Transcript for:
Pemahaman Stoikisme Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Halo semuanya! Hari ini luar biasa nih, karena gue kedatangan temen lama sebenernya. Ini Henry, kalo di Twitter, at Newsplatter.

Masih kan? Masih kan? Jaman Twitter kita sering mention-mention lah, kadang ada acara anak Twitter juga, dan akhirnya kita ketemu lagi setelah gue meninggalkan Twitter segitu lama.

Jadi ribut apa yang terakhir di Twitter? Ada ribut-ribut nggak? Standard lah, dari bola sampai apa aja deh, koruptor semua.

Hahaha, lo masih betah aja ya Twitter-annya? Gue masih betah, karena gue doyan medium yang banyak text-nya ya. Gue blogger, gue penulis, jadi gue mungkin tertarik sama medsos yang...

yang teks sama kayak gue juga awalnya dari blogger juga tuh cuman emang lama-lama jadi ninggalin dunia nulis juga gue udah lama banget gak nulis buku Tapi ya Henry ini kenapa kita undang kesini? Karena salah satu buku tulisan dia judulnya itu Filosofi Teras. Itu ngomongin soal stoikisme.

Nah kalau ada yang ngikutin Youtube gue, gue tuh sering ngobrol juga nih soal stoikisme ini. Terakhir sama Ferry Irwandi juga. Setiap kali nih, setiap kali gue ngomong soal stoikisme atau ada orang yang ngecapture obrolan gue ditaro dimana gitu.

Itu selalu pasti kolom komennya baca Filosofi Teras. Which is buku lo. Dan udah cetakan ke berapa tuh?

Mau cetakan ke 50 50 cetakan? Gue juga gak nyangka sih kok bisa 50 cetakan? Wah itu banyak banget Wow jadi Emang bukunya begitu banyak orang yang baca Kalau misalnya ada yang baru nonton Dan dari tadi masih roaming nih Ini apaan sih stoikisme dan apa itu filosofi teras Gimana cara lo menjelaskan Terminologinya nih Gimana ya secara singkat Ya gampangnya Dia adalah aliran filsafat Jadul banget, seberapa jadul Dia lahirnya 2300 tahun yang lalu 2300 tahun yang lalu Itu di Yunani Gue masih peka Iya, gue udah SMA sih Jadi itu filsafat Yunani Kuno yang intinya itu Ngajarin manusia itu sebenarnya bernalar Sebenarnya hidup itu Pakailah nalar, karena kalau lo gak Pakai nalar, nanti lo ngambil Keputusan, ngawur Emosi lo juga jadinya Acakadut, jadi mereka Mereka sangat percaya pada manusia bernalar. Mungkin yang menjadi daya tarik sekarang adalah salah satu efeknya kalau dipraktikkan, katanya sih jadi lebih tenang. Oke, anti cemas ya?

Anti cemas, anti cepat marah melihat ulah netizen, jempol lebih tenang kalau main medsos. Jadi itu mungkin yang menarik. Tidak overthinking malam-malam.

Tidak overthinking malam-malam ya. Biasanya anak zaman sekarang tidak bisa tidur gara-gara semua dipikirkan. Betul.

Menatap senjaya. ya senja aja. Menatap senja.

Menatap senja. Tapi kayaknya emang, mungkin karena kecemasan yang begitu banyak terjadi di masyarakat ya, kayak apa aja dikhawatirin sekarang kan. Dan kita bisa ngasih lihat, khawatirin kita di sosial media kan. Kita bisa pamerin, kita lagi mikirin apa. Jadi mungkin orang butuh obat untuk itu juga gitu.

Iya nggak sih? Makanya buku lo bisa 50 kali cetak, sama beberapa video gue soal swekisme juga banyak yang nonton gitu. Jadi mungkin karena...

Orang tuh butuh itu juga kali ya? Nah, dari bernalar sampai ke anti cemas, itu tuh gimana nyambunginnya tuh? Kalau di buku lo kan judulnya Filosofi Teras, karena dulu sering ngobrolnya di teras kan kalau nggak salah gitu ya? Betul, jadi kata stoa atau stoikisme itu sendiri itu sebenarnya berasal dari kata Yunani, stoa poikile, itu artinya teras berpilar. Oke.

Kenapa? Aliran itu disebut itu karena zaman dulu, waktu mereka sering nongkrong, dengerin gurunya, itu nongkrongnya di teras, di tempat itu. Sebenarnya pada dasarnya mereka disebut, oh itu yang geng anak-anaknya suka nongkrong di teras itu loh.

Oke. Anak-anak stoa itu tuh anak-anak teras itu tuh. Iya, iya, iya. Kalau sekarang mungkin mikirnya di abnormal ya Bisa, bisa Bikin aliran filsafat abnormal gitu Anak-anak abnormal nih Ya, ya Atau berubah jadi nama filsafat bisa Iya Oke, jadi Nah itu tadi kan pertanyaannya Nyambungnya gimana nih? Dari bernalar sampai ke anti cemas Emang apa sih yang dibicarakan sama stoikisme?

Sampai kok ujungnya bisa jadi salah satu solusi lah buat hidup tanpa cemas? Banyak, banyak. Dan yang paling gampang mungkin dibilang ajaran juga susah ya. Mereka tuh cuma mengingatkan kita sih. Mereka bilang manusia itu sering galau, sering cemas, itu karena mikirin hal-hal yang sebenarnya di luar kendalinya gitu.

Cuma nggak nyadar. Jadi mereka itu percaya sama yang namanya dikotomi kendali. Dikotomi kan berarti dibagi dua. Ada hal yang bisa dibawa kendali, ada hal yang nggak dibawa kendali lo.

Yang dibawa kendali itu daftarnya pendek banget. Cuma pikiran lo, perbuatan lo, dan tindakan lo. Sisanya, kondisi ekonomi kayak apa, nilai tukar rupiah nanti besok gimana. Yang absurd adalah kita terlalu banyak menaruh energi di hal-hal yang nggak bisa dikendaliin. Kata mereka, lo mau stres kayak apa, mau besok hujan atau nggak hujan, lo nggak bisa.

Ubah kan? Harusnya lo fokus ke hal-hal yang bisa lo kendaliin. Oke.

Jadi contoh nih, contoh ya. Kalau ada seorang perempuan, ya kan? Terus dia punya pacar nih. Terus pacarnya selingkuh nih katakanlah.

Bereaksi terhadap itu seperti apa? Kalau dari kacamata... Filsafat stoikisme Iya, kalo lu patah hati apa diselingkuhin, emang sebaiknya jangan curhat sama filsuf stoa sih Karena nanti jawabannya kurang pupuk gitu Oh iya iya, kurang diranggul ya Karena mereka kayak cuman akan bilang yang bisa lo lakukan dalam relationship tuh hanya jadi pasangan terbaik gitu. Ya lo mencintai dia, lo sayang dia, lo pilihan lo mau setia sama dia, tapi apakah nanti dia harus setia balik sama lo, itu udah bukan, udah diluar kenali lo gitu.

Jadi kalau lo marah-marah cowok, atau cewek lo selingkuh itu agak aneh. Karena harusnya lo yang penting, lo udah jadi pacar atau pasangan yang baik kan, udah. Yaudah.

Berarti kalau dia selingkuh, dia nggak pas buat kita gitu. Maksudnya kayak, gue udah ngasih yang terbaik, terus dia masih kayak gitu, gue seharusnya nggak nyalain diri gue sendiri. Karena gue udah ngasih yang paling istimewa buat dia. Dan dia memutuskan untuk itu.

Yaudah ikhlaskan. Jadi banyak keikhlasan lah di sini. Oke.

Masalahnya orang nggak mau terima. Itu isunya, orang nggak mau terima. Ini contoh ya. Jadi kan...

Gue punya anak nih, namanya Alea kan. Terus waktu dia masih bayi tuh, si istri gue, si Anissa, foto anak gue, si Alea ini, jebret gitu. Ditaruh di IG kan?

Terus ada yang komen, anaknya jelek, gak kayak anak artis lain. Gitu katanya. Si Anissa panas dong. Dibuka profilnya, dilihat nih siapa nih orangnya nih. Ih aku balesnya apa nih?

Wah panas banget sebagai ibu kan. Sementara gue kayak, menurut kamu anak kita jelek gak? Enggak. Ya udah sih gitu.

Iya gak sih? Bener. Udah bener.

Apa yang gak beragukan tuh udah prakteknya. Kebeneran objektifnya itu kan gak berubah. Menurut kita. Iya. Kita gak bisa mengendalikan orang lain untuk bilang dia cantik kan.

Gak bisa. Buat apa juga kan. Jadi kayak yaudah gitu. Wah dia makin marah sama gue. Kamu gitu banget sih gini-gini.

Ya gimana kita gak selesai juga gitu. Katakanlah lu aja keribut nih orang nih. Apa ujungnya juga gitu. Ngerti gak sih? Iya.

Kayak kan kita happy-happy aja. Ya menurut lu apa yang membuat. Ya kalau Anissa ya jelas ibunya lah ya.

Ini pasti hubungannya beda lah. Ibu manapun kalau disuruh mengendalikan emosi juga agak susah kalau menyangkut anaknya sendiri ya. Tapi kalau menurut lo, di mana tantangannya untuk orang tidak bereaksi terlalu keras terhadap apapun yang diomongin orang lain gitu loh?

Ya itu, biasanya orang itu emosi karena mengira kelakuan orang lain itu harus sesuai standar temunya dia kan. Netizen nggak boleh kayak gitu dong. Iya.

Iya, iya, iya. Kalau lo temen kuliah gue yang bener, lo gak boleh ngomong gini dong. Nah itu kan usaha sebenarnya, usaha mengontrol dan mengendalikan orang lain. Situasi di luar kita, eksternal itu. Yang akhirnya akan sia-sia kan.

Kita akan frustrasi. Ibaratnya balik ke media sosial deh, kita mau balesin semua netizen yang ngomong jelek, nggak kelar hidup kita. Benar juga sih. Padahal waktu dan energi itu bisa dialihkan ke hal-hal yang lebih produktif.

Jadi sebenarnya menghadapi temen yang ngomong asal, ya terimalah gitu. Apakah lo telah tersakiti atau terlukai secara objektif? Kan kagak.

Itu kan opini. Dan balikin deh, kita sendiri juga nggak bebas dari judgement kan. Kita juga menilai orang lain, artis orang lain, ya udah sama aja kan. Nah lo. Kalau lo pengen diterima kayak gitu, lo juga harus bisa menerima orang lain.

Seperti itu juga. Tapi gimana kalau dengan orang yang bilang, wah berarti kalau stoikisme itu bodo amat dong. Itu berarti orangnya ignoran semua dong. Nggak peduli sama apapun yang terjadi di dunia.

Ya apalah ambil aja global warming. Berarti itu di luar kendali kita. Banyak kan orang yang narik ke ekstrim tuh. Menurut lo gimana?

Itu tuh salah kapral. Itu udah sering-sering banget. Jadi orang tuh bilang, oh stoikisme itu mengajarkan apatisme.

Apatisme, oke. Padahal bukan. Yang diajarin itu adalah, lo berikhtiar, lo berusaha, lo put effort, maksimal mungkin silahkan, gitu.

Tetapi selalu siap bahwa hasil akhirnya mungkin nggak sesuai dengan kemauan kita. Iya, iya. Karena ada elemen of virtue juga kan di dalamnya. Ada kebijaksanaan. Harus berlaku bijak.

Bijak sama orang lain, adil untuk orang lain, ya kan. Sama lo menghargai bahwa karena kalau di dalamnya, Kalau di Kotomi tadi kan istilah lainnya kan apa ya, locus of control ya. Bisa. Di bawah kontrol lo itu, ya berarti lo harus ngelakuin terbaik di bawah kontrol lo kan. Betul.

Iya kan. Kayak misalnya gue mau stand up nih. Gue mau stand up komedi, yang bisa gue kontrol adalah materi gue. Betul.

Cara gue menyampaikannya, panggungnya mau kayak gimana. Betul. Jadi ya gue pasti ngasih 200% lah gitu.

Betul. Iya kan. Iya.

Bukan masalahnya jadi begitu gue gak lucu yang gue salahin orang lain gitu. Lah tunggu dulu nih, ada beberapa hal yang masih bisa gue kontrol gitu. Iya. Tapi kalau begitu gak nyampe ekspetasi barulah boleh.

Yaudah. Jadi orang tuh suka Kalau memahami stoikisme itu setengah-setengah gitu. Pas ngeliat di Tommy of Control cuma pengen ngeliat, tuh kan banyak hal yang diluar kendali. Tapi yang di other half, yang dibawa kendali lo banyak kan. Mahasiswa mau sidang skripsi, terus ngebaca stoikisme bilang, oh yaudah berarti gue gak peduli dong, nanti gue dilulusin apa gak dilulusin kan, itu kan diluar kontrol gue, jadi gue ngapain?

Ya lo bisa belajar, kayak lo jadi stand up prepare ya kan? Lo bisa nyiapin skripsi lo yang bagus, lo bisa gladi restrik presentasi, ada banyak hal yang bisa lo latuh. dan itu tetap wajiban dan tanggung jawab kita oke, kalau contoh praktisnya yang pernah lo lakuin ada gak di satu momen dalam hidup lo dimana stoikisme ini membuat lo justru jadi lebih tenang, lebih baik sering sering, terutama di pekerjaan kerjaan. Oke. Lo kerja di apa?

Industri apa nih? Gue, aduh kerennya sih tech hospitality. Wih, bokir.

Jadi platform apa? Platform hotel ya. Oke.

Lah itu customer-customer. Lo di bagian mana tapi? Gue di marketing.

Oh di marketing. Oke. Ketemu vendor tuh berarti tuh. Jangankan nyampe vendor gitu.

Ketemu sama bos sama kolega sendiri lah. Oke. Apa nih praktikalnya nih?

Di perusahaan apapun lah. Saya pikir ya kalau pemirsa juga dimanapun bidang pekerja ya pasti kan ada stres dipanggil bos. Eh, sorry. Jangan pemirsa. Nanti kelihatan aduh.

Umurnya langsung.. Sorry. Oh ini orang TVRI gitu. Oh itu bahasa genzet apa?

Hahaha. Viewer, viewer. Viewer!

Hahaha. Hahaha. Ini ga bisa di edit aja nanti. Hahaha.

Bisa kita edit, kita taro TikTok yang bagian itu. Thank you. Hahaha. Terus, terus.

Apa.. Misalkan meeting gitu kan. Iya. Meeting kan biasanya kita udah dipanggil bos gitu kan.

Tiba-tiba, eh harus meeting gini. Iya. Biasanya orang udah pada stress kan, aduh gue kenapa lagi nih.

Itu kan seribu pikiran. Oke. Ini kan, aduh gue mau dimarahin kah?

Gue mau dipecat kah? Iya. Nah itu kan sia-sia ya sebenarnya.

Gue habis di situ, gue stress sendiri, padahal belum kejadian. Yang gue bisa lakukan apa sih? Ya gue cari tahu nih topik meetingnya apa.

Berarti gue mungkin harus persiapkan data. Kalau dia punya isu spesifik, gue mungkin mau tahu analisanya apa, penjelasannya apa. Mungkin ada rekomendasi solusi gitu. Nah itu tuh setiap kali gue misalkan cemas di kantor gitu ya. Ada situasi-situasi di kantor.

di kantor gitu, gue inget-inget. Hmm, gue nggak bisa ngapa-ngapain. Nggak bisa ngontrol si bos gue nanti gimana. Atau reaksi kolega gue atau partner.

Gitu. Gue balikin aja deh yang bisa gue sekarang kerjain apa ya. Gitu, gue cek lagi kerjaan gue. Gue terbuka juga kalau mungkin gue salah.

Iya, iya, iya. Jadi stoikisme tuh bukan berarti tutup kuping ya. Iya, bukan berarti bodo amat.

Bukan berarti bodo amat. Nggak bang, nggak, nggak gitu. Soalnya kayak contohnya ya. Gue tuh sebenernya orang yang selalu mikirin kemungkinan terburuk. Kalau gue.

Jadi apapun yang. terjadi ini bisa buruk nih. Tapi gue berusaha untuk mencoba itu tidak terjadi.

Jadi ada beberapa layer yang gue siapkan supaya gak kejadian. Ketimbang gue cemas doang gitu loh. Contoh kan gue lagi mau liburan nih.

Gue mau pergi nih sama keluarga gue kan. Terus ada satu itinerary yang kita tuh harus janjian lah sama satu tempat gitu kan. Nah itu kan itinerary udah kita bikin nih. Susun nih.

Untuk janjian sama satu tempat itu sengaja gue mundurin dua hari. Karena gue berusaha. berpikir, kalau nanti pesawat tiba-tiba mundur, apa, segala macam, itu kan, gue udah janjian sama orang jadi bahaya kan, gitu. Mundurin lah gue dua hari.

Satu minggu kemudian, kita baru beli tiket pesawat tuh. Beneran gak ada pesawatnya. Dan begitu dimundurin, jadi pas-pas aja gitu, ngerti gak sih maksudnya?

Kayak gue bersyukur banget loh, untuk mikirin, kalau gak kan nanti cemasnya di setelah kejadian. Nah, yang lo lakuin tadi bahkan udah diajarin tuh, untuk mikirin hal yang terburuk. Lucu ya. Namanya premeditatio malorum Atau premeditate evil Atau pikiran yang jelek Aneh kan?

Di era yang ngajarin optimis aja Positive thinking aja Ini para filsuf bilang enggak-enggak Justru lo gak boleh hanya mikir yang bagusnya aja Lo harus mikir apa kemungkinan yang terburuk Dan itu gunanya ada dua Yang kayak lo bilang What if ternyata itu kejadian Lo ada antisipasinya Kalau lo kan ngasih waktu ekstra tuh Iya kan? Gitu Nah itu kan bisa Bermanfaat kalau misalkan emang kejadian Terus kalau gak kejadian pun Ya syukur kan Malah terasa lebih enak gitu kan Lu udah prepare ternyata ya lancar Iya bener juga sih Jadi saya rasa apa ya positive thinking Yang kebablasan itu malah gak baik juga Karena bikin orang malah gak prepare Oke aspek lain nih Menghadapi kritik Itu gimana? Katakan lu bikin sesuatu di kantor Terus kolega lu atau User lu lah Jelek banget nih siapa yang mikir nih gitu Itu mengkritik, menerimanya seperti apa?

Wah, kalau ini saya meminjem dari Marcus Aurelius aja ya. Wah, itu keren. Si Kaisar filsuf gitu. Oh, itu gila sih.

Karena dia menulis sesuatu spesifik tentang kritikan. Iya. Dan simple banget.

Meditation ya? Meditation. Jadi simple banget. Dia bilang gini, saya dikritik, saya diomongin jelas. Yang pertama saya cek adalah mereka benar apa enggak.

Iya. Iya kan? Iya. Gitu. Jangan-jangan mereka benar.

Gitu. Berarti kan itu masukan buat saya, kalau mereka benar saya yang improve. Iya.

Kalau mereka yang salah, ya baik-baik aja tuh hidup. Iya. Karena berarti... yang rugi siapa? Mereka yang punya persepsi salah tentang saya, kan?

Kan kebenarannya sendiri tidak berubah. Betul. Gitu kan?

Jadi kalau mereka percaya sesuatu yang salah tentang saya, yang rugi mereka. Ya udah, saya meneruskan hidup dengan baik-baik aja. Ya, pun juga sebaliknya. Kalau ternyata yang dikritik benar, ya gue koreksi.

Oke tadi kita udah ngomongin Soal hidup sehari-hari ya Secara praktis tuh kayak gimana Dalam konteks tuikisme Kadang nih soal Soal finansial juga nih Karena banyak orang yang cemas soal keuangan Terutama Kalau gue kan suka ngomong soal Investasi juga ya Salah satu yang resikonya paling tinggi ya pasti di saham Gue jalan sama ipot kan udah lama nih Sekuritas biasanya gue beli Saham di ipot juga Kadang-kadang nih Gue tuh ngeliat orang yang, apalagi pas yang pandemi ya ketika saham kan naik banget tuh orang pada investasi saham tapi mereka tuh gak tau apakah itu sesuai dengan profil resiko mereka, apakah saham emiten yang mereka beli mereka ngerti apa enggak jadinya megangnya itu penuh rasa cemas gitu loh, terutama kalau IHSG lagi turun, terus emitennya harganya turun, karena mereka kadang gak tau apa yang mereka beli gitu nah secara praktis, prinsip stoikisme di dalam umum investasi ya, terutama soal finansial ya, itu menurut lo kayak gimana tuh? ya makanya saya seneng sama stoikisme karena prakteknya itu bisa di berbagai aspek hidup ya oke kamu tadi memulai dengan pacaran gitu ya, praktek di pacaran, nah itu bisa di aplikasikan juga di, harusnya sih di investment. Oke.

Karena prinsipnya juga sama. Dalam investasi ada hal yang bisa kamu kendalikan, tapi banyak banget hal yang di luar kamu kendalikan kan. Dan tentunya nasihatnya sama gitu. Berinvestasilah itu, nggak panikan.

Akhirnya malah bikin keputusan-keputusan yang kontraproduktif. Waktu malah bikin rugi. Iya. Dan seharusnya lebih banyak bernalar. Nah ini tadi kan saya bilang prinsipnya mereka sangat rasional.

Berinvestasi itu juga dengan nalar, tidak emosional. Ya kan? Bukan karena ikut-ikut orang beli zaman dulu batu akik. Jadi ikutan juga. Iya.

Oh ini bakal mahal nih. Oh gitu. Tapi nggak dipikirin gitu kan. Tanpa tauin.

ini apa, tanpa tau ini apa gitu kan jadi due diligence, pelajari kenali profil risiko sendiri itu kan hal-hal yang bisa kita lakukan kan, gitu tapi kemudian abis sudah dilakukan, yaudah gimana kita mulai let go gitu, iya dan kalau ngomongin finance kan juga soal kebebasan ya, balik lagi ke tadi tadi istilah lo apa yang yang pikirin terburuk itu apa? oh premeditatio malorum, premeditate evil iya ini agak ekstrim dan gak penting juga sih jadi umur 2 21 tahun tuh gara-gara temen gue bilang jadi penulis itu tuanya susah. Jadi royalti pertama buku gue itu sebagian gue beliin buat dana pensiun.

Keren. Gue taruh buat dana pensiun tuh. Keren, keren. Terus dan lama-lama gue sisihin.

Jadi dan tahun 2019 itu dana pensiun gue terkumpul. Pada tahun 2019 kemarin sebelum akhirnya covid kan. Ada covid ya. Kalau gue boleh terus terang ya. Dengan adanya dana pensiun itu.

Gue tuh jadi gak terlalu... cemas dalam menjalani hidup gue gitu jadi justru gue bisa ngebuat sesuatu yang buat gue tuh seneng gue ngelakuinnya gitu, ngerti gak sih maksud gue? kayak karena gue punya ya tentu ini gak semua orang punya juga ya kebetulan gue waktu itu umur 21 emang udah kepikiran gitu, untuk gue sisihin terus jadi sesuatu yang gue pikirin buruk dari berapa tahun yang lalu itu ya berarti 17 tahun yang lalu, itu gue nikmatinnya tuh baru... berbelakangan ini gitu loh dan buat gue sih itu salah satu hal yang menyelamatkan kewarasan gue ya kalau enggak kan gue pasti pusing banget nih harus bikin apa lagi apa segala macem gitu tapi kalau dari sisi lo ngeliat itu apakah cocok juga sama stoikisme, karena gue tuh gak tau stoikisme di umur 21 gitu, gue taunya yaudah gue gitu aja ya itu kan satu prinsip virtue menahan diri temperance, karena berarti kan lo kan bisa bisa menunda kenikmatan, delay gratification.

Maksudnya lo terima royalti di usia muda, kan lo punya dua pilihan kan? Gue nikmati aja nih sekarang semuanya foya-foya kan? Tapi nggak tau kenapa, ya lo cukup bersyukur ya. Karena gue orangnya cemasan sih. Sebenernya startingnya dari situ ya.

Tapi lo aplikasinya bagus, terus lo melakukan sesuatu. Karena lo cemas, ya udah lo beliin dana pensiun di awal. Dan akhirnya kan buahnya lo nikmati sekarang. Iya, gitu.

Itu masih aplikasi rasional lah. Hidup nggak mungkin selalu... Lancar kan?

Oke Gitu Gak apa-apa untuk mikirin apa yang terburuk mungkin terjadi Oke Kalo gak salah ada dua bahasa Sunda ya Ada dua tipe manusia kan Ada yang kumaha ngeke, ada yang ngeke kumaha Ah itu apaan tuh? Gue gak ngerti tuh Kumaha ngeke tuh gimana nanti Ada orang lain yang kayak gue mau nanti aja gimana. Oke.

Ya simply ada satu yang, wuhu, happy gue lagi, lihat aja nanti gimana. Iya, iya. Tapi ada orang yang udah mikirin, eh nanti gimana gitu kan. Oke. Bukan gimana nanti, tapi nanti gimana, ah gue siapin deh dana pensiun.

dari sekarang kayak lo. Gue mulai investasi dari awal. Gue yang ketiga sih.

Kumaha Damang. Oke. Nah tadi soal kebebasan ya.

Berarti semua butuh perencanaan. Kayak investasi ya. Kalau misalnya ada yang mau investasi di saham, itu bisa keipot juga.

Tapi sekali lagi, saham itu resikonya tinggi nih. Volatilitasnya juga tinggi. Pastiin itu sesuai dengan profil resiko kita.

Dan untuk tujuan kita itu apa keuangannya? Kalau kalian beli saham, pastiin itu juga ngerti apa yang dibeli dan untuk tujuan yang panjang. Kayak gue, gue itu untuk pensiun.

Dan dalam kepala gue, waktu itu pensiun di umur 40. Jadi horizon waktunya itu panjang banget gitu loh. Jadi gue masuknya, instrumennya itu yang paling cocok sama gue itu saham. Karena kita semua pasti mau punya kebebasan finansial. Dan itu berawal dari adanya kesadaran bahwa kalian punya visi bebas sesuai diri kalian sendiri.

Kayak bebas ya kalau mau beli rumah, bebas memilih pendidikan anak, atau bebas traveling kemanapun yang kalian mau. Karena kalau menurut gua, uang itu adalah untuk membeli opsiun kalau buat gue. Jadi punya banyak uang berarti pilihan makin banyak.

Dan kebebasannya tuh disitu, kebebasan untuk memilih kita tuh mau ngapain. Nah buat kalian udah tau visi bebas kalian tuh seperti apa tapi bingung caranya karena masih kurang pemahaman dan keterbatasan informasi. Nggak usah khawatir ya karena IPOT sekarang punya IPOTBUS. Ini inovasi yang menghadirkan.

Forum investasi untuk bantu kamu mendapatkan banyak informasi, rumor tapi yang terupdate juga, dan ruang diskusi dengan para investor lainnya. Jadi cocok nih. Tadi kan bilang kalau kita punya sesuatu, beli sesuatu, kita harus riset dan tahu sendiri.

Nah di iPodBus tuh bisa kalian cari informasinya. Nah gue tadi udah share informasi di sana dan seru banget karena bisa interaksi sama teman-teman investor. Kalian bisa akses di www.indopremier.com dan klik aja.

icon bas. Isinya daging banget dan berbagai berita lengkap ada di sana. Yuk cari bebasmu mulai sekarang.

Oke, ini filosofi teras. Gue mau ngomongin buku lo nih sekarang. Ketika buku lo terbit, pasti banyak banget orang yang belum ngeh sama apa ini filosofi teras. Stokisnya itu apa kan masih ada belum ngeh.

Tentunya. Orang beli ini akhirnya nih. Terus komentar-komentar apa yang pada awal-awal kemunculan buku ini yang lo terima gitu, dan lo kayak oh, kok ternyata orang baru tau ini gitu apa aja tuh? komentar-komentar yang awalnya gue terima sih sama aja sampe sekarang ya sama-sama aja sih, jadi DM-DM-an tuh selalu masuk bilang Oh mas makasih nulis buku ini Karena abis ini saya lebih tenang Saya biasanya Cemas gitu Gue sendiri kan nulis buku itu Sesudah depresi Depresi klinis gue Wow sampai depresi klinis Psikiater yang itu bukan diagnosa sendiri gitu ya Gue depresi banget Gue melalui psikiater dan gue sampai diobatin Jadi gue personal banget sebenernya Ketemu filosofi ini Something yang very personal Karena it help me personally Makanya gue passionate nulis bukunya karena gue pengen share. Oke.

Pada momen apa ketika lo nemuin filosofi stoikisme ini, lo bisa move dari depresi lo? Itu momen apa? Di kalimat apa?

Atau di kegiatan apa? Atau praktik apa? Wah, gue sih nggak bisa pinpoint di kalimat tertentu ya. Cuman gue inget waktu itu, gue baca bukunya Masimo Piliucci.

How to be a Stoic gitu. Jadi pas bukunya abis itu, nggak tau ya, tiba-tiba kayak ada, kayak di restart gitu. Apa? Cara gue ngeliat hidup, cara gue ngeliat diri gue sendiri, gitu.

Itu tuh tiba-tiba di-reset. Waktu depresi kan gue mungkin banyak kepikir mengasihani diri sendiri, gitu kan. Hidup gue ini down banget, gitu. Yang di-reset sama stoisisme tuh enggak sih.

Memang ada bagian yang gue harus terima, gue harus let go, gue harus ikhlaskan. Tapi ada banyak hal yang bisa gue beresin dari diri gue sendiri. Itu malah bikin lebih semangat, gitu.

Buat menata hidupnya. Dan akhirnya lo juga terima komentar serupa dari orang yang mungkin posisinya dulu seperti lo kali. Banyak banget. Banyak banget. Dan...

DM itu selalu sampai sekarang, buku itu kan terbit pertama kali Desember 2018. Berarti hampir 5 tahun dan pembaca-pembaca itu masih ngirim DM. Dan itu gue, ya gue sebagai penulis terharu ya. Karena kan merasa bermanfaat.

Oke, enak sih ya. Maksudnya gue ngebayangin lo sebagai penulis, terima DM kayak gitu kan pasti mengembirakan ya. Karena kan lo nulis sesuatu yang nilainya jadi lebih buat orang lain.

Iya. Beda kayak gue, gue tadi pagi terima DM orang jual tanah. Apa? Investasi mungkin. Banyak yang nampak.

kemarin pokoknya oke terus ke depannya apa nih, lo mau bikin apa lagi? setelah lo bikin Filosofi Teras lo masih aktif di Twitter juga lo mau bikin apa? gue kayaknya masih akan konsisten di jalur nulis ya gue ternyata suka nulis buku bener duitnya mungkin gak seberapa tapi ada kepuasan tersendiri gue bisa spill royalti gue yang terakhir sih oke oke gitu ya begitulah ya jadi penulis sekarang jadi harus panggilan nati harus passion banget ya kalau menekuni buku ini Jadi ada beberapa gue pengen Satu buku non fiksi lagi Mungkin mendampingi filosofi teras Konsepnya mungkin masih dari filsafat Yunani Sama gue pengen masuk lebih banyak Nulis fiksi, gue baru aja nerbitin fiksi pertama gue Eh gue kayaknya gue tau deh Yang sampulnya hitam itu ya Hitam 2045 Itu nulis fiksi akhirnya Fiksi itu, fiksi pertama gue Dan langsung genre nya distopia Waduh itu agak kolam ya Nyari masalah Emang Sisi darknya aja yang mau dikeluarin kayaknya.

Iya, iya. Oke, itu aja untuk obrolan kita hari ini. Makasih ya, Henry, udah datang.

Makasih. Kali lagi, terima kasih buat kalian yang udah nonton. Kalau misalnya mau beli bukunya Henry, itu ada judulnya Filosofi Teras di Gramedia-Gramedia ada.

Iya, toko buku-buku. Toko buku ada, walaupun sekarang kalau ke Gramedia itu di depan biasanya alat fitness sih kan. Kemarin kita ke Bintaro itu loh.

Depan tuh laptop, treadmill, baru buku. Itu silahkan beli di sana juga. Dan kalau tadi ya, tadi sempat kita singgung juga soal investasi. Stoikisme juga dekat banget sama bebas ya. Ada yang bebas dari rasa takut, cemas gitu.

Kalau gue tuh bebas supaya nanti gak mikirin pensiun gitu. Dan kalau buat kalian yang nonton nih, apa arti bebasmu tinggalin di kolom komen juga. Dan jangan lupa juga download iPod.

Kalau kalian mau mulai belajar, karena lagi-lagi nih investasi itu kita harus pahamin dulu apa yang kita beli. Kita punya tanggung jawab ke uang kita sendiri. Itu bisa langsung cek aja di www.indopremier.com untuk belajar.

Di bagian namanya iPod Bus. Jadi bisa langsung kesana juga. Terima kasih semuanya yang udah nonton. Terima kasih.