Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Jendela Yang saya hormati Bapak Ibu Dewantara Ibu Peserta Staf Dalam modul 1.4 bersama saya, Ferdinand, calon guru penggerak angkatan 7 dari SMP dan 3 jenis hal kabupaten sehat. Sebelum kita mulai, kita akan membuat materi kita pada siang hari ini Mari kita bersama-sama untuk mengucapkan bacaan basmala Bismillahirrahmanirrahim Baik Bapak Ibu, karena waktunya sudah siang Saya ingin mendengar semangatnya terhadap Ibu ya Hati-hati sudah ada yang merasa ngantuk ya Mana semangatnya? Wuhuuu Oke kalau saya ingin tahu Smp 3 Cinggah Saya, jawabannya apa biasanya? Luar biasa ya, luar biasa Oke, Smp 3 Cinggah Saya?
Luar biasa Smp 3 Cinggah Saya? Luar biasa Baik, terima kasih tepuk tangan untuk kita semua Bapak Ibu saya sangat konges kali berada di antara Bapak Ibu Saya yakin Bapak Ibu disini adalah guru-guru kita Guru-guru Smp ini sangat luar biasa sesuai dengan slogan kita ya Baik, pada kesempatan kali ini Saya akan memaparkan Sebuah materi tentang budaya positif Tapi sebelumnya Saya ingin bertanya sedikit ya kepada Bapak Ibu ya Kalau saya berbicara tentang Budaya positif Kira-kira yang tergesit di benak Bapak Ibu Ibu itu apa ya? Anak yang bersedia berpendapat? Kira-kira yang terbaik itu apa?
Kalau mendengar Kata budaya positif silakan Pak Robi kalau salam ya itu ini masuk gak? salam boleh ada lagi? pergaulan pergaulan ya tidak apa-apa boleh dari sebelah sini?
kalau dengan kata budaya positif dan tanpa waktu baik terima kasih betul sekali ya jawabannya dan apakah budaya positif ini sangat penting diterapkan di sekolah kita, gak betul? Penting, betul sekali Bapak Ibu. Yang namanya budaya positif ini memang sangat penting untuk kita terapkan, khususnya di sekolah kita, di Smp 3 Sinisal.
Kenapa sangat penting? Karena dengan kita memahami budaya positif ini dapat mengurutkan. Motivasi intrinsik atau motivasi diri khususnya dalam kemahiran siswa.
Bukan hanya kita sebagai guru saja yang harus mengetahui dan memperdalam tentang budaya positif ini, tetapi kita juga memiliki kewajiban untuk menyebar pesan kepada seluruh keluarga sekolah. Terutama kepada peserta ini kita, supaya mereka menjadi siswa yang bertanggung jawab, menjadi siswa yang memiliki budi potensi luhur, dan juga tentunya siswa yang berakhang mulia. Sesuai dengan filosofinya di Ihajar Dewantaratara dan untuk menunjukkan profil belajar Pancasila. Baik, Bapak Ibu, untuk mengevisiankan waktu, disini ada beberapa konsep inti yang saya akan tampakkan satu demi satu berkaitan dengan budaya positif. Yang pertama ada perubahan faradik pembelajar, kemudian ada disiplin positif, ada nilai-nilai kebajikan, ada kebutuhan yang seharga manusia, ada motivasi perilaku manusia, posisi kontrol guru, keyakinan kelas, dan satu lagi yang terakhir adalah segitiga restitusi.
Nah ini adalah konsep-konsep inti yang ada di modul budaya positif. Masih semangat teman-teman? Oh? Alhamdulillah, masih semangat ya Oke, kita mulai untuk bagian yang pertama berkaitan dengan perubahan paradigma belajar Atau dengan kata lain ada pembelajaran dengan paradigma baru sebelum ke sini saya ingin bertanya lagi kepada bapak ibu mungkin nih mungkin pasti ya kalau bapak ibu pernah mendengar dua istilah ini ya nanti saya akan katakan yang pertama ada pembelajaran berkursa pada guru yang kedua ada pembelajaran berkursa pada siswa pasti pernah ya kita dengar dua istilah itu ya nah kira-kira bapak ibu sekarang ini menggunakan pembelajaran yang mana apa yang kamu lakukan? Apakah pembelajaran media berpusat pada guru atau pembelajaran berpusat kepada siswa?
Ada yang bersedia memberikan pendapatnya? Dipersilahkan. Kalau belajar sifat kepada guru, guru yang banyak menekankan kepada siswa untuk memberikan materi-materi.
Tetapi kalau pembelajaran kepada siswa, siswa diberikan sebagai apa namanya? Sumber mereka akan mencari sendiri, mencari materi, baik melalui media atau berbagai yang lain. Sehingga pemberdayaan itu mungkin berkesipan kepada siswa. Baik, terima kasih.
Jadi Pak Ben, sekarang ini melakukan pembelajaran berusaha pada siswa ya. Bagaimana dengan Bapak Ibu yang lain? Sama dengan Bapak Ben, pembelajaran berusaha pada siswa? Sama, Alhamdulillah.
Wah, keren ya. Jadi yang saya kesal sekarang sudah menerapkan pembelajaran berpusat pada siswa. Ya tepat sekali ya dengan jawaban Pak Bebet.
Sekarang ini idealnya kita sebagai guru melakukan metode pembelajarannya berpusat pada siswa. Karena kita memberikan metode pembelajaran yang berdiferensiasi, Bapak Ibu. Jadi, membawa menggunakan prinsip pembelajaran berdiferensiasi. Seperti apa sih prinsip pembelajaran berdiferensiasi ini? Di sini pembelajaran berdiferensiasi, sehingga persatuan ini belajar sesuai kebutuhannya.
Artinya pembelajaran berdiferensiasi itu kita sebagai guru harus mengetahui kebutuhan. peserta didik kalau hanya kita memberikan pembelajaran hanya satu arah misalnya hanya sama atau hanya mempengaruhi ilmu saja kita tidak tahu kebutuhan peserta didik apa saja jadi untuk dapat kita mengakomodir kebutuhan-kebutuhan peserta didik maka pembelajaran kita lakukan adalah pembelajaran yang berdiferensiasi atau pembelajaran yang berpusat kepada siswa untuk Karena ini adalah salah satu pemikiran dari Bapak Ihajar Dewantaratara Bahwa pendidikan itu sifatnya menuntun, guru sifatnya menuntun Memberi contoh yang baik kepada siswa dan pembelajaran harus berpihak kepada murid Nah itu yang diinginkan, dicita-citakan oleh Bapak Ihajar Dewantaratara Yang pendidikan yang berpusat pada siswa Disuruh anak untuk membentuk atau mewujudkan profil pelajar Pancasila Bapak Ibu. Bapak Ibu pernah mendengar ya istilah profil pelajar Pancasila ya? Di sini ada entar dimensi Bapak Ibu profil pelajar Pancasila?
Mungkin agak tidak terlihat jelas ya. Ada apa saja profil pelajar Pancasila yang ingin dicapai? Yang pertama adalah beriman dan bertanggung kepada Tuhan yang Maha Esa dan juga berakhla mulia.
Jadi ini bahwa anak-anak dini kita memiliki keimanan dan ketahuan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada Allah, dan juga pastinya berakhir. Kemudian yang kedua, menjadikan siswa yang berkembang global. Ini kaitannya dengan mencungkirkan nilai-nilai kebudayaan, apalagi Indonesia itu kaya sekali dengan kebudayaan daerah.
Kemudian yang ketiga, bergabungan royong. Nah, Bapak-Ibu bergotong royong di sini bukan hanya terpaku kepada gotong royong membersihkan lingkungan sekolah saja ya, tapi gotong royong dalam arti di sini adalah bekerja sama, berkolaborasi. Antara siswa saling berkolaborasi atau antara siswa dan juga guru juga bisa saling berkolaborasi.
Kemudian... kreatif diharapkan anak-anak diri kita memiliki pemikiran-pemikiran yang kreatif kemudian berperan kritis atau kepikiran kritis dan satu lagi adalah mandinya nah 6 dimensi profil belajar Prasashila ini diharapkan dapat terbentuk di setiap sekolah untuk pesenat ini dimampu ...mau itu di sekolah kita atau di sekolah-sekolah lain dengan harapan bahwa pembelajaran yang terjadi perubahan terjadi perubahan pada tiga belajar pembelajaran terpusat pada siswa atau pihak pada siswa atau menggunakan pembelajaran yang berdiferensiasi gitu ya, lebih beda jadi kalau misalnya saat ini di antara bapak ibu yang masih menggunakan pembelajaran-pembelajaran dengan tipe lama atau tipe yang masih lampau mulai dari saat ini kita perbaiki sedikit demi sedikit perubahan itu tidak ada yang langsung berus elu tidak ada yang instan tapi perubahan itu tetap bisa dilakukan walaupun sedikit demi sedikit dan tetap harus ada niat dari dalam diri kita untuk terjadinya perubahan nah berikutnya Nah, disini ada yang namanya miskonsepsi bertekan dengan teori kontrol Jadi ternyata Bapak Ibu, kita menganggap bahwa kita adalah seorang guru kita berhak atau kita bisa mengontrol siswa-siswa kita tapi pada kenyataannya sebenarnya tidak bisa karena ini hanya sebagai miskonsepsi ini semua hanyalah ilusi belaka misalnya apa? ilusi guru mengontrol murid Misalnya nih Bapak Ibu, misalnya Bapak Ibu mau minta siswa untuk melakukan sesuatu atau misalnya awalnya siswa berbuat yang buruk kemudian diminta untuk berubah menjadi lebih baik Nah kemudian siswa tersebut menuruti, ikuti, menikuti apa yang Bapak Ibu perintahkan Apakah artinya kita sebagai guru itu mengontrol tingkah laku murid? Tidak, sebenarnya tidak.
Walaupun yang kita lihat, siswa tersebut, wah berubah nih, perilakunya sudah berubah. Tapi apakah kita berhasil mengontrol ini? Ya belum tentu juga.
Kenapa? Kenapa? karena berkaitan dengan motivasi intrinsik di dalam dirinya sendiri.
Pada saat siswa tersebut belum memiliki motivasi di dalam diri untuk berubah, bisa saja suatu saat, pada saat kita disedang lemah, Anak itu berbuat lagi hal yang sama Berbuat lagi hal yang buruk Kenapa? Karena tidak dibagi dari motivasi Dari dalam dirinya Atau disebut motivasi Intrinsik Kemudian teori ilusi bahwa Semua penguatan positif Efektif dan bermanfaat Maksudnya apa ini? Disini ada kata penguatan positif Penguatan positif itu lebih ke Bujukan Rayuan, bujukan Bersambung... menunjukkan anak untuk melakukan sesuatu apakah tunjukkan itu efektif dan bermanfaat?
yang belum tertujukan balik lagi ke kesadaran dirinya pada saat anak tersebut belum menyadari dalam dirinya maka walaupun mereka memikuti apa yang kita perintah Bisa saja suatu waktu mereka berbuat hal yang kurang baik lagi. Kemudian ilusi bahwa kritik dan membuat rasa bersalah, mampu membuatkan karakter. Nah itu juga ilusi. Pada saat kita memkritik siswa, atau kita membuat siswa itu merasa bersalah, kemudian siswa berubah, yang belum tertunjukkan, dia berubahnya apakah karakter memang benar-benar.
berubah sesuai dengan hati dua adiknya atau memang hanya rasa takut saja takut kalau dihukum sama guru takut ada rasa ketidaknyamanan kalau misalnya tidak melakukan hal yang diinginkan guru Jadi artinya belum memiliki motivasi diri. Dan satu lagi ilusi bahwa orang dewasa berhak memaksa. Kita sebagai guru pasti lebih dewasa ya, dibandingkan siswa-siswa kita.
Kita menganggap bahwa kita sebagai orang dewasa berhak untuk memaksa. Padahal sebenarnya tidak boleh. Jadi kita tidak bisa memaksa dengan orang lain, karena yang bisa mengubah diri kita, ya sebenarnya kita sendiri. Jadi misalnya kita berdua, antara kita aja nih misalnya bapak ini diperintah oleh salah satu rekan nih apakah bapak ini mau menuruti perintahnya ya bisa iya bisa tidak ya atau misalnya bapak kepala sekolah meminta untuk berbuat sesuatu apakah bapak ini mau menuruti mau tidak kalau untuk positif mau tapi kalau misalnya Mau berubahnya itu kalau bukan dari dalam diri kita, suatu waktu pada saat kita tidak dikawasi oleh kepala sekolah, bagaimana? Ya pasti berubah lagi ya, seperti biasa lagi.
Misalnya kepala sekolah bilang, masuk sekolah 7.15. Minute, kepala sekolah ada terus nih stand by dari jam 7 ada terus, kita ikuti Suatu waktu kepala sekolah tidak ada, misalnya pembahatihan berhari-hari Apakah kita masih mengikuti aturan yang sama? Masih datang tepat waktu?
Ya, benar-benar juga ya Tergantung dari perubahan masing-masing Tergantung dari motivasi diri Pada saat motivasi dalam dirinya sudah kuat Maka Tanpa ada yang memintaupun Tanpa ada yang memerintah pun Pasti akan kita lakukan Dengan senang hati Itu ya Bapak Ibu Baik, berikutnya Nah berkaitan dengan teori kontrol, kita harus merubah paradigma kita dari paradigma stimulus-response ke pendekatan teori kontrol. Seperti apa? Untuk yang pertama, dulu kita masih menggunakan paradigma stimulus-response. Stimulus respon yang pertama, realitas atau kebutuhan kita sama.
Menurut teori kontrol, realitas atau kebutuhan kita berbeda. Jadi kita harus berpikir, kita harus memiliki mindset atau pola pikir bahwa setiap orang kebutuhannya enggak sama. Setiap orang berbeda kebutuhannya Setiap siswa Walaupun berada di lokasi yang sama Di dalam kelas yang sama Kebutuhannya pasti akan berbeda-beda Dari satu anak dengan anak yang lain Jadi kita harus terus berpikir bahwa setiap kebutuhan manusia itu berbeda kemudian yang kedua semua orang melihat hal yang sama itu menurut teorinya stimulus respon menurut teorinya kalau setiap orang memiliki gambaran yang berbeda nah kembali lagi ke bagian pertama tadi karena kebutuhan kita pasti berbeda maka gambarannya juga berbeda gambaran itu seperti apa keinginannya harapannya ke depan seperti apa pasti akan berbeda tidak bisa kita sabar atakan terima kasih Dan yang ketiga, kita mencoba mengubah orang agar berpandangan sama dengan kita. Itu menurut stimulus respon.
Kita mencoba mengubah. Susah ya untuk mengubah orang lain ya sesuai dengan penginginan kita. Tapi kita harus berubah menjadi telepoto. Kita berusaha memahami pandangan orang lain tentang dunia.
Jadi bukan berarti kita yang mencoba mengubah orang lain, tapi kita yang berusaha memahami. Maham pandangan tentang dunia atau tentang lingkungan Kapan menurutnya, perilaku buruk dilihat sebagai sebuah kesalahan Ini menurut stimulus kesebel Perilaku buruk sudah dicap sebagai kesalahan Padahal yang harusnya adalah semua perilaku memiliki tujuan Jangan tiba-tiba kita memberikan hukuman kepada anak tanpa kita mengetahui dengan lebih dahulu anak ini berperilaku buruk kenapa? alasannya apa? ya jangan langsung tiba-tiba diberi hukuman begitu saja karena setiap perbuatan baik itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk pasti memiliki alasan jadi kita harus mencari tahu dulu alasannya apa berikutnya orang lain bisa menontrol saya menurut teori Rastibus Respon Sedangkan seharusnya teori kontrol hanya Anak yang bisa mengontrol diri Anak. Ini tadi-tadi balik lagi ke motivasi diri.
Jadi tidak ada yang bisa mengontrol diri kita, kecuali kita sendiri. Orang lain tidak akan bisa. Ya, terus guru juga tidak akan bisa.
Berikutnya, saya bisa mengontrol orang lain. Menurut Fikus Respon. Sedangkan menurut teori kontrol, Anak tidak bisa mengontrol.
orang lain balik lagi ke motivasi diri, kita tidak bisa memotivasi orang lain dan kemudian pemaksaan ada pada saat berujukan gagal kita membentak pada siswa, memujuk siswa ternyata tidak mau juga, langsung bertali-tali berinaksikan, karena kita paksa tidak mau, tidak mau itu sebenarnya tidak ada yang memiliki kelebihan dalam dunia pendidikan tergantung adalah kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-pilihan baru. Nah, kalau pada saat bertemu dengan sesuai yang memang jadi perlaku yang kurang baik, maka sebaiknya kita lakukan kolaborasi dengan cara berkaitan. berkomunikasi yang efektif, komunikasi yang baik.
Kita tanya dulu pelan-pelan kenapa berbuat seperti itu. Sampai nanti kita mencari solusinya bersama. Konsensus di sini artinya kesepakatan.
Jadi ada kesepakatan antara guru dan juga siswa. Dan satu lagi, menurut stimulus respon, ada model berpikir menang kalah, sedangkan teori kodol... yang berpikirnya menang-menang mungkin bapak-bapak sering juga mendengar kalau hasil krisisnya win-win solution ya kan benar ya win-win solution, jadi menang-menang jadi tidak ada yang kalah walaupun misalnya ada siswa yang berbuat kesalahan jangan kita melompat bahwa kita itu pasti menang anak yang berbohong pasti kalah artinya mereka akan mencapai dirinya sebagai manusia yang gagal identitas yang gagal jadi sampai kapanpun mereka akan mengingat hal tersebut dan akan terbawa menjadi karakter bahwa dia adalah orang yang bermain, orang yang gagal, seperti itu jadi seharusnya kita bermodal pikirnya menang-menang kita menang, anak juga menang maksudnya adalah pada saat kita berkolaborasi, misalnya berkomunikasi dengan anak tersebut kemudian anak tersebut harus berusaha untuk bertanggung jawab terhadap kesalahan yang dia buat pada saat dia bertanggung jawab, tersalahannya yang mencari solusinya diri sendiri beribadah oleh guru maka anak tersebut tidak akan merangkap bahwa dirinya itu gagal ya dia akan merangkap bahwa dirinya adalah manusia yang bertakut jawab jadi tidak ada yang kalah dalam hal ini gitu ya bapak ibu sampai disini masih semangat? semangat mungkin ada yang ada kalau misalnya Apa ya cerita Bapak-Ibu atau pendapat Bapak-Ibu di kelas-kelas ini? Ada?
Atau bisa saya lanjut ya? Lanjut. Oke siap.
Oke berikutnya berkaitan dengan disiplin positif Bapak-Ibu. Nah tadi sebelum kita disiplinasi, ada pemamparan juga ya Bapak-Ibu kepala sekolah berkaitan dengan disiplin. Sebenarnya kata disiplin ini Bapak Ibu, yang sehari-hari kita dengar, disiplin itu identik dengan yang namanya aturan.
Betul ya? Biasanya dari mendengar kata disiplin itu ada aturannya. Ada hukumannya, ada saksinya kalau mulai disiplin.
Atau ada kata-kata yang tidak di sekolah ya. Tapi sebenarnya ya Bapak Ibu, disiplin itu berasal dari kata disiplin yang artinya belajar. Dan awal membentukkan kata disiplin itu, awalnya adalah disiplin diri. Mengajib pada disiplin diri.
Yang memiliki tanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya berdasarkan nilai-nilai yang nyatir. Jadi disiplin disini adalah pada saat anak menyakini nilai-nilai yang diakini ya, nilai-nilai yang penting misalnya, yang di kelas, yang di kelas sekolahnya, maka anak itu memiliki rasa tanggung jawab. Jadi kembali lagi sebenarnya balik lagi ke motivasi dirinya. Jadi dia akan memiliki rasa tanggung jawab.
Nah itulah arti kata disiplin. Jadi bukan arti disiplin itu... Ada aturan, ada saksi, ada hubungan.
Jadi arti kata disiplin itu dari kata disiplin diri. Nah dengan kita melakukan disiplin diri, maka akan terbentuklah yang namanya disiplin positif. Disiplin positif itu...
salah satu cara penerbangan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memperdayakan peserta ini tanpa imbalan penghargaan atau reward ancaman atau penumpungan jadi bapak ibu yang namanya disiplin diri disiplin positif itu terbentuk kalau siswa ada kesadaran diri dulu ada motivasi diri dulu Bukan dari luar motivasinya Contohnya misalnya Bapak Ibu Anak suruh masuk ke sekolah Jam 7.15 langsung dari milikmu ke sekolah Ya Terus anak-anak menurut nih Masuk ke sekolah sebelum jam 7.15 Sebelum gerbang ditutup Apakah Bapak Ibu yakin bahwa anak-anak kita yang menurut-menurut ini Sudah memiliki motivasi diri Atau memang mereka takut akan terhubungan Dari dirumahnya Tentu hukuman dari penjaga sekolah Kita tidak tahu ya Siapa tahu anak-anak yang memang buruk-buruk ini Masuk sekolah pada tanggal ini Mereka bukan karena memiliki motivasi kiri Tapi memang karena ada rasa takut Ya ada rencana Khawatir dihukum Khawatir ditegur oleh warga kelasnya Khawatir memimpin lagi jadi berkurang Artinya itu motivasi bukan dari dalam diri, tapi dari buah. Motivasinya masih dari eksternal, bukan dari dalam dirinya sendiri. Bukan berarti anak itu ingin puji-puji oleh guru, ini anaknya rajin misalnya.
Meditasi reward. Ya, meditasi reward. Artinya belum memiliki motivasi diri.
Nah, sebagai teknik ini, tujuan kita adalah menciptakan kesatuan. Yang memiliki misi pelipdiri, sehingga mereka berperilaku memancung kepada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik dalam perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Ini tugas kita semua, semua yang ada di sekolah, terutama guru, ataupun sekolah-sekolah, TPU juga, penjaga sekolah juga berperan untuk memunculkan Anak ini kita memiliki motivasi kiri, motivasi yang positif, bukan karena ketakutan ya, bukan karena takut dihukum, bukan karena ingin mendapatkan penghargaan. Oke, baik berikutnya disini saya ada kata nilai-nilai kebajikan universal Bapak Ibu, pernah terdengar sebelumnya?
Nilai-nilai kebajikan, apa sih nilai-nilai kebajikan ini? Nilai-nilai kebajikan. nilai-nilai kebajikan ini adalah nilai yang disepakati bersama lepas dari semua bangsa, agama, bahasa ataupun antarabangsa jadi kita seharusnya membuat nilai-nilai yang disepakati nilai-nilai kebajikan apa saja nilai-nilainya? banyak apapun nilai-nilai kebajikan ya pokoknya baik-baik lah gitu ya Sebagai contoh disini ada nilai kebajikan dari institusi atau organisasi Sebenarnya saya ambil contoh hanya tiba-tiba Misalnya yang pertama dari profil pelajar Pancasila Yang sudah saya sampaikan di awal Ada 6 dimensi Ini adalah nilai-nilai kebajikan semua Beri pengetahuan lah, beranak-berian, berkembang global, global-global, kreatif, beranak-beranak kritis, itu nilai-nilai kebajikan.
Nah nilai-nilai ini sebenarnya harus diresakti oleh kita semua, termasuk peserta diri. Harus diakini, harus diakini oleh peserta diri. Untuk apa? Ya untuk, balik lagi, untuk menunjukkan motivasi dirinya.
Kemudian ini dari organisasi IBO Primary Nurse Program, ada nilai toleransi, rasa hormat, integritas, manir, dan sebagainya. Ya itu nilai-nilai baik. semua nilai-nilai diberikan universal.
Tidak peduli agamanya apa, tidak peduli bangsanya apa, jadi sudah benar. Kemudian dari organisasinya, kita terampilkan ke waktu lain sekian. Dapat dipercaya, lurus hati, berdengar yang aktif, tidak merendahkan orang lain, yang terbaik dari diri.
Itu adalah... Bebetapa contoh-contoh nilai-nilai kebajikan Nanti kita akan bahas lebih mendalam nilai-nilai kebajikan ini Di bagian keyakinan kelas Nanti kita belajar bagaimana cara untuk membentuk keyakinan kelas Yang berasal dari nilai-nilai kebajikan ini Kita lanjut ya Baik berikutnya adalah Nah ini kita akan membahas tentang kebutuhan dasar manusia lalu Intro termasuk kita, termasuk juga peserta diri kita yang pasti memiliki kebutuhan dasar salah satu kebutuhan dasar yang tidak terperungi maka yang terjadi adalah anak-anak diri kita akan terperilaki yang tidak sesuai dengan aturan dan keinginan kita nah kebutuhan dasar manusia itu adalah segala sesuatu yang kita lakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan Seluruh tindakan yang kita lakukan memiliki tujuan tertentu dan semua usaha terbaik yang kita lakukan adalah dalam raka agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan baik. Jadi kebutuhan dasar ini sangat penting Bapak Ibu. untuk diketahui dan juga sangat penting untuk dicatatui ya kebutuhan itu apa?
Apakah ada kebutuhan yang kurang dari hidup dari siswa sehingga berikannya? mengumpang atau tidak sesuai jadi kita sebagai guru harus mencari tahu dan tentunya bekerja sama juga dengan guru PP di sini ada guru Vivi yang lebih menjelang lagi tentang ilmu psikologi nah berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia ternyata ada 5 kebutuhan dasar pada manusia termasuk pada kita juga salah satunya tidak dihitungi maka kita akan berbuat hal-hal yang tidak sesuai Banyak perilaku-perilaku menyimpan karena diantara 5 kebutuhan dasar kita ini ada yang tidak terpenuhi Nah kebutuhan dasar yang pertama adalah kebutuhan dan perubahan hidup berkaitan dengan kehanan, pakaian, tempat tinggal, keamanan dan juga kesehatan Tapi gue pernah pada saat mengajar di kelas ada anak yang lemes, nyantung, tidur-tiduran Atau tidur dengan Nah kita harus cari tahu Jangan langsung dibahayakan Begitu saja ya Jangan langsung diberi hukuman Larang atau pusat ya Tapi kita ngobrol dulu Kasih tahu dulu baik-baik atau tanya dulu Kenapa? Kenapa malam mas? Siapa tahu kebetulan dasarnya bertahan hidupnya, survival ini tidak terpenuhi.
Mungkin dari rumah tidak sarapan, tidak minum susu, atau mungkin rumahnya kebanjiran. Tidak ada musim hujan sampai selesai ini. Atau mungkin kesehatan yang terganggu. Sedang kurang ada badan, bisa pusing kepalanya, misalnya mahnya ngambil atau lain sebagainya.
Ini kebutuhan dasarnya tidak terpengaruhi. Jadilah anak-anak selalu tidak melakukan hal-hal yang sesuai. kemudian kebutuhan yang kedua kasih sayang dan rasa diterima rasa diterima dipandulkan berbagi kerjasama menjadi bagian dalam kelompok misalnya seperti apa ini? misalnya pada saat pada saat kelas, kita kan biasanya suka pergi ke lompok ya ya praktik tuh, ada diskusi ke lompok terus ada misalnya dalam satu lompok, dari 5 anak, satu anak ini gak mau ngapain padahal di Universitas Sembunyid itu sering ya, banyak ya menyendiri, yang satu anak menyendiri, gak mau kerja nih malah dilaporkan ke guru ya, bu yang ini gak mau ngapain, gak mau kerja Nah, sebenarnya kita harus mengetahui dulu kenapa seperti itu.
Siapa tahu dari kelimanya, yang satu ini bukan temannya, juga teman dekat gitu ya. Memang sama-sama teman dalam satu pas, tapi tidak terlalu dekat. Sehingga, yang satu ini... Jadi tidak terasa, keperasanya tidak diterima di kelompoknya.
Artinya kebutuhan yang kedua tidak terkenal. Kebutuhan bukan rasa diterima atau rasa kasih sayang. Kemudian kebutuhan yang ketiga, kebutuhan penguasaan.
Kebutuhan penguasaan ini berkaitan dengan harga diri, keinginan untuk menyanggap, mengimpin, berprestasi, diakui dan juga didengar. Seperti apa itu misalnya? Pastikan ada anak-anak di dalam kelas yang ingin tampil kan?
Apa-apa pengen melajumu? Apa-apa pengen jadi... Apa ya? Pengen jadi... Puji-puji gitu ya?
Pasti ada yang seperti itu. Artinya... Anak tersebut sebenarnya sedang melakukan hal yang berkaitan dengan kebutuhan dasar penguasaan Mereka ingin dibunga, mereka ingin dihargai, dianggap Mereka ingin menjadi pemimpin di kelasnya Itu ada yang seperti itu Berikutnya kebutuhan keempat adalah kebebasan Mandiri, memiliki pilihan, mencoba hal baru Mampu mengendalikan malah dirinya Mereka ingin kebebasan Bapak Ibu Nah Bapak Ibu, masih ingat gak? Gaya belajar itu ada ketiga ya Apa saja Bapak Ibu gaya belajarnya? Ada gaya belajar?
Fiswa, betul Kemudian ada gaya belajar? Abitori, Biodat, satu lagi ada gaya belajar? Kinesthetik, betul Nah, karena dari pelajaran itu berbeda-beda Pada saat kita memberikan materi hanya bercerita saja di depan Siapa tahu nih, ada anak yang banyak belajar kinesthetik merasa bosan di dalam kelas Ya, merasa seperti terkurung gitu kebebasannya Mereka sebenarnya yang bebas Biasanya jalan-jalan kemana-mana, ke sana-sana, sini, ternyata dipaksa untuk dia Pada saatnya ngomong sedikit, gitu dulu, orang lain dulu Jadi itu kebebasannya seperti di rempas, jadi banyak yang ingin adanya kebebasan Pada dasarnya pula Seorang guru harus punya inovasi dalam pembelajaran, harus kreatif dan harus menciptakan model-model pembelajaran yang bervariasi Berikutnya kesenangan, yang terakhir, yang terakhir, humor, akusiasme, atau pun tertawa Jangan dilarang anak tertawa dalam kelas ya, karena itu adalah salah satu kebutuhan dasarnya, namanya ingin senang, ingin bermain. Makanya kita seumur waktu beri metode pembelajarannya, bisa membelajar, bisa membelajar dengan cara bermain-main, belajar setiap bermain, bermain setiap belajar.
Atau mungkin di dalam kelas, jangan terlalu serius-serius amat gitu ya Disolidin oleh ketawa, humor, tetap-tetapkan mungkin ya Nyanyi, betul Di situ ada senyaman yang bisa muncul dalam pendidikan siswa dan membuat anak itu merasa nyaman di dalam kelas. Tidak terlalu tegang sekali di dalam kelas. Baik, Mbak Fekruh ini berkaitan dengan lima kebutuhan dasar manusia.
Diharapkan pada saat kita sudah mengetahui kelima kebutuhan dasar ini, kita dapat melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dasar alam. Menyemantah! Sebaiknya juga mencari tahu pada saat anak-anak tertentu yang dianggap tidak sesuai dengan perilaku-perilaku yang seharusnya.
Oke, terima kasih. Untuk lebih semangat lagi ya, harus ingat. Yang tadi slogannya, SMT 3 Cinggah! Buat Bapak-Ibu!
Wah, udah lama saya. Udah lama saya. Sekali lagi, SMT 3 Cinggah! Buat Bapak-Ibu! Buat Bapak-Ibu!
Kita tunjukkan bahwa sekolah kita itu sekolah yang luar biasa ya Sekolah yang wah keren lah yang berprestasi ya Berikutnya Nah masih berkaitan dengan Perilaku manusia, motivasi perilaku manusia Di awal saya tadi sudah menempatkan ya Ternyata motivasi itu ada dua Ada motivasi dari luar, ada motivasi dari dalam. Atau ekspansi, intransi. Kalau orang itu motivasinya hanya untuk menghindari ketidaknyamanan, atau takut akan berhubungan. takut akan ancaman, maka motivasi anaknya ada dari luar ya belum dari dalam, bisa saja suatu waktu anak itu menyimpang lagi kemudian ada anak yang motivasinya untuk perilakunya itu untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain itu juga motivasinya dari luar ya ada anak ini berprestasi, nilainya bagus, tapi motivasinya adalah Ingin dapat, ya lah misalnya, mendapat peringkat, mendapat keuangan, mendapat reward dari guru Belum dihargai dalam dirinya sendiri Yang lebih bagus kan seperti apa? Yang lebih bagus itu adalah motivasi diri, intriksi Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri Dengan nilai-nilai yang mereka percaya Jadi mereka punya keyakinan, kesadaran diri.
Pada saat tidak dilawasi oleh guru, anak-anak tetap tidak mengalami perubahan berlaku, tetap menjadi anak yang lain, sesuai dengan yang kita inginkan. Jadi tujuan budaya positif ini adalah untuk menciptakan motivasi interdisip di dalam diri siswa. kita semua ya sebagai guru sudah harus memiliki motivasi interaksi. Nah berkaitan dengan motivasi perilaku manusia, ada tiga istilah ini, hukuman, konsekuensi, restitusi. Kalau hukuman ataupun konsekuensi mungkin tidak asing ya bagi kita ya, tapi mungkin restitusi ini adalah hal yang baru.
Bahkan saya pun baru tahu nih, pada saat itu untuk menjelaskan guru program, Oh ternyata ada yang namanya restitusi Saya baru belajar disini Yang awalnya benar-benar tidak tahu Oh ternyata ada yang istilah restitusi itu benar-benar sangat baik dan dampaknya Nah apa yang membedakan antara hukuman, konsekuensi dan juga restitusi? Mungkin kalau hukuman sudah tidak asing lagi Hukuman itu tidak terencana Tiba-tiba saja, misalnya ada anak-anak yang terlambat langsung ke sekolah, kemudian ada guru pikir, diminta oleh guru pikir misalnya lari dua kali puteran lapangan, ini tuh berarti... hukuman apa itu kenapa karena tiba-tiba tidak terencana ya dan anak tidak tahu nanti kira-kira apa ya hukumannya karena tidak tahu bisa jadi disuruh lari bisa jadi disuruh nyaku bisa jadi disuruh pusat apa mereka tidak tahu bukan tidak tahu apa yang terjadi karena tidak dilibatkan dengan sifatnya satu anak Hanya guru saja yang mementak Kemudian berapa hukumannya Bisa fisik dan juga bisa Sikis Fisik itu bisa menari, olahi Pusat Itu fisik Kalau sikis bisa jadi hukumannya hanya dari kata-kata Ya Hukuman guru bisa jadi Menyakitkan hati anak Nah hati-hati ya Bapak Ibu Karena apa yang kita ucapkan Bisa jadi Ada anak-anak tertentu yang Eee..
Pasti belum ya? Sebenernya saya punya cerita nih, mau gue keluarkan? Iya Saya belajar itu waktu jalan saya masih SMP Ini berkaitan dengan hubungan verbal atau sinkis ya Pada saat saya SMP, dulu masa aku ya namanya ya Belum ada 7.9 Belum masa aku SMP Pelajarannya matematika Dan saya juga terlalu suka ada dalam pelajaran matematika ya Gurunya bapak-bapak ya Saya berhubungan dengan Pak Alen depan Dan dalam satu kelas itu tidak seperti saya Cuma 30-an ya 31, 32, 40 Dalam satu kelas Pak Alen sekali Dan saya berhubungan dengan Pak Alen depan Berhadapan langsung dengan Nah pada saat itu saya yang selalu kelas diminta untuk mengerjakan soal matematika Yaudah kita kerjakan Keluarga sendiri gak usah ya Karena dulu dia juga terkenal galak Nah saya mencari jawaban, biasanya kalau nonton ketika harus dimotret ya, bisa langsung tembak begitu saja, Nah misalnya ini buktukan dua, lembaran kanan sama lembaran kiri, lembaran kanan itu saya buat soalnya, lembaran yang kiri itu saya potretannya disitu, nah tiba-tiba guru yang dihadapan saya bilang, Jauh banget sih, kok tertibuk di kertas lain, dan itu sampai sekarang tuh di luar itu masih ingat, sampai sekarang, kata-kata jurnal mau begitu sedikit sebenarnya jauh banget sih, itu sebenarnya bisa jadi melukai hati anak mungkin banyak anak-anak yang lain yang sering dikatakan seperti itu dan kebal gitu ya tapi pada saat itu saya merasakan sakit gitu ya sakit sakit banget dan sampai saat itu dan beberapa tahun berlalu kita tetap masih saling nyamuk sampai sekarang bukan berarti saya salam Apa yang benar-benarnya bukan, tapi tetap aja gak bisa hilang dari memori. Nah, jangan sampai seperti itu ya Bapak-Ibu, karena apa yang berucapkan bisa jadi menakitkan orang lain, anak-anak, dan bisa jadi terus teringat dalam memori.
Nah, begitu juga dengan yang konsekuensi, Bapak-Ibu. Tapi konsekuensi tidak sebuah jalan hukuman. Konsekuensi ini tercakap atau disesuaikan. Peraturan, sekolah kita kan ada tata tertib ya, tata tertibnya apa, kalau tidak dilakukan saksinya apa, nah itu kan saksinya, sudah jelas buku-bukuannya apa, saksinya apa, kalau saksinya apa, murid tetap dikutuk dengan nyaman dan sikap guru selalu memohon untuk orang murid, misalnya pada saat terlambatnya sekolah ada tata tertib Kemarin dia membuat percobaan ya, ketika sekolah ya.
Misalnya, masuk ke sekolah sebelum jam 7.15, terus di kolomnya saksi. Saksinya misalnya apa nih? Misalnya saksinya pembelajaran terjun.
Misalnya saksinya adalah yang menjelaskan halaman. Itu jelas, itu adalah konsekuensi yang harus dilakukan. Kenapa?
Karena... Sudah ada kesepakatan berupa total tetip. Anak juga sudah tahu bahwa kalau saya total terlambat, pastinya tidak ada hukumnya yang diberi saksinya, nabungi.
Tiba-tiba begitu saja, itu berarti tidak bisa berhasil. Jadi kalau hukuman itu tidak terencana, Tiba-tiba saja, anak gak tau nih mau diumum apa, mau diumum apa yang sebetulnya, tapi kalau manusia-manusia sudah jelas, sudah ada ya, saksinya apa, ada tertulis, ada tata tertibnya, itu namanya manusia-manusia. Iya, betul sekali.
sudah mengetahui ya dan ada satu lagi restitusi restitusi itu adalah proses menciptakan kondisi bagi kulit untuk memperbaiki kesalahan proses kolam retif yang mengajarkan kulit untuk mencari solusi sendiri nah inilah yang disebut sebagai restitusi yang harus berkomunikasi dulu dengan siswa jangan tiba-tiba kasih hubungan jangan tiba-tiba langsung sanksinya sesuai konsekuensi Tapi kita berdialog dulu dengan siswa, cari tahu dulu masalahnya apa. Sehingga nanti siswa dapat menemukan sendiri solusinya seseorang lagi. Jadi, tentunya dibantu kita sebagai guru.
Dan mereka jadi anak yang bertanggung jawab. Jadi, bukan berarti mereka salah, buku, beres, udah buku aja. Nanti mereka gak ada langsung jawabnya.
Jadi ini mengajarkan anak untuk bertanggung jawab bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan Sebenarnya nanti menciptakan anak yang bukan anak yang gagal tapi anak dengan identitas yang berhasil, identitas yang sukses dan di kedepan mereka akan tercipta di dalam pikirannya bahwa saya harus menjadi orang yang bertanggung jawab sekalipun saya melakukan kesalahan, tapi saya harus bertanggung jawab terhadap apa yang saya lakukan Baik Bapak Ibu, kita lanjutkan. Nah, kita masuk ke bagian posisi kontrol. Kita sebagai guru Bapak Ibu. Terlihat ya dari belakang. Ada posisi sebagai penghutu, ada posisi sebagai pembuat rasa bersalah, ada posisi sebagai teman, posisi sebagai pemantau, dan posisi sebagai manajer.
Sebelum saya lanjutin ke dosain berikutnya, saya ingin tahu dulu ini kira-kira posisi bapak itu yang mana ya? Kalau saya juga belajar, saya pemutuhnya. Saya gitu ya, sebagai pemutuh, ya.
