Ekspedisi Indonesia Biru dan Budaya Badui

Oct 2, 2024

Catatan Perjalanan Ekspedisi Indonesia Biru

Persiapan Perjalanan

  • Waktu Persiapan: Dua bulan (akhir tahun 2014)
  • Kendaraan: Sepeda motor bebek bekas (tahun 2003 dan 2005)
  • Tim:
    • Videographer & Fotografer
    • Reporter & Video Editor
  • Peralatan: 18 baterai untuk menghidupkan peralatan
  • Praktik:
    • Menerbangkan drone
    • Mengatur posisi kamera
    • Melakukan riset dan kontak calon narasumber
  • Tanggal Berangkat: 1 Januari 2015
  • Lokasi Keberangkatan: Pondok Gede, Jawa Barat

Tujuan Perjalanan

  • Rute Pertama: Masyarakat adat Badui di Provinsi Banten
  • Konsep Perjalanan: Mengelilingi Indonesia melawan arah jarum jam
  • Nama Ekspedisi: Ekspedisi Indonesia Biru
    • Fokus pada konsep ekonomi biru
    • Menguji prinsip kelestarian lingkungan
    • Mengembangkan pengetahuan dan teknologi sesuai budaya lokal
    • Mewujudkan keadilan sosial

Budaya Masyarakat Badui

  • Warga Badui Dalam:
    • Larangan penggunaan listrik dan barang elektronik, termasuk kamera
    • Pantang menggunakan alas kaki dan transportasi
  • Prinsip Ekonomi:
    • Sistem barter dan larangan menjual beras hasil panen
    • Hasil bumi lain seperti madu dan jengkol dapat dijual
  • Contoh Kehidupan Sehari-hari:
    • Gabah dapat bertahan 22 tahun di lumbung dan masih layak konsumsi

Cerita Mursid

  • Status:
    • Mursid, pemuda 25 tahun, mantan warga Badui Dalam, kini tinggal di Badui Luar
  • Alasan Pindah: Ingin kebebasan dan akses ke kota
  • Sumber Ekonomi:
    • Mengolah gula aren dan menjualnya di pasar (7.000 IDR per ikat)
    • Larangan menjual beras tetapi mengandalkan hasil hutan
  • Kegiatan Ekonomi:
    • Berjalan kaki selama 4 hari ke Jakarta untuk menjual madu hutan

Penutup

  • Kesimpulan: Perjalanan ini bukan hanya fisik, tetapi juga penjelajahan budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia.