kejar-kejar lama, saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai, sekarang sudah ada OSS untuk penyelenggaraan event. Tapi juga akan saya ikuti terus, akan saya cek terus.
Karena yang terjadi dulu pernah di sebuah kementerian sudah dibuat OSS, tapi karena enggak pernah dicek, enggak pernah dikontrol, sistemnya dimatikan. Artinya pemanual lagi, artinya ketema-ketemu lagi. Dan akhirnya ditangkap oleh KPK. Ya, saat itu langsung ditangkap oleh KPK. Saya datang karena saya datang ke sana.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, Masalah utama penyelenggara event di negara kita itu adalah kepastian izin yang tidak diberikan jauh hari. Jadi saya minta juga kepada penyelenggara event itu mengajukannya jauh hari. jauh-jauh bulan sebelumnya, enam bulan sebelumnya, setahun sebelumnya, mengajukan izin dulu. Artinya itu ada perencanaan yang baik, manajemen perencanaan yang baik, kapan event itu diselenggarakan. Pemerintah, jajaran pemerintah juga tadi sampaikan oleh Pak Kapolri.
Totalnya bisa disampaikan hanya dalam waktu 14 hari dari beberapa perizinan tadi, sehingga penyelenggara bisa mempromosikan eventnya, bisa menjelaskan, bisa menjelaskan, bisa menjelaskan, Jual tiketnya dengan baik. Kalau harinya kurang, sehari kurang bisa ditambah lagi, waktunya masih memungkinkan untuk melakukan itu. Karena juga yang saya dengar, sering mengajukan izin hanya seminggu sebelumnya. Dadaan seperti itu. Ya sulit kalau sudah didadak seperti itu.
Jadi kita semuanya memang harus bekerja dengan perencanaan yang baik. Jadi kalau di internasional, Artis pun kan juga jadwalnya padat, jadi memiliki planning yang jauh-jauh hari. Di kita juga sama, artis juga jadwalnya padat, harusnya penyegaraannya juga. Meminta izinnya juga harus jauh-jauh bulan sebelumnya, tidak dataan. Dan bahkan di negara kita ini masih sudah izinnya keluar saja masih dibatalkan kok.
Kejadian itu saya enggak sekali dua kali mendapatkan keluhan itu. Sudah keluar izin saja bisa dibatalkan, saya enggak tahu karena apa. Alasan karena keamanan. Ya keamanan itu sebenarnya tugasnya aparat kepolisian untuk menyelesaikan agar menjadi dari yang tidak aman menjadi aman. Oleh sebab itu, sekali lagi mengenai digitalisasi proses perizinan ini yang segera kita launching, harapan saya sekali lagi bukan hanya website layanan saja, tapi betul-betul memberikan kemudahan pengurusan, betul-betul memberikan kepastian jauh-jauh hari sebelumnya, betul-betul memotong birokrasi kita, dan sehingga munculnya adalah...
sebuah kos yang lebih murah dan lebih terbuka transparan. Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pada pagi hari ini, secara resmi saya luncurkan digitalisasi layanan perizinan penyelenggaran event di Indonesia. Terima kasih.