Sebagai masalah-masalah yang tidak ada juga. Bapak-Ibu yang mana nih? Posisi kau terlalu yang sama ini? Posisi kau terlalu tinggal di siang?
Satu ya, bisa dua, bisa tiga, mungkin tiga-limanya. Pernah berharga. Hai selalu silakan posisi kalau ibu saya sih yang selamat menikmati selamat menikmati selamat menikmati Halo, Ibu Modipi yang ini siapa? Jadi teman bisa pemantau busa. Teman bisa pemantau busa, oke.
Tidak apa-apa ya. Ya, tidak apa-apa. Kita semua sedang dalam proses belajar ya, Pak Ibu.
Sebenarnya perbedaannya apa sih posisi-posisi pemantau ini? Mungkin kalau penghukum tidak asing ya, tadi sudah kita bahas penghukum. Teman juga, pemantau itu kaya ada dengan pemberi konsekuensi.
Jadi guru-guru yang paham, kalau tidak sesuai dengan aturan, berkonsekuensi ini, jadi dia sebagai pemantau. Nah, yang lain-lain bagaimana? Kita lihat saja berdasarkan... Satu kasus, nanti saya akan tunjukkan kasusnya, satu, tapi posisi kontrol dulunya berbeda-beda. Jadi nanti Bapak-Ibu bisa membedakan sendiri posisi kontrol, pembukung itu seperti apa, pembukaan terasa bersalah seperti apa, dan seterusnya.
Nah, ini. Silahkan, ini, Bapak-Ibu. Kasusnya sama ya, ini berdua yang berbeda.
Kasusnya adalah siswa tidak memakai atribut lengkap saat berpacaran dengan diri. Itu kasusnya. Kalau kita sebagai penghukum, maka ini adalah perkataan seorang guru. Misalnya, perkataan guru sebagai penghukum. Hormonan pada benar-benar selama satu jam.
Ini kan dihukum ya. Atau ada yang punya pengatangan, lima butaran. Itu penghukum.
Itu kata-kata yang mungkin di ucapkan sebagai posisi kontrol kita sebagai pembukung Bagaimana dengan perempuan merasa bersalah? Ini kata-katanya begini Berapa kali ibu harus memberitahu kamu, kamu selalu saja mengecewakan ibu Nah, gitu ya kata-katanya itu seperti itu mungkin yang ada salah satu seperti itu Berapa kali sih bapak mau memberitahu kamu, kamu selalu mengecewakan Nah itu artinya anak akan dibuat merasa bersalah terhadap apa yang mereka lakukan Nah, ya itu merasa lebih bersalah ya Saya juga selamatkan guru ya Nah itu, itu posisi kontrol membuat rasa bersalah Kasus yang sama, sebagai teman Nah ceritanya tuh posisi kita sebagai teman Biasanya kalau teman tuh hubungannya kayak teman biasa ya Ayo dong, diaturin sekolah Tengok ini kan sekali Ya sudah, gak apa-apa Lain kali jangan sampai berbohon seperti ini ya Nah itu posisi kontrol kita sebagai teman Ya salah lah, kita dengan siswa itu seperti teman saja Dan dengan mudahnya memaafkan Nanti lain kali jangan begini lagi ya Sampai ada kata-kata mungkin ada kayak bercandanya Ada ketawa-ketawanya gitu ya di hadapan siswa Itu posisi sebagai teman Posisi sebagai teman, tahu Kamu sudah menganggar aturan sekolah Kamu tau konsekuensinya? Setelah pacaran, kamu beli atribunya ke kooperasi dan jangan dilagakan lagi. Itu pengantar.
Ada konsekuensinya. Mungkin ada aturan dikumpul. Tata-tati dari dulu.
Kalau tidak pakai atribu, wajib. Jadi, inkoperasi ya, terus ada aturan, sebagai aturan. Nah, Bapak Ibu, satu lagi yang menurutnya, sebagai apa satu lagi? Manager.
Dan yang paling ideal itu manajer namanya. Walaupun kita tugasnya itu sebagai guru ya, bukan manajer di perusahaan, tapi posisi kontrol kita yang paling bagus banget itu sebagai manajer. Nah, kata-kata yang dicapainya, apakah kamu tahu kesalahanmu? Kira-kira bagaimana kamu memperbaiki kesalahanmu?
Jadi disini ada ngobrol dulu Tidak langsung diberi dihentuman Tidak langsung dimarahi begitu saja Tapi diajak berbicara dulu Ngobrol dulu biar kita selidiki dulu nih tapi gak salahnya apa terus nanti sampai kalau saya tau si anak ini sampai dia menemukan sendiri solusinya permasalahannya itu dia oh ya saya harus begini, tanggung jawab saya harus begini nah itulah posisi kontrol yang paling Ideal, yang paling baik Sekarang kita masih berada di posisi kontrol Penghukum tidak apa-apa Tidak apa-apa sekarang Tapi nanti sedikit demi sedikit Kita ubah Walaupun sebenarnya penghukum itu Tidak buruk-buruk sekali Tapi tetap Kalau dalam pendidikan Menurangi posisi kontrol kita Sebagai penghukum Baik Bapak Ibu, sudah paham tentang Posisi kontrol seorang guru? Saudah, untuk mengetahui apakah Bapak Ibu sudah tahu atau belum ya posisi kontrol seorang Ibu, di layar nanti akan ada beberapa perkataan, Bapak Ibu nanti menebaknya posisi kontrolnya sepertinya apa, dari perkataan-perkataan yang ada di layar. Lihat yang sebelah sini Ibu.
Nah ini, kata kapan ini? Saya kecewa sekali dengan kamu Ya, menurutmu? Nomor 2 Nomor 2, nomor 2 apa tadi? Merasa bersalah Merasa bersalah, ya baik Sama, merasa bersalah Jumlahnya adalah betul Membuat merasa bersalah Tepuk tangan, betul, menurutmu?
Menurutmu? Dan berikutnya Kamu tidak pernah benar melakukannya Posisi kontrol mana? Satu Satu berarti Yang lain? Kata Pak Bebet belum ngetah Ada lagi? Kamu tidak pernah-pernah Kamu bahas sininya Kamu tidak pernah-pernah Bahas sininya Posisi kontrol mana ini?
Buka, pembuku, kita lihat jawabannya adalah betul. Pembuka, betul. Ayo, kita betul.
Ini pembukunya secara verbal ya, kata-kata. Bukan anak-anak yang tebal, wah biasa aja lah. Guru, aku pilih yang sangat jahat, tapi bagi anak-anak yang si jiwa yang sensitif, bisa sih di sekil hati ya, di lantai, gak pernah pilih lantai, gak pernah pilih lantai.
Berikutnya, apa rencanamu untuk penyelesaian? Ya, betul sekali. Ini adalah posisi sebagai manager. Karena harus bergelombang mencari tahu soalnya sampai menemukan solusinya. Ayolah, lakukan yang bintang pak ya.
Ayolah, lakukan yang ribunya. Teman atau pemantau? Nah, jawabannya adalah sebagai teman. Tentu pemantau ya, teman.
Satu lagi. Kamu tidak pernah mendapat nilai jika tidak mengerjakan tugas Sebagai? Ya, terakhir ya Sebagai pemantau Kalau tidak mengerjakan tugas, maksudnya tidak mendapatkan nilai Sudah paham ya, sampai sini ya, lembaga ya Jadi posisi kita memang banyak, ya ada lima Tapi kita...
berusaha untuk memilih posisi kontrol yang terbaik terbaik bagi diri kita sendiri dan terbaik bagi peserta diri kita Baiklah berikutnya sedikit lagi apa yang ditunggu aku pembahaskan lagi bukunya adalah Ferdinand Klas, Sofie Ibu Nah saya ada pertanyaan saya tidak tulis karena Ferdinand Klas adalah gambar-gambar yang saya tuliskan tapi disini ada pertanyaan dari ibu adakah yang bisa menjawab pertanyaan ini? Hai merah apa keiatinan kelas merah apa bukan peraturan kelas ada yang bersegih ya ya silahkan mbak kucing mau pakai ini mbak kucing so hahaha enggak enggak oleh keiatinan kelas dan siswanya sendiri dan jurus investisik yang membuat istrinya siswa melalui peraturan kelas dan Iya betul sekali jawabannya Tepuk tangan dulu untuk Pak Uji Oh ini adalah gurunya dari grup graf ya Majalah praktik yang ada di Smt Yang sebesar, namanya tahu ya Karena yang mau majalah grup graf Yang gak bisa praktik ya Betul sekali, kenapa sih? Kita tuh mimpinya keyakinan kelas, bukan peraturan.
Padahal selama ini yang kita ketahui, yang saya tahu dari guru saya yang kecil, sekolah yang saya sampai saat ini, saya tuh ketahunya hanya peraturan. Peraturan kelas, kata-kata tips. di bawah dan di sebelah saya dapat tahu ini di grup penggerak ini di pendidikan grup penggerak ada istilah kenyakinan kelas jadi lo bukannya gini bapak ibu misalnya mau motor ke jalan biasanya kan kalau mau motor ke jalan harus pakai apa bapak ibu? pakai gelap tujuannya buat apa pakai gelap? udah gak mau disini bukan?
Mereka untuk keselamatan Kalau pakai helm tujuannya seperti parodi Untuk supaya menghindari polisi Maka motivasi yang ada di dalam diri parodi itu baru motivasi eksternal parodi dari luar Tapi kalau kita yakin bahwa kita pakai helm itu karena keselamatan kita Menjaga diri kita Maka itu berarti keyakinan Maka dari situlah kenapa bukan peraturan Kemudian Pak harus keyakinan karena yang mau kita bentuk dalam diri anak adalah motivasi dirinya Motivasi intensifnya bukan motivasi luar Kalau peraturan dengan betul, katanya dikatakan Pak Wujud dari luar, dari gurunya Gurunya yang nombor, anak harus mengikuti, begitu saja Ya, mungkin gak boleh kalau ada problem dari anak, harus diikuti Tapi kalau keyakinan, itu muncul dari dalam dirinya Saya ada yang namanya keyakinan kelas atau keyakinan sekolah Apa pembaranya kita pandemi COVID-19? Pakai masker ya sama namanya ya Tujuannya apa? Kenapa?
Mungkin lagi virus Tapi, berlindung diri ya, artinya kita punya keyakinan. Pada saat kita tidak pakai masker, khawatir, berdiri, rusmi, yang terhiru. Nanti kita yakin.
Nah, keyakinan ini seperti hal yang kita yakin. Kita beriman kepada Allah. Kita yakin, kan?
Kita yakin bahwa Allah Tuhan ada. Kita yakin bahwa... Apa yang kita lakukan selalu pilihan, kan kita yakin.
Bukan berarti takut sama orang tua, harus dimarahin kalau ada sholat. Takut di tegur sama buruk kalau gak sholat misalnya. Nah itu berarti bukan yang di dalam dirinya, itu masih di dalam diri Allah.
Nah makanya diberi sholat yang namanya kelihatan dan kelas. Bapak itu siap membentuk-bentuk kreatifan kelas? Wah, siap membentuk kreatifan kelas? Jadi, sama-sama kreatifan kelas ini dibuat oleh harta-harta pembeli dan juga guru kelasnya.
Kalau kelihatan sekolah, berarti dalam satu sekolah. Kita pembahasannya hanya kelihatan kelas, karena di satu kelas ya, sebagian besar kita kan sebagai wali kelas. Jadi sebagai wali kelas, kita membuat kelihatan kelas. Seperti apa sih kelihatan kelas itu? Nah, ini yang sebelah kanan.
Yang di sebelah kanan yang pakai kertas suara warna sudah sama Itu adalah salah satu contoh Kayakinan kelas yang sudah dibuat Itu kayakinan kelas simple Gak pasti harus pakai kertas suara warna-warnanya seperti ini saja, kertas posiet atau kertas label. Bisa juga bayar kertas itu ya kita modifikasi ya. Bisa misalnya pakai kertas masing-masing, kemudian itu catat di kertas, hubungan kepada guru, ya itu.
Tapi kalau menggunakan kertas seperti ini, kita bagikan satu kertas atau dua kertas kepada setiap anak. Anak tersebut memiliki setiap keinginan masing-masing, dan di dalam kelas ini bertanya-tanya dengan nilai-nilai kebajikan Bapak Ibu. Masih ingat kan tadi nilai-nilai universalnya? Saya harus saling menghormati, saya harus bertanggung jawab, saya harus berdiri, saya harus kreatif.
Itu nilai-nilai universal. Anak itu bebas menuliskan apapun sesuai dengan nilai yang mereka inginkan, nilai yang mereka yakini. Setelah mereka nulis semuanya, kumpulkan ke depan, tempel-tempel misalnya di papan tulis dulu.
Kemudian kita bisa sortir. Kalau misalnya kata-katanya sama nih. Kita lepas, cukup satu saja. Sampai diperoleh nilai kebajikan yang cukup sedikit. Karena yang namanya keyakinan kelas tidak sebanyak peraturan kelas.
Kemarin gak cuma peraturan kelas kan banyak ya. Nilai keyakinan kelas itu gak bisa, jangan-jangan banyak. Kenapa?
Karena tujuannya keyakinan kelas itu untuk dihayati selama-lamanya dan mudah untuk dikepal. Nah disini ada perbentukan keyakinan kelas. Keyakinan kelas itu simpan yang besar. Berupa pernyataan universal, yang umum Kemudian buat balas pernyataan positif Jangan sampai pernyataan negatif, pernyataan negatif seperti apa?
Misalnya, dilarang membuang sampah sementara, itu pernyataan negatif Kalau positifnya dimana? Jagalah kesehatan, itu positif Jangan ada kata dilarang, terjalan, tidak boleh. Itu pernyataan negatif.
Usahakan atau hendak kata-kata negatif. Supaya terbentuk di dalam pikiran anak sesuatu yang kita nilai positif. Terima kasih.
Sedikit saja agar mudah diingat Sesuai dengan kondisi kelas dan sekolah Sehingga mudah diterapkan Dan semuanya setelah kelas Dibuatkan saat membuat keyakinan kelas Jadi semuanya harus dikit Semuanya harus membuat Tujuannya adalah adanya kesepakatan Antara guru dan siswa Pada saat ada anak yang mengalanggar Kesepakatan kelas Maka kita bisa tanyakan Kamu melakukan sesuatu yang berbahasa merata Jadi mereka harus tahu ya keyakinan kelasnya masing-masing Oke siap untuk dilaksanakan Bapak Ibu? Siap Siap ya Berikutnya Nah ini yang paling terakhir Segitiga restitusi Nah kaitannya sama restitusi lagi Segitiga restitusi adalah suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru Agar dapat menghasilkan menurut yang berdiri dan berutang menjauh Jadi kembali lagi pada saat anak melakukan masalah hal, maka sebagai guru kita berusaha mencari solusinya dengan anak-anak tapi dengan cara berdialog, berdiskusi, berbicara, dari hati ke hati. Ya, betul. Nah, sikap tiga residus ini ada tiga tahapan. Yang pertama, menstabilkan identitas.
Yang kedua, melalui nasi tindakan yang salah. Dan terakhir adalah menanyakan keadilan. Jadi keadilan kelas yang kita buat bersama-sama siswa, itu nanti kita tanyakan, kalau memalukan berarti tidak sesuai dengan keadilan kelas yang mana. Jadi kita harus menanyakan keyakinannya, keyakinan kelasnya. Nah, masing-masing tahapan memiliki ciri khusus untuk yang menstabilkan identitas berdasarkan prinsip bahwa membuat kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran.
Jadi untuk menstabilkan identitas ini, kita harus memberitahuan bahwa kesalahan itu hal yang wajar, hal yang harus diambil dengan kata-kata yang seperti ini, yang sebelah kanan. Ini contoh kata-kata yang bisa kita ucapkan untuk menstabilkan identitas. Jadi, kesalahan itu adalah proses dari pembelajaran juga.
Misalnya, membuat salah itu wajar. Itu belum ngomong kayak gitu loh, enggak? Kemudian, tidak ada manusia yang sempurna. Ibu, ibu juga pernah melakukan itu? Atau bapak juga pernah melakukan itu?
Bapak tidak, ibu atau bapak tidak mau cari siapa yang salah Tapi ibu atau bapak ingin mencari solusi dari masalah ini Atau kamu berhak merasa begitu Itu adalah beberapa kata-kata yang bisa di ucapkan Pada saat kita mau menstabilkan identitas anak Jadi jangan menganggap anak itu benar-benar salah Jadi anak itu harus dipakai dulu Jadi bangun dulu mentalnya Tidak terlalu drop Berikutnya adalah validasi tindakan yang salah. Berdasarkan prinsip, setiap berdaku berupaya mengalami suatu kebutuhan tertentu. Jadi ada perubahan soal itu pasti dong ada alasannya ya. Kita cari tahu dulu dengan perkataan-perkataan seperti ini. Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan sesuatu itu.
Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya Kamu patut bangga karena telah menemui sesuatu yang penting bagimu Atau kamu melakukannya karena mempertahankan sesuatu yang penting bagimu Nah itu kata-katanya Dan satu lagi adalah Menanyakan keyakinan Berdasarkan kripsik Teori kontrol bahwa pada dasarnya kita termotivasi secara kripsik Dibalik lagi ke motivasi di dalam dirinya Motivasi Apa yang menarik dari kelas kita? Nah ini, taruhkan lagi ya, nilainya apa? Nilainya apa yang harus kita sepatuti bersama? Seperti apa benar-benar sebuah kelas yang ideal menurut kamu? Atau, kamu ingin menjadi orang seperti apa?
Nah, itu adalah contoh kata-kata yang dikucapkan oleh guru untuk menanyakan keyakinan. Boleh kita main dulu? Kita resursi-resursi yang lain ya, ini ada sedikit contoh, ada sedikit contoh.
Contoh dulu, saya dari siswa, saya percobaan saja dulu, ya. Dari ibu, dari ibu, ada yang keluar ke rumah, katanya kamu harus mencari karya, karya yang kita. Ya, ibu, aku harus mencari karya.
Kenapa pesan? Ya, ibu, aku harus mencari karya, karya yang kita. Jika ibu ada di posisi kamu, ibu juga pasti akan berbuat hal yang sama.
Lalu, apa yang akan dilakukan terhadap tiga? Saya menurutkan, jangan. Pasti kamu berbuat seperti itu adalah sendiri. Ya, wajarlah kalau kamu merasa marah.
Sekarang coba kita pikirkan, menurut kamu, kegiatan tersebut apa yang sejujurnya? Menurut kamu, saya mengatakan kalau menurut kamu itu penting, jadi kegiatan apa yang harus kamu lakukan pada saat kamu sedang mencari? Kamu bersedia untuk mencoba ini?
Apa yang akan kamu laksanakan? Perjalanan yang menarik, saya rasa. Ya, tepat sekali kita akan meminat.
Baik, kita tadi adalah yang sama-sama... Sayaah satu contoh penampakan segitiga restitusi ya, yang saya lakukan bersama dengan Wina. Baik Bapak-Ibu, sampai lagi tadi penutup kejahatan kita pada siang hari ini.
Terima kasih Bapak-Ibu telah menyaksikan kejahatan ini. Dalam penampakan program istimewa positif, hendaknya guru profesional dan sosial yang baik, dimana guru... Mereka mampu merefleksi dirinya dalam posisi kontrol saat ini Bagaimana perjalanannya sebagai ahok atau manager Yang menutup murid-muridnya menjadi insan yang berdiri, merdeka, dan bertanggung jawab sesuai dengan standar nasional pendidikan Terima kasih saya ucapkan sekali lagi dan kita akhir dengan bersama-sama membaca Al-Nafas Handala Alhamdulillah dan bernafas.
Sekali lagi terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ini kita akan membuat yang namanya keyakinan. Ada yang pernah mendengar sebelumnya?
Oke, ibu jelaskan dulu ya. Itu keyakinan kelas. Keyakinan kelas itu mirip-mirip seperti peraturan kelas. Pernah mendengar kan kalau peraturan ya? Di sekolah kan ada ya?
Peraturan, tata tertib. Nah, di kelas juga kita harus buat. Tapi peraturannya dalam bentuk keyakinan. Kenapa dalam bentuk keyakinan? Karena dengan adanya keyakinan, nanti kalian meyakini dalam diri, kemudian kalian akan berusaha untuk bertanggung jawab nilai-nilai yang kalian keyakini.
Seperti apa contohnya? Misalnya, kita akan buat keyakinan kelas dalam bentuk kesepakat. Paham kesepakat? Misalnya nih, teman dan juga antar guru dengan wali kelas dan juga guru-guru yang lain.
Kita sepakat. Sepakat apa? Bahwa satu sama lain misalnya harus saling, saling apa antar teman? Harus saling menghargai misalnya.
Nah itu salah satu kesepakatan antara teman, antara guru itu harus saling menghargai. Itu salah satu contoh, saling menghargai. Atau saling menghormati antar teman, itu juga salah satu contoh. Contoh lain, apa lagi keyakinan kelas?
Misalnya antar kelas, antar siswa, tidak boleh. berbuat curang misalnya kalau lagi belajar, kalau lagi ulangan berarti tidak boleh apa itu? tidak boleh mencontek misalnya, tetapi kalau untuk keyakinan kelas, gunakan pernyataan atau kalimat positif jangan ada kata-kata dilarang, tidak boleh jangan, tidak itu usahakan tidak ditulis Tapi gunakan kata-kata positif, jangan yang negatif ya.
Gunakan yang positif saja. Misalnya kalau kita ingin sepakat, jangan mencontek, berarti kalimatnya apa kata-katanya? Jujur misalnya, kan orang yang mencontek berarti tidak jujur ya Nah jadi kalimatnya cari yang bernilai positif Atau misalnya, gimana caranya supaya lingkungan kita tetap bersih Makanya harus kita lakukan, kita sepakat bahwa harus menjaga Ya kebersihan, tulis menjaga kebersihan kelas Jangan dilarang membuang sampah, sebenarnya boleh aja kan Bagus juga, tapi jangan kata dilarang Dilarang itu pakai kalimat negatif Sudah paham?
Sekarang kita akan membuat keyakinan kelas, setuju? Oke, kalau setuju, ibu akan bagikan masing-masing siswa satu lembar kertas seperti ini. Nanti kalian tuliskan satu saja, masing-masing siswa satu saja.
Kesepakatannya harus apa? Atau apa yang kalian inginkan di kelas ini? Harus seperti apa? Apakah harus kita saling menghargai, saling menghormati? Atau tadi yang menjaga kebersihan harus misalnya kreatif, harus apa terserah kalian.
Kalau sudah selesai nanti kalian tempelkan di depan. Nah ibu sudah buatkan untuk papan keyakinan kelasnya. Jadi tempelkan masing-masing siswa. Setelah itu nanti ibu pilih ya kalau misalnya ada kalimat yang sama nanti cukup satu saja diambilnya. Sampai diperoleh.
Keyakinan kelas kita, khusus keyakinan kelas 8. Ada yang mau ditanyakan sampai sini sudah paham? Paham, oke terima kasih. Kalau begitu sekarang ibu akan bagikan satu persatu.
Terima kasih. Terima kasih Jadi kita sudah mendapatkan berapa keyakinan kelas? Cukup. Ada?
Betul. Keyakinan itu harus kita benar-benar lakukan sesuai dengan keyakinan kelas kita, sesuai dengan kesepakatan kelas kita. Nah, sebagai tanda bahwa kalian sepakat tentang 8 keyakinan kelas kita ini, ibu minta tanda tangan.
Jadi ada penanda tanganan keyakinan kelas di meja depan. Masing-masing harus menanda tangan ini sebagai tanda bahwa kalian sudah setuju. Amin.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Nama saya Sulis dari kelas 8E Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Nama saya Dini Apriyani dari kelas 8E Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Perkenalkan nama saya Siti Saudah dari kelas 8E Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Perkenalkan nama saya Muhammad Sunandan dari kelas 8E Senang sekali Sangat bersemangat Senang sekali Sangat senang karena seru sekali Sangat penting Karena dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab Dapat membuat kita lebih disiplin Karena dapat membuat kita lebih menghargai orang lain Agar membuat kita lebih baik lagi Terima kasih